Anda di halaman 1dari 11

APLIKASI KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN BRONKOPNEUMONIA
Dwi Aprilina Andriani, S.Kep., Ns., M.Kep
PENGERTIAN BRONKOPNEUMONIA
 Bronkopneumonia menggambarkan
pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbercak, teratur dalam satu
atau lebih area terlokalisasi didalam bronki
dan meluas ke parenkim paru yang
berdekatan di sekitarnya. Pada
bronkopneumonia terjadi konsolidasi area
berbercak.
EPIDEMIOLOGI
 Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir
30% pada anak-anak di bawah umur 5 tahun dengan
resiko kematian yang tinggi, sedangkan di Amerika
pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh
penyakit infeksi pada anak di bawah umur 2 tahun.
FAKTOR PREDISPOSISI
 Secara umun individu yang terserang bronchopneumonia
diakibatkan oleh adanya penurunan mekanisme pertahanan
tubuh terhadap virulensi organisme patogen.
 Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus,
bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma, dan
riketsia.
Faktor Risiko
1. Status gizi (gizi kurang dan gizi buruk memperbesar
risiko),
2. Pemberian ASI ( ASI eksklusif mengurangi risiko)
3. Suplementasi vitamin A (mengurangi risiko),
4. Suplementasi zinc (mengurangi risiko),
5. Bayi berat badan lahir rendah (meningkatkan risiko),
6. Vaksinasi (mengurangi risiko), dan
7. Polusi udara dalam kamar terutama asap rokok dan
asap bakaran dari dapur (meningkatkan risiko).
TANDA DAN GEJALA
 Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di
saluran pernafasan bagian atas selama beberapa hari.
 Pada tahap awal, penderita bronchopneumonia mengalami
tanda dan gejala yang khas seperti menggigil, demam, nyeri
dada pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat
bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul
sianosis.
 Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan
terdengar ketika terjadi konsolidasi (pengisian rongga udara
oleh eksudat).
Patofisiologi
 POHON MASALAH bronkopnemoni.doc
PEMERIKSAAN FISIK
 Pada bronkopneumonia, hasil pemeriksaan fisik tergantung
pada luasnya daerah yang terkena. Pada perkusi toraks sering
tidak dijumpai adanya kelainan. Pada auskultasi mungkin
hanya terdengar ronki basah gelembung halus sampai sedang.
Bila sarang bronkopneumonia menjadi satu ( konfluens )
mungkin pada perkusi terdengar suara yang meredup dan
suara pernafasan pada auskultasi terdengar mengeras.
PEDOMAN DIAGNOSIS DAN
TATALAKSANA PNEUMONIA
 Bronkopneumonia sangat berat :
 Bila terjadi sianosis sentral dan anak tidak sanggup minum,maka anak harus dirawat di rumah sakit dan
diberi antibiotika.
 Bronkopneumonia berat :
 Bila dijumpai adanya retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup minum,maka anak harus dirawat di
rumah sakit dan diberi antibiotika.
 Bronkopneumonia :
 Bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernafasan yang cepat :
 > 60 x/menit pada anak usia < 2 bulan
 > 50 x/menit pada anak usia 2 bulan – 1 tahun
 > 40 x/menit pada anak usia 1 - 5 tahun.
 Bukan bronkopenumonia :
 Hanya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti diatas, tidak perlu dirawat dan tidak perlu diberi
antibiotika. Diagnosis pasti dilakukan dengan identifikasi kuman penyebab:
a. kultur sputum atau bilasan cairan lambung
b. kultur nasofaring atau kultur tenggorokan (throat swab), terutama virus
c. deteksi antigen bakteri
PENANGANAN BRONKOPNEUMONIA
 Antibiotik
penicillin G. Mediaksi efektif lainnya termasuk eritromisin,
klindamisin dan sefalosporin generasi pertama.
 Kortikosteroid
Kortikosteroid diberikan pada keadaan sepsis berat.
 Inotropik
 Pemberian obat inotropik seperti dobutamin atau dopamine
kadang-kadang diperlukan bila terdapat komplikasi gangguan sirkulasi
atau gagal ginjal pre renal.
 Terapi oksigen
Terapi oksigen diberikan dengan tujuan untuk mencapai PaO2 80-
100 mmHg atau saturasi 95-96 % berdasarkan pemeriksaan analisa gas
darah.
PENANGANAN BRONKOPNEUMONIA
 Nebulizer
Nebulizer digunakan untuk mengencerkan dahak yang kental. Dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronchodilator bila terdapat bronchospasme.
 Ventilasi mekanis
Indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia :
1. Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan oksigen 100 % dengan
menggunakan masker
2. Gagal nafas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress, dengan
atau didapat asidosis respiratorik.
3. Respiratory arrest
4. Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif.

Anda mungkin juga menyukai