MESIR
Oleh:
Fiki Nuafi Qurrota Aini
KEPERCAYAAN
BANGSA MESIR
KUNO
PEMBAHASAN
FASE
PERKEMBANGAN
ASTRONOMI DI
MESIR
TOKOH
ASTRONOMI
MESIR
KEPERCAYAAN MESIR KUNO
“ROSSETA
STONE”
OBSERVASI “ARCHAEO –
HEIROGLIF
MUSIM BENDA ASTRONOMICAL”
LANGIT
PAPYRUS
SISTEM
AKSARA ILMU ASTRONOMI
PENANGGALAN
“ROSETTA STONE”
• “Rosetta”: Nama kota dimana batu tersebut ditemukan.
• Tahun 1799 M tentara Prancis menemukan sebuah bongkahan
batu hitam yang besar, yang disebut “Granit”.
• Berisi: (1) Heiroglif, (2) Heiroglif sederhana (Demotik), (3)
Tulisan berbahasa Yunani.
• Tentang penobatan serta pemujaan Raja Ptolemy V (ditulis pada
tahun 196 M).
• Jean Francois Champollion, memecahkan rumusan dasar
Heiroglif setelah mempelajarinya selama 14 tahun.
• Kini, disimpan di Musium Inggris (British Museum).
HEIROGLIF
• Berhasil diterjemahkan dalam huruf alphabet Latin oleh Jean
Francois Champollion.
• Diperkirakan telah digunakan sejak tahun ±100 M.
• Mesir Kuno percaya, Heiroglif diciptakan oleh Dewa Thoth.
• Ada pula yang menyatakan bahwa Heiroglif dibuat oleh Tut
(Raja Tutankhamun) muda, sehingga simbol-simbol Heiroglif
berbetuk seperti itu. Dimana simbol-simbolnya dipenuhi oleh
banyak simbol gambar binatang maupun benda-benda lainnya.
Arti Simbol dalam Heiroglif
Hingga kini, masih banyak penafsiran serta penelitian lebih lanjut yang masih berusaha untuk mengartikan gambaran-gambaran dari
simbol Heiroglif tersebut.
PAPYRUS
• 1855: Revd. Henry Stobart (seorang Pastor Inggris), kembali dari
persinggahannya selama beberapa bulan di Mesir. Ia membawa
beberapa Papyrus dan barang antik lainnya.
• Dia menjual papyrus tersebut pada Musium Inggris dan artefak
lainnya pada seorang tukang emas Liverpool yang bernama Joseph
Mayer, (yang ditambahkannya pada koleksi bernilai dan terbesar
dalam bermacam-macam benda antik), yang 12 tahun kemudian dia
donasikan pada kota Liverpool.
• Sebelum membagi temuannya itu, Stobart terlebih dahulu
memperlihatkan hasil temuannya itu pada seorang Ilmuwan Mesir
yang bernama Heinrich Brugsch. Brugsch tertarik pada lembaran
papirus tersebut dengan tulisan Demonik di dalamya.
• Lembaran Papirus dapat bertahan 3000 tahun lamanya. Bahannya
berasal dari buluh papirus yang berada pada hulu sungai Nil.
MUSIM
• Mesir Kuno membagi musim menjadi 3 fase: (1) Musim
Banjir (Ekhet), yang dimulai sejak hari pertama pada setiap
tahunnya. Pada hari pertama di Bulan ketiga musim banjir,
diistimewakan untuk yang mulia Penguasa Darah dan Laut,
yakni Amnemis III. (2) Musim Keluar (Pret), yakni isyarat
akan keluarnya tumbuh-tumbuhan dari Bumi setelah
peristiwa banjir. (3) Musim Kemarau (Shimiw), yakni musim
dimana sedikitnya air yang berada di Mesir.
OBSERVASI BENDA LANGIT
• Bangsa Mesir Kuno menggunakan pergerakan bintang Sirius dalam sistem
penetapan hari dalam penanggalannya.
• Mesir Kuno belum mengenal (tidak terlalu memperhatikan) pergerakan
Matahari maupun Bulan dalam sistem penanggalannya.
• Saat bintang Sirius terbit di Timur dengan waktu sekejap pada pagi hari
sebelum Matahari terbit, bintang ini merupakan bintang yang paling tampak
di langit. Orang Mesir menyebutnya dengan Spedt ()سبت, yang dalam bahasa
Yunani dikenal degan istilah “Sothis” ()سوتيس.
SISTEM PENANGGALAN
• Dari pengamatan musim yang ada, Mesir Kuno menggunakannya untuk acuan penentu hari.
• Karena menggunakan posisi bintang Sirius dalam sistem penanggalannya, maka terjadi kerancuan di
dalam sistem penanggalan Mesir Kuno.
ARCHAEO-ASTRONOMICAL
• Banyak bangunan pada saat masa Mesir Kuno dibangun
menggunakan perhitungan astronomis maupun berdasarkan arah
mata angin. Seperti halnya kuil-kuil pemujaan para Dewa,
monumen-monumen serta bangunan kerajaan.
• Yang paling fenomenal adalah disposisi (penempatan) Piramida
Giza, yang disebut dengan Diagonal Giza. Selain itu, terdapat pula
beberapa kuil sesembahan, yang mana menurut para ahli arkeolog-
astronomi, terdapat sentuhan astronomi pad tiap komponen
bangunannya.
PENGGOLONGAN KUIL
• Kelompok I: Rumpun Timur (Ekuinoksial).
• Kelompok II: Rumpun Solstice. Rumpun ini didominasi oleh rangkaian kuil yang berorientasi pada matahari terbit saat titik baik
matahari (musim dingin).
• Kelompok III: Rumpun Matahari musiman. Kuil kelompok ini sesuai pada monument yang berorientasi pada interval istimewa pada
deklinasi yang berhubungan dengan musim tahun tropis dan kalender sipil Mesir kuno.
• Kelompok IV: Rumpun Sopdet atau Sothic. Sopdet/Sothic (bintang Sirius), bintang paling terang pada langit Mesir Kuno, sangat penting
sebagai pertanda banjir (Sungai Nil). Hal ini dikarenakan, jika banjir besar sungai Nil datang, maka itu merupakan dampak dari
kemunculan bintang Sirius, yang disebut oleh bangsa Mesir Kuno sebagai “Peret Sopdet”, atau Kehadiran Sopdet, perwujudan dari Dewi
Sothis (Dewi Agraria).
• Kelompok V: Rumpun Canopus. Hingga kini belum ditemukan sebuah alasan, mengapa terdapat Kuil yang berorientasikan bintang
Canopus. Meski begitu, bintang Canopus merupakan bintang kedua (setelah bintang Sirius) yang paling terang di langit Mesir Kuno.
• Kelompok VI: Rumpun Meridian (Utara). Kuil ini berorientasi pada beberapa susunan bintang yang dekat dari kutub langit, serta
lingkaran rasi bintang Meskhetyu (Bajak).
• Kelompok VII: Rumpun inter-cardinal (atau seperempat arah mata angin). Hal ini mengindikasikan kuil yang berorientasi dengan
sebuah pendekatan garis SE-NW (SouthEast-NorthWest) dan SW-NE (SouthWest-NorthEast).
Kelompok I: Kelompok II: Kuil Kelompok III: Kuil Kelompok IV & VI: Kelompok V: Kelompok VII:
Dewa Sobek Karanis Kuil Dewa Hathor Kuil Qshar al-Sagha Kuil Ramses II
Kuil Dewi Isis
• Zaman Yunani: Mesir ditaklukkan oleh Aleksander Agung. Astronom Mesir berbaur dengan Astronom Yunani (serta
Astronom Babilonia).
Zaman Yunani-
Romawi • Zaman Romawi: Mesir ditaklukkan bangsa Romawi. Mesir sebagai pusat kegiatan ilmiah seluruh Imperium Romawi.