Anda di halaman 1dari 23

LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK

Dr. Ifo Faujiah Sihite, M Ked (Ped), SpA


 Sistem imun atau kekebalan tubuh manusia berfungsi
menjaga tubuh dengan cara melawan infeksi yang
menyerang.

 Tetapi pada kondisi tertentu, sistem imun tubuh malah


menyerang sel-sel dalam tubuh kita sendiri sehingga timbul
berbagai gejala penyakit yang disebut penyakit autoimun.

 Salah satu penyakit autoimun yang sering dijumpai adalah


lupus eritematosus sistemik (systemic lupus erythematous,
SLE) atau masyarakat mengenalnya dengan sebutan “Lupus”.
Apa itu lupus
 Lupus adalah suatu penyakit autoimun akibat tubuh
memproduksi antibodi berlebihan yang menyerang jaringan
tubuh sendiri di berbagai organ.

 Kerusakan organ selanjutnya akan menyebabkan berbagai


keluhan dan gejala, bersifat episodik yg diselingi periode remisi.

 Penyakit ini lebih banyak mengenai anak perempuan.

 Angka kejadiannya meningkat seiring dgn bertambahnya usia.

 Pada anak, sebagian besar penderita lupus berusia 9-15 tahun


(masa pubertas).
Etiologi & Patogenesis
 Penyebab belum diketahui

 Interaksi antara faktor genetik, yg di dapat & lingkungan

 Hasil akhirnya adalah gangguan imunitas yg ditandai oleh


persistensi limfosit B dan T yg bersifat autoreaktif

 Autoantibodi yg terbentuk berikatan dgn autoantigen membtk


kompleks imun yg mengendap berupa depot dlm jaringan

 Akibatnya akan terjadi aktivasi komplemen sehingga terjadi


reaksi inflamasi yg menimbulkan lesi di tempat tsb
Interaksi antara gen dan lingkungan  memicu respon imun abnormal berupa
autoantibodi dan kompleks imun yang terdeposit di jaringan  mengaktivasi
komplemen  menimbulkan inflamasi  berlanjut menjadi kerusakan organ
yang ireversibel
What are the signs and symptoms?
 No two cases of lupus are the same
 Symptoms vary, but the most common symptoms of lupus
include:
 50-90% of people with lupus identify fatigue as a main
symptom
 Most people with lupus experience unexplained fevers
 Up to 90% of people with lupus will have joint
inflammation or swelling
 Depending on the organs affected, patients may experience
different symptoms
Manifestasi Klinis
sistem klinis
konstitusional  Demam, malaise, penurunan BB
Kulit  Butterfly rash, lupus diskoid, peritema periungual,
fotosensitivitas, alopesia, ulserasi mukosa

Muskokletal Poliartralgia & artritis, tenosivitis, miopati, nekrosis aseptik

Vaskular  Fenomena Raynaud, retikularis livedo, trombosis,


eritromelalgia, lupus profundus
Jantung  Perikarditis & efusi, miokarditis, endokarditis
Paru Pleuritis, pneumonitis basilar, atelektasis
Gastrointestinal Peritonitis, disfungsi esofags, kolitis
Hati, limpa, Hepatomegali, splenomegali, limfadenopati
kelenjar
Neurologi Seizure, psikosis, polineuritis, neuropati perifer
Mata Eksudat, papiedema, retinopati
Renal Glomerulonefritis, SN, hipertensi
Pemeriksaan Penunjang
 Darah tepi lengkap : anemia, leukopenia, trombositopenia
 LED
 Urinalisis
 Sel LE
 ANA
 Antibodi anti doublestranded – DNA
 Autoantibodi lain ( anti Sm, RF, antifosfolipid, antihiston )
 Titer komplemen C3, C4 dan CH50
 Titer IgM, IgG, IgA
 Faktor reumatoid
 Uji Coombs
 Kreatinin dan ureum
 Prot urin >0,5 gr/24 jam
 Pencitraan : foto toraks, USG ginjal, MRI kepala
The eleven criteria for lupus diagnosis

› 11 clinical criteria
for lupus diagnosis
• At least four of
the eleven criteria
for lupus are
typically present
for lupus
diagnosis:

9
Kriteria Definisi

1 Bercak malar (butterfly Eritema datar atau menimbul yg menetap di


rash) daerah pipi, cenderung menyebar ke lipatan
nasolabial

2 Bercak diskoid Bercak eritema yg menimbul dgn adherent


keratotic scaling dan follicular plugging, pd lesi
lama dpt terjadi parut atrofi

3 Fotosensitif Bercak di kulit yg timbul akibat paparan sinar


matahari, pd anamnesis atau pemeriksaan fisik
4 Ulkus mulut Ulkus di mulut atau nasofaring biasanya tdk nyeri

5 Artritis Artritis nonerosif pd 2 atau lebih persendian


perifer, ditandai dgn nyeri tekan, bengkak atau
efusi
6 Serositif  Pleuritis
Riw pleuritic pain atau terdengar pleural friction rub
atau terdpt efusi pleura pd pemeriksaan fisik , atau
Perikarditis
Dibuktikan dgn EKG atau terdengar pericardial friction
rub atau terdpt efusi pleura pd pemeriksaan fisik
7 Gangguan ginjal  proteinuria persisten >0,5 g/hr atau pemeriksaan +3
jika pemeriksaan kuantitatif tdk dpt dilakukan, atau
 cellular cast : eritrosit, Hb, granular, tubular atau
campuran
8 Gangguan saraf  kejang
Tdk disebabkan obat atau metabolik (uremia,
ketoasidosis, atau ketidakseimbangan elektrolit) atau
 psikosis
Tdk disebabkan
9 Gangguan darah Terdpt salah satu kel darah
 anemia hemolitik  dgn retikulosis
Lh sat  leukopenia  <4000/mm³ pd ≥ 1 pemeriksaan
 limfopenia  <1500/mm³ pd ≥ 2 pemeriksaan
 trombositopenia  <100 000/mm³ tanpa adanya
intervensi obat
10 Gannguan imunologi Terdpt salah satu kelainan :
 anti ds-DNA di atas titer norml
Anti-Sm(Smith) (+)
Antibodi fosfolipid (+) berdasarkan kadar serum IgG
atau IgM antikardiopilin yg abnormal
Antgikoagulan lupus (+) dg menggunakan tes
standar
Tes sifilis (+) palsu, paling sedikit selama 6 bln dan
dikonfirmasi dgn ditemukannya Treponema palidum
atau antibodi treponema
11 Antibodi antinuklear Tes ANA (+)
Lupus Nefritis
 Merupakan penentu utama prognosis jangka panjang
 Lebih sering terjadi pd anak dibanding dewasa
 Biasanya asimtomatik, gejala awal berupa hematuria
mikroskopik, proteinuria, penurunan filtrasi
glomerular dan hipertensi
 Peny ginjal yg nyata biasanya timbul 2 thn setelah
onset
Kelainan Gineko-Obstetrik
 Timbulnya peny lupus sering disertai amenore
 Riw abortus berulang seblm timbul lupus
 Kehamilan pd penderita lupus berisiko terhadap fetal dan
perinatal dan dpt memacu timbulnya manifestasi lupus
terutama jika peny tdk dikontrol dgn baik
 Kehamilan diluar masa remisi dihindari dgn pemakaian alat
kontrasepsi, tetapi jangan IUD (berisiko infeksi) dan pil
estrogen (risiko trombosis)
Pengobatan
 Non farmakologis :

Education
social & psikologis support
Bed rest
Sun block
Follow up

 Farmakologis :

Mild : sun block (Parasol)


Antiinflamasi nonsteroid
Naproksen : 7,5-20 mg/kg/hari
Diklofenak : 2-3 mg/kg/hari
Corticosteroid (control symptoms and autoantibody product) :
◦ Prednison dosis tinggi : 1-2 mg/kg/hari dosis terbagi 
mengatasi krisis lupus, gejala nefritis, SSP, dan anemia
hemolitik sampai aktivitas peny terkontrol  1x perhari
selama 6-8 mggu  tapp off
◦ Prednison dosis rendah : <0,5 mg/kg/hari  mengatasi
gejala klinis sep demam, dermatitis, efusi pleura selama 4
mggu

Severe disease → cytotoxic therapy :


Cyclophosphamide
500-1000 mg/m² tiap bln selama 6 bln
Azathioprine
1-3 mg/kg/hari
Immunoglobulin intravena (IVIG)
Pada LES dewasa yg refrakter
Prednison

 Terapi inisial (4-6 mggu pertama)


 0,5-2 mg/kg/hari  minimal 2 dosis
 Dosis tappering
 Dosis 20-60 mg/hari  2,5-5 mg/mggu
 Dosis 10-20 mg/hari  1-2,5 mg setiap 2-4 mgg
 Dosis < 10 mg/hari  0,5-1 mg setiap 2-4 mgg
Prognosis
 Angka harapan hidup utk 10 thn  90%
 Kematian : gagal ginjal, hipertensi maligna, kerusakan SSP,
perikarditis, sitopenia autoimun
Malar rash
19 19
Butterfly rash

20 20
Oral ulcers

21
21
Lupus Discoid

22
22
Alopecia

23
23

Anda mungkin juga menyukai