V
Q Av dan Q
t
Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan
usaha. Suatu benda dikatakan memiliki energi jika benda
tersebut dapat melakukan usaha.
h
Ep = m g h
Berdasarkan Hukum II Newton, diketahui bahwa
percepatan berbanding lurus dengan gaya dan
berbanding terbalik dengan massa.
Maka usaha yang dilakukan pada benda adalah
F = gaya (N)
s = perpindahan (m)
m = massa benda (kg)
a = percepatan benda (m/s2)
Jika gaya F bekerja pada benda, benda tersebut akan
bergerak berubah beraturan (GLBB), sehingga berlaku
atau
dengan,
V0 = kecepatan awal benda (m/s)
Vt = kecepatan akhir benda (m/s)
a = percepatan benda (m/s2)
s = perpindahan (m)
Sehingga persamaan usaha pada benda menjadi
Dari rumus tersebut didapat bahwa jumlah energi kinetik dan energi
potensial suatu benda bernilai tetap jika gaya-gaya yang bekerja pada
benda bersifat konservatif.
6.1. Persamaan Momentum untuk Aliran
Tanpa Gesekan (Persamaan EULER)
Persamaan EULER
p ˆ p ˆ p ˆ V V V V
g i j k u v w
x y z t x y z
p u u u u
arah x g x u v w
x t x y z
p v v v v
Untuk komponen-komponennya: arah y g y u v w
y t x y z
p w w w w
arah z g z
u v w
z t x y z
z 1 p u u u u
g u v w a x
x x t x y z
z 1 p v v v v Komponen-komponennya
g u v w a y dalam koordinat Rectangular:
y y t x y z
z 1 p w w w w
g u v w a z
z z t x y z
6.2. Persamaan EULER dalam Koordinat Streamline (S, n)
Koordinat Streamline :
S menyinggung streamline
n ^ streamline
dFs dm .a s
Hukum Newton II sepanjang Streamline (S) :
dimana : dm ρ dV ρ dn ds dx
p ds p ds
p dn dx p dn dx g sin dn ds dx dn ds dx as
s 2 s 2 p z
g as
p s s
dn ds dx g sin dn ds dx dn ds dx as
s
Note:
1 p z
g as
Atau
s s
Persamaan EULER sepanjang
Streamline (s)
DVs Vs Vs
Sepanjang Streamline (s) Vs = Vs (s, t) as Vs
Dt t s
1 p z V V
Sehingga: g V bila gaya body
s s t s diabaikan
z
g 0
Untuk aliran steady:
s
V 1 p z V 1 p V
0 g V V
t s s s s s
artinya: bila kecepatan menurun
mengakibatkan tekanan naik
Hukum Newton II untuk garis ^ stream line (garis n)
dFn dm .an
p dn p dn
p z p ds dx p ds dx g cos dn ds dx dn ds dx an
g an n 2 n 2
n n p
dn ds dx g cos dn ds dx dn ds dx an
n
Atau 1 p z
g an Note: - an = adalah percepatan normal yang
n n arah (+) bila menuju titik pusat (>< n)
1 p z V2
Maka: g
n n R
Note:
Untuk gerak melingkar tidak beraturan (unsteady)
Didapat:
Vn
2
Vs
an
R t
Diskusi untuk persamaan EULER: 1 p z V 2
g
n n R
Berlaku:
1 p V2 z
g
n R n
z 1 p V 2
z1 z 2 g 0
n n R
p1 p2
R p karena V R
Bila lintasan LURUS pd posisi HORIZONTAL:
Sehingga berlaku:
Horizontal:
1 p
z 0
z1 z 2 g 0 n
n
Note: pada lintasan lurus
tidak terjadi perubahan
Lurus: tekanan sepanjang
penampang saluran
V2
R 0
R p1 p2 p3 p4 p5
Anggapan-anggapan untuk Menurunkan Persamaan
Bernoulli
1 p z V
g V
s s s
X ds
1 p z V
ds g ds V ds
s s s
Dimana:
dp dz dV
p
ds dp perubahan tekanan sepanjang s
s
z
ds dz perubahan ketinggian sepanjang s
s
V
ds dV perubahan kecepatan sepanjang s
s
Sehingga: Atau:
dp
ρ V dV gdz 0
dp
gdz V dV
dp V 2
ρ 2 gz konstan
Untuk aliran inkompresibel (ρ = konstan) :
p V2
gz konstan
2 …. A
- aliran steady
- aliran inkompresibel
Persamaan Bernoulli - aliran tanpa gesekan
- aliran sepanjang streamline
AZAS BERNOULLI
p g h 12 v 2 konstan
Keterangan:
p = tekanan (N/m2) Penurunan pers. Bernoulli utk
= massa jenis fluida (kg/m3) aliran sepanjang garis arus
g = percepatan gravitasi (m/s2) didasarkan pada hukum
h = ketinggian fluida dari titik acuan (m) Newton II utk gerak F = M a
v = kecepatan fluida (m/s)
Pers. Bernoulli dapat digunakan utk menentukkan garis
tekanan dan tenaga
p V2
H z
2g
pA VA2 pB VB2
zA zB h f he
2g 2g
Ket :
z : elevasi (tinggi tempat) ∑hf : jumlah kehilangan tenaga primer
(krn gesekan) sepanjang pengaliran
: tinggi kecepatan ∑he : jumlah kehilangan tenaga
sekunder (perubahan tampang aliran)
sepanjang pengaliran
: tinggi tekanan
L V2
hf f atau Apabila diketahui jenis aliran dari nilai
D 2g
bilangan Reynolds, maka nilai
8 fL
hf Q 2
kehilangan tenaga karena gesekan
g 2 D 5
menjadi :
32vVL
hf v merupakan
gD 2 kekentalan kinematik
Dimana :
hf = kehilangan tenaga krn gesekan
L = Panjang pipa
D = diameter pipa
V = kecepatan aliran
Q = debit
f = gesekan
Aplikasi Persamaan Bernoulli:
2 2 2
p1 V1 p2 V2 p3 V3
gz1 gz 2 gz3
ρ 2 ρ 2 ρ 2
6.4. Tekanan Statis, Stagnasi dan Dinamis
Persamaan Bernoulli
2
p V
gz konstan …. (A)
ρ 2
Tekanan STATIS (p):
Tekanan statis (tekanan termodinamik)
Tekanan yang diukur dengan alat ukur yang
bergerak bersama-sama aliran
2
pA VA po
ρ 2 ρ
2 2
pA VA po Vo
gz A gzo
ρ 2 ρ 2
ZA = Z o
Sehingga
1
ρV A po p A
2
2 Note:
tekanan statis Jadi dengan mengukur tekanan Stagnasi (po)
dan tekanan Statis (pA) dapat ditentukan
tekanan stagnasi
kecepatan aliran (VA).
V2
dimana : e u gz
2
0 ; (2). W
asumsi : (1). Ws shear 0; (3). Wothers 0
V2
0 u gz p V dA Q
cs
2
………………………persamaan (1)
2
gz1 p11 1V1 A1
V1
0 u1
2
2
gz 2 p2 2 2V2 A2 Q
V2
u 2 0=(4)
2 0 dV V dA
t cv cs
maka :
sedangkan dari persamaan Kontinuitas 0 1V1 A1 2V2 A2
didapat:
atau :
1V1 A1 2V2 A2
m
Sementara
Q Q dm Q
Q
m
dt dm dt dm
p1 V1
2
p2 V2
2
Q
gz1 gz2 u2 u1 ………………………persamaan (2)
2 2 dm
Q
Bila u 2 u1 0
dm
Q
(7). u 2 u1 0
dm
Pers. (2) berubah menjadi
p1 V12 p2 V2 2
gz gz
1 2
2 2
Atau
p V2
ρ 2 gz
konstan
…. (B)
Note:
1. Pers. Bernoulli (A) dibangun dari persamaan Momentum (Navier-
Stokes), untuk kondisi aliran: steady, incompressble, tanpa
gesekan & sepanjang streamline.
Q
u 2 u1 0
dm
u2 u1 0 & Q 0 tidak ada perpan & tidak ada perubahan energi dalam dari fluida
dm
p
head akibat tekanan statis lokal
ρg