Anda di halaman 1dari 12

Nama kelompok

• Annisa Destiani Nuramadhan


• Intan Mustika Aprianti
• Mila handayani
• Riska Ayu Nuroktaviana
• Rizka Dwi Lestari
• Siti Rachman
• Tegar Muhamad Rifki
• Terysa Aprilda Sarosa
• Witda Inda Nissa
Mal praktek
• Malpraktek mempakan istilah yang sangat umum sifatnya dan tidak selalu berkonotasi
yuridis.Secara harfiah “mal” mempunyai arti salah sedangkan “praktek” mempunyai arti
pelaksanaan atau tindakan, sehingga malpraktek berarti pelaksanaan atau tindakan yang
salah.
• Ellis dan Hartley (1998) mengungkapkan bahwa malpraktik merupakan batasan yang
spesifik dari kelalaian (negligence) yang ditujukan pada seseorang yang telah terlatih atau
berpendidikan yang menunjukkan kinerjanya sesuai bidang tugas/pekerjaannya.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan malpraktik adalah :


1. Melakukan suatu hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh seorang tenaga
kesehatan;
2. Tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan atau melalaikan kewajibannya.
(negligence);
3. Melanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Malpraktek Dalam Keperawatan
Banyak kemungkinan yang dapat memicu perawat melakukan malpraktik.
a. Duty (Kewajiban)

b. Breach of the duty (Tidak melakukan kewajiban)

c. Proximate caused (sebab-akibat)

d. Injury (cedera)
Bidang Pekerjaan Perawat Yang Berisiko Melakukan Kesalahan

• Assessment errors, termasuk kegagalan mengumpulkan data atau informasi tentang pasien secara adekuat
atau kegagalan mengidentifikasi informasi yang diperlukan.
• Planning errors, termasuk hal-hal berikut :
1. Kegagalan mencatat masalah pasien dan kelalaian menuliskannya dalam rencana keperawatan.
2. Kegagalan mengkomunikaskan secara efektif rencana keperawatan yang telah dibuat.
3. Kegagalan mengkomunikaskan secara efektif rencana keperawatan yang telah dibuat.
4. Kegagalan memberikan instruksi yang dapat dimengerti oleh pasien. Untuk mencegah kesalahan
tersebut, jangan hanva menggunakan perkiraan dalam membuat rencana keperawatan tanpa
mempertimbangkannya dengan baik.
• Intervention errors, termasuk kegagalan menginteipretasikan dan melaksanakan tindakan kolaborasi,
kegagalan melakukan asuhan keperawatan secara hati-hati, kegagalan mengikuti/mencatat order/pesan dari
dokter atau dari penyelia.
Malpraktek Secara Hukum
malpraktek hukum atau yuridical malpractice dibagi dalam 3 kategori
1. Criminal malpractice
 Criminal malpractice yang bersifat sengaja (intensional) misalnya melakukan euthanasia
 Criminal malpractice yang bersifat ceroboh (recklessness) misalnya melakukan tindakan
medis tanpa persetujuan pasien informed consent.
 Criminal malpractice yang bersifat negligence (lalai) misalnya kurang hati-hati
mengakibatkan luka, cacat atau meninggalnya pasien, ketinggalan klem dalam perut pasien
saat melakukan operasi.
2. Civil malpractice
Seorang tenaga kesehatan akan disebut melakukan civil malpractice apabila tidak melaksanakan
kewajiban atau tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakati (ingkar janji).
Tindakan tenaga kesehatan yang dapat dikategorikan civil malpractice antara lain:
1. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat melakukannya.
2. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak sempurna.
3. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan.

4. Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan.


3. Administrative malpractice
Tenaga perawatan dikatakan telah melakukan administrative malpractice
manakala tenaga perawatan tersebut telah melanggar hukum administrasi.
Perlu diketahui bahwa dalam melakukan police power, pemerintah
mempunyai kewenangan menerbitkan berbagai ketentuan di bidang
kesehatan, misalnya tentang persyaratan bagi tenaga perawatan untuk
menjalankan profesinya (Surat Ijin Kerja, Surat Ijin Praktek), batas
kewenangan serta kewajiban tenaga perawatan.
Upaya Yang Dapat Dilakukan Untuk Mencegah Terjadinya Malpraktik Medik Oleh Perawat
Vestal, (Prihardjo Robert. 1995:65)10 memberikan pedoman guna mencegah terjadinya malpraktik. Pedoman-
pedoman itu adalah sebagai berikut ;

a. Memberikan kasih sayang


b. Menggunakan pengetahuan keperawatan untuk menetapkan diagnosa keperawatan
c. Utamakan kepentingan-kepentingan pasien.
d. Tanyakan saran/pesan yang diberikan oleh dokter jika perintah tidak jelas,
E. Tingkatan pengetahuan perawat secara terus-menerus
F. Jangan melakukan tindakan yang belum dikuasai oleh perawat.
G. Laksanakan asuhan keperawatan berdasarkan model proses keperawatan.
H. Mencatat rencana keperawatan dan respons pasien selama dalam asuhan keperawatan.
I. Lakukan konsultasi dengan anggota tim lainnya,
J. Pelimpahan tugas secara bijaksana dan mengetahui lingkup tugas masing-masing.
KASUS
Tn P usia 25 tahun masuk RS dengan keluhan lemas,pusing, mual, muntah danBABmencret
selama 2 hari. Tn. P di diagnosa medis GEA dengan dehidrasi sedang dan mendapat terapi cairan
RL 2500 ml/hari. Selama dirawat pasien sering ke kamar mandi.Ketika ke kamar mandi itu
keluarganya sedang tidak ada diruangannya. Setelah 1 hari perawatan Tn. P mengeluh nyeri pada
daerah tusukan infus dan terlihat pada selang infus terdapat bekuan darah dan kasa penutup
tampak kotor,basah dan terdapat darah yang kering. Perawat S datang dan menghampiri Tn. P
untuk memperbaiki selang infus yang terdapat darah dengan cara memutar selang infus dan
memasukan bekuan darah. Selain itu perawat S tidak mengganti kasa infus dan hanya
mengompres tempat infusan dengan alkohol 70%. Setelah 3 hari tangan pasien yang terdapat
infus menjadi bengkak dan mengeluarkan nanah pada tusukan infus. Setelah dilakukan
pemeriksaan Tn. Pdi diagnosa infeksi daerah insersi infus dan harus dilakukan tindakan
insisi untuk mengeluarkan nanah.
PEMBAHASAN KASUS
• 1. Apa yang seharusnya dilakukan oleh keluarga dan perawat dalam kasus tersebut ?
• Perawat S : Seharusnya memberitahu Tn.P serta keluarga jika ingin ke kamar mandi cairan
infusnya dimatikan terlebih dahulu lalu ketika sudah kembali panggil perawat untuk diatur lagi
tetesan infusnya melalui keluarganya. Tidak membenarkan selang infus yang macet dengan cara
memutar selang infus,
• Keluarga : Seharusnya keluarga itu selalu ada ketika pasien itu ke kamar mandi dan membantu
Tn.P untuk ke kamar mandi agar selang infusnya tidak macet atau terdaoat bekuan darah.
• 2. Apa peran masing-masing profesi (perawat, dokter) jika dikaitkan dengan kasus di atas ?
• Peran Perawat :Memberikan asuahan keperawatan secara optimal serta tidak melakukan
tindakan yang di luar standar operasional prosedur serta harus juga memperhatikan kebersihan
kasa infus ketika melakukan perawatan .
LANJUTAN
• 3. Apa solusi yang akan dilakukan dan siapa yang berhak memutuskannya ?
• Dengan mengikuti saran tersebut yaitu melakukan tindakan insisi tersebut untuk mengeluarkan
nanah itu akibat dari kelalaian perawat S.Yang memutuskannya itu Tn.P dan keluarga Tn.P
• 4. Mengkaji masalah dilihat dari kebenaran hukum
• Dalam UU Keperawatan tahun 2014 Pasal 30 ayat 1 poin a “melakukan pengkajian secaraholistik”,
poin b “menetapkan diagnosa keperawatan”, poin c “merencanakan tindakankeperawatan” yang
menjelakan tentang tanggung jawab perawat terhadap klien (individu,keluarga dan masyarakat).
Perawat S tersebut tidak melaksanakan tanggung jawabnyaterhadap klien dengan tidak
membuat rencana keperawatan perawatan pasien denganterpasang infus. Selain itu Perawat S
telah melakukan kelalaian yang mengakibatkankerugian beruapa infeksi daerah infus terhadap klien.
Selain itu Perawat S melanggar UUKeperawatan tahun 2014 pasal 38 tentang hak dan kewajiban
klien poin c “Klienmendapatkan pelayanan keperawatan sesuai dengan kode etik, standar
pelayanankeperawatan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku’.Selain pasal tersebut diatas, perawat tersebut juga telah melanggar Pasal
54ayat (1) ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai