Anda di halaman 1dari 15

KOMUNIKASI FARMASI

3 PERMASALAHAN KOMUNIKASI DENGAN PASIEN

Ni Wayan Ari Widyaningsih 181051


Putu Ayu Suantari 181052
3 Permasalahan Komunikasi dengan
Pasien

 Kurangnya empati dan ketidaksabaran dalam


penyampian informasi kepada pasien lansia

 Informasi disampaikan dengan bahasa ilmiah yang


kurang dipahami oleh pasien

 Informasi yang disampaikan tidak lengkap


Kasus 1

Seorang pasien lansia datang sendirian ke sebuah apotek, pasien X ingin


membeli obat nyeri sendi. Pasien tersebut di layani oleh seorang TTK
bernama Y. Ketika Bapak X menanyakan obat nyeri sendi, Y hanya melirik
dan langsung mengambilkan obat dan memberikannya pada Bapak X. Y
hanya menjelaskan sekadarnya saja, dan Bapak X tidak mendengar dengan
jelas apa yang disampaikan oleh TTK Y, sehingga Bapak X meminta Y
untuk menjelaskan kembali tentang aturan pakai dari obat. Y menjawab
dengan ketus untuk membaca sendiri aturan pakai pada kemasan obat.
Kasus 2
Ibu X datang ke apotek dengan keluhan, anaknya sudah
demam selama 3 hari disertai batuk, pilek, dan kesulitan
buang air besar. Ibu X mengatakan bahwa anaknya sudah
diberikan paracetamol namun tidak kunjung sembuh. Oleh
Q diberikan obat sesuai dengan keluhan dari anak ibu X.
Apoteker Q memberikan KIE dengan istilah farmasi
sehingga ibu X kebingungan saat mendengarkan penjelasan
dari apoteker Q.
Kasus 3
Bapak Y datang sebuah apotek. Bapak X membeli
sebuah obat flu bermerk A. Bapak X ternyata alergi
terhadap salah satu zat aktif yang terkandung dalam
obat flu A. Pada saat membeli obat, Bapak X tidak
mengatakan bahwa dirinya memiliki riwayat alergi dan
TTK yang melayani tidak bertanya, TTK hanya
menjelaskan bagaimana aturan pakai dari obat Flu A
tersebut.
Pembahasan

Hal yang sangat penting dalam pelayanan


kerfarmasian adalah komunikasi antara pasien
dengan petugas pelayanan kesehatan.

Komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau


peristiwa yg terjadi secara berurutan serta berkaitan
satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.
Kegiatan komunikasi akan berlangsung dengan baik apabila pihak-
pihak yang berkomunikasi sama-sama ikut terlibat dan sama-sama
mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang
dikomunikasikan. komunikasi dikatakan berhasil jika dalam proses
komunikasi pesan yang disampaikan oleh komunitakor dapat
diterima dan dipahami dengan baik oleh komunikan.

jika informasi yang ingin disampaikan belum diterima dengan baik,


maka perlu dilakukan penyampaian ulang informasi sampai
informasi tersebut dipahami.
Dari kasus 1, dapat dikatakan bahwa komunikasi antara TTK dan
Pasien lansia tidak berhasil. Dimana pasien lansia yang
pendengarannya kurang dan tidak mendengar dengan baik informasi
yang disampaikan, seorang TTK harus menjelaskan dengan baik
sehingga informasi yang disampaikan dapat di terima dengan baik oleh
pasien. Dalam proses komunikasi dengan pasien petugas pelayanan
kesehatan harus mempunyai empati dan perhatian ke pasien yang
dilayani. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang membuat
lawan bicaranya bisa merasa nyaman, seorang petugas pelayanan
kesehatan harus bisa memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang
diberikan oleh pasien dengan sabar dan pengertian.
Faktor yang mendukung tersampaikannya informasi dari komunikator ke

komunikan adalah dengan penggunaan bahasa yang mudah dipahami.

Bahasa yang sulit dipahami menjadi kendala yang harus diperhatikan

dalam proses komunikasi.

Pada kasus 2, Apoteker Q telah melakukan tata cara komunikasi yang benar

dengan pasien, seperti menunjukan empati pada pasien, menggunakan

gestur tubuh yang baik dan melakukan kontak mata dengan pasien. Namun

jika bahasa yang digunakan sulit dipahami dan dimengerti maka

komunikasi dikatakan gagal. Tidak semua pasien mengerti kosakata medis

atau kosakata lainnya. Oleh karena itulah, dalam berkomunikasi hendaknya

menggunakan bahasa yang sederhana atau sesuai dengan tingkat wawasan

pasien. Dengan demikian pasien bisa mengerti dengan lebih mudah dan

cepat.
Dalam proses komunikasi diperlukan keterbukaan antara komunikator

dengan komunikan. Kelengkapan informasi yang tersampaikan akan

mendukung keberhasilan dari proses komunikasi. Hal ini akan

mencegah terjadinya kesalahan dalam komunikasi (misscomunication).

Contohnya pada kasus 3, dimana kelengkapan informasi yang

disampaikan oleh pasien kepada petugas pelayanan kesehatan maupun

sebaliknya akan sangat mempengaruhi kondisi pasien. Dimana jika

informasi yang disampaikan tidak lengkap akan mengakibatkan

terjadinya hal – hal yang tidak diinginkan, seperti keracunan, kesalahan

penggunaan obat atau bahkan lebih parahnya menyebabkan kematian.


Kasus yang digunakan adalah kasus 2

(Ibu X memasuki apotek)

Apoteker : selamat siang ibu, ada yang bisa dibantu?

Ibu X : selamat siang dik, saya mau beli obat buat anak saya.

Apoteker : ya anak ibu kenapa?

Ibu X : sudah 3 hari ini panasnya tidak turun turun bu, anak saya juga
batuk, pilek dan susah buang air besar

Apoteker : ooh begitu, anak ibu usianya berapa?

Ibu X : 10 tahun dik

Apoteker : ada alergi obat kira – kira bu?

Ibu X : tidak ada


Apoteker : ibu ada memberikan obat sebelumnya?

Ibu x : saya memberikan sirup paracetamol kemarin malam, tapi

panasnya belum juga turun

Apoteker : baik bu, mohon tunggu sebentar saya ambilkan obatnya. Ibu
silahkan duduk dulu

Ibu X : oh baik dik, terimakasih

(apoteker Q datang dengan membawa obat dan ibu X menghampirinya)

Apoteker : ini ibu obat untuk anak ibu. Ada 4 macam obat yang saya
berikan. Obat pertama yaitu untuk antipiretiknya bu, obat ini
diminum 3x sehari 1 sendok makan, diberikan setelah
makan. Ini tanggal expired nya bu ( sambil menunjukan
tanggal expired) .
( ibu X hanya mengangguk kebingungan)

Apoteker :obat yang kedua untuk dekongestannya, nanti diminum 3x


sehari sebanyak 1 sendok makan, setelah makan. Ini
tanggal expirednya bu (sambil menunjukan tanggal
expired). Obat ketika untuk ekspektoransia, diminum 3x
hari sekali 1 sendok makan, diberikan setelah makan.Obat
terakhir yaitu untuk obat antikostipasinya, berupa suppo
pemakiannya dimasukkan kedalam dubur.

(ibu X bingung mendengarkan penjelaskan dari apoteker Q dan hanya


mengangguk saja)
Apoteker : apakah ibu sudah mengerti? ada yang ingin ditanyakan?

Ibu X : mohon maaf dik, saya bingung anak sakit panas, pilek
batuk dan susah bab tapi obat yang adik berikan berikan
tidak ada yang untuk mengobatai penyakit anak saya?

Apoeteker : ohh ibu tidak paham dengan informasi yang saya


berikan?

Ibu x : iyaa dik, bisa gunakan bahasa yang saya pahami?

Apoteker : oh baik bu, mohon maaf. Akan saya jelaskan lagi dengan
bahasa yang ibu pahami.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai