Anda di halaman 1dari 91

Plan, Do, Check, and Action

PEMBENTUKAN KOMUNITAS LANSIA SAKTI (SEHAT,


PRODUKTIF AKTIF, MANDIRI) DALAM UPAYA PENINGKATAN
CAKUPAN ASI EKSKLUSIF
Oleh :
Puskesman Andalas Periode 22 Juli-22 September 2019

Pembimbing : Penguji :
Dr. dr. Hafni Bachtiar, MpH Dr. dr. Rima Semiarty, MARS
dr. Hardisman, MHID,Dr.PH (Med) Dr.dr. Yuniar Lestari, M.Kes
1
Outline
1 2 3 4 5

Pendahuluan Tinjauan Analisis Situasi Pembahasan Rencana


Pustaka Pelaksanaan
Program
2 2
BAB 1
PENDAHULUAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 3


ASI EKSKLUSIF
Air susu ibu  6 bulan Makan dan minum

4
DINKES • Capaian ASI ekslusif 54,3% di
PROVINSI Indonesia
(2013) • Sumatera Barat 68,9%

PUSKESMAS • Target ASI 80% di wilayah kerja


ANDALAS puskemas
(2018) • Capaian ASI 56,1%

5
ASI Non-eksklusif  1,4 juta kematian pada bayi

Kurniawan dukungan orang tua ibu berpengaruh


(2013) terhadap keberhasilan ASI eksklusif

Ferreira et 40% orangtua ibu percaya ASI tidak cukup untuk bayi
al (2016) 69% sudah diberikan teh dan air kepada cucunya

Data 45% responden tidak memberi ASI ekslusif


primer 77% bayi tinggal bersama nenek atau kakeknya

6
DEPKES RI  terjadi peningkatan jumlah
penduduk lansia sebesar (2,14%) dari tahun
2010- 2019

Lansia berpengaruh dalam berbagai aspek dalam kehidupan berkeluarga

Pemberdayaan lansia Agent of change Keluarga sehat

7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 8


Definisi Asi
ASI

makanan paling sempurna untuk bayi usia 0-6 bulan dengan


kandungan gizi yang berkualitas tinggi

ASI Eksklusif
makanan yang diterima bayi hanya ASI dari ibunya dan tidak ada
cairan lain atau padatan, dengan pengecualian rehidrasi oral, sirup
yang terdiri dari vitamin, suplemen mineral atau obat-obatan.

9
Komposisi ASI

10
11
Pentingnya ASI
Menurunkan
Melindungi bayi Meningkatkan
angka kematian
dari infeksi imunitas bayi
bayi

Menurunkan bayi premature


Menurunkan
angka kejadian bisa melindungi
risiko leukemia
obesitas bayi dari sepsis
12
Manajemen Laktasi
1. Membuat kebijakan/ program tentang ASI eksklusif yang dikomunikasikan kepada semua staf
perawatan kesehatan.
2. Latih semua staf layanan kesehatan sesuai dengan keterampilan yang diperlukan untuk diterapkan
kebijakan ini.
3. Beri tahu semua ibu hamil tentang manfaat dan manajemen menyusui.
4. Bantu ibu memulai menyusui dalam waktu setengah jam kelahiran.
5. Tunjukkan pada ibu cara menyusui dan cara mempertahankan laktasi bahkan jika mereka harus
dipisahkan dari bayi mereka
6. Jangan memberikan makanan atau minuman pada bayi baru lahir kecuali ada indikasi medis.
7. Berlatih rooming-in , memungkinkan ibu dan bayi tetap bersama - 24 jam sehari.
8. Dorong ibu menyusui sesuai permintaan bayi
9. Jangan berikan dot buatan untuk menyusui bayi.
10. Membina pembentukan kelompok pendukung menyusui dan merujuk ibu kepada kelompok
tersebut saat keluar dari rumah sakit atau klinik.

13
Definisi Pemberdayaan Lansia
Pemberdayaan
upaya yang dilakukan untuk memperkuat posisi seseorang dengan
menumbuhkan kesadaran dan menggunakan kemampuan yang dimiliki oleh
individu tersebut

Pemberdayaan Lansia
segala upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan fisik, mental,
spiritual, social, pengetahuan, dan keterampilan sehingga lansia siap untuk
didayagunakan kan sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

14
Tujuan Pemberdayaan Lansia
Menjadikan lansia sebagai Menjadikan lansia sebagai
individu yang memiliki individu yang dapat
bertahan(survive) dalam
keberdayaan untuk pengertian yang dinamis,
membangun diri agar sehat mengembangkan diri dan
fisik, mental,terdidik dan meningkatkan harkat dan
kuat martabat manusia

a.Meningkatkan
kemampuan dan
kemandirian dari lansia

15
Tahap pemberdayaan

a.Tahap
a.Tahap formulasi
a.Tahap Persiapan a.Tahap assessment perencanaan
rencana aksi
program alternative

a.Tahap
a.Tahap evaluasi a.Tahap terminasi
pelaksanaan

16
Pemberdayaan lansia di Indonesia

meningkatnya peran
mewujudkan lansia
serta lansia dalam
misi Rencana Aksi yang berkualitas. Lansia tersebut
upaya peningkatan
Nasional Kesehatan Sesuai dengan diberdayakan
kesehatan keluarga
Lanjut usia tahun Peraturan Menteri sebagai agent of
dan masyarakat
2016-2019 Kesehatan Nomor change
sesuai dengan
25 tahun 2016
kewajibannya

17
Pendekatan life cycle dalam upaya lansia untuk mewujudkan
keluarga sehat

18
Pemberdayaan lansia di dunia

komunitas di Eropa
Regional Strategy For
telah
Healthy Ageing
mengembangkan
konsep Active Ageing 2013-2018 yang
program yang sukses
dari WHO merupakan
berkaitan dengan
komitmen global dan
konsep active ageing
regional
dari WHO

19
Cakupan ASI Eksklusif

Cakupan ASI Eksklusif di seluruh dunia (1996-2006)


20
• Indonesia

Kecenderungan Cakupan Pemberian ASI Eksklusif 0-6 Bulan


21
Kecenderungan Cakupan Pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan

22
Cakupan Pemberian ASI Eksklusif 0-6 Bulan
Menurut Provinsi Tahun 2013
23
Tabel Estimasi Absolut Bayi ASI Eksklusif dan Tidak ASI Eksklusif Tahun 2013
24
TABEL INDIKATOR PROGRAM GIZI PUSKESMAS ANDALAS TAHUN
2018
PENCAPAIAN
NO INDIKATOR TARGET (% ) KESENJANGAN (%)
(%)

1 Balita ditimbang BB ( D/S ) 85 72 -13

2 Balita gizi buruk mendapat perawatan 100 100 0

3 Balita 6-59 bln mendapat vit A 85 69.7 15.3

4 Bayi 0-6 bln mendapat ASI ekslusif 80 56.1 -23.9

5 Bumil mendapat 90 tablet FE 95 - -

6 RT mengkonsumsi garam beryodium 95 98.8 +3.3

7 Kota melaksanakan surveilans gizi

8 Buffer stock MP ASI

9 Balita BGM <15 0.7 +14.3

10 Vitamin A Bufas 90

11 FE Bufas 90

12 Balita yang naik BB nya ( N/D ) 80 84.6 +4.6

13 Bumil KEK yang mendapat makanan tambahan 95 100 +5 25


Peraturan Pemerintah No.
33 tahun 2012 tentang
Pemberian ASI Eksklusif
26
Kegagalan •Faktor sosiodemografi
Pemberian •Faktor
ASI prenatal/postnatal
Eksklusif: •Faktor psikososial
27
Pola Pengasuhan Balita Oleh Lansia

2 jenis keluarga:
• Keluarga inti
• Keluarga besar: nenek & kakek -> mempengaruhi pola pengasuhan di
keluarga

Keputusan kedua orangtua untuk berkarir -> anak diasuh


oleh nenek & kakek -> menjadi figur orangtua selama
mengasuh cucu

28
Pola Pengasuhan Balita Oleh Lansia

80% lansia: menyatakan


Mengasuh balita tidak
bahagia dalam
memberikan dampak
hubungan mengasuh
negatif bagi lansia
balita

Keterlibatan dalam Cucu selama diasuh


pengasuhan cucu: lansia: Akan belajar cara
memberikan untuk menuju
kebermaknaan hidup ketercapaian peran
yang baik bagi masa tua sosial bagi dirinya.

29
Peranan Lansia dalam Pemberian ASI
Generasi yang lebih tua (nenek Tanzania: Nenek beranggapan
& kakek) -> memiliki peran bahwa dirinya bertanggung
utama pada pengambilan jawab terhadap seluruh isu
keputusan terkait kehamilan & kesehatan keluarga dan tidak
cara membesarkan anak di mendukung praktik pencegahan
dalam keluarga penularan HIV dari ibu ke anak.

Nepal: Nenek merupakan Ghana: Ibu menyatakan bahwa


penyedia dan pembuat ia akan pergi ke klinik ketika
keputusan pada praktik bayinya sakit hanya jika ibu
perawatan perinatal mertuanya mengizinkan

30
Peranan Lansia dalam Pemberian ASI

Nigeria: Hanya 19% ibu yang melakukan ASI eksklusif

• Penyebab:
• bayi tetap lapar setelah diberikan ASI (29%)
• masalah kesehatan ibu (26%)
• kecemasan bahwa bayi akan ketergantungan ASI (26%)
• ibu-ibu mertua menekan anaknya untuk tidak melaksanakan ASI eksklusif (25%)
• rasa sakit di payudara (25%)
• kebutuhan untuk kembali bekerja (24%)
Nigeria: diantara 10 nenek yang diwawancara, hanya 2 orang yang dapat
mendeskripsikan ASI eksklusif dengan benar -> ASI eksklusif dianggap tidak
dapat mencukupi kebutuhan seorang bayi
31
BAB 3
ANALISIS SITUASI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 32


ANALISIS SITUASI
Keadaan Geografis
Puskesmas Andalas terletak di kelurahan Andalas dengan
wilayah kerja meliputi 10 kelurahan dengan luas 16,06 Km2 ,
terletak 00 58’ 4” LS/LU dan 1000 21’ 11” BT.

33
ANALISIS SITUASI
Keadaan Geografis
Sepuluh kelurahan yang menjadi wilayah kerja Puskesmas
Andalas adalah sebagai berikut :
•Kelurahan Sawahan
•Kelurahan Jati Baru
•Kelurahan Jati
•Kelurahan Sawahan Timur
•Kelurahan Kb.Marapalam
•Kelurahan Andalas
•Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah
•Kelurahan Parak Gadang Timur
•Kelurahan Simpang Haru
•Kelurahan Ganting Parak Gadang 34
ANALISIS SITUASI
PETA PUSKESMAS ANDALAS

35
ANALISIS SITUASI

Keadaan
Demografi

36
ANALISIS SITUASI
Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi

• Sebagian besar beragama Islam


• Mata pencaharian penduduk beraneka ragam, mulai dari
bertani, buruh, pedagang, wiraswasta, pegawai swasta,
pegawai negeri, ABRI dan lain-lain.
Sarana Dan Prasarana

Sarana kesehatan pemerintah selain Puskesmas Andalas juga


terdapat 8 Puskesmas Pembantu dan 3 Pos Kesehatan
Kelurahan.

37
ANALISIS SITUASI
Untuk sarana pelayanan kesehatan pemerintah/swasta antara lain adalah :

Rumah Sakit Pemerintah : 3 unit


Rumah Sakit Swasta : 6 unit
Klinik Swasta : 14 unit
Dokter Praktek Umum : 17 Orang
Dokter Praktek Spesialis : 8 Orang
Bidan Praktek Swasta : 8 Orang
Kader aktif : 291 Orang
Pos KB : 7 Pos
Posyandu Balita : 86 unit
Posyandu Lansia : 13 unit
Batra : 9 unit

38
Tenaga Kesehatan di Puskesmas Andalas

39
DATA CAPAIAN PROGRAM 10 INDIKATOR PHBS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS TAHUN 2018

&

O
N
MAKN

N
U

U
A
AKTIFH
K

A
A

A
K

LINAKd

A
TR
LB
aE

K
R
ASI S

B
a

R
B

K
y

IE
AIR A

YS

TDK S
T
S

JAMBE

F
BS

S
F
B
t

MERO
i

TI

I
I
EKSKL

AI

STI
CTPS
MEM
MENI
JML
NO KELURAHAN

1 SAWAHAN 451 368 346 346 451 242 401 398 369 404 223

2 JATI BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 JATI 622 618 568 568 622 568 612 548 588 568 326

4 S. TIMUR 269 262 189 226 269 223 244 232 231 176 134

5 SP. HARU 265 263 222 220 265 168 216 205 220 219 156
KUBU
6 MARAPAL 411 411 348 382 411 368 406 399 382 399 138
AM

7 ANDAL7AS 1230 1228 1182 890 1230 1116 1208 1218 1102 1100 678
KUBU LM
8 722 718 664 587 722 668 695 580 658 701 364
PARKER
PARAK GDG
9 43 43 37 32 43 43 39 93 40 43 32
TIMUR
GANTING PRK
10 115 112 94 94 115 89 98 105 92 90 69
GADANG
40
JUMLAH 4128 4083 3672 3330 4128 3485 3919 3725 3664 3700 2120
Pencapaian program ASI eksklusif tertinggi
terdapat pada kelurahan Andalas (32%),
dan pencapaian rendah pada kelurahan
Parak gadang timur (1%), ganting parak
gadang(2%) dan sawahan timur (5%).

41
PENYULUHAN DALAM GEDUNG TAHUN 2018 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS

NO JUDUL/PROGRAM PUSKESMAS Frekuensi Jumlah masy. yang


Penyuluhan disuluh
( kali )
1 Napza/obat-obatan 2 53
2 PHBS 3 75
3 HIV dan AIDS 3 40
4 Bahaya Rokok 3 146
5 DBD 2 68
6 Rabies 2 48
7 Malaria 2 46
8 TB paru 4 170
9 Campak 10 300
10 ASI Ekslusif 2 46
11 InfekSi Menular Seksual (IMS) 2 45
42
NO JUDUL/PROGRAM PUSKESMAS Frekuensi Jumlah masy. yang
Penyuluhan disuluh
( kali )
13 Diare 4 82
14 Gizi keluarga 5 69
15 kekurangan yodium 2 48
16 Penyakit Mata / Vitamin A 2 55
17 Pemanfaatan Toga 1 76
18 Kesehatan Ibu 4 96
19 Kesehatan Anak dan DDTK 2 38
20 Keluarga Berencana 2 42
21 Diabetes Militus 2 127
22 ISPA 4 80
23 Hipertensi 2 125
24 Kolesterol 2 74
25 Obat-obatan 1 28
25 Kesehatan Gigi Lansia 1 22
26 Germas 5 134 43
Frekuensi penyuluhan ASI
ekslusif dalam gedung sebanyak
2 kali dengan orang yang disuluh
46 pada tahun 2018.
44
PENYULUHAN LUAR GEDUNG DI PUSKESMAS ANDALAS TAHUN 2018

FREKUENSI Jumlah masy.


JUDUL/PROGRAM
NO yang
PUSKESMAS Penyuluhan ( kali ) disuluh
1 Napza 11 151

2 PHBS 52 752

3 HIV dan AIDS 25 488

4 Bahaya Rokok 33 671

5 Flu burung / Flu babi 6 122

6 DBD 55 1895

7 Kesehatan jiwa 8 332

8 Malaria 1 120

9 TB paru 30 957

10 Filariasis 74 972

11 BPJS 7 160
InfekSi Menular Seksual 7 126
12 (IMS)
13 Imunisasi 215 5520

14 Diare 39 956 45
NO JUDUL/PROGRAM Frekuensi Jumlah
PUSKESMAS masy.
Penyuluhan
yang
( kali ) disuluh
Penyakit Mata / 57 558
17 Vitamin A
18 Pemanfaatan Toga 67 1451

19 ASI Ekslusif 41 1000


Kesehatan Anak dan 8 214
20 DDTK
21 Keluarga Berencana 11 232

22 Perawatan Kehamilan 35 758

23 Campak 18 445

24 ISPA 42 943

25 Germas 28 828

26 PMT 34 120

27 CTPS 40 965

28 KESLING 3 74 46
Frekuensi penyuluhan ASI
ekslusif luar gedung sebanyak
41 kali dengan orang yang
disuluh 1000 pada tahun 2018.
47
INDIKATOR PROGRAM GIZI PUSKESMAS ANDALAS TAHUN 2018

PENCAPAIAN
NO INDIKATOR TARGET (% ) KESENJANGAN (%)
(%)

1 Balita ditimbang BB ( D/S ) 85 72 -13

2 Balita gizi buruk mendapat perawatan 100 100 0

3 Balita 6-59 bln mendapat vit A 85 69.7 15.3

4 Bayi 0-6 bln mendapat ASI ekslusif 80 56.1 -23.9

5 Bumil mendapat 90 tablet FE 95 - -

6 RT mengkonsumsi garam beryodium 95 98.8 +3.3

7 Kota melaksanakan surveilans gizi

8 Buffer stock MP ASI

9 Balita BGM <15 0.7 +14.3

10 Vitamin A Bufas 90

11 FE Bufas 90

12 Balita yang naik BB nya ( N/D ) 80 84.6 +4.6


48
Pencapaian ASI ekslusif Puskesmas
Andalas lebih separuh dari target
(56,1%), dengan kesenjangan tertinggi
(-23,9%) dibanding indikator program
gizi Puskesmas Andalas yang lain.
49
Hasil Pencapaian Kinerja Program Puskesmas Andalas tahun 2018
PENILAIAN KINERJA PROGRAM PUSKESMAS ANDALAS 2018
PROMOSI KESEHATAN
86.40% 90.55%
KESEHATAN OLAHRAGA KESEHATAN LINGKUNGAN
100.00%

84.38%
KESEHATAN JIWA KIA & KB
98.89%

LANSIA GIZI
72.94% 80.86%
31.40%
58.76%
PENGOBATAN P2P
91.24%
PERKESMAS

Upaya Kesehatan Usia lanjut Target Capaian Varian

Pembinaan kelompok usia lanjut


13 13 100
sesuai standar
Pemantauan kesehatan pada
anggota kelompok lansia yang 7882 3617 45.89
50
dibina sesuai standar
Hasil Pencapaian SPM Puskesmas Andalas tahun 2018

No Jenis Layanan Dasar Target Capaian Persentase %


1 Pelayanan kesehatan ibu hamil 1590 1574 98,9 %
2 Pelayanan kesehatan ibu bersalin 1516 1516 100 %
3 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir 1516 1518 100,13 %
4 Pelayanan kesehatan balita 7131 6421 90,04 %
5 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar 5724 5724 100 %

6 Pelayanan kesehatan pada usia produktif 21899 9814 44,81 %


7 Pelayanan kesehatan pada usia lanjut 5517 3617 65,56 %
8 Pelayanan kesehatan pada penderita hipertensi 2786 1658 59,51 %

9 Pelayanan kesehatan pada penderita Diabetes Mellitus 1718 733 42,66 %

10 Pelayanan kesehatan pada orang dengan gangguan jiwa berat 114 112 98,94 %

11 Pelayanan kesehatan orang dengan TB 124 122 99,27 %


12 Pelayanan kesehatan orang dengan resiko terinfeksi HIV 2022 1773 87,68 %
51
BAB 4
PEMBAHASAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 52


IDENTIFIKASI MASALAH
Pemantauan kesehatan • Capaian pemantauan kesehatan
pada anggota kelompok pada anggota kelompok lansia
lansia yang dibina yang dibina sesuai standar
sesuai standar
45,89% dari target 80%
• Capaian bayi 0 -6 bulan yang mendapatkan ASI ekslusif
sebanyak 56,1% dari target 80%
ASI Eksklusif • Pengetahuan Ibu yang rendah terkait ASI eksklusif, dukungan
pemberian ASI yang rendah dari orang tua Ibu dan pola
pengasuhan anak tradisional yang turun-temurun.

53
IDENTIFIKASI MASALAH
• Capaian balita ditimbang BB (D/S) sebanyak 60,3% dari
target 85%
Posyandu Balita • Persentase gizi kurang berdasarkan berat badan terhadap
umur pada balita tahun 2018 sebanyak 11,3%

Pelayanan kesehatan
• Capaian pelayanan kesehatan orang dengan
orang dengan risiko risiko terinfeksi HIV baru mencapai 58,7%
terinfeksi HIV

Pelayanan • Capaian penjaringan suspek Tb pada tahun


2018 70% dari target 80%
Kesehatan Orang • Belum optimalnya capaian pelayanan TB yaitu
dengan TB 32,86% dari target 65%.
54
PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
METODE HANLON
KEMUNGKINAN
URGENSI
INTERVENSI
• Nilai 1 = Tidak penting • Nilai 1 = Tidak mudah
• Nilai 2 = Kurang penting • Nilai 2 = Kurang mudah
• Nilai 3 = Cukup penting • Nilai 3 = Cukup mudah
• Nilai 4 = Penting • Nilai 4 = Mudah
• Nilai 5 = Sangat penting • Nilai 5 = Sangat mudah

55
PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
METODE HANLON
BIAYA YANG DIPERLUKAN PENINGKATAN MUTU

• Nilai 1 = Sangat mahal • Nilai 1 = Sangat rendah


• Nilai 2 = Mahal • Nilai 2 = Rendah
• Nilai 3 = Cukup mahal • Nilai 3 = Sedang
• Nilai 4 = Murah • Nilai 4 = Tinggi
• Nilai 5 = Sangat murah • Nilai5 = Sangat tinggi

56
PRIORITAS MASALAH

57
PEMANTAUAN KESEHATAN LANSIA
URGENSI 3 • 45,89% dari target 80%.
• 2010 = 18 juta jiwa (7,56%)

(CUKUP 2019 = 25,9 juta jiwa (9,7%)


2035 = 48,2 juta jiwa (15,77%)
• Harus diseimbangi dengan perbaikan kualitas hidup 
PENTING) berkaitan dengan beban biaya kesehatan dan tingkat disabilitas

• Posyandu lansia  sudah terjadwalkan


INTERVENSI 4 • Mengoptimalisasi kader posyandu
• Lansia yang tidak mandiri  dilakukan
(MUDAH) kunjungan rumah

58
PEMANTAUAN KESEHATAN LANSIA
Biaya 4 • Biaya posyandu lansia sudah teranggarkan
• Kader berasal dari swadaya masyarakat
(murah)
Mutu 3 • Lansia dapat hidup sehat, aktif, mandiri (PERMENKES 25
tahun 2016)
• Peningkatan kualitas hidup lansia
(sedang) • Penurunan bebab biaya kesehatan dan tingkat disabilitas

59
ASI EKSKLUSIF
URGENSI 4 (PENTING) INTERVENSI 4 (MUDAH)

• 56,1% dari target 80%. • Rendahnya pengetahuan Ibu,


• mempengaruhi perkembangan kurangnya dukungan, pola asuh
dan pertumbuhan pada golden tradisional yang masih berifat
period turun-temurun
• Mempengaruhi status gizi  • pelatihan kepada Ibu dan keluarga
11,3% balita gizi kurang. • pengembangan kader-kader peduli
ASI eksklusif.

60
ASI EKSKUSIF
BIAYA 4 (MURAH) MUTU 4 (TINGGI)

• Penyuluhan saat • Jangka pendek 


posyandu balita/balai peningkatan capaian
pertemuan warga ASI eksklusif
oleh dokter • Jangka panjang 
• Pembuatan leaflet status gizi

61
POSYANDU BALITA
URGENSI 3 (CUKUP PENTING) INTERVENSI 4 (MUDAH)

• D/S 60,4% • Sudah ada penjadwalan posyandu


• N/D > 85 % balita
• Optimalisasi fungsi kader dan
penginformasian kembali jadwal
posyandu
• Penambahan jumlah kader
• Kader posyandu balita bertugas
juga menjadi kader posyandu
lansia  pemfokusan tugas kader

62
POSYANDU BALITA
BIAYA 4 (MURAH) MUTU 4 (TINGGI)

• Program rutin dari • Penjaringan status


puskesmas yang gizi dan resiko
sudah dianggarkan stunting  dapat
• Kader berasal dari diintervensi dini
swadaya masyarakat

63
HIV
URGENSI 3
(CUKUP • 58.7% dari target 65%.

PENTING)

INTERVENSI 2 • Sudah tersedia klinik VCT dan rapid test HIV


• Stigma masyarakat tentang HIV
(KURANG • Sulit menjangkau kelompok resiko tinggi untuk memeriksakan status HIV
• Perlu kerja sama lintas sektoral
MUDAH) • Edukasi dilakukan pada variasi kelompok yang sangat luas

64
HIV
BIAYA 3 • Mendatangkan pemateri
• Video, pamflet dan leaflet
(CUKUP • Penyuluhan yang dilakukan perlu di berbagai tempat
MAHAL)

MUTU 4 • menambah pengetahuan masyarakat mengenai HIV,


mencegah penularan HIV dan yang terpenting
(TINGGI) mengubah stigma masyarakat terhadap pasien HIV.

65
TUBERKULOSIS
INTERVENSI 3 (CUKUP
URGENSI 4 (PENTING)
MUDAH)
SMART Tb
Penjaringan Tb sebesar 70%
Generasi Mantul

Optimalisasi aplikasi smart Tb dan


penambahan jumlah kader
Pelayanan sakit Tb sebesar 32,86%
Penyuluhan yang bersifat berkelanjutan

66
TUBERKULOSIS
BIAYA 2 • Perlu penyuluhan berkelanjutan
• Penambahan jumlah kader
• Peingiklanan SMART Tb pada media cetak
(MAHAL) dan elektronik

MUTU 4 • Meningkatnya kesadaran masyarakat


tentang penyakit TB dan penularan TB
sehingga jumlah pasien yang terinfeksi TB
(TINGGI) semakin berkurang

67
Diagram ishikawa
Manusia Material

Pengetahuan tentang ASI Komunitas pendukung


ekslusif rendah ASI ekslusif belum
optimal

Persentase ibu yang Ruang Laktasi tidak ada


berkerja tinggi
Cakupan ASI Eksklusif
56,1 % dari target 80
Kurang berjalan Tidak ada % pada tahun 2018
program konseling kerjasama Lintas
pemberian ASI Sektoral

Pola Asuh yang


didominasi oleh
lansia

Metode Lingkungan
68
Manusia

Pegetahuan tentang ASI


ekslusif yang rendah
Rencana Sasaran Pelaksana Target
Petugas pemegang
program kesehatan ibu
Penyuluhan Masyarakat yang anak di puskesmas Peningkatan
mengenai memiliki bayi balita andalas dan dokter pemahaman
manajemen ASI dan ibu hamil di muda Fakultas mengenai ASI
eksklusif sawahan timur Kedokteran Universitas eksklusif
Andalas.
69
Dukungan pemberian ASI yang rendah

Rencana Sasaran Pelaksana Target


Pimpinan puskesmas,
petugas pemegang
Pojok informasi Masyarakat dan lintas program kesehatan ibu Peningkatan
mengenai ASI eksklusif sektor di Sawahan anak di puskesmas dukungan pemberian
di tempat umum Timur andalas dan dokter muda ASI eksklusif dari
Fakultas Kedokteran berbagai pihak
Universitas Andalas.
70
Persentase ibu yang bekerja tinggi

Rencana Sasaran Pelaksana Target

Advokasi cuti ibu hamil Masyarakat dan lintas Pimpinan puskesmas, Peningkatan
dan menyusui, sektor di Sawahan petugas pemegang dukungan pemberian
Pengadaan tempat Timur program kesehatan ibu ASI eksklusif dari
peitipan anak di tempat anak di puskesmas
kerja, edukasi mengenai andalas dan dokter muda
berbagai pihak
ASI perah. Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas. 71
Metode

Kurang Berjalan program


pemberian konseling ASI.
Rencana Sasaran Pelaksana Target

Pembuatan program Petugas pemegang


konseling ASI,
Ibu hamil dan program kesehatan ibu
Optimalnya program
penambahan pelayanan menyusui di wilayah anak di puskesmas dan pelayanan
konseling ASI untuk ibu kerja puskesmas andalas dan dokter muda konseling ASI di
hamil dan menyusui Andalas Fakultas Kedokteran Puskesmas Andalas
Universitas Andalas.
72
Pola asuh yang didominasi oleh
lansia
Rencana Sasaran Pelaksana Target

Pembentukan Lansia yang memiliki Pimpinan Puskesmas Terbentuk komunitas


komunitas lansia yang bayi dan balita dan Andalas, Petugas lansia yang peduli ASI
peduli ASI eksklusif, ibu hamil di pemegang program eksklusif dan
penyuluhan kepada rumahnya. pemberdayaan lansia peningkatan
lansia terkait ASI di puskesmas andalas pengetahuan lansia
eksklusif terkait ASI eksklusif
73
Material

Ruang Laktasi tidak ada


Rencana Sasaran Pelaksana Target
Pimpinan Puskesmas
Advokasi RT, RW, Lurah di Andalas dan Petugas berdirinya Ruang
pembangunan Ruang Sawahan Timur pemegang program Laktasi
Laktasi, membangun kesehatan ibu anak di
ruang laktasi puskesmas andalas.

74
Komunitas pendukung ASI eksklusif
belum ada
Rencana Sasaran Pelaksana Target

Pembentukan Lansia yang memiliki Pimpinan Puskesmas Terbentuk komunitas


komunitas bayi dan balita dan Andalas, Petugas lansia yang peduli ASI
pendukung ASI ibu hamil di pemegang program eksklusif dan
eksklusif rumahnya. pemberdayaan lansia peningkatan
di puskesmas andalas pengetahuan lansia
terkait ASI eksklusif
75
Lingkungan

Tidak ada kerjasama lintas


sektoral
Rencana Sasaran Pelaksana Target

Advokasi dengan RT, RW, dan Lurah di Pimpinan Puskesmas Dukungan lintas
lintas sektor terkait Sawahan Timur Andalas, Petugas sektoral untuk
edukasi mengenai ASI pemegang program melaksanakan ASI
eksklusif di tempat pemberdayaan lansia eksklusif
tempat umum. di puskesmas andalas
76
Pengaruh iklan mengenai promosi
pengganti ASI
Rencana Sasaran Pelaksana Target

Promosi mengenai Pimpinan Puskesmas Peningkatan


manfaat ASI eksklusif ibu hamil dan Andalas, Petugas pengetahuan
di media-media menyusui di pemegang program mengenai manfaat
massa dan tempat- Puskesmas Andalas pemberdayaan lansia ASI eksklusif
tempat umum di puskesmas andalas
77
Pola Asuh yang Didominasi oleh Lansia

78
• ALUR PDCA

79
• Pertemuan internal dengan kepala
puskesmas

Plan • Pertemuan internal dengan pemegang


program lansia dan kesehatan ibu dan
anak
• Perumusan kegiatan PDCA

• Pembuatan Proposal Bantuan Dana


• Kuisionerisasi Pre Intervensi
• Sosialisasi program Lansia SAKTI melalui Kader dan

Do FKTP
• Pelatihan Kader Lansia SAKTI
• Pembentukan dan peresmian komunitas Lansia SAKTI
• Lansia SAKTI in action
• Kuisionerisasi Post Intervensi
80
• Peningkatan pengetahuan Lansia
mengenai ASI eksklusif

Check • Peningkatan pemberdayaan lansia


• Monitoring dan evaluasi kegiatan Lansia
SAKTI

Action
• Terbentuknya komunitas lansia SAKTI
• Kegiatan komunitas lansia SAKTI yang
berkelanjutan

81
BAB 5
PERENCANAAN PROGRAM
KEGIATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 82


Plan (Tahap Perencanaan)
Identifikasi masalah
• diskusi bersama kepala Puskesmas Andalas, pemegang program menelaah data
sekunder

Penentuan prioritas (skoring) dengan metode Hanlon


• pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Andalas belum mencapai target

Analisis penyebab masalah


• Pengetahuan Ibu yang rendah
• Dukungan pemberian ASI yang rendah dari orang tua Ibu
• Pola pengasuhan anak tradisional

83
didapatkan daftar masalah
berdasarkan diagram Ishikawa

upaya intervensi:, yaitu


pembentukan Komunitas Lansia didasarkan
sehat, aktif, produktif (SAKTI) pada data
sebagai upaya peningkatan primer
cakupan pemberian ASI eksklusif di
wilayah kerja Puskesmas Andalas

84
Program Komunitas Lansia SAKTI diarahkan kepada :
• Pembentukan komunitas lansia SAKTI peduli kesehatan
ibu dan anak sekaligus sebagai wadah komunikasi dan
informasi antar lansia.
• Optimalisasi pengetahuan, sikap, dan perilaku lansia
terhadap kesehatan ibu dan anak. Khususnya mengenai
pemberian ASI eksklusif.
• Pembuatan blangko monitoring dan evaluasi kegiatan
komunitas lansia SAKTI.
85
Do (Tahap Pelaksanaan)
Pembuatan proposal bantuan dana

Kuisionerisasi Pre Intervensi

Sosialisasi program Lansia SAKTI melalui kader dan FKTP

Pelatihan kader Lansia SAKTI

Kuesioner post intervensi

Pembentukan dan Peresmian Komunitas Lansia SAKTI

Parade Lansia SAKTI (Lansia SAKTI in Action)


86
Check (Tahap Evaluasi)
Peningkatan pengetahuan anggota Terlaksananya edukasi terkait
Lansia SAKTI mengenai pemberian pemberian ASI eksklusif oleh
ASI eksklusif anggota Lansia SAKTI

Indikator
Keberhasilan

Monitoring dan evaluasi kegiatan


Lansia SAKTI

87
Action (Rencana Berkelanjutan)
• Terbentuknya komunitas lansia SAKTI
• Kegiatan komunitas lansia SAKTI yang berkelanjutan
Ke depannya, diharapkan komunitas lansia SAKTI tidak
hanya memberikan edukasi mengenai ASI eksklusif, tetapi juga
pengetahuan mengenai kesehatan ibu dan anak secara luas.

88
Matriks Kegiatan

89
Matriks Kegiatan

90
TERIMA KASIH

91

Anda mungkin juga menyukai