Anda di halaman 1dari 60

OLEH : DEWI MARLINA, S.F., Apt, M.

Kes 1
PENDAHULUAN
FARMAKODINAMIKA

“MEMPELAJARI KEGIATAN
OBAT TERHADAP ORGANISME HIDUP,
TERUTAMA CARA
DAN
MEKANISME KERJANYA,
REAKSI FISIOLOGI
SERTA
EFEK TERAPEUTIS YANG DITIMBULKANNYA”.2
A. MEKANISME KERJA OBAT
Mekanisme kerja Obat Dapat digolongkan sebagai berikut:

MEKANISME
KERJA
OBAT

3.
1. Secara 2. Secara Mengganggu 4.
Proses Kompetisi
FISIS KIMIAWI
( Saingan )
Metabolisme
3
Lanjutan Penggolongan MEKANISME KERJA OBAT…..

1. Secara FISIKA
Contoh:
~ Diuretik Osmotik
( Garam Inggris, Magnesium Sulfat )

Karena lambat diabsorpsi,


usus akan mengalami proses menarik air
dari sekitarnya

Fese diusus bertambah besar, maka akan


merangsang dinding usus,
Sehingga memudahkan buang air besar
4
Lanjutan Penggolongan MEKANISME KERJA OBAT…..

1. Secara FISIKA
Contoh:
~ Anaestetika inhalasi,

aktivitasnya disebabkan sifat lipofilnya

Yaitu obatnya larut dalam lapisan lemak dari


membran sel

sehingga mengganggu transpor normal dari


oksigen dan zat-zat gizi serta
menghambat aktivitas sel dan
berakibat hilangnya perasaan / kesadaran.. 5
Lanjutan Penggolongan MEKANISME KERJA OBAT…..

2. Secara KIMIAWI
Contoh:
 Antasida seperti Natrium bikarbonat, aluminium
dan magnesium hidroksida.
Obat ini akan mengikat kelebihan asam
lambung melalui reaksi netralisasi.

 Zat-zat chelat
(Natrium edetat atau Na2EDTA)
mengikat ion-ion logam berat pada molekulnya
dengan suatu ikatan kimia khusus sehingga
tidak toksis lagi dan mudah diekskresikan
oleh ginjal. 6
Lanjutan Penggolongan MEKANISME KERJA OBAT…..

3. MELALUI PROSES METABOLISME


Contoh :
Antibiotika yang bekerja dengan mengganggu
pembentukan dinding sel, sintesa protein atau
metabolisme asam nukleat bakteri.

4. KOMPETENSI (SAINGAN)
Dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
• Kompetisi untuk reseptor spesifik
• Kompetisi untuk enzim… 7
8
RESEPTOR
( SEL PENERIMA )
Merupakan

komponen makromolekul sel


(umumnya berupa PROTEIN ) yang
terdapat pada membran sel yang
berinteraksi dengan senyawa kimia
ENDOGEN pembawa pesan
untuk menghasilkan respon seluler.
9
Regulator Endogen
Didalam tubuh terdapat ratusan
regulator endogen tetapi yang paling
penting diantaranya
adalah
• Hormon
• Neurotransmiter
(noradrenalin, serotonin, asetilkolin dan dopamin)..
10
Prinsip kerja regulator endogen ini
pada reseptornya yang terdapat pada
organ tertentu
adalah
menggunakan prinsip :

“KUNCI”
dan
“ANAK KUNCI”.. 11
Sketsa Kerja Regulator Endogen pada
Reseptor

REGULATOR
RESEPTOR
ENDOGEN

12
Lanjutan Reseptor……

Agar obat dapat bekerja


pada suatu reseptor tertentu
maka
obat tersebut harus mempunyai struktur
kimia yang sama dengan regulator endogen
di dalam tubuh yang bekerja pada
reseptor itu
Kerja obat pada reseptor dapat mengaktifkan
atau menghambat aktifitas reseptor tersebut..
13
TUGAS
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan:
Agonis,
Antagonis (Kompetitif, non kompetitif),
Agonis partial kaitan obat dengan
reseptor

2. Jenis Reseptor dalam Mekanisme kerja


Obat?
14
Lanjutan Reseptor..

~ Setiap zat mengetahui dengan tepat dimana


letak sel dan organ tujuannya, meskipun
terdapat ratusan regulator
~ Semua proses fisiologi dalam tubuh
diregulasi oleh zat-zat pengatur kimiawi yang
masing-masing mempunyai titik kerja
spesifik disatu / lebih organ.
~ Obat yang struktur kimiawi mirip dengan
suatu hormon mampu menduduki reseptor
bersangkutan  akan merintangi aktivitas
hormon tersebut  maka obat tersebut
dinamakan  Reseptor Blocker
 bersifat Menghambat..15
Lanjutan RESEPTOR ….

Contoh Reseptor Blocker:


~ Adrenoreceptor blocker (beta blockers)
 Labetolol  memblokir reseptor alfa dan reseptor beta
dari Susunan Syaraf adrenergik.

~ Histamin (suatu hormon jaringan)


 Bersifat aktif terhadap 2 reseptor yang berlainan  H1 dan H2

~ Antihistamin  memblokir reseptor H1.

~ Penghambat Asam (Antasida Lambung)


 Simetidin dan Ranitidin  Memblokir reseptor H2…

16
Obat yg bekerja pada reseptor di
beberapa tempat berbeda disebut
nonspesifik (non spesifitas)

Obat yg mempengaruhi beberapa


reseptor disebut non selektif

17
18
19
 ENZIM - ENZIM
~ Enzim Terdiri dari protein dan bekerja sebagai katalisator antara
2 zat kimia, yaitu: mempermudah atau mendorong suatu
reaksi tanpa turut ambil bagian dalam reaksi.

Pada permukaan Enzim terdapat suatu “titik Aktif”


Berupa suatu celah sempit

Dua zat kimia yang berada dalam sirkulasi darah dapat ditangkap
dan interaksi dapat berlangsung

Tanpa Enzim, kedua zat tidak akan berkontak


dan bergerak terus dalam plasma

Jadi Enzim tidak hanya menggabungkan tetapi juga dapat merombak


molekul dari zat  dinamakan Subtrat.. 20
 PERINTANGAN ENZIM ( ENZYME-BLOCKERS )
 Digunakan dalam terapi untuk berbagai tujuan, yaitu:

A. Mencegah Pembentukan Produk Akhir ;


~ Alupurinol
 Menduduki tempat ksantin dienzim ksantin oksidase  sintesis
asam urat sangat dihambat
( pada obat encok  kadar asam urat tinggi)

~ Metildopa ( obat hipertensi )


 Menyaingi Dopa  Dekarboksilase tidak mengkatalisasi
pembentukan Noradrenalin (meningkatkan tekanan darah) 
terbentuk Metil-Na yang aktif

~ Asetozolamida
 Merintangi karbonanhidrase  Asam karbonat terhenti dengan
efek diuresis ( untuk mengobati Glaukoma )… 21
~ Antagonis - Folat
 Sulfanamida, Trimetoprim  menyaingi PABA (Para-
Amino Benzoic Acid) pada Enzim Folatreduktase  sintesis Asam
Folat yang diperlukan bakteri dan sel-sel tumor terhenti.

B. Melindungi substrat
~ Disulfiram
 Merintangi Aldehidroksidase  oksidase asetaldehida
menjadi asam setat tidak dilanjutkan  kadar plasma tinggi
( pada pengobatan ketagihan alkohol )

~ Asam Klavulanat
 digunakan secara khusus untuk memblokir Enzim
BetaLaktamase  Penisilin tidak dapat diinaktifkan lagi
oleh bakteri…

22
B. EFEK TERAPEUTIS
Ada tiga jenis pengobatan yaitu :

1. TERAPI KAUSAL

2. TERAPI SIMPTOMATIS

3. TERAPI SUBSTITUSI ..

23
Lanjutan B. EFEK TERAPEUTIS….

tiga jenis pengobatan yaitu :


1. TERAPI KAUSAL
 Penyebab Penyakit Ditiadakan, khususnya pemusnaan
kuman, virus dan parasit.
Contoh; Kemoterapeutik (sulfonamida dan antibiotika,
antimikotika, fungisida, obat-obat malaria)

2. TERAPI SIMPTOMATIS
 Hanya gejala penyakit yang dapat diobati dan
diringankan
 penyebabnya yang lebih mendalam tidak dipengaruhi,
misalnya kerusakan pada suatu organ atau saraf
Contoh; Analgetika  rematik atau sakit kepala..

24
Lanjutan EFEK TERAPEUTIS…

3. TERAPI SUBSTITUSI
 Obatmenggantikan zat yang lazimnya dibuat oleh
organ sakit
Misal; Insulin  pada Diabetes  karena
produksinya oleh pankreas kurang atau
terhenti

25
Lanjutan EFEK TERAPEUTIS…

Efek Terapeutis obat


 tergantung dari banyak sekali faktor, a.l;
 Cara dan bentuk pemberian
 Sifat fisikakimia yang menentukan absorpsi,
biotrasformasi dan ekskresinya dalam tubuh
 Kondisi fisiologi sipemakai (fungsi hati, ginjal, usus
dan peredaran darah)
 Kelamin
 Luas permukaan badan
 Kebiasaan makan..

26
 KESETIAAN TERAPI (patient compliance)
Menurut Hasil Penelitian

Sejumlah besar pasien


tidak minum obat dengan taat dan teratur
atau tidak menghabiskan kur
yang diberikan padanya sesuai resep dokter.

Misalnya;
Pada Antibiotik

obat tidak memberikan efek optimal

sehingga timbul resistensi… 27


~ Kesetiaan dan kerelaan pasien untuk menelan obat
dipengaruhi oleh sejumlah faktor dan yang utama
adalah;
1. Sifat Individual
mis; watak, tingkat Pendidikan, dan kepekaan untuk nyeri
2. Relasi Dokter – pasien
 pasien tdk senang dg perlakuan dokter, dokter tdk
memberikan informasi yg cukup mengenai penyakitnya dan
cara penggunaan obat.
Misal : Antibiotik harus dihabiskan
3. Jenis Penyakit
 semakin berat penyakit, semakin baik compliance-nya. Atau
sebaliknya, compliance berkurang bila obat yang diminum
dalam waktu lama atau menahun
4. Jumlah obat dan frekuensi takaran
 Semakin banyak kali (x) pemberian obat akan semakin turun
compliance.. 28
Lanjutan KESETIAAN TERAPI..

Sehingga
INDUSTRI FARMASI

mengembangkan tablet / kapsul dengan efek panjang,


Delayed action atau slow atau Sustained Release

cukup diminum 1x atau maksimal 2x sehari.

Contoh; Obat single dose:


~ Analgetik (Voltaren Retard),
~ Obat jantung (Isoptin SR)
Obat Long Action ;
~ Polaramine repetab
~ Vitamin C (Vitalong C).. 29
C. PLACEBO
Adalah
sediaan obat tanpa kegiatan farmakologi
atau
obat yang sama sekali tidak mengandung zat berkhasiat.

Suatu faktor penting yang turut menentukan efek terapi obat


adalah kepercayaan kepada dokter dan obat yang diberikan.
Berdasarkan hal tersebut
adakalanya dokter memberi suatu obat plasebo.
“Plasebo” berarti “saya ingin menyenangkan”

~ Pada dasarnya Placebo


merupakan cara pengobatan dengan Sugesti
seringkali menghasilkan efek mengagumkan
meskipun bertahan hanya untuk sementara… 30
Lanjutan Plasebo…

Plasebo khusus diberikan untuk :


• Mempertinggi moral pasien pada penyakit yang
tidak dapat disembuhkan lagi seperti penyakit
kanker stadium akhir

• Pelengkap atau penggenap pil KB, bertujuan


agar pasien tidak terlupa menelan pil KB
tersebut pada saat menstruasi…
31
D. EFEK OBAT YANG TAK DIINGINKAN

1. EFEK SAMPING

2. IDIOSINKRASI

3. ALERGI

4. FOTOSENSITASI

32
Lanjutan EFEK OBAT YANG TAK DIINGINKAN

1. EFEK SAMPING
Adalah Segala sesuatu khasiat yang tidak
diinginkan untuk tujuan terapi yang
dimaksudkan pada dosis yang dianjurkan.
Contoh: Efek samping yang tidak dapat
dihindari;

 Rasa mual  pada penggunaan


digoksin, antibiotik

 Rasa kantuk  pada Fenobarbital bila


digunakan sebagai obat33
epilepsi…
Lanjutan EFEK OBAT YANG TAK DIINGINKAN

2. IDIOSINKRASI
Adalah peristiwa dimana obat memberikan
efek yang secara kuantitatif total berlainan
dari efek normalnya,umumnya disebabkan
oleh kelainan genetis pada pasien
bersangkutan
Contoh;
~ Pada pengobatan Neuroleptika ( untuk
Menenangkan )
 mempelihatkan reaksi bertentangan dan
menjadi gelisah dan cemas..
34
Lanjutan EFEK OBAT YANG TAK DIINGINKAN….

3. ALERGI
Adalah reaksi yang berlebihan antara obat
(antigen) dengan antibodi yang
dibuat tubuh untuk perlawanan.
Gejala reaksi alergi tergantung pada lokasi
dimana alergen – antibodi berlangsung, misalnya;
~ dihidung ( rhinitis alergica ),
~ dikulit ( Eksim, kaligata )
~ mukosa mata ( mata berair ),
~ dibronchi (serangan asma)..

35
Lanjutan EFEK OBAT YANG TAK DIINGINKAN….

4. FOTOSENSITASI
Adalah kepekaan yang berlebihan terhadap
cahaya akibat penggunaan obat
terutama yang digunakan secara
lokal pada kulit.

Contoh : Bila seseorang diberi penisillin


secara topikal…

36
E. EFEK TOKSIS
Efek teratogenik
Efek yang menyebabkan cacat pada bayi
akibat pemberian obat pada dosis terapi.
Contoh :
Pemberian talidomid sebagai anti mual
pada ibu hamil dapat menyebabkan
cacat pada bayi focomelia, yaitu tidak
lengkapnya jari kaki dan tangan bayi…

37
38
F. TOLERANSI, HABITUASI DAN ADIKSI
1. TOLERANSI
Adalah
Peristiwa dinaikkannya dosis obat terus menerus
untuk mencapai efek terapeutis yang sama.

~ TACHYFYLAXIS
Adalah Toleransi yang timbul dengan pesat sekali
( dalam waktu beberapa jam)
** Bila pemberian obat diulang dalam jangka waktu
singkat
Misalnya : Efedrin dan Propanolol dalam tetes
mata terhadap Glaukoma 39
lanjutanTOLERANSI, HABITUASI DAN ADIKSI

2. HABITUASI atau KEBIASAAN


Adalah
Kebiasaan karena menggunakan obat terus
menerus yang berakibat timbul gejala
tertentu apabila tidak menggunakannya.

** Dapat diatasi dengan menghentikan


pemberian obat dan pada umumnya tidak
menimbulkan gejala penghentian..
40
lanjutanTOLERANSI, HABITUASI DAN ADIKSI

3. ADIKSI
Disebut juga KETAGIHAN ,
keadaan ini bercirikan

- Ketergantungan jasmaniah dan rohaniah


- Penghentian penggunaan obat adiktif
akan menimbulkan efek hebat secara
fisik dan mental.

dinamakan
41
Gejala ABSTINENSI…
 ADIKSI atau KETAGIHAN
Adanya ketergantungan jasmaniah dan rohaniah dan
penghentian obat adiktif menimbulkan efek hebat secara
fisik dan mental  dinamakan Gejala ABSTINENSI.
Contoh;
Narkotika, kokain, morfin, Heroin menimbulkan Efek
EUFORIA
TERAPI

dengan cara menggantikan


narkotika, kokain, morfin, heroin

dengan METADON dalam dosis yang sama

kemudian dosis berangsur-angsur diturunkan


42
sampai akhirnya pasien bebas obat sama sekali..
G. RESISTENSI BAKTERI
Pengobatan dengan kemoterapeutika pada penyakit kuman

adakalanya tidak bekerja lagi terhadap kuman-kuman tertentu


yang memiliki daya tahan kuat

disebut

RESISTEN
Bahaya terjadinya resistensi kuat adalah:
~ Pengobatan penyakit menjadi sangat sulit
~ Lamanya sakit menjadi panjang
~ Resiko timbulnya komplikasi / kematian akan meningkat..
43
Lanjutan RESISTENSI BAKTERI…

Ada 3 JENIS RESISTENSI BAKTERI :

1. RESISTENSI BAWAAN ( PRIMER )


Yang secara alamiah sudah terdapat pada kuman

2. RESISTENSI YANG DIPEROLEH ( SEKUNDER )


Akibat kontak dari kuman dengan kemoterapeutika dan
terbentuknya kuman bentuk lain (Mutan) atau bakteri
menyesuaikan metabolismenya guna melawan efek obat

3. RESISTENSI EPISOMAL
Adanya Faktor R (=Resistensi) secara genetika (Episom)
yang terdapat didalam intisel (DNA = Desoxynucleic acid)
dan dapat menulari kuman lain dengan jalan penggabungan
atau kontak sel dengan sel..
44
Lanjutan RESISTENSI BAKTERI..

1. RESISTENSI BAWAAN ( PRIMER )


Yang secara alamiah sudah terdapat pada kuman

Misalnya;
~ Terdapat Enzim pada stafilokoki yang menguraikan
Antibiotika ( Penisilinase yang merombak penisilin
Sefaloridin )

~ Bakteri yang dinding selnya tidak dapat ditembus obat


misal; basil TBC dan Lepra..
45
Lanjutan 3 JENIS RESISTENSI BAKTERI..

2. RESISTENSI YANG DIPEROLEH ( SEKUNDER )

Akibat kontak dari kuman dengan kemoterapeutika


dan
terbentuknya kuman bentuk lain (Mutan) atau bakteri
menyesuaikan metabolismenya guna melawan efek obat,
antara lain dengan mengubah pola enzim
membentuk enzim khusus untuk mengurai obat.

Contoh :
~ Penisillase, Asetilase  terhadap Kloramfenikol
~ Adenilase, Fosforilase  terhadap Streptomisin, Kanamisin,
Neomisin…
46
Lanjutan 3 JENIS RESISTENSI BAKTERI..

3. RESISTENSI EPISOMAL
Adanya Faktor R (=Resistensi) secara genetika (Episom)
yang terdapat didalam intisel (DNA = Desoxynucleic acid)
dan dapat menulari kuman lain
dengan jalan penggabungan atau kontak sel dengan sel

Penularan ini terjadi terutama didalam usus


degan jalan pengoperan gen.

Misalnya :
Kuman E.Coli dan Enterococci dalam usus dengan kuman
patogen Salmonella, Klebsiella, atau Vibrio..
47
H. D O S I S
Adalah :
“Takaran obat yang harus diberikan pada pasien
untuk menghasilkan efek yang diharapkan”

Dosis obat yang diberikan pada pasien untuk menghasilkan efek


yang diharapkan tergantung dari banyak faktor antara lain;
~ usia, bobot badan, kelamin,
~ besarnya permukaan badan,
~ beratnya penyakit dan keadaan sisakit.
 Takaran pemakaian yang dimuat didalam Farmakope
Indonesia dan Farmakope negara-negara lain hanya
dimaksudkan sebagai pedoman saja.
48
LANJUTAN DOSIS…

MACAM-MACAM DOSIS
# Dosis # Dosis lazim
Maksimal Dosis rata-
rata yang
Dosis
biasanya
terbesar yang
memberikan
dapat
efek yang
diberikan
diinginkan..
tanpa
menimbulkan
efek toksis 49
lanjutan DOSIS…
Ada Rumus yang hanya berlaku untuk kelompok usia tertentu
ataupun berdasarkan berat badan.
~ Berdasarkan Usia;
Rumus Young = n
n + 12 D
n = Usia dalam Tahun
D = Dosis Dewasa

Rumus Augsberger ;
Untuk 2 - 12 Bulan ( m + 13 ) % dari D
Untuk 1 - 11 Tahun ( 4n + 20 ) % dari D
Untuk 12 - 16 Tahun ( 5n + 10 ) % dari D
m = Usia dalam Bulan

~ Berdasar Bobot Badan ;


Rumus Clark; W
68 D
W = Bobot dalam kg
50
I. WAKTU MINUM OBAT
Bagi Kebanyakan orang

waktu minum obat tidak begitu penting,


yaitu sebelum atau sesudah makan

Tetapi ada beberapa obat dengan sifat atau tujuan


pengobatan khusus yang hendaknya diminum pada
waktu tertentu
untuk mencapai efek optimal atau menghindari efek
samping tertentu…

51
LANJUTAN WAKTU MINUM OBAT…

 Obat diminum sebelum makan (a.c.= ante coenam)

 Obat yang bertujuan memberikan efek cepat,


sebaiknya diminum sebelum makan, yaitu saat
lambung kosong karena tidak dihalangi oleh
isinya.

Contoh; obat diberikan 1 jam a.c. atau 2 jam p.c.


Antibiotika kelompok penisillin dan sefalosforin,
eritromisin dan spiramisin….

52
LANJUTAN WAKTU MINUM OBAT…

 Obat diminum sesudah makan (p.c. = post


coenam)
 Banyak obat bersifat merangsang terhadap
mukosa lambung dan mengurangi iritasi harus
digunakan pada waktu atau sesudah makan.
Contoh;
~ Antelmintika dan Antasida ( ½ jam p.c. )
~ Griseofulvin, Nitrofurantoin
 dpt diserap 2-4x lebih banyak bila
diminum dengan makanan yang kaya
lemak atau susu
~ Antidiabetika dan Antiepileptika…. 53
J. INDEKS TERAPI
DOSIS LETAL (LD)
Adalah Obat dengan dosis yang cukup
besar dapat menimbulkan
kematian.

 DOSIS TERAPEUTIS
Adalah Takaran dimana obat
meghasilkan efek yang diinginkan..

54
Lanjutan INDEKS TERAPI..

UNTUK MENILAI KEAMANAN DAN EFEK SUATU OBAT

Penelitian dilakukan didalam Lab. Farmakologi


menggunakan binatang percobaan

Yang ditentukan adalah ED50 dan LD50


Yaitu
dosis yang menghasilkan efek atau yang mematikan
pada 50% dari jumlah binatang percobaan

Perbandingan kedua dosis ini dinamakan


INDEKS TERAPI
Yang merupakan Ukuran Keamanan obat.
Semakin besar Indeks berarti
55
Semakin aman Obat tersebut..
Lanjutan INDEKS TERAPI..

100 - % binatang yang


memperlihatkan efek

75 - Indeks Terapi = LD50

a b ED50

50 -------------------------------------------------
Luas terapi

25 -

ED50 LD50 Dosis

Gambar. Kurva yang menggambarkan kerja terapeutis (a)


dan dosis letal (b) dari suatu obat

 Luas terapi (jarak keamanan) adalah jarak antara LD50 dan ED50.

~ Obat dgn luas terapi kecil yaitu dgn dosis selisih kecil antara dosis
terapi dan dosis toksisnya  mudah sekali menimbulkan keracunan
bila dosis normalnya dilampaui, misalnya fenitoin, teofilin. 56
K. KOMBINASI OBAT

Dua atau lebih obat


yang digunakan pada waktu bersamaan
dapat saling mempengaruhi kerja obat
masing-masing,
yaitu

1. ANTAGONISME
2. SINERGISME

57
LANJUTAN KOMBINASI OBAT…

1. ANTAGONISME
 Terjadi jika kegiatan obat pertama dikurangi atau ditiadakan
sama sekali oleh obat kedua yang memiliki khasiat
farmakologi berlawanan.
Misalnya; Barbital dengan Strychcin
Adrenalin dengan histamin

ANTAGONISME KOMPETITIF
 Dua obat bersaing secara Reversibel untuk reseptor yang
sama.
Misalnya; Nolorfin dengan Morfin
Antihistamin dengan Histamin

 Dua obat bersaing secara Tak Reversibel untuk molekul


yang sama.
Misalnya; Zat-zat chelasi pada keracunan logam..
58
LANJUTAN KOMBINASI OBAT…

2. SINERGISME
 Kerjasama antara dua obat.
ADA 2 JENIS SINERGISME :
1. ADISI ( SUMMASI / penambahan )
 Efek Kombinasi adalah sama dengan jumlah kegiatan dari
masing-masing obat.
Misalnya; Kombinasi Asetosal dan Parasetamol
Kombinasi Trisulfa ( Sulfametazin, Sulfadiazin,
Sulfamerazin )
2. POTENSIASI ( Meningkatkan Potensi )
 Kegiatan obat diperkuat oleh obat kedua.
~ Yang memiliki kegiatan yang sama
Misalnya; Estrogen dan Progesteron
Sulfametoksazol dan Trimetoprim  ( Kotrimoksazol )
~ Satu obat dari kombinasi memiliki efek berlainan
59
misalnya; Analgetik dan Klorpromazim..
60

Anda mungkin juga menyukai