Anda di halaman 1dari 12

Peran Bahasa dalam Pengembangan

Ilmu
bahasa memegang peranan yang sangat penting
mengingat peran bahasa sebagai media berpikir
dan media berkomunikasi. Sebuah bahasa yang
baik untuk pengembangan ilmu pengetahuan
adalah bahasa yang mampu melaksanakan dua
peran tersebut dengan baik pula.
Peran bahasa sebagai media berpikir
Melalui kegiatan berpikir, manusia memperoleh
dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Selama melakukan aktivitas berpikir, bahasa
berperan sebagai simbol-simbol (representasi
mental) yang dibutuhkan untuk memikirkan hal-
hal yang abstrak dan tidak diperoleh melalui
penginderaan.
Peran bahasa sebagai media
komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu aspek penting
dalam pengembangan ilmu. Setiap ilmu dapat
berkembang jika temuan-temuan dalam ilmu itu
disebarluaskan melalui tindakan berkomunikasi.
Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi manusia
mencakup lima fungsi dasar, yaitu:
1. Fungsi Ekspresi: bahasa merupakan media manusia
untuk melahirkan ungkapan-ungkapan batin yang
ingin disampaikan penutur kepada orang lain.
2. Fungsi Informasi: untuk menyampaikan pesan atau
amanat kepada orang lain.
3. Fungsi Eksplorasi: penggunaan bahasa untuk
menjelaskan suatu hal, perkara dan keadaan.
4. Fungsi Persuasi: penggunaan bahasa yang bersifat
mengajak atau mempengaruhi.
5. Fungsi Entertainme: penggunaan bahasa untuk
menghibur, menyenangkan dan memuaskan batin.
Kelebihan Bahasa
• Bahasa mampu menggambarkan realitas yang ada dalam
kehidupan sehari-hari
• Dengan bahasa dapat mempermudahmengungkapkan
pikiran kepada orang lain secara jelas
• Membantu manusia dalam berpikir suatu hal yang rumit
berpikir rumit
• Bahasa memiliki sifat yang fleksibel dan sebenarnya sangat
mudah dimanipulasi untuk kepentingan tertentu
• Mempermudah dalam mengekspresikan diri
• Bahasa sebagai alat untuk beradaptasi dengan lingkungan
sosial serta sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.
Kekurangan Bahasa
• Kesamaran
yaitu ketidakmampuan menghadirkan sepenuhnya objek
realitas.
• Contoh : Ketika tamu meminta segelas air kepada tuan
rumah, tuan rumah tersebut mengambilkan segelas air
putih. Dan hal serupa dapat juga terjadi di berbagai
tempat, yaitu apabila seseorang meminta segelas air,
maka yang diberikan adalah air putih. Inilah yang
dinamakan dengan kesamaran bahasa. Dimana makna
yang dimiliki bahasa hanya mewakili hal tertentu.
Dalam kasus tadi, air mewakili air putih. Padahal, air
tidak harus berwarna putih.
• Ketaksaan atau ambiguitas
Ambigu yaitu adanya multitafsir dalam bahasa
yang memiliki lebih dari satu makna. Ketaksaan
dapat terjadi dalam kata, frasa, klausa, kalimat,
maupun dalam wacana.
Contoh : Saat seseorang menyindir dengan
perkataan yang berbanding terbalik dengan
realitas.
Berdasarkan jenisnya, ada dua macam ketaksaan dalam
bahasa, yaitu :
• Ketaksaan leksikal – kata yang memiliki makna ganda
dan dapat mengacu ke dua hal yang berbeda,
bergantung dengan lingkungan pemakaian.
Contoh : “Minggu lalu kami bertemu Paus” dapat
diartikan :
1. Minggu lalu kami bertemu dengan pemimpin agama
Katolik yang berdomisili di Roma
2. Minggu lalu kami bertemu sejenis ikan besar yang
disebut Paus.
Seharusnya kalimat tersebut diberi informasi tambahan
agar tidak terjadi ketaksaan
1. “ Minggu lalu ketika berkunjung ke Roma kami
bertemu Paus”
2. “Minggu lalu ketika berlayar di laut lepas itu kami
bertemu Paus”
• Ketaksaan gramatikal – bisa disebabkan oleh
peristiwa pembentukan kata secara gramatikal
yang menyebabkan perubahan makna atau
ketaksaan karena kemiripan frasa.
Contoh : pada frase orang tua dapat bermakna
ganda yaitu
1. Orang yang tua
2. Ibu-Bapak
• Tidak eksplisit
Kelemahan bahasa bisa disebabkan oleh
pengolahan kata yang tidak eksplisit.
Eksplisit artinya jelas, gamblang, tidak bertele-
tele, dan tersurat.
Untuk mengungkapkan pesan dengan jelas dan
dapat diterima dengan tafsir yang tepat,
seseorang perlu menyampaikan bahasa secara
eksplisit.
• Bergantung pada konteks
Seringkali ketika kita tidak memahami suatu kata
tertentu, kita melihat konteks untuk memahami
kalimat secara keseluruhan. Inilah yang
dinamakan dengan ketergantungan bahasa
dengan konteks. Konteks merupakan lahan yang
berada di luar struktur bahasa itu sendiri. Suatu
struktur bahasa yang sama dapat memiliki arti
yang berbeda apabila konteks gramatiknya
berbeda.
Misalnya, saat seseorang mengatakan “malam
ini akan dilaksanakan operasi.”
Bagi pendengar yang berada dalam lingkungan
kedokteran, mungkin dengan cepat akan
menangkap operasi yang dimaksud
berhubungan dengan kesehatan. Namun, bagi
pendengar yang kehidupannya di lingkungan
kepolisian, dia akan lebih mudah mencerna kata
operasi sebagai operasi keamanan.

Anda mungkin juga menyukai