Anda di halaman 1dari 11

 Kiky Mayka Sari (163110081/6C) Kelompok:

 Lea Yekti Utami (163110083/6C)


 Lifia Rahma Putri (163110087/6C)
 Made Wardani (163110094/6D)
 Ni Made Sri Santika D. (163110116/6D)
Suatu teknik kromatografi yang digunakan untuk memisahkan campuran yang tidak
volatile.

(WIKIPEDIA)

Metode ini dilakukan pada:


 selembar kaca
 plastik
 alumunium foil yang dilapisi dengan lapisan tipis bahan adsorben, biasanya silica
gel, alumunium oksida, atau selulosa.
Kelebihan:
 Pelaksanaannya lebih mudah & murah.
 Peralatan yang digunakan lebih sederhana.
 Analisis cepat.
 Bahan yang digunakan sedikit.

Kekurangan:
 Noda yang terbentuk belum tentu senyawa
murni.
 Hanya untuk menetukan pelarut yang cocok
pada untuk kromatografi kolom.
:
1. Memonitor pergerakan reaksi.
2. Mengidentifikasi senyawa yang terdapat didalam campuran.
3. Menentukan kemurnian bahan.

Setelah dilihat dari kegunaan KLT salah satunya yaitu untuk


mengidentifikasi senyawa yang terdapat di dalam campuran misalnya
pada identifikasi antibiotik.
Antibiotik adalah senyawa, baik alami maupun sintetik, yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia
didalam organime, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri.
BASITRASIN

Suatu polipeptida yang dihasilkan dari pertumbuhan organisme


kelompok licheniformis dari bacilus subtilis (familia bacilaceae).

Rumus: C66H103N17O16S
Massa molar: 1.422,69 g/mol
Potensi : kurang dari 40 unit per mg.
Efek: bakteriostatik dengan spektrum sempit .
Golongan : antibiotik topikal.
Indikasi : infeksi bakteri pada kulit .
- serbuk putih hingga kekuningan
- tidak berbau atau berbau lemah;
- hidroskopik;
Pemerian: - larutan terurai dengan cepat pada suhu kamar;
- mengendap dan tidak aktif oleh garam dari
beberapa logam berat.

- mudah larut dalam air;


Kelarutan: - larut dalam etanol, metanol dan asam asetat glasial;
- larutan dalam pelarut organik biasanya menunjukkan
sisa yang tidak larut;
- tidak larut dalam aseton, kloroform dan eter.
 Baku pembanding: zink basitrasin
Lakukan pengeringan dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari 5mmHg pada suhu 60 0C selama 3 jam sebelum
digunakan
 Lakukan KLT:
- Totolkan masing:
Larutan 1: 1 ml larutan dalam natrium edetat P (1 dalam 100) yang mengandung zat uji 6,0 mg per ml.
Larutan 2: 1 ml larutan dalam natrium edetat P (1 dalam 100) yang mengandung zink basitrasin BPFI
6,0 mg/ml.
- Pada jarak yang sama 2,5 cm dari tepi lempeng kromatografi campuran silica gel setebal 0,25 mm.
- Masukkan lempeng kedalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak campuran
butanol P-asam asetat glasial P-air-piridina P-etanol P (60:15:10:6:5) selama 30 menit dan biarkan
fase gerk merambat hingga 3/4 tinggi lempeng.
- Angkat lempeng dan biarkan fase gerak menguap.
- Semprot lempeng dengan larutan triketohidrindenahidrat P (1 dalam 100) dalam campuran butanol
P-piridina (99:1).
- Panaskan lempeng pada suhu lebih kurang 110 0 C selama lebih kurang 5 menit,
- Hitung harga Rf bercak utama yang diperoleh dari Larutan 1 sesuai dengan Larutan 2 pH antara 5,5 dan
7,5.
- Lakukan penetapan menggunakan larutan yang mengandung 10000 unit/ml.
- Lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari
5 mmHg pada suhu 600C selama 3 jam menggunakan lebih kurang 100 mg (susut pengeringan tidak
lebih dari 5,0 %)
NEOMISIN

Garam sulfat dari neomisin antibakteri yang dihasilkan oleh


pertumbuhan streptomyces frsdiae Waksaman (familia sterptomyces)
atau campuran dari 2 atau lebih bentuk garam.

Massa mollar : 614,644 g/mol.


Potensi : setara dengan tidak kurang dari 600 mikrogram neomisin/mg
dihitungterhadap zat yang telah dikeringkan.
Golongan : antibiotik aminoglikosida
Indikasi : infeksi pada kulit, mata dan telinga
- Serbuk putih sampai agak kuning
- padatan kering mirip es;
Pemerian: - tidak berbau atau praktis tidak berbau;
- mikroskopik;
- larut dalam kloroform dan eter.
 Baku pembanding: neomisin sulfat.
Lakukan pengeringan dalam hampa udara pada tekanan lebih dari 5 mmHg pada suhu 600C selama 3 jam sebelum
digunakan.
 Lakukan KLT:
- Totolkan masing-masing:
Larutan 1: 1 ml larutan yang mengandung neomisin sulfat 20mg/ml.
Larutan 2: 1 ml larutan yang mengandung zat uji 20 mg/ml pada lempeng kromatografi silica gel.
- Masukkan lempeng kedalam bejana kromatografi berisi fase gerak campuran air-amonium hidriksida P-asetat, yang
dibuat segar dan dibiarkan fase gerak merambat sampai lebih kurang 3/4 tinggi lempeng.
- Angkat lempeng, biarkan kering diudara dan panaskan pada suhu 1050 C selama 1 jam.
- Semprot lempeng dengan larutan ninhidri P dalam butanol ( 1 dalam 100), panaskan pada suhu 1050 C selama 5 menit.
- Amati kromatogram: Harga Rf bercak merah utama yang diperoleh dari larutan uji sesuai dengan yang diperoleh dari
larutan baku.
- Cara A:
* Larutan lebih kurang 10 mg dalam 1 ml tambahkan 5 ml asam sulfat 15 N.
* Panaskan pada suhu 1000C selama 100 menit.
- Cara B:
* Biarkan dingin , tambahkan 10 ml xilena P lalu kocok selama 10 menit biarkan memisah.
* Tuangkan lapisan xilena pada lapisan xilena tambahkan 10ml P- bromoanilin.
* Kocok, terjadi warna merah muda terang setelah itu biarkan.
- Cara C:
* Larutan 2 menunjukkan reaksi sulfas.
- pH antara 5,0 dan 7,5.
- Lakukan penetapan menggunakan larutan yang mengandung 33 mg/ml, susut pengering tidak lebih dari 8,0%.
- Lakukan pengeringan dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 600C selama 3 jam
menggunakan lebih kurang 100 mg.

Anda mungkin juga menyukai