• Minangkabau adalah salah satu etnik di Sumatera, biasa
dikenal dengan Sumatera Barat. • Meskipun etnik ini berasal dari Sumatera Barat, namun banyak dari etnik ini yang merantau keluar kampung halamannya di seluruh Indonesia. • Berikut adalah hasil wawancara dengan salah satu guru di Sekolah yang berasal dari etnik Minangkabau. • Alasan dipilihnya guru tersebut adalah karena guru tersebut merupakan salah satu orang yang mendapatkan gelar dalam adat Minangkabau dengan gelar “ Datuk”. Sistem Kepemimpinan
• Dalam etnik Minangkabau, sumber hukum yang dijadikan
pedoman adalah kitab suci Al-Qur’an. • “Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah” • “Adat berasal dari syariat, syariat dari kitabullah (Al- Qur’an) • Dalam kebudayaan Minangkabau hukum adat diselaraskan dengan syariat Islam tanpa harus mempertentangkannya. Sistem Kepemimpinan
• Meskipun secara admisnitratif menerapkan system
pemerintahan modern, namun dalam adat tetap menerapkan kepemimpinan adat. • Dalam etnik Minangkabau, pemimpin yang harus ada adalah Penghulu dan Ninik Mamak. • Tanpa kedua pemimpin itu maka dianggap suatu kampung atau nagari yang tidak bertuan. • Penghulu dalam etnik Minangkabau adalah yang memegang tampuk yang menjadi pengendali dari keputusan terhadap anak kemenakan. • Penghulu sangat berperan besar terhadap keputusan- keputusan yang melibatkan masyarakat adat. • Seorang penghulu harusla seorang yang arif dan bijaksana, yang bias mengambil keputusan secara adil terhadap setiap masalah yang ada. • Biasanya dalam suatu nagari terdapat bebrapa penghulu yang kemudian membentuk Lembaga perhimpunan penghulu. • Perhimpunan penghulu inilah yang kemudian disebut dengan Ninik Mamak. • Tidak hanya penghulu saja, namun Ninik Mamak ini juga diisi oleh beberap Datuk dari kepala suku. • Dalam istilah adat disebutkan bahwa Ninik Mamak ini adalah “Pai tampek batanyo, pulang tampek babarito” • “Ketika pergi menjadi tempat bertanya, ketika pulang tempat berkabar” • Datuk adalah orang yang mendapatkan gelar adat dari suatu kaum yang diangkat oleh anak kemenakan dengan upacara adat. • Seorang yang akan diangkat menjadi datuk harus melakukan upacara adat dengan sekurangnya memotong kerbau dan mengadakan jamuan makan. • Jika calon datuk tidak mampu melaksanakan upacara tersebut, maka tidak berhal menyandangk gelar tersebut. • Salah seorang yang bergelar datuk nantinya oleh kaumnya akan diangkat menjadi penghulu. • Datuk ini disamakan dengan pemipin suatu kaum yang nantinya akan mengurus hal-hal yang berkaitan dengan adat. • Tugas seorang datuk adalah mulai dari mengurus perkawinan, perceraian, perselisihan, mengelola harta pusaka sampai mendidik dan membina anak kemenakannya. • Dalam pernikahan, peran seorang datuk adalah menjadi temu antara kedua mempelai. • Jadi sebelum terjadi pernikahan antara mempelai, datuk dari masing-masing calon pengantinlah yang akan bertemu dan mengurus hal-hal yang dirasa perlu. • Misalnya mulai dari besaran mas kawin, hantaran, sampai waktu pernikahan. • Jika ada pasangan yang akan menikah, maka penghulu dan ninik mamak dari kedua suku tersebut akan bertemu dalam suatu forum adat. • Dalam forum adat tersebut akan hadir pula ninik mamak dari suku lain yang berdkekatan di suatu desa. • Dalam pertemuan tersebut semua pemangku adat yang hadir adalah laki-laki, termasuk calon mempelai laki-laki biasanya. • Dalam pertemuan tersebut perempuan tidak dilbatkan, hanya sebagai pendengar saja. • Datuk dari keluarga yang akan menikah akan membuka forum dengan meyampaikan maksud dan tujuan. • Maskud dan tujuan disampaikan kepada penghulu yang memimpin adat di desa tersebut. • Kemudian barulah disambut oleh penghulu (pemimpin adat) dengan memberikan arahan sebagaimana seharusnya. Permasalahan kepemimpinan
Melihat besarnya tanggungjawab seorang datuk, maka
orang yang akan mendapatkan gelar datuk ini bukanlah sembarang orang.
Harus merupakan orang yang benar-benar memahami adat
dan mau mengurusi anak kemenakanannya. Hal ini menimbulkan permasalahan belakangan ini dikarenakan pemberian gelar datuk tidak sesakral dulu lagi.
Saat ini gelar datuk bisa “dijual” untuk berbagai keperluan.
Seharusnya, orang yang mendapatkan gelar datuk adalah
orang yang memang menguasai tentang adat dan berasal dari suku yang ada di Minangkabau. Kenyataannya, gelar datuk saat ini diberikan juga untuk orang luar yang bukan dari minagkabau dan tidak memahami adat di Minangkabau.
Contohnya adalah pemberian gelar datuk kepada SBY, Taufik
Kiemas, dan yang terakhir pernah pula diberikan kepada Gubernur Sumsel Alex Noordin, yangs secara silsilah bukanlah orang Minagkabau dan tidak memahami adat Minangkabau. Adapun pemberian gelar tersebut sudah sangat melenceng dari tujuan awalnya yaitu selain sebagai gelar, seseorang yang diangkat menjadi datuk juga otomatis dianggap bisa menganyomi anak kemenakannya di kampung halaman.
Jika diberikan kepada orang yang bukan dari Minangkabau
dan tidak memahami tentang adat, sudah jelas tujuannya adalah untuk menraik simpati politik dari masyarakat minagkabau.