Merupakan pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-kelainan dari organ jantung dan pembuluh darah yang meliputi:
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
ANATOMIS JANTUNG
INSPEKSI
Tujuan : untuk menentukan bentuk prekordium dan denyut pada apeks jantung, denyut nadi pada dada dan denyut vena.
Pemeriksaan dinding dada dilakukan pada 6 daerah dibawah ini :
1. Daerah aorta : ruang interkostal pada sternum kanan
2. Daerah pulmonal : ruang interkostal kedua pada sternum kiri
3. Titik Erb : ruang intekostal ketiga pada sternum kiri
4. Daerah trikuspid atau ventrikel kanan : ruang interkostal 4 dan 5 pada sternum kiri
5. Daerah apeks atau ventrikel kiri : ruang interkostal kelima pada sternum kiri
6. Daerah epigastrik : dibawah prosesus xifoideus
A. Parut
Operasi jantung sebelumnya akan menimbulkan bekas parut pada dinding dada. Posisi parut dapat memberi petunjuk mengenai lesi katup yang
telah dioperasi. Pentingnya pemeriksaan parut ini adalah untuk menunjukkan adanya penyakit katup mitral.
B. Kelainan tulang
Kelainan tulang seperti pektus ekskavatum (funelchaest) atau kifosskoliosis (kyphos = membungkuk ; scoliosis = melengkung ) kurvatura
kolumna vertebralis dapat ditemukan. Kelainan tulang seperti ini dapat merupakan bagian dari sindrom marfan yang dapat menyebabkan
distorsi posisi jantung dan pembuluh pembuluh darah besar di rongga dada. Dengan demikian, posisi denyut apeks berubah. Deformitas dada
yang berat dapat mengganggu fungsi paru dan menyebabkan hipertensi pulmonal.
C. Kelainan operatif
Yaitu berupa kotak pacu jantung. Kotak ini biasanya terletak di bawah otot pektoralis kanan atau kiri dan dengan mudah di palpasi serta
terbuat dari bahan metalik.
D. Denyut apeks
Posisi normal adalah pada sela interkostal kiri ke-5 berjarak 1 cm medial dari garis midklavikula. Denyut ini disebabkan terutama karena
terjadi recoil apeks jantung ketika darah disemburkan pada waktu sistol. Posisi yang normal adalah sela interkosta kiri ke5 berjarak 1 cm
medial dari garis midclavikula
E. Pelebaran vena dada
Misal pada penyumbatan pada vena cava superior karena tumor mediastinum, pembengkakan kelenjar limfe
mediastinum dan aneurisma aorta
Auskultasi jantung menggunakan alat stetoskop duplek, yang memiliki dua sisi yang
dapat dipakai bergantian (bel & diafragma)
Bell : untuk mendengarkan suara yang nadanya rendah. Misal : BJ 3 dan 4, dan bising
mediastole mitral/trikuspid. Tempelkan dengan penekanan ringan pada dinding dada.
Diafragma : untuk mendengarkan suara yang nadanya tinggi. Misal : BJ 1 dan 2, OS
(opening snap), bunyi ejeksi (ejection sound), pericardial friction rub, bising sistolik dan
awal diastolik.
1. katup semilunar pulmonalar. Terdengar lebih jelas pada persambungan iga ke- 3 kiri dengan sternum.
2. katup semilunar aorta. Terdengar lebih jelas pada sternum, lebih rendah dan lebih medial daripada katup
pulmonal
3. katup mitral. Terdengar lebih jelas pada sternum, dekat atas batas sendi antara iga 4 dengan sternum.
4. katup tricuspid. Terdengar lebih jelas pada sternum (arah menyilang sternum, sesuai garis penghubung proyeksi
katup mitral dengan sendi antara sternum dengan iga kanan ke 5. bila ada kelainan jantung, maka proyeksi katup
berpindah. Misalnya pada stenosis mitral, maka katup mitral bergerak ke kiri bawah
BUNYI JANTUNG
Urutan palapasi:
1. Teliti denyutan dan getaran (thrill) di prekordium
2. Teliti pergerakan trakea
Auskultasi : bising (bruit) pada penyempitan arteri karotis menandakan adanya penyempitan katup aorta.
D. Tekanan Vena Jugularis (JVP – Jugularis Vena Pressure)
JVP memberikan informasi mengenai fungsi atrium dan ventrikel kanan.
Teknik :
Tinggikan posisi kepala bed 30°. Biarkan pasien rileks dan otot leher (sternomastoid) tetap rileks.
Vena jugularis interna terletak medial dari otot sternomastoid, sedangkan vena jugularis eksterna lebih mudah terlihat
dan terletak disisi lateralnya.Temukan vena jugularis eksterna, dan cari pulsasi vena jugularis interna.
Fokus pada vene jugularis interna kanan, lihat pulsasi di suprasternal noch, terletak diantara perlekatan otot
sternomastoid pada tulang sternum dan klavikula.
Temukan titik tertinggi undulasi vena jugularis interna, tarik garis horizontal menggunakan mistar ke-1, dan mistar ke-2
diletakkan tegak lurus pada sudut sternal (titik Angulus Ludovici)
Ukur jarak vertikal pada mistar ke- 2 (dalam cm) tegak lurus sudut sternal.
PERKUSI
Pemeriksaan perkusi jantung bermanfaat untuk menentukan besar dan bentuk jantung secara kasar.
Teknik : tempelkan jari tengah pemeriksa pada intrakosta klien dan mengetuk dengan jari tangan yang satunya, suara
dinding thoraks saat di perkusi, normalnya adalah bunyi sonor.
Adanya kardiomegali, efusi perikardium, dan aneurisma aorta yang menunjukkan daerah redup jantung melebar, dan
daerah redup mengecil pada emfisema.