Anda di halaman 1dari 26

DEMAM THYPOID

ILMU PENYAKIT DALAM RSUD


KARDINAH
DEFINISI
.
Dengan gejala
Infeksi akut demam > 7
Disebabkan hari, gangguan
saluran
bakteri pencernaan,
pencernaan
Salmonella dengan atau
 usus tanpa
thypi
halus penurunan
kesadaran
EPIDEMIOLOGI

 Negara berkembang  penyakit endemis, 95%


merupakan kasus rawat jalan
 Di Indonesia  insidens di daerah pedesaan
358/100.000 penduduk/tahun dan di daerah
perkotaan 760/100.000 penduduk.
 Usia penderita di Indonesia antara 3-19 tahun
pada 91% kasus.
ETIOLOGI
S. typhi, S. paratyphi A, S.
paratyphi B
(S.Schotmuelleri) dan S.
paratyphi C
(S.Hirschfeldii).

Bakteri Gram-negatif,
mempunyai flagela, tidak
berkapsul, tidak membentuk
spora. fakultatif anaerob.

Antigen somatik (O) :


oligosakarida Flagelar antigen
(H) : protein dan envelope
antigen (K) yang terdiri
polisakarida.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIK
 Masa inkubasi 10-14 hari.
 Minggu pertama
MANIFESTASI KLINIK

• Minggu Kedua
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap

 Anemia ringan
 Leukopenia. Namun dapat
leukositosis ataupun normal
 Trombositopenia
 Differential count: aneosinofilia,
limfopenia
 SGOT dan SGPT dapat me↑
 LED me↑
Uji Widal
2. Uji Serologis

Uji
Uji IgM Dipstick
Typhidot/Tubex

Kultur Darah
1. Uji Widal

 Reaksi aglutinasi antara


antigen kuman S.typhi dengan
antibodi  aglutinin.
 Menentukan aglutinin dalam
serum penderita Aglutinin O
(tubuh kuman), Aglutinin H
(flagel kuman), Aglutini Vi
(simpai kuman). Hanya
Aglutinin O dan H untuk
diagnosis demam tifoid
2. Uji Typhidot/Tubex

 Mendeteksi antibodi
IgM dan IgG yang
terdapat pada protein
membran luar
Salmonella typhi.
 Hasil positif pada uji
typhidot bila 2-3 hari
setelah infeksi
 Sensitivitas dan
spesifisitas lebih tinggi
daripada uji widal.
3. Uji IgM Dipstick
 Mendeteksi antibodi IgM
terhadap S.typhi pada
spesimen serum atau whole
blood
 Menggunakan strip yang
mengandung antigen
lipopolisakarida (LPS)
S.typhoid dan anti IgM
(sebagai kontrol)
 Keuntungan: Mudah dan
cepat dalam 1 hari, namun
hasil akurasi bila dilakukan 1
minggu setelah timbulnya
gejala
4. Pemeriksaan Kultur Darah

 Hasil biakan darah (+) memastikan demam


tifoid, jika (-) tidak menyingkirkan demam tifoid
karena, pasien sudah mendapat antibiotik,
volume darah yang kurang, riwayat vaksinasi,
waktu pengambilan darah setelah minggu
pertama, saat aglutinin semakin me↑
 Merupakan gold standard typhoid fever
 Diagnosispasti demam tifoid dapat
ditegakkan bila ditemukan bakteri S.
typhi dalam biakan dari darah, urine,
feses, sumsum tulang, cairan
duodenum atau dari rose spots
DIAGNOSIS

Klinis:
(1) Demam Penunjang:
(2) gangguan saluran Pemeriksaan darah tepi,
pencernaan serologis, dan bakteriologis
(3) gangguan kesadaran.
DIAGNOSIS BANDING

tuberkulosis, Pada demam


gastroenteritis infeksi jamur tifoid yang
sistemik, berat, sepsis.
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa:

Nutrisi:
TKTP rendah serat
Tirah Baring Diet bubur saring,
bubur kasar dan nasi
biasa

Cairan Kompres Hangat


MEDIKAMENTOSA

Antibiotik

Chloramphe Cotrimoxazole Sefalosporin


dosis 2x2 tab Ampicillin gen.III
nicol (1 tab dan Ceftriaxone
4x500mg per mengandung amoksisilin Dosis 3-4 gram
oral/IV sulfametoksaz
50-150mg dalam dekstros
(sampai ol 400 mg dan 100cc diberikan
80 mg /KgBB
dengan 7 selama ½ jam
trimethoprim) selama 2 perinfus 1x1
hari bebas
diberi selama 2 minggu diberi selama 3-
panas). minggu 5 hari.
KOMPLIKASI

Pada Usus Halus Diluar Usus Halus

• Perdarahan usus • Bronkitis dan


• Perforasi usus bronkopneumonia
• Peritonitis • Hepatitis typhosa
• Typhoid
ensefalopati
• Meningitis
• Miokarditis
• ISK
• Karier kronik
PENCEGAHAN

Hindari minum air


Cuci tangan. yang tidak
dimasak.

Tidak perlu
Pilih makanan
menghindari
yang masih
buah dan
panas.
sayuran mentah.
VAKSINASI
 Vaksin oral : Ty21A
 Vaksin parenteral: ViCPS vaksin kapsul polisakarida
 Indikasi: anak usia sekolah didaerah endemik, personil
militer, petugas rumah sakit, industri
makanan/minuman, wiatawan ke daerah endemic
 Kontraindikasi: imun rendah, wanita hamil, orang
yang mengkonsumsi sulfonamid dan antimikroba
lainnya
 Efek Samping: demam. sakit kepala, hipotensi, nyeri
dada, edema
PROGNOSIS

 Tergantung ketepatan terapi, usia, keadaan


kesehatan sebelumnya, dan ada tidaknya
komplikasi.
 Di negara maju, dengan terapi antibiotik yang
adekuat, angka mortalitas <1%.
 Di negara berkembang, angka mortalitasnya
>10%, biasanya karena keterlambatan diagnosis,
perawatan, dan pengobatan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai