Anda di halaman 1dari 38

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU ASTRONOMI DI

MESIR

Oleh:
Fiki Nuafi Qurrota Aini
KEPERCAYAAN
BANGSA MESIR
KUNO

PEMBAHASAN
FASE
PERKEMBANGAN
ASTRONOMI DI
MESIR

TOKOH
ASTRONOMI
MESIR
KEPERCAYAAN MESIR KUNO

Dewa Dewa Dewa


Dewa Ra Dewi Isis
Osiris Horus Sobek

Dewa Dewa Dewa Dewi Dewa


Anubis Khnum Sekhmet Bastet Nephthys

Dewi Dewi Dewa Dewa


Maat Hathor Seth Thoth
DEWA RA (Rah & Re) = Sun’s God
• Dewa tertinggi dalam kepercayaan Mesir Kuno.
• Bagi masyrakat Yunani, disebut juga dengan Heliopolis, “Kota
Matahari”.
• Antologi Yunani: Dewa Ra bergabung dengan Dewa Horus =
Re-Horakhty.
DEWA OSIRIS (DEATH’S GOD)
• Nama lainnya: Dewa orang mati, Dewa Penjaga Underworld (alam baka) Dewa
genangan & vegetasi.
• Suami Dewi Isis, Ayah Dewa Horus.
• Hakim Agung bagi orang yang sudah mati.
• Penguasa neraka.
• Gambaran: Dewa Gembala (yang selalu membawa cambuk gembala) serta
menggunkan mahkota putih khas Mesir.
• Legenda: Dewa Osiris adalah Dewa yang memunculkan sungai Nil.
• Mitos: Sungai Nil muncul diakibatkan dari aliran air matanya yang terus
menerus menangis, dikarenakan Dewa Osiris kehilangan anaknya.
DEWI ISIS (LAW’S GODDESS)
• Nama lainnya: Dewi kesembuhan, keibuan serta kesuburan.
• Istri Dewa Osiris, Ibu Dewa Horus.
• Pencipta pertanian serta simbol tanah air.
• Melindungi anak-anak, serta orang yang membutuhkan (para budak,
orang-orang berdosa, pengrajin, kaum tertindas), serta pendengar
doa orang-orang kaya, gadis, bangsawan & penguasa.
• Pemujaan Dewi Isis; saat hendak melaksanakan perkawinan, sebelum
bercocok tanam, serta sebelum membuat berbagai kerajinan tangan.
• Terdapat dalam kepercayaan Yunani serta Romawi Kuno.
DEWA HORUS (SKY’S GOD)
• Dewa yang senang akan kebaikan dan cahaya.
• Anak dari Dewa Osiris & Dewi Isis.
• Dewa terpenting & tertua dalam agama Mesir Kuno.
• Gambaran: Berkepala burung Elang & seringkali menampakkan
dirinya sebagai anak muda.
• Fir‘aun: Perwujudan dari anak Dewa Horus.
• Terdapat dalam kepercayaan Yunani serta Romawi Kuno (hingga
akhir masa Predinastik).
DEWA SOBEK (NILE RIVER’S GOD)
• Nama lainnya: Dewa Pelindung, Sobek-Ra (Dewa Matahari).
• Gambaran: Seekor buaya dengan kepala manusia berjenis
kelamin laki-laki, (sehingga banyak buaya dipelihara dalam kolam
di samping kuilnya). Terdapat cakram matahari di atas kepalanya
serta memegang sebuah salib.
• Melindungi pasukan Fir‘aun serta mampu menangkal dan
menyembuhkan penyakit.
• Simbol “Otoritas Raja”.
DEWA ANUBIS (DEATH GUARD’S GOD)
• Pelindung dari kematian serta Pengawal alam
baka.
• Gambaran: Setengah manusia-setengah
serigala/Serigala utuh yang mengenakan pita
serta memegang cambuk pada lekuk lengannya.
DEWA KHNUM
• Dewa Mesir paling awal, yang mengawali dewa
sumber sungai Nil.
• Legenda: Pencipta tubuh manusia anak-anak
(yang terbuat dari tanah liat, dibuat di atas roda
tembikar, yang kemudian diletakkan dalam tiap-
tiap rahim seorang Ibu).
DEWI SEKHMET (PHARAOH’S GUARD)

• Gambaran: Singa betina


• Pelindung Fir‘aun, pemimpin
peperangan.
DEWI BASTET (CAT’S GODDESS)
• Nama lain: Dewi Kucing, Dewi Pemusik dan Penari.
• (Kucing merupakan hewan keramat Mesir Kuno. Jika
terdapat Kucing peliharaan yang mati, maka tubuhnya
akan dibungkus dan dimasukkan ke dalam peti mati
berbentuk kucing, yang kemudian dikuburkan di
pemkaman kucing yang terletak di kota).
DEWI NEPHTYS (DEATH’S GODDESS)
• Dewi yang akan menjadi teman baik
bagi orang yang baru saja meninggal
dunia dan juga bagi orang yang
ditinggalkannya.
DEWI MAAT
• Dewi Mesir Kuno yang berkonsep: kebenaran, keseimbangan,
keteraturan, hokum, moralitas serta keadilan.
• Mengatur bintang-bintang, musim serta seluruh tindakan manusia
maupun para Dewa, dan juga mengatur alam semesta dari
kekacauan.
• Mitologi Mesir Kuno: Paling berperan dalam penimbangan jiwa-jiwa
yang terjadi di dunia bawah (underworld).
• Bulu nya menjadi penentu, apakah jiwa-jiwa orang yang sudah
meninggal tersebut akan mencapai surge dengan selamat, ataukah
sebaliknya.
DEWI HATHOR
• Personifikasi dari sifat feminin, cinta, keibuan
serta sukacita.
• Disembah oleh masyarakat umum yang sama
dalam kuburan.
• Menyambut orang mati ke kehidupan
selanjutnya. Berperan sebagai Dewi musik, tari
serta kesuburan tanah asing yang membantu
perempuan dalam prosesi melahirkan.
DEWA SETH (DESERT’S GOD)
DEWA THOTH (WISDOM & MAGIC’S GOD)
• Thoth = “Pemikiran” “Waktu”.
• Diyakini sebagai penemu tulisan (Hieroglif), astronomi, dan
bidang seni lainnya.
• Penulis bagi para Dewa.
• Gambaran: Berkepala burung Ibis (yang mana kepalanya berada
di Khemennu, atau tempat suci dimana Dewa Thoth memimpin
masyarakat setempat)/seekor Kera besar (Babon).
DEWA THOTH = NABI IDRIS
Di antara masyarakat Mesir ada yang menyebut Dewa Thoth dengan
sebutan Hermes al-Mishry, yakni Dewa Bulan. Terkenal akan ilmu
matematika serta ilmu falak (astronomi)-nya.
Nama Hermes ‫( هرمس المثلثراالمىر‬Hermes Segitiga yang Kuat), atau
segitiga hikmah pada bidang kedokteran, kimia serta bintang.
Terkadang pula, disebut dengan hermes al-Haramisah. Nama-nama
tersebut merupakan sejumlah nama yang ditujukan kepada Nabi
Idris a.s.
FASE PERKEMBANGAN ASTRONOMI
MESIR

“ROSSETA
STONE”

OBSERVASI “ARCHAEO –
HEIROGLIF
MUSIM BENDA ASTRONOMICAL”
LANGIT

PAPYRUS

SISTEM
AKSARA ILMU ASTRONOMI
PENANGGALAN
“ROSETTA STONE”
• “Rosetta”: Nama kota dimana batu tersebut ditemukan.
• Tahun 1799 M tentara Prancis menemukan sebuah bongkahan
batu hitam yang besar, yang disebut “Granit”.
• Berisi: (1) Heiroglif, (2) Heiroglif sederhana (Demotik), (3)
Tulisan berbahasa Yunani.
• Tentang penobatan serta pemujaan Raja Ptolemy V (ditulis pada
tahun 196 M).
• Jean Francois Champollion, memecahkan rumusan dasar
Heiroglif setelah mempelajarinya selama 14 tahun.
• Kini, disimpan di Musium Inggris (British Museum).
HEIROGLIF
• Berhasil diterjemahkan dalam huruf alphabet Latin oleh Jean
Francois Champollion.
• Diperkirakan telah digunakan sejak tahun ±100 M.
• Mesir Kuno percaya, Heiroglif diciptakan oleh Dewa Thoth.
• Ada pula yang menyatakan bahwa Heiroglif dibuat oleh Tut
(Raja Tutankhamun) muda, sehingga simbol-simbol Heiroglif
berbetuk seperti itu. Dimana simbol-simbolnya dipenuhi oleh
banyak simbol gambar binatang maupun benda-benda lainnya.
Arti Simbol dalam Heiroglif
Hingga kini, masih banyak penafsiran serta penelitian lebih lanjut yang masih berusaha untuk mengartikan gambaran-gambaran dari
simbol Heiroglif tersebut.
PAPYRUS
• 1855: Revd. Henry Stobart (seorang Pastor Inggris), kembali dari
persinggahannya selama beberapa bulan di Mesir. Ia membawa
beberapa Papyrus dan barang antik lainnya.
• Dia menjual papyrus tersebut pada Musium Inggris dan artefak
lainnya pada seorang tukang emas Liverpool yang bernama Joseph
Mayer, (yang ditambahkannya pada koleksi bernilai dan terbesar
dalam bermacam-macam benda antik), yang 12 tahun kemudian dia
donasikan pada kota Liverpool.
• Sebelum membagi temuannya itu, Stobart terlebih dahulu
memperlihatkan hasil temuannya itu pada seorang Ilmuwan Mesir
yang bernama Heinrich Brugsch. Brugsch tertarik pada lembaran
papirus tersebut dengan tulisan Demonik di dalamya.
• Lembaran Papirus dapat bertahan 3000 tahun lamanya. Bahannya
berasal dari buluh papirus yang berada pada hulu sungai Nil.
MUSIM
• Mesir Kuno membagi musim menjadi 3 fase: (1) Musim
Banjir (Ekhet), yang dimulai sejak hari pertama pada setiap
tahunnya. Pada hari pertama di Bulan ketiga musim banjir,
diistimewakan untuk yang mulia Penguasa Darah dan Laut,
yakni Amnemis III. (2) Musim Keluar (Pret), yakni isyarat
akan keluarnya tumbuh-tumbuhan dari Bumi setelah
peristiwa banjir. (3) Musim Kemarau (Shimiw), yakni musim
dimana sedikitnya air yang berada di Mesir.
OBSERVASI BENDA LANGIT
• Bangsa Mesir Kuno menggunakan pergerakan bintang Sirius dalam sistem
penetapan hari dalam penanggalannya.
• Mesir Kuno belum mengenal (tidak terlalu memperhatikan) pergerakan
Matahari maupun Bulan dalam sistem penanggalannya.
• Saat bintang Sirius terbit di Timur dengan waktu sekejap pada pagi hari
sebelum Matahari terbit, bintang ini merupakan bintang yang paling tampak
di langit. Orang Mesir menyebutnya dengan Spedt (‫)سبت‬, yang dalam bahasa
Yunani dikenal degan istilah “Sothis” (‫)سوتيس‬.
SISTEM PENANGGALAN
• Dari pengamatan musim yang ada, Mesir Kuno menggunakannya untuk acuan penentu hari.
• Karena menggunakan posisi bintang Sirius dalam sistem penanggalannya, maka terjadi kerancuan di
dalam sistem penanggalan Mesir Kuno.
ARCHAEO-ASTRONOMICAL
• Banyak bangunan pada saat masa Mesir Kuno dibangun
menggunakan perhitungan astronomis maupun berdasarkan arah
mata angin. Seperti halnya kuil-kuil pemujaan para Dewa,
monumen-monumen serta bangunan kerajaan.
• Yang paling fenomenal adalah disposisi (penempatan) Piramida
Giza, yang disebut dengan Diagonal Giza. Selain itu, terdapat pula
beberapa kuil sesembahan, yang mana menurut para ahli arkeolog-
astronomi, terdapat sentuhan astronomi pad tiap komponen
bangunannya.
PENGGOLONGAN KUIL
• Kelompok I: Rumpun Timur (Ekuinoksial).
• Kelompok II: Rumpun Solstice. Rumpun ini didominasi oleh rangkaian kuil yang berorientasi pada matahari terbit saat titik baik
matahari (musim dingin).
• Kelompok III: Rumpun Matahari musiman. Kuil kelompok ini sesuai pada monument yang berorientasi pada interval istimewa pada
deklinasi yang berhubungan dengan musim tahun tropis dan kalender sipil Mesir kuno.
• Kelompok IV: Rumpun Sopdet atau Sothic. Sopdet/Sothic (bintang Sirius), bintang paling terang pada langit Mesir Kuno, sangat penting
sebagai pertanda banjir (Sungai Nil). Hal ini dikarenakan, jika banjir besar sungai Nil datang, maka itu merupakan dampak dari
kemunculan bintang Sirius, yang disebut oleh bangsa Mesir Kuno sebagai “Peret Sopdet”, atau Kehadiran Sopdet, perwujudan dari Dewi
Sothis (Dewi Agraria).
• Kelompok V: Rumpun Canopus. Hingga kini belum ditemukan sebuah alasan, mengapa terdapat Kuil yang berorientasikan bintang
Canopus. Meski begitu, bintang Canopus merupakan bintang kedua (setelah bintang Sirius) yang paling terang di langit Mesir Kuno.
• Kelompok VI: Rumpun Meridian (Utara). Kuil ini berorientasi pada beberapa susunan bintang yang dekat dari kutub langit, serta
lingkaran rasi bintang Meskhetyu (Bajak).
• Kelompok VII: Rumpun inter-cardinal (atau seperempat arah mata angin). Hal ini mengindikasikan kuil yang berorientasi dengan
sebuah pendekatan garis SE-NW (SouthEast-NorthWest) dan SW-NE (SouthWest-NorthEast).
Kelompok I: Kelompok II: Kuil Kelompok III: Kuil Kelompok IV & VI: Kelompok V: Kelompok VII:
Dewa Sobek Karanis Kuil Dewa Hathor Kuil Qshar al-Sagha Kuil Ramses II
Kuil Dewi Isis

Ilustrasi Kuil dari Kelompok I-VII


Hal ini berdasarkan atas penelitian yang dilakukan oleh seorang Ilmuan Spanyol, yang bernama Juan Antonio Belmonte, yang dapat dilihat
dalam Jurnal “In Search Of Cosmic Order: Astronomy and Culture in Ancient Egypt”.
DIAGONAL GIZA
• Diagonal Giza, merupakan garis ideal yang menghubungkan bagian Tenggara pada tiga Piramida dengan
akurasi yang baik.
• Hal ini telah diobservasi sejak lama, bahwa diagonal Giza memiliki arti simbol, yang terpusat pada arah
kota Heliopolis, Timurlaut Giza.
• Heliopolis, merupakan salah satu kota besar pada masa Mesir Kuno, yang dijadikan sebagai pusat
keagamaan. Kota ini ‘disakralkan’ pada matahari serta rumah bagi kuil-kuil bagi Dewa-Dewi mereka.
• Pendeta Matahari banyak terdapat di kota ini. Mereka sangat ahli dalam bidang astronomi, dimana Pendeta
tertinggi disebut denga “Kepala Observasi”.
• Studi mengenai kota Heliopolis ini diungkapkan oleh Jefferys (1998).
PERKEMBANGAN ZAMAN & TOKOH
ASTRONOMI MESIR
• Macrobius Ambrosius Theodosius, “Mesir Kuno telah mampu mencipakan sebuah tatanan, yang dinamakan sebagai
‘Tatanan Mesir’, dimana teori tersebut menyatakan bahwa benda langit memiliki tatanan yakni bahwa Bumi berotasi
Zaman Pertama pada posrosnya, serta planet-planet dalam (Merkurius & Venus), berevolusi mengelilingi Matahari”.

• Zaman Yunani: Mesir ditaklukkan oleh Aleksander Agung. Astronom Mesir berbaur dengan Astronom Yunani (serta
Astronom Babilonia).
Zaman Yunani-
Romawi • Zaman Romawi: Mesir ditaklukkan bangsa Romawi. Mesir sebagai pusat kegiatan ilmiah seluruh Imperium Romawi.

• Mesir ditaklukkan bangsa Muslim.


• Didominasi budaya Arab.
Zaman Arab-
Islam (Zaman
• Tunduk di bawah pemerintahan Khalifah Rasyidin, Bani Umayyah, serta Bani Abbas (hingga abad ke-10).
Pertengahan) • Studi mengenai ilmu astronomi ini terus berlanjut hingga peeriode Mamluk
TABEL BINTANG
• Biasa dilukis atau diukir pada dinding peti mati para
bangsawan atau para Raja Mesir Kuno.
• Lukisan table bintang yang paling fenomenal adalah
lukisan table bintang pada peti mati Raja Ramses.
• Kebiasaan melukis table bintang pada peti mati, diawali
pada Periode Menengah Pertama, yakni sekitar tahun 2100
SM.
• Tabel bintang ini dalam sejarah Mesir Kuno maupun ilmu
arkeologi, biasa disebt dengan Coffin Text.
MAKNA HEIROGLIF TABEL BINTANG
ERATHOSTENES (276-194 SM)
• Matematikawan, Ahli Geografi & Astronom.
• Astronom Aleksandria terbesar kala Zaman Mesir-Yunani.
• Sosok penghitung ukuran Bumi. Menghasilkan prakiraan panjang
keliling bola Bumi. Pemikir sistem koordinat geografi pertama.
• Berbagai karya nya;
- Saringan Erathostenes (cara penemuan bilangan prima).
- Pengukuran jarak Matahari-Bumi (SA) serta jarak Bulan.
- Katalog Bintang (konon, memuat 675 Bintang).
- Ukuran inklinasi bidang Ekliptika (ketelitian: 7 menit busur).
- Kalender dengan tahun kabisat (dipergunakan untuk menentukan
sejumlah tanggal pasti dan hubungan berbagai macam event olitik
serta literatur pada masanya hingga ke masa Perang Troya).
KLAUDIOS PTOLEMAIOS (90-168 M)
• Ahli geografi, Astronom & Astrolog.
• Penulis beberapa risalah penting keilmuan Islam & Eropa;
- Almagest, (mengemukakan gerakan kompleks bintang-bintang dari lintasan planet,
dengan menggunakan teori perhitungan matematis baru ‘Ekuanta’). Menjadi sumber
terpenting bagi informasi astronomi Yunani Kuno.
- Geographia, (mengenai pengetahuan geografi Helenistik).
- Tetrabiblos “Empat Buku”, (adaptasi astrologi horoskop ke filosofi alam
Aristotelian).
• Karya-karya nya;
- Peta Duna Ptolemy 150 M.
- Peta Dunia Ptolemus.
• Tulisannya dijadikan sebagai rujukan resmi ilmu astronomi Eropa Barat serta dunia
Islam hingga abad pertengahan. Setelahnya, posisinya tersebut tergeser oleh kajian-
kajian Heliosentris serta Tycho pada abad 16.
ABU AL-HASAN ALI BIN ABI SAID ABDUR RAHMAN
BIN YUNUS AS-SADAFI, “IBNU YUNUS” (958-1009 M)

• Astronom berkebangsaan Mesir.


• Bekerja untuk Dinasti Fatimiyyah, al-’Aziz dan al-Hakim di Fustat.
• Tahun 990 M, menyusun tabel astronomi (sebanyak empat jilid).
• Melakukan pengamatan lebih dari 10.000 letak perlintasan Matahari
selama bertahun-tahun, menggunakan Astrolab.
• Melakukan pengamatan gerhana, yang mana hasil pengamatannya
tersebut dijadikan sebagai sebuah rujukan dalam ilmu astronomi.
ABU‘I HASSAN ALI IBN RIDWAN AL-MISHRI (988-
1061 M)
• Fisikawan, Astrolog & Astronom, yang lahir di kota
Giza, Mesir.
• Terkenal akan pengamatannya terhadap SN-1006
(Supernovae 1006), yang dianggap sebagai peristiwa
paling terang dalam catatan sejarah.
• Menurut catatannya, bahwa SN-1006, besarnya dua atau
tiga kali lipat dari ukuran Venus. Terangnya ± ¼
intensitas cahaya Bulan. Tampak rendah di cakrawala
Selatan.

TERIMA KASIH ”

Anda mungkin juga menyukai