Anda di halaman 1dari 31

DOSIMETRI DAN

PROTEKSI RADIASI
Muhammad Dzakwan

Prodi S1 Farmasi
STIKES Nasional
Outline Matakuliah
1. Definisi dosimetri
2. Jenis atau tipe paparan radiasi
3. Dosis paparan radiasi
4. Dosimeter
5. Perhitungan paparan radiasi
6. Proteksi radiasi
I. Definisi Dosimetri
 Dosimetri adalah ilmu yang mempelajari
berbagai besaran dan satuan dosis
radiasi
 Dosimetri dapat diartikan juga sebagai
proses pengukuran, perhitungan dan
penilaian dosis radiasi yang diserap tubuh
manusia baik secara internal (tertelan,
terhirup) maupun eksternal karena radiasi
oleh sumber radiasi
 Dosis adalah kuantitas dari proses yang
ditinjau sebagai akibat radiasi mengenai
materi.
Dua Faktor penting dalam paparan radiasi
1. Jenis radiasi
2. Bahan yang dikenainya

 Jika yang terkena radiasi adalah benda


hidup, maka perlu juga diperhatikan
tingkat kepekaan masing – masing
jaringan tubuh terhadap radiasi

 Jika zat radioaktif sebagai sumber radiasi


yang masuk kedalam tubuh, maka yang
perlu diperhatikan adalah pola distribusi dan
proses metabolisme
Ada 2 tipe paparan radiasi
1. Internal : terjadi ketika radiasi dipancarkan
oleh bahan radioaktif masuk ke dalam tubuh
2. Eksternal : terjadi ketika sumber radiasi atau
bahan radioaktif hanya mengenai bagian luar
tubuh
Alur paparan radiasi dalam lingkungan
II. Tipe atau Jenis Radiasi

1. Radiasi alfa (₂α⁴ atau ₂Ηе⁴)


Terdiri atas partikel alfa dengan 2 proton dan 2 neutron sehingga
bermassa 4, bermuatan positif, daya tembus kecil dengan radiasi
sekitar 1,5 × 107 m/s seitar 1 /20 kali kecepatan cahaya
2. Radiasi beta (₋₁β⁰ atau ₋₁e⁰)
Terdiri atas elektron berenergi tinggi yang berasal dari inti atom
dengan muatan negatif, bermassa sangat kecil sekitar 5,5× 10−4 sma
atau sekitar 1/2000 sma, berdaya tembus lebih besar dari pada sinar
alfa. Sinar beta dapat menembus logam Al (100 kali daya tembus
sinar alfa
3. Radiasi gamma (₀γ⁰)
Radiasi gelombang elektromagnetik yang terpancar dari inti
atom dengan energi yang sangat tinggi yang tidak memiliki
massa maupun muatan, panjang gelombang pendek sehingga
berdaya tembus besar 10.000 kali daya tembus sinar alfa.

 Sifat – Sifat paparan Sinar Radioaktif secara umum:


1. Dapat menembus kertas atau lempengan logam
tipis.
2. Dapat mengionkan gas yang disinari.
3. Dapat menghitamkan pelat film.
4. Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat
berpendar (fluoresensi).
5. Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi
tiga berkas sinar, yaitu sinar α, β,dan γ.
III. Dosis Paparan Radiasi
1. Paparan
 Paparan adalah kemampuan radiasi sinar X atau gamma untuk
menimbulkan ionisasi di udara pada volume tertentu. Satuan
paparan adalah coulomb/kilogram (C/kg).
• Satuan lama yang digunakan untuk menyatakan dosis paparan
adalah roentgen (R)

 Satuan roentgen diukur pada kondisi standar 0oC dan 76 cmHg

 1 R didefinisikan sebagai jumlah muatan yang terbentuk akibat ionisasi


sinar gamma atau sinar-X sebanyak 1 statcoulomb (SC) tiap 1 cm3 udara

1 R = 1 SC/cm3 atau 1 R = 2,58 x 10-4 C/kg

1 C/kg adalah besar paparan yg dapat menyebabkan


terbentuknya muatan listrik sebesar 1 coulomb pada suatu
elemen volume udara yg mempunyai massa 1 kg.
2. Dosis Paparan (X)

 Dosis paparan erat hubungannya dengan radiasi yang


berasal dari sumber eksternal yaitu berupa radiasi sinar
gamma dan radiasi sinar X
 Radiasi sinar gamma dan radiasi sinar X memiliki daya
tembus dan jangkauan terjauh

 Satuan yang digunakan saat ini adalah exposure unit (X)

 1 X didefinisikan sebagai muatan sejumlah 1 C yang


terbentuk dalam 1 kg udara sebagai akibat ionisasi sinar-
X atau radiasi gamma

1 X = 1 C/kg
Hubungan antara X dan R adalah:

1 X = 3881 R
3. Laju Paparan
Laju paparan adalah besar paparan per satuan waktu.
Satuan lajuan paparan :
- SI = Coulomb/kilogram-jam (C/kg-jam)
- Satuan lama = Rontgent/Jam (R/jam)

4. Dosis Serap (D)


Dosis serap adalah energi rata-rata yang diserap bahan
per satuan massa bahan tersebut. Satuan dosis serap
adalah joule/kg atau gray (Gy)

Keterangan :
dE = energi yg diserap dan dm = massa bahan
Satuan dosis serap:
- SI : joule/kg atau gray (Gy)
- Satuan lama : Radiation Absorbed Dose(rad)
1 gray (Gy) = 100 rad
“Dosis serap berlaku untuk semua jenis radiasi dan semua jenis bahan yang dilalui”
5. Laju Dosis Serap
Laju dosis serap adalah besar dosis serap per satuan waktu
Satuan laju dosis serap:
- SI = joule/kg.jam (Gy/jam)
- Satuan lama = rad/jam

Hubungan Dosis Serap dengan Paparan dapat di rumuskan :

D=f.X
Keterangan:
D = Dosis serap (rad), X = Paparan (R), f = Faktor konversi dari laju paparan
kelaju dosis serap (rad/R)

Untuk medium udara f = 0,877 rad/R dan untuk medium bukan udara :
Tabel : Faktor Konversi dari nilai penyinaran ke dosis

Dalam bidang proteksi radiasi praktis, f = 1 rad/R


6. Dosis Ekuivalen (H)
 Dosis ekuivalen merupakan perkalian dosis serap dan
faktor bobot radiasi.
 Faktor bobot radiasi adalah besaran yang merupakan
kuantisasi radiasi untuk menimbulkan kerusakan pada
jaringan/organ
Satuan dosis ekivalen adalah
-SI = Sievert (Sv)
-Satuan lama = Radiation Equivalen Men (Rem)

Dimana 1 Sievert (Sv) = 100 rem


 Dosis serap yang sama tetapi berasal dari jenis radiasi yang
berbeda ternyata memberikan akibat atau efek yang berbeda
pada sistem tubuh makhluk hidup.
 Makin besar daya ionisasi makin tinggi tingkat kerusakan
biologi yang ditimbulkannya.
 Besaran yg merupakan jumlah radiasi untuk menimbulkan
kerusakan pada jaringan/organ dinamakan Faktor bobot
radiasi(Wr)
 Faktor bobot radiasi sebelumnya disebut dengan faktor
kualitas (QF), Sedang untuk aplikasi di bidang radiologi
dinyatakan dengan relative biological effectiveness
(RBE)

 Rumus dosis ekivalen :

Keterangan :
H = dosis ekivalen, D = dosis serap, Wr = Faktor bobot radiasi

7. Laju Dosis Ekuivalen


Laju dosis ekivalen adalah dosis ekivalen per satuan waktu
Satuan laju dosis ekivalen :
-SI = sievert/jam (Sv/jam)
-Satuan lama = Radiation Equivalen Men/jam (Rem/jam)
Tabel. Faktor bobot radiasi untuk berbagai jenis radiasi
8. Dosis Ekuivalen Efektif (E)
 Dosis ekuivalen efektif adalah besaran dosis yang
memperhitungkan sensitifitas organ/jaringan.
 Tingkat kepekaan organ/jaringan tubuh terhadap efek
stokastik akibat radiasi disebut faktor bobot organ/jaringan
tubuh (Wt)
 Dosis efektif merupakan hasil perkalian dosis ekivalen
dengan faktor bobot jaringan/organ.
 Pada penyinaran seluruh tubuh sedemikian sehingga setiap
organ menerima dosis ekivalen yg sama
 Efek radiasi yg diperhitungkan adalah efek stokastik.
 Besaran dosis yg memperhitungkan sensitivitas organ
disebut dosis ekivalen efektik(E)
 Tingkat kepekaan organ terhadap efek stokastik akibat
radiasi disebut faktor bobot organ tubuh (Wr).

Satuan dosis ekivalen efektif:


-SI = sievert (Sv)
-Satuan lama = Radiation Equivalen Men (rem)
9. Laju Dosis Ekuivalen Efektif
Laju dosis ekivalen efektif adalah Dosis ekivalen efektif per satuan waktu.
Satuan laju dosis ekivalen efektif :
-SI = Sv/jam
-Satuan Lama = rem/jam

Tabel. Faktor bobot untuk berbagai organ dan jaringan tubuh


10. Dosis Kolektif (ST)
 Dosis kolektif adalah dosis ekivalen atau dosis efektif yang
digunakan apabila terjadi penyinaran pada sejumlah besar
populasi peduduk.
 Penyinaran ini biasanya muncul akibat kecelakaan nuklir
atau kecelakaan radiasi.
 Simbol besaran untuk dosis kolektif adalah ST dengan
satuan sievert-man (Sv-man).
 Dosis ekivalen/dosis efektif yg dipergunakan apabila
terjadi penyinaran pada sejumlah besar populasi
(penduduk).
 Penyinaran ini biasanya muncul apabila terjadi kecelakaan
nuklir/radiasi. Dalam hal ini perlu diperhitungkan
distribusi dosis radiasinya dan distribusi populasi yg
terkena penyinaran.
Keterarangan :
ST = p . H H= Dosis ekivalen, p= jumlah populasi (penduduk)

Satuan dosis kolektif :


-SI = sievert-man
-Satuan lama = rem-man
IV. Dosimeter
 Dosimeter adalah sebuah perangkat atau alat untuk
mengukur paparan radiasi pengion dan mengukur
tingkat radiasi pengion yang diterima setiap orang
yang berada medan radiasi
 Alat ukur Dosimeter sangat penting terutama
digunakan untuk memperkirakan dosis radiasi yang
disimpan pada individu yang memakai perangkat.
 Dosimeter berdasarkan cara kerjanya dibagi 2 yaitu :
1. Dosimeter pasif, menghasilkan sinyal yang
diinduksi radiasi, disimpan dalam perangkat
Dosimeter kemudian diproses dan hasilnya
dianalisis
2. Dosimeter aktif menghasilkan sinyal yang
diinduksi radiasi dan menampilkan pembacaan
langsung dari dosis yang terdeteksi atau laju dosis
secara real time.
Perbandingan antara aktif dan pasif dosimeter

Dosimeter aktif, hasil langsung bisa diketahui


Dosimeter pasif

Dosimeter aktif, hasil langsung bisa diketahui Reader / pembaca hasil


dari dosimeter pasif
 Dosimeter berdasarkan cara pemakianya dibagi 2 yaitu :

1. Dosimeter Eksternal
 Alat pengukur dosis radiasi dari sumber radiasi yang
terletak di luar tubuh

 Salah satu jenis dosimeter eksternal adalah dosimeter


foton dan radiasi beta :

 Radiasi beta dan foton berbahaya bagi kulit dan mata


karena dapat merusak jaringan dan sel

2. Dosimeter Thermoluminesent (TLD)


 Ketika radiasi pengion melewati
detektor (chip), atom-atomnya
melepaskan beberapa elektronnya,
elektron akan terperangkap pada
dosimeter dalam keadaan tereksitasi
3. Dosimeter Radiasi
Netron

 Netron berinteraksi
secara berbeda dalam
materi daripada radiasi
foton dan beta, detektor
neutron memiliki prinsip
fisik yang berbeda
dibandingkan detektor
radiasi foton dan beta.

 Ada 2 jenis dosimeter


netron yaitu dosimeter
netron personal dan
dosimeter netron
portabel
4. Dosimeter Internal
 Dosimeter internal adalah alat pengukur dosis radiasi
yang berasal dari zat radioaktif yang telah dimasukkan
Kedalam tubuh dengan cara menelan, menghirup atau
dengan cara lain.

 Dua langkah dalam pengukuran radiasi dengan


dosimeter internal

1. Tingkat radiasi di dalam tubuh seseorang diukur


menggunakan salah satu dari tiga metode :
a. in vivio bioassay yaitu pengukuran langsung
radioaktivitas di dalam tubuh
b. in vitro bioassay yaitu pengukuran radiaoktivitas
melalui urin atau feses
c. Pengukuran radioaktifitas di udara tempat bekerja

2. Menghitung hasil dosis radiasi internal


In-vivo bioassay In-vitro bioassay

A typical lung counter


A liquid scintillation analyzer.

Pengukuran
radioaktivitas di udara
V. Perhitungan Paparan Dosis Radiasi
 Tahapan dalam perhitungan paparan dosis radiasi

1. Determine which organs and tissues nuclear substances are


deposited into
2. Estimate how much radiation energy is absorbed by the organs and
tissues.
3. A biokinetic model It relates the quantity of nuclear substances taken
into the body to the quantity retained in organs and tissues, and to the
rate at which the substances are excreted from the body.
4. A dosimetric model calculates how much radiation energy is absorbed
by the organs and tissues as a result of the nuclear substances that are
in the body.
Pengukuran ketidakpastian dalam dosimetri eksternal
i. Primarily caused by a lack of knowledge about the environment in
which a dosimeter will be used; the response of a dosimeter can vary
based on the instrument’s calibration relative to the field it is
measuring.
ii. Lack of precision in dosimeter response, due partly to differences in
material composition of the detector
iii. Inexact dosimeter calibration standards
iv. Bias in the interpretation of output of the processing device
v. The orientation of the dosimeter’s user relative to the radiation field
being measured

Pengukuran ketidakpastian dalam dosimetri internal


1. Lack of knowledge of the exact time of an intake
2. Variation among individuals’ metabolisms
3. Uncertainty or variability in the characteristics of the material to which
aworker may have been exposed (particularly the size of dust particles);
4. Absorption characteristics of the material in the respiratory tract and in
the gut; and the composition of the mixture of nuclear substances to
which a worker may have been exposed
V. Proteksi Paparan Radiasi
• Proteksi radiasi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari aplikasi radiosiotop dan radiasi

 Proteksi radiasi bertujuan untuk mencegah bahaya


akibat paparan radiasi untuk masyarakat,
meminimalkan efek yang merugikan bagi para pekerja
radiasi, dan mencegah bahaya akibat terlepasnya
radiosiotop ataupun paparan radiasi menuju
lingkungan

 Dari ketiga tujuan ini dapat disimpulkan bahwa proteksi


radiasi bertujuan untuk melindungi masyarakat, pekerja
radiasi dan lingkungan.
 Tiga Filosofi Proteksi Radiasi
1. Menghindari penggunaan radioisotop atau radiasi
kecuali menghasilkan manfaat yang nyata.
2. Semua paparan radiasi harus dijaga pada level
seminimal mungkin dengan memasukkan faktor
kesehatan, ekonomi, dan sosial.
3. Dosis ekivalen untuk masing-masing individu tidak
boleh melebihi batas yang direkomendasikan
untuk suatu kondisi tertentu.
 Filosofi nomor dua diterjemahkan sebagai suatu
konsep yang disebut ALARA (As Low As Reasonably
Achievable).
 Konsep ALARA artinya para pekerja radiasi hanya
mendapatkan dosis nyata (actual dose) yang lebih
rendah dari dosis maksimum yang diperbolehkan
• Semua desain sistem dan desain operasional harus
ditujukan untuk mendapatkan dosis ekivalen yang
serendah mungkin
 Untuk keperluan proteksi radiasi, maka ICRP (International
Commission on Radiological Protection) membagi kategori
paparan radiasi terhadap tiga kelompok yaitu:

1. Paparan kerja

 Paparan kerja merupakan paparan radiasi


pengionisasi yang diterima oleh seseorang
atau sekelompok orang akibat penggunaan
radiasi di lingkungan kerjanya.
 Kelompok orang dalam kategori ini disebut
sebagai pekerja radiasi.
 Pekerja radiasi sendiri masih terbagi
menjadi dua subkategori yaitu wanita hamil
dan pekerja radiasi yang lain
2. Paparan publik
 Paparan publik merupakan paparan radiasi
pengionisasi yang diterima masyarakat umum.
 Kelompok ini terbagi menjadi dua subkategori
yaitu individu dalam kelompok masyarakat
dan kelompok masyarakat secara keseluruhan

3. Paparan medis
 Paparan medis merupakan paparan radiasi
pengionisasi yang diterima oleh pasien akibat
tindakan diagnostik maupun terapi.
 Tidak termasuk dalam kelompok ini adalah dokter,
radiografer, radiologist, dan paramedis karena
mereka semua termasuk dalam kategori paparan
kerja

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah Radio
    Makalah Radio
    Dokumen16 halaman
    Makalah Radio
    Eka Fandi Pramana
    Belum ada peringkat
  • Modul Farmakognosi
    Modul Farmakognosi
    Dokumen56 halaman
    Modul Farmakognosi
    Eka Fandi Pramana
    Belum ada peringkat
  • 01
    01
    Dokumen51 halaman
    01
    Eka Fandi Pramana
    Belum ada peringkat
  • Supositoria Dan Ovula
    Supositoria Dan Ovula
    Dokumen7 halaman
    Supositoria Dan Ovula
    Eka Fandi Pramana
    Belum ada peringkat
  • 1875 4949 1 SM
    1875 4949 1 SM
    Dokumen6 halaman
    1875 4949 1 SM
    Eka Fandi Pramana
    Belum ada peringkat
  • Guttae
    Guttae
    Dokumen3 halaman
    Guttae
    Eka Fandi Pramana
    Belum ada peringkat
  • Pil Granul Tablet
    Pil Granul Tablet
    Dokumen8 halaman
    Pil Granul Tablet
    Eka Fandi Pramana
    Belum ada peringkat