Anda di halaman 1dari 19

Maryati, S.

Kep,Ns
1. Usus halus
- Panjang usus halus ±6 mtr dgn diameter
2,5 cm,
- usus merupakan lumen muskular yang
dilapisi membran mukosa
- terletak antara lambung dan usus besar
- ototnya berbentuk sirkuler &
lungitudional
- sebagian besar tempat proses absorbsi
- terdiri dari tiga bagian :
 Dupdenum
- saluran berbentuk C
- Panjang ± 25 cm terletak pada bagian belakang
abdomen dan mengitari pangkreas.
- terdiri dari 4 bagian
 Jejenum dan ileum
- panjang keduanya bervariasi antara 300-900 cm
- terletak dalam rongga peritoneum

Usus halus diperdarahi oleh percabangan arteri


mesentrika superior
- fungsi usus halus :
* mensekresi cairan usus
* menerima getah empeduh dan
pankreas
* absorbsi air, garam dan mineral
* kontraksi segmen pendek dan
peristaltik rush
- Terdapat katup ileocesekal.
2. Usus Besar
- panjang ±1,5 m dan diameter 5-6 cm
- menerima makanan yg berbentuk kimus
dari lambung untuk proses absorbsi air,
nutrien dan elektrolit.
- mensekresi mukus, kalium, dan enzim
- terdiri dari sekum, apendiks, colon, rektum
dan anus
- setiap hari saluran anus menyerap sekitar
800- 1000 ml
- fungsi usus besar :
* tempat absorpsi air dan nutrien
* sebagai proteksi
* menghantarkan sisa makanan sampai
keanus
- haustral shuffling : gerakan mencampur
kimus u/ membantu absorpsi air
- kontraksi haustral : gerakan mendorong
makanan/air pada daerah kolon
- peristaltik : gerakan menuju keanus.
- Kolon sigmoid mengandung faeses yg sudah
siap dibuang dan diteruskan ke dlm rektum
- Panjang rektum sesuai dgn usia
- dalam rektum terdapat tiga lapisan jaringan
transversal -- menahan faeses untuk
sementara
- sfingter luar anus merupakan otot bergaris
yang berada dibawah penguasaan
parasimpatis.
 Defekasi adalah proses pengosongan usus
 Terdapat dua pusat yg mengusai defekasi ;
medula, sum-sum tulang belakang
 Faeses terdiri atas sisa-sisa makanan,
mikroorganisme, sekresi kelenjar usus,
pigmen empedu
 Sewaktu makanan masuk ke lambung terjadi
gerakan massa di kolon ---------- > refleks
gastrokolon ini akan terlihat setelah sarapan.
 Refleks defekasi intrinsik
 Refleks defekasi parasimpatis
Didahului dgn transport faeses
ke dlm rektum

Rektumr yg penuh mengekibatkan


ketegangan/distensi rektum

Rangsangan refleks defekasi pd


fleksus mesentrikus

Otot usus kontraksi, trjd peristaltik di


kolon asendens, sigmoid dan rektum

Faeses terdorong keanus

Sfingter internal melemas, (M.elevator


sfingter eksternal relaksasi scr volunter, dan
tekanan dihslkan otot abdomen
Rangsangan pada saraf
Faeses msk ke rektum rektum

Rangsangan ditransmisikan di sepanjang


saraf parasimpatis aferen mnj pars sakralis
medula spinalis

Pesan eferen di trasmisikan di spnjang saraf


parasimpatis eferent u/ mencapai kerja otot

Menghasilkan kombinasi refleks & usaha Volunter :


-Trjd relaksasi sfingter anus
-Kontraksi otot kolon
-Kontraksi otot abdomen & diafragma
-Dasar panggul naik, trjd defekasi
- sfinter berkontraksi, mengeluarkan faeses.
 Refleks defekasi Volunter
Kontraksi otot Tekanan intraabdomen
abdomen & mngkt
diafragma

Otot elevator anus


kontraksi

Menggerakkan faeses melalui


saluran anus

Dipermudah dengan :
-Fleksi otot femur
-Posisi saat defekasi sprt Terjadi defekasi
jongkok
 Produk defekasi
- Faeses

* 75 % air, 25 % materi padat


* warnanya coklat ---- > sterkobilin
* baunya khas
* mengandung gas 7- 101 dlm 24 jam
* konsistensi lembek & berbentuk
 Usia
 Diet
 Asupan Cairan
 Tonus otot
 Faktor psikologis
 Pengobatan
 Kerusakan sensorik & motorik
 Penyakit
 Gaya hidup
 Posisi saat defekasi
 Nyeri
 Kehamilan
 Pembedahan & anastesi
 Pemeriksaan diagnostik
 Konstipasi
 Impaksi faeses
 Diare
 Inkontinensia alvi
 Flatulensi
 hemoroid
 Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
a. Pola defekasi : frekuensi, apakah ada
perubahan frekuensi, apa penyebabnya
b. perilaku defekasi : apakah
menggunakan laksativ, kebiasaan saat
defekasi.
c. deskripsi faeses : warna, tekstur
d. diet : makanan yg biasa klien mkn,
teratur atau tdk, apakah ada makanan
pantangan, makanan apa yg
mempengaruhi perubahan defekasi
e. cairan : jml dan jenis
f. aktivitas : olahraga,
g. penggunaan medikasi
h. stress
i. Riwayat pembedahan & penyakit
menetap
 Pemeriksaan fisik
- abdomen :
a. inspeksi : bentuk, simetris, ada
distensi
b. auskultasi : peristaltik, bising usus,
frekuensi, intensitas
c. perkusi : massa, cairan air
d. palpasi : konsistensi, nyeri.
- Rektum dan anus
a. inspeksi : amati daerah perianal,
tanda” radang, lesi, hemoroid,
fistula,luka
b. palpasi : dinding rektum, nyeri tekan
- Faeses :
konsistensi, warna, bentuk dan jumlah.
Tn H datang ke RS Majene dengan keluhan BAB
lebih dari 7 X sehari dengan konsistensi encer,
klien mengatakan nyeri melilit pada abdomen
disertai muntah sebanyak 6 kali, klien
mengatakan keluhan ini di rasakan setelah
makan indomie, klien tampak berkeringat, KU
sedang, klien terbaring di tempat tidur, bibir
kering, terpasang infus RL : 30 tts/mnt, mata
tampak cekung, turgor kulit tidak elastis, akral
dingin, klien mengatakan malas minum,
pemeriksaan LAB : LED : 205 mg/dl, TTV :
TD;110/90 mmHg, N: 80 x/mnt, S ; 38 0 C, P ; 24
x/m, pengobatan : Cotrimoksasole 2x/ hari,
Peristaltik usus 18 x/mnt
NY K datang ke RS majene dgn keluhan Susah BAB,
Klien mengatakan sudah 6 hari tdk BAB, klien
mengatakan nyeri pada anus dirasakan ketika
mau BAB, tampak luka pada daerah anus dan
terdapat hemorid, faeses teraba sekitar rektum,
perut distensi, Lingkar perut 90 Cm, klien
mengatakan perut terasa penuh, peristaltik usus
5x/mnt, bising usus tdk terdengar, klien
mengatakan malas makan buah & sayur, ekspresi
wajah cemas, klien sering menanyakan
keadaannya, klien mengatakan baru kali ini
masuk rumah sakit, KU sedang, TTV : TD :
120/80 mmHg, X, N : 80 X/mnt, P : 20 X/mnt,
klien terbaring di tempat tidur, semua aktivitas klien
dibnantu oleh keluarga.

Anda mungkin juga menyukai