Anda di halaman 1dari 24

Kalor dan Hukum

Termodinamika 1

FI-1101: Termodinamika, Hal 1


Konsep Kalor
 Kalor didefinisikan sebagai bentuk energi yang berpindah pada
kontak termal antara dua sistem yang berlainan temperatur, dari
sistem yang bertemperatur tinggi ke sistem yang bertemperatur lebih
rendah hingga dicapai kesetimbangan termal (temperatur kedua
sistem sama).
 Kalor dilambangkan Q dan memiliki satuan Joule (SI).
Perjanjian tanda untuk Q:
Kalor masuk ke sistem dinyatakan positif (Q > 0)
Kalor keluar dari sistem dinyatakan negatif (Q < 0)

FI-1101: Termodinamika, Hal 2


 Kalor, seperti halnya kerja merupakan fungsi lintasan sehingga
secara matematik dinyatakan sebagai deferensial tak eksak. Artinya
jumlah kalor yang diperlukan ketika sistem menjalani perubahan
(proses) dari keadaan 1 ke keadaan 2 bergantung pada lintasan
yang dilalui sistem selama perubahan keadaan tersebut, jadi tidak
menggambarkan perubahan infinit suatu fungsi Q (sebagai fungsi
koordinat). Karena kalor deferensial tak eksak maka ditulis δQ dan
diartikan sebagai kalor dalam jumlah infinit (kecil). Jumlah kalor ini
dihitung dengan integrasi
∫δQ = Q
Laju kalor yang dipindahkan ke sistem dilambangkan
Q; Q = δ Q / dt
 Kalor tiap satuan masa sistem atau kalor spesifik
q = Q/m(dalam J/kg).

FI-1101: Termodinamika, Hal 3


Perpindahan Kalor Secara Kuasistatis

 Agar pertukaran kalor dapat berlangsung secara


kuasistatis diperlukan pengertian tentang tandon kalor
(reservoar kalor).
Reservoar kalor didefinisikan sebagai sistem yang
sedemikian (besarnya) sehingga temperaturnya
maupun koordinat lainnya tidak berubah meskipun
sistem menerima atau melepaskan sejumlah kalor.
Contoh: samudra, atmosfer, lingkungan dan benda-
benda lain yang berukuran besar dibanding ukuran
sistem.

FI-1101: Termodinamika, Hal 4


Kesetimbangan Termal & Hukum
Termodinamika ke-0
 Jika dua buah benda dengan suhu yang berbeda
diletakkan sedemikian rupa sehingga terjadi kontak, maka
lama-kelamaan kedua benda akan mempunyai suhu yang
sama. Kemudian dikatakan bahwa kedua benda
mengalami kesetimbangan termal.

 Hukum termodinamika ke-0; Jika dua buah sistem berada


dalam keadaan kesetimbangan termal dengan sistem ke-3,
maka kedua sistem itu berada dalam kesetimbangan
termal satu sama lain.
Misalkan ada 3 buah sistem A, B, dan C. Jika TA = TC dan
TB = TC, maka TA = TB.

FI-1101: Termodinamika, Hal 5


Hukum I Termodinamika

Energi dalam sistem bersifat konservatif, perubahan energi


dalam hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan
akhir.
 U = Uf – Ui

 dU = Cv dT
Kalor adalah energi yang mengalir atau berpindah karena
perbedaan temperatur. Kalor masuk/keluar ini
menyebabkan perubahan keadaan sistem (P,V, T, U, dsb.)
dQ = C dT
Usaha W merupakan mekanisme transfer energi antara
sistem & lingkungannya.
f f f dx
W   dW   PAdx   PdV  PV  PV f  Vi  mg
i i i
F=PA
FI-1101: Termodinamika, Hal 6
Hukum I Termodinamika…
 Hukum I Termodinamika

 Energi dalam suatu sistem berubah dari nilai awal Ui to a


ke suatu nilai akhir Uf karena panas Q dan kerja W:

U = Uf - Ui = Q - W

 Q positif ketika sistem menerima panas dan negatif jika


kehilangan panas. W positif jika kerja dilakukan oleh sistem
dan negatif jika kerja dilakukan pada sistem

FI-1101: Termodinamika, Hal 7


Hukum Pertama Termodinamika

 Panas neto yang ditambahkan pada


suatu sistem sama dengan
perubahan energi internal sistem
ditambah usaha yang dilakukan oleh
sistem.
Q = ΔU + W
Q = +  panas masuk ke sistem
-  panas keluar dari sistem
U = energi internal sistem
W = +  usaha dilakukan oleh sistem
-  usaha dilakukan pada sistem

FI-1101: Termodinamika, Hal 8


contoh
 Sebuah pemanas air menggunakan listrik sebagai
sumbernya digunakan untuk memanaskan 3 kg air pada
80oC. Usaha yang diberikan filamen pemanas 25 kJ
sementara panas yang terbuang karena konduksi
sebesar 15 kkal. Berapa perubahan energi internal sistem
dan temperatur akhir ?
Panas terbuang 15 kkal = 62,7 kJ
Q = ΔU + W
-62,7 kJ = ΔU -25 kJ  ΔU = -37,7 kJ

 37,7kJ
T  o
 3, 01o
C
4,18kJ / kg Cx3kg

T’ = 76,9oC

FI-1101: Termodinamika, Hal 9


Hukum I Termodinamika…(Beberapa contoh penerapan)

 Proses Isobarik (Tekanan Tetap) untuk sistem gas ideal


f
Pi Pf
W   PdV  P V f  Vi  P 
i Ti T f
Tf

Q   C p dT
Ti a b
Tf

U   C p dT  P V f  Vi  Vo V1
Ti
V

 Proses Isokhorik (Volume Tetap) untuk sistem gas ideal


f
P
W   PdV  0 b Ti T f
i P1 
Tf Vi V f
U  Q  C V dT Po a
Ti V

FI-1101: Termodinamika, Hal 10


Hukum I Termodinamika…(Beberapa contoh penerapan..)

 Proses Isotermal (Temperatur Tetap) untuk sistem gas


ideal
P
Tf
b
U   CV dT  0  Q  W
Ti
a
V
Selanjutnya dari persamaan gas ideal

nRT C 0
PV  nRT  kons tan  P  
V V
f f
nRT Vf  V 
Q  W   PdV   dV  nRT ln   NkT ln f 
i i
V  Vi   Vi 

FI-1101: Termodinamika, Hal 11


Hukum I Termodinamika…(Beberapa contoh penerapan..)

 Proses Adiabatik (tidak ada pertukaran kalor) untuk gas


ideal.
P
Q  0  U  W b


Selanjutnya dari persamaan gas ideal  a


V
dU  CV dT
nRT nRT
dW  PdV  dV  dV  CV dT
V V
dV C dT C
 V  ln V   V ln T  kons tan
V nR T nR

FI-1101: Termodinamika, Hal 12


Proses Adiabatik (sambungan …)

 Mengingat
C p  CV  nR
CV  1 
CV    1  nR    
nR     1 
 1 
ln V    ln T  kons tan
    1 
ln TV  1  C  kons tan

 Dengan demikian
PV  1
V  C  kons tan  PV   C1  kons tan
nR
FI-1101: Termodinamika, Hal 13
Energi Internal

 Jumlah energi yang dimiliki partikel-partikel sistem. Apabila


Ei adalah energi yang dimiliki partikel sistem, maka energi-
internal seluruh sistem ad

U = Ʃi

N = jumlah partikel dalam sistem

 Energi-internal merupakan fungsi keadaan, jadi dapat


dipandang sebagai fungsi 2 variabel (koordinat) sistem
yang mana saja.

FI-1101: Termodinamika, Hal 14


FI-1101: Termodinamika, Hal 15
Perumusan Hukum I secara Umum

 Pada dasarnya perubahan energi-internal sistem dapat


diukur/dihitung menggunakan persamaan
Wad = - ʃ P dV = + (Uf – Ui)

yakni dengan meengukur kerja yang dilakukan secara


adiabatik. Akan tetapi secara praktek tidaklah demikian
caranya. dU diukur pada proses non-adiabatik. Sistem
diberi kesempatan berinteraksi termal dengan lingkungan.

FI-1101: Termodinamika, Hal 16


 Dengan demikian jelas bahwa untuk memperoleh ΔU
yang sama, diperlukan jumlah kerja yang berbeda artinya
Wnon-ad ≠ Wad
Maka Δ U non ad - W ≠ 0
Ruas kanan pada persamaan ini tidak lain adalah kalor
yang terlibat pada proses non-adiabatik tersebut, dan
diperoleh perumusan umum hukum I termodinamika
Δ U - W non ad = Q

FI-1101: Termodinamika, Hal 17


Hal penting yang perlu diperhatikan

 Perjanjian tanda untuk Q sama dengan perjanjian tanda


untuk W :
Apabila sistem diberi/menyerap kalor, sebagian energi ini
dapat digunakan untuk menaikkan energi-internal sistem
(ΔU positif) dan sisanya untuk melakukan kerja luar (W
negatif)
 Perumusan umum hukum I Termodinamika ini menyatakan
suatu pernyataan kekalnya energi-internal dalam proses
termodinamika. Karena merupakan hukum kekekalan
energi, maka berlaku untuk proses apa saja: proses
kuasistatis maupun non-kuasistatis, isotermal, isobarik dan
sebagainya.

FI-1101: Termodinamika, Hal 18


FI-1101: Termodinamika, Hal 19
Perbedaan antara Kalor dan Kerja

 Kalor dan Kerja merupakan fenomena bersifat sementara


(transien). Sistem tidak pernah memiliki kalor dan kerja,
tetapi salah satu atau keduanya melewati batas sistem
ketika sistem menjalani perubahan keadaan.
 Kalor dan kerja merupakan fenomena pada batas sistem.
Keduanya teramati hanya pada batas sistem, dan
menunjukan energi yang melewati batas sistem.
 Kalor dan Kerja merupakan fungsi lintasan dan deferensial
tak eksak.

FI-1101: Termodinamika, Hal 20


Kapasitas Kalor dan Kalor jenis (spesifik)

FI-1101: Termodinamika, Hal 21


FI-1101: Termodinamika, Hal 22
Hubungan antara kedua kapasitas kalor
diungkapkan

FI-1101: Termodinamika, Hal 23


FI-1101: Termodinamika, Hal 24

Anda mungkin juga menyukai