Anda di halaman 1dari 28

PENGANTAR BISNIS

Ayu Umyana, S.E.,M.Sc

Nama Kelompok:

1. Hanna Rahimi B1031161098

2. Rohana B1031161104

3. Citra Andenia B1031161112

4. Susi Selviana B1031161116

5. Mega Bela Dewi P. B1031161129


Kepemimpinan dan
Pengambilan Keputusan

D A Y
Topik Pembahasan

1. Sifat dasar kepemimpinan


2. Pendekatan-pendekatan awal pada kepemimpinan
3. Pendekatan situasional terhadap kepemimpinan
4. Kepemimpinan di mata penganut teori transformasional
dan karismatik
5. Persoalan khusus dalam kepemimpinan
6. Perubahan sifat dasar kepemimpinan
7. Isu yang berkembang dalam kepemimpinan
8. Kepemimpinan, manajemen, dan pengambilan
keputusan
Sifat Dasar
Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) sebagai proses dan perilaku yang digunakan oleh
seseorang, misalnya manajer, untuk memotivasi, menginspirasi, dan
memengaruhi perilaku orang lain.

Kepemimpinan dan Manajemen


salah satu kesalahan terbesar orang-orang adalah anggapan bahwa
kepemimpinan dana manajemen merupakan dia hal yang sama padahal
sebenarnya dua konsep yang berbeda. Seseorang bisa bisa menjadi seorang
mananjer, seorang pemimpin, atau keduanya, atau tidak keduanya. Beberapa
perbedaan mendasar antara keduanya:

Manajemen: Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendaliaan


kepemimpinan: penetapan agenda, penyelarasan, penginspirasian, pengendalian
Manajemen dan kepemimpinan terkadang saling tumpang tindih tetapi masing-
masing adalah serangkaian kegiatan yang berbeda dan berlainan. Jadi seseorang bisa
menjadi manajer (tetapi belum tentu menjadi pemimpin), seorang pemimpin (tetapi
belum tentu seorang manajer), atau menjadi manajer dan pemimpin.

Organisasi memerlukan manajemen dan kepemimpinan jika ingin berjalan secara


efektif. Manajemen yang sejalan dengan kepemimpinan dapat mencapai perubahan
yang rspi dan terencana., kepemimpinan yang sejalan dengan manajemen dapat
menyelaraskan organisasi dengan lingkungan sekitarnya.

Kepemimpinan dan Kekuasaan


Kekuasaan (power) adalah kemampuan untuk memengaruhi perilaku orang lain.
Terdapat lima jenis kekuasaan: sah, penghargaan, paksaan, rujukan, dan keahlian.
Kekuasaan Sah (legitimate power) adalah kekuasaaan yang diberikan atas dasar hirarki
organisasi; kekuasaan yang diberikan oleh organisasi sesuai dengan jabatan yang di pegang
seseorang, contoh: seseorang manajer bisa memberikan tugas kepada bawahan, dan
bawahan yang menolak melakukannya bisa ditegur atau bahkan dipecat. Akibat yang terjadi
ini berasal dari kekuasaan sah yang dimiliki manajer yang disematka oleh organisasi.
Kekuasaan sah bisa juga disebut wewenang.

Kekuasaan Penghargaan (reward power) adalah kekuasaan untuk memberikan atau


menahan imbalan/penghargaan. Imbalan yang dapat dikendalikan seorang manajer antara
lain kenaikan gaji, bonus, rekomendasi promosi, pujian, penagkaun, dan tugas kerja yang
menarik. Selain itu imbalan juga bisa berupa apresiasi informal, seperti piujian, ucapan
terimakasih, dan pengakuan.
Kekuasaan Paksaan ( coercive power) adalah kekuasaan untuk melaksanakan
kepatuhan melalui ancaman psikologid, emosional, atau fisik. Dahulu, aksaan fisik dalam
organisasi relatif lumrah. Namun dalam organisasi sekarang, paksaan hanya
terbataspada teguran lisan, teguran tertulis, pemberhentian disipliner, denda, demosi dan
pemberhentian kerja.

Kekuasaan Rujukan (referent power) adalah kekuasaan yang


didasarkan pada identifikasi, imitasi, loyalitas, atau karisma.
Dibandingkan dengan kekuasaan sah, penghargaan, dan paksaan, yang
relatif bersifat konkret dan didasarkan pada sudut pandang objektif
dalam kehidupan organisasi, kekuasaan rujukan lebih bersifat abstrak.

Kekuasaan Keahlian (expert power) adalah kekuasaan yang


diperoleh dari kepemilikan informasi atau keahlian.
Contoh: seorang manajer yang mengerti bagaimana berinteraksi
dengan pelanggan yang eksentrik tetapi penting, seorang ilmuan yang
mmapu mengusahakan penemuan teknis baru yang diidamkan
berbagai perusahaan lain, dan seorang asisten adminitrasi yang
mengerti bagaiaman memperingkat jalur birokrasi. Semua memiliki
kekuasaan keahlian atas orang lain yang memang membutukan
informasi tersebut.
Pendekatan-pendekatan Awal pada Kepemimpinan

Pendekatan Sifat Terhadap Kepemimpinan


Hal ini berfokus pada pengamatan mengenai sifat-sifat kepemimpinan yang
penting antara lain kecerdasan, dominasi, kepercayaan diri, energi, aktivitas,
dan pengetahuan mengenai pekerjaan yang bersangkutan.

Pendekatan Perilaku terhadap Kepemimpinan


Tujuannya berfokus pada menentukan perilaku apa saja yang
dijalankan oleh pemimpin yang efektif. Perilaku dasar pemimpin
yang di identifikasi selama periode ini antara lain:
1. Perilaku pemimpin berfokus pada tugas: perilaku pemimpin berfokus pada tugas terjadi
ketika seorang pemimpin memfokuskan diri pada bagaimana sebaiknya tugas-tugas
diselesaikan untuk memenuhi sasaran tertentu dan untuk mencapai standar kienerja
terntentu.

2. Perilaku pemimpin berfokus karyawan: perilaku pemimpin berfokus pada


karywan terjadi ketika seorang pemimpin memfokuskan diri pada
kepuasan, motivasi, dan kesejahteraan para karyawan.
Pendekatan Situasional terhadap Kepemimpinan
pendekatan ini mengasumsikan bahwa perilaku pemimpin yang pantas bervariasi antara situasi satu
dengan lainnya.
Pendekatan Universal

Bentuk Perilaku
Hasil dan Konsekuensi
Pemimpin yang
Universal
Disarankan

Pendekatan Situasional
Hasil dan
Beragam Bentuk
Perilaku Pemimpin Konsekuensi yan
Kontijen (Tidak Pasti)

Unsur-unsur Situasi
seeta Karekteristik dari
Pemimpin dan Prngikut
Pendekatan sifat dan perilaku terhadap kepemimpinan bersifat universal; kedua
nya menggambarkan perilaku pemimpin yang akan menghasilkan serangkaian
hasil dan konsekuensi yang universal.
Pendekatan situasional terhadap kepemimpinan berpaya mengidentifikasi
beragam bentuk perilaku pemimpin yang memberikan hasil dan konsekuensi yg
bersifat kontijen.
Yang dimaksud kontijen (tidak pasti) disini adalah bahwa hasil dan konsekuensi
tersebut bergantung pada unsur-unsur situasi serta karakteristik dari pemimpin
dan pengikut.

AW E S O M E
Karakteristik situasional yang mempengaruhi pengambilan keputusan antara lain jenis organisasi,
efektivitas kelompok, persoalan itu sendiri, dan tekanan waktu.
Tiga pendekatan situasional yang penting terhadap kepemimpinan adalah:

1. Teori Jalur-sasaran,
kepemimpinan adalah perpanjangan langsung dari teori ekspetasi motivasi. Teori ini mengidentifikasikan
empat jenis pelaku yang dapat dijalankan oleh pemimpin, bergantung pada situasi yang dihadapi.
Perilaku pemimpin direktif membuat bawahan mengetahui apa yang diharapkan dari mereka,
memberikan pandun dan arahan, dan membuat jadwal kerja. Perilaku pemimpin suportif adalah
memberikan sikap ramah dan mudah didekati , menunjukan pehatiaan kepada kesejahteraan bawahan,
dan memperlakukan sesama anggota secara setara. Perilaku pemimpin parsipatif antara lain
berkonsultasi dengan bawahan, meminta saran, dan mengizinkan partisipasi bawahan dalam
pengambilan keputusan.Perilaku pemimpin berorientasi pencapian menetapkan sasaran yang
menantang, mengharapkan bawahan memberikan kinerja tinggi, mendorong bawahan, dan
menunjukkan keyakinan pada bawahan.
2. Pendekatan pohon keputusan adalah pendekatan
terhadap kepemimpinan yang memberikan aturan
keputusan untuk menentukan seberapa besar partisipasi
yang dimungkinkan. Teori ini hanya berfokus pada satu
aspek perilaku pemimpin: partisipasi bawahan dalam
mengambil keputusan. Setelah mengevaluasi berbagai
atribut permasalhan, pemimpin menentukan gaya
kepemimpinann yang sesuai yang mengisyaratkan
sejumlah partisipasi tertentu dari bawahan.

3. Model pertukaran pemimpin-anggota, pendekatan


terhadap kepemimpinan yang menekankan peningnya
beragam hubungan antara supervisorm dan tiap-tiap
bawahannya. Model ini berbeda dengaan pendekatan
sebelumnnya karena model tersebut menekankan pada
bergam hubungan yang seringkali dijalin pemimpin
dengan bawahan yang berbeda-beda. Model ini
menyatakan bahwa supervisor menjalin hubungan khusus
dengan sejumlah kecil bawahan yang dipercaya, dikenal
sebagai kelompok dalam (in group).

AWESOME
Kepemimpinan Dimata Pengikut
Kepemimpinan Transformasional
Adalah serangkaian kemapuan yang memungkinkan seorang pemimpin
untuk mengenali kebutuhan akan perubahan, untuk mencapai sebuah visi
yang menuntun perubahan tersebut dan melaksanakan perubahan ini
secara efektif. Sebaliknya kepemimpinan transaksional pada dasranya
serupa dengan manajemen yakni, melibatkan kegiatan-kegiatan yang
bersifat rutin dan teratur.

Kepemimpinan Karismatik
Adalah jenis pengaruh yang didasarkan pada karisma pemimpin, yaitu
bentuk daya tarik interpersonal yang menumbuhkan dukungan dan rasa
penerimaan. Pemimpin karismatik cenderung memiliki banyak kepercayaan
diri aan gagasan dan keyakinannya dan memiliki dorngan kuat untuk
mempengaruhi orang lain.
Sebagian besar ahli saat ini mengenai tiga unsur penting dalam pemimpinan karismatik:

1. Memberikan gambaran akan tren dan pola dimasa depan, menetapkan harapan yang
tinggi bagi dirinya dan orang lain, dan berperilaku sedemikian rupa sehingga memenuhi
atau melampaui harapan ini

2. Menyuntikan semnagat kapada orang lain dengan cara menunjukkan rasa ketertarikan
yang tinggi, keyakinan akan kemampuan orang lain, dan pola keberhasilan yang konsisten.

3. Memberikan jalan bagi orang lain dengan cara mendukung mereka, berempati dengan
mereka, dan menunjukkan rasa keyakinann kepada mereka.
Pergantian Kepemimpinan
Adalah individu, tugas, dan karakteristik organisasi yang
cederung menggangtikan kebutuhan akan seorang pemimpin
untuk memulai atau mengarahkan kenerja karyawan.

Penetrak Kepemimpinan.
Adalah faktor-faktor yang menyebakan perilaku pemimpin
menjadi tidak efektif.
Pengganti dan Penetral Kepemimpinan
Faktor Individu • Profesionalisme individu
• Kemampuan, pengetahuan, dan motivasi individu
• Pengalaman dan palatihan yang dimiliki individu
• Tidak menghiraukan imbalan

Faktor pekerjaan • Terstruktur/terotomatisi


• Sangat terkendali
• Secara intrinsik memuaskan
• Umpan balik inheren

Faktor organisasi • 01
Rencana dan tujuan yang eksplisit 03
• Aturan dan prosedur yang kaku
• Sistem imbalan yang kaku tidak berkaitan dengan kinerja
• Jarak fisik antara supervisor dan bawahan

Faktor kelompok • Norma kinerja kelompok


04
• Tinggnya kohesivitas kelompok
• Interdependesi kelompok
Perubahan dasar Sifat Kepemimpinan
Pemimpin sebagai pelatih
Dari sudut pandang pemimpin bisnis, perspektif pelatihan ini menuntut pemimpin untuk memilih
dan melatih anggota tim dn karyawan baru lainnya, untu memberikan arahan secara umum, dan
membantu tim memperoleh informasi dan sumberdaya yang dibutuhkan.

Gender dan Kepemimpinan


Faktor lain yang jelas mengubah wajah kepemimpinan adalah makin meningkatnya jumlah perampuan yang
meraih jabatan tinggi di organisasi. Perbedaan khas yang timbul adalah bahwa biasanya perampuan sedikit
lebih demokratis dalam mengambil keputusan, sedangkan laki-laki lebh otoritas.

Kepemimpinan Lintas Budaya


Dalam konteks ini, budaya digunakan sebagai konsep luas yg mencakup perbedaan
internasional dan perbedaan berdasarkan kebhinekaan dalam satu budaya. Faktor-faktor
lintas budaya juga memainkan peranan yang makin besar dalam organisasi ketika tenaga
keja makin beragam.
Isu-isu yang Berkembang dalam Kepemimpinan
Kepemimpinan Strategis

Adalah kemampuan pemimpin untuk memahami pemimpin untuk memahami kompelksistas masalah
organisasi dan lingkungannya serta memimpin peubahan dalam organisasi sehingga dapat
meningkatkan daya sainganya. Agar menjadi pemimpin strategis yang efektif, seorng manajer perlu
memiliki pemahaman yang mneyeluruh dan lengkap menganai organisasinya- baik dalam segi
sejarahnya, budaya organisasi, kekuatan, dan kelemahannya.

Kepemimpinan etis

Adalah perilaku pemimpin yang mencerminkan standar etika yang tinggi. Tekanan yang makin besar demi
COFFEE
tata kelola perusahaan yang lebih baik juga main meningkatkan kewajiban untuk memilih individu dengan
standar etika yang tinggi untuk berkecimpung dalam posisi pemimpin bisnis dan membuat merekalebih
bertanggung jawab atas tindakan dan konsekuensi tindakan mereka

Kepemimpinan Maya
Adalah kepemimpinan dalam situasi dimana pemimpin dan pengikut berinteraksi secara elektronik ketimbang bertatap
muka. Salah satu implikasinya yaitu pemimpin yang menghadapi situasi ini harus berkerja lebih keras dalam menjalin dan
mempertahankan hubunga dengan para karyawan yang tidak hanya sebatas kta-kata dalam layar komputer.
Kepemimpinan, Manajemen, dan Pengambilan Keputusan

Karakteristik Pengambilan Keputusan


Adalah tindakan memilih satu dari berbagai alternatif pilihan.
Namun, proses pengabilan keputusan lebih dari sekedar

50% 35% memilih saja. Proses ini mencakup pengenalan dan


pemahaman karateristik situais pengambilan keputusan
tersebut, mengidentifikasi berbagai alternatif, memilih alternatif
terbaik dan melaksanakannya.
25%
15%
Jenis-jenis Keputusan

Keputusan Terprogram adalah keputusan


yang relatif terstruktur atau cukup sering
dilakukan. Banyak keputusan terkait dengan
sistem operasi dan prosedur dasar serta
transaksi organisasi standar masuk kedalam
jenis keputusan ini dan bisa diprogram.

Keputusan Tidak Terprogram


Adalah keputusan yang relatif tidak terstruktur dan jarang terjadi.
Intuisi dan pengalaman adalah faktor utama dalam keputusan tidak
terprogram. Kaputusan tidka terprogram juga mencakup
pembangunan fasilitas produksi baru, peluncuran produk baru,
kontrak pekerja, dan persoalan hukum.
Kondisi- kondisi Pengambilan Keputusan
01

KEPASTIAN, ketika pengambil keputusan mengetahui secara


cermat kepastian dalam alternatif pilihan keputusan dan
kondisi-kondisi apa yang terkait dengan setiap alternatif ini.

02

RESIKO, kondisi pengambilan keutusan yang lebih jamak ditemui


adalah keadaan resiko, dengan adanya keadaan resiko, ketersediaan
setiap alternatif dan imbalan seta biaya potensinya seluruhnya terkait
dengan kemungkinan hasil yang akan didapat.

03

KETIDAKPASTIAN, kebanyakan pengambilan keputusan


utama dalam rganisasi saat ini dilakukan dalam keadaan
ketidkpastian, pembuat keputusan tidak mengetahui dengan
pasti seluruh alternatif yang ada, resiko dari masing-masing
pilihan, atau kompleksitas dan dinamika organisasi saat ini.
Pengambilan Keputusan Rasional
Langkah 1: Manajer mengenali dan mendefinisikan situasi keputusan .
Contoh: Manajer hotel mengamati bahwa keluhan tamu makin meningkat

Langkah 2: manajer mengidentifikasikan beragam alternatif cara untuk mengatasi


situasi tersebut .
Contoh: Manajer hotel dapat merekrut staf baru, menawarkan pelatihan kualitas
layanan, atau membiarkan situasi tersebut

Langkah 3: Manajer mengevaluasi setiap kemungkinan alternatif .


Contoh: Manajer hotel memutuskan bahwa membiarkan situasi tidak teratasi adalah hal
yang salah tetapi kedua pilihan lainnya mungkin berhasil.

Langkah 4: Manajer memilih alternatif terbaik.


Contoh: merekrut staf baru memang mahal tetapi pihak hotel memiliki dana tak terpakai
dalam anggaran pelatihannya.

Langkah 5: manajer menerapkan alternatif terpilih tersebut.


Contoh: Program pelatihan baru dikembangkan

Langkah 6: Manajer menindak-lanjiti dan mengevaluasi dampak dari alternatif terpilih tersebut.
Contoh: setelah enam bulan, manajer menyadari adanya penurunan keluhan tamu yang
signifikan
Mengenali dan Memahami Situasi Keputusan, langkah pertama dalam pengambilan keputusan
rasional adalah mengikuti bahwa satu keputusan memang dibutuhkan, harus ada rangsanagan atau
pemicu untu memulai prosesnya.

Mengidentifikasikan Alternatif, begitu situsasi keputusan telah dikenali dan diidentifikasijan, langkah
kedua adalah menidentifikasi alternatif tindakan yang efektif, mengembangkan alternatif yang jelas dan
standar srta akternatif yang baru dn kreatif sama-sama berguna.

Mengevaluasi Alternatif , mengevaluasi setiap alternatif, manajer harus mengevaluasi secara cermat
seluruh alternatif untuk meningkatkan peluang bahwa alternatif yang akhirnya terpilih tersebut akan
berhasil.

Coffe
e
Memilih Alternatif Terbaik, Memilih alternatif terbaik merupakan titik kritis dalam
pengambilan keputusan. Meskkipun bnayak situasi tidak mengharuskan adanya
anlisis objektif dan matematis, manajer dan pemimpin seringkali dapat
mengembangkan estimasi dan pengukuran subjektif untuk memilih satu alternatif.

Menerapkan Alternatif Terpilih, setelah satu terpilih manajer dan pemimpin


harus merealisasikannya. Manajer juga perlu mempertimbangkan penolakan
orang-orang terhadap perubahan saat menjalanan keputusan.

Tindak Lanjut dan Evaluasi Hasil, mensyaratkan manajer dan pimpinan untuk
mengevaluasi efektivitas keputusan mereka. Mereka seharusnya memastikan
bahwa alternatif terpilih telah memenuhi tujuan yang ingin dicapai.
Aspek-aspek dan Perilaku dari Pengambilan Keputusan

Apabila seluruh situasi keputusan diobservasi secara logis seperti yang telah diuraikan, makin bnayka
keputusan yang akan menemui keberhasila. Tetapi keputusan seringkali dibuat dengan pertimbangan
yang krang masak dan tidak dilandasi dengan logika dan rasionalitas. Berikut ini mencakup aspek
perilaku dari pengambilan keputusan:

Kekuatan Politik dalam pengambilan keputusan, salah satu unsur utama dari politik yaitu koalisi ,
terutama sangat relevan dengan pengambilan keputusan. Koalisi adalah aliansi informal antara dua
individu atau kelompok yang dibentuk untuk mencapai tujuan bersama.

Intuisi, adalah keyakinann mendalam akan suatu hal, sering kali tanpa pertimbangan yang sadar.
Manajer terkadang meutuskan sesuatu karena memang “dirasa tepat” atau firasat.
Ekalasi Komitmen, adalah proses perilaku penting lainnya yang
memengaruhi pengambilan keputusan. Pembuat keputusan terkadang
membuat keputusan dan sangat berkomitmen menjalankan satu
rangkaian tindakan sehingga ia sama sekali enggan beralih, meskipun
ternyata tindakan tersebut tidak tepat.

Kecenderungan Mengambil Resiko dan Pengambilan Keputusan,


adalah derajat sejauh mana seorang pembuat keputusan bersedia
untuk bertaruh saat mengambil keputusan. Budaya organisasi adalah
bahan utama dalam mendorong sikap kecendrungan mengambil
resiko demikian.
ThankYou

Anda mungkin juga menyukai