Anda di halaman 1dari 30

Gangguan Kognitif Pada Lansia

Alzheimer

Kelompok 5
Agus Anggriani Ambarita
Astreani Permana
Fitri Indriani
Leitha Junikania Arifin
Raynaldi Rahmat S
Rika Sakinah
Witrian Nurangga
Wulandari
KONSEP DASAR LANSIA

Definisi Lansia
Menurut Setianto dalam Sunaryo (2016) , seseorang dikatakan
lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas . Pada lanjut
usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat
bertahan.

Proses Menua
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak bisa bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita
KONSEP DASAR ALZHEIMER

Pengertian
Alzheimer merupakan penyakit degenerasi neuron kolinergik yang merusak
dan menimbulkan kelumpuhan, yang terutama menyerang orang berusia 65
tahun ke atas. Penyakit Alzheimer ditandai dengan hilangnya ingatan dan
fungsi kognitif secara progresif (Arif Mutaqqin, 2008).

Etiologi

Virus Proses Keracunan


lambat autoimun almunium
Patofisiologi

Terdapat beberapa perubahan khas biokimia dan neuropatologi yang


dijumpai pada penyakit Alzheimer, antara lain: serabut neuron yang kusut
(masa kusut neuron yang tidak berfungsi) dan plak seni atau neuritis
(deposit protein beta -amiloid, bagian dari suatu protein besar, protein
prukesor amiloid (APP). Kerusakan neuron tersebut terjadi secara primer
pada korteks serebri dan mengakibatkan rusaknya ukuran otak. Secara
maskroskopik, perubahan otak pada Alzheimer melibatkan kerusakan berat
neuron korteks dan hippocampus, serta penimbunan amiloid dalam
pembuluh darah intracranial. Secara mikroskopik, terdapat perubahan
morfologik (structural) dan biokimia pada neuron – neuron. perubahan
morfologis terdiri dari 2 ciri khas lesi yang pada akhirnya berkembang
menjadi degenarasi soma dan atau akson dan atau dendrit.
Patogenesis
1. Faktor genetik
2. Faktor infeksi
3. Faktor lingkungan
4. Faktor imunologis
5. Faktor trauma
6. Faktor neurotrasmitter

Manifestasi Klinis
Gejala Ringan (lama penyakit 1-3 tahun)
1. Lebih sering binggung dan melupakan informasi yang baru
dipelajari.
2. Diorintasi : tersesat di daerah sekitar yang dikenalnya dengan baik.
3. Bermasalah dalam melaksanakan tugas rutin.
4. Mengalami perubahan dalam kepribadian dan penilaian
Gejala sedang (lama penyakit 3-10 tahun)
1. Kesulitan dalam mengerjakan aktifitas hidup sehari –hari
seperti makan dan mandi.
2. Perubahan tingkah laku misalnya : sedih dan emosi.
4. Mengalami gangguan tidur.
5. Keluyuran.
6. Kesulitan mengenali keluarga dan teman

Gejala berat (lama penyakit 8-12 tahun)


1. Sulit / kehilangan kemampuan berbicara
2. Kehilangan napsu makan, menurunya berat badan.
3. Sangat tergantung pada caregiver/pengasuh.
4. Perubahan perilaku misalnya : Mudah curiga, depresi,
apatis atau mudah mengamuk.
Pemeriksaan Penunjang

1. Neuropatologi
2. Neuropsikologik
3. CT scan dan MRI
4. MRI
5. EEG
6. PET
7. Laboratorium darah

Penatalaksanaan Medis

1. Inhibitor kolinesterase
2. Thiamin
3. Nootropik
4. Acetyl L-Carnitine (ALC)
Contoh Kasus
• Ny. X berusia 70 tahun mempunyai riwayat diabetes
mellitus dan kolesterol tinggi. Saat ini beliau datang ke
rumah sakit dengan keluhan mudah lupa dalam
mengingat sesuatu, kesulitan bicara. Pasien juga
mengatakan juga bermasalah dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-harinya seperti mandi dan berpakain
dan suami pasien juga mengatakan Ia menjadi semakin
keras kepala dan bahkan bersikap kasar secara verbal dan
fisik terhadap orang lain ketika ia merasa terganggu. Hasil
pemeriksaan terdapat gangguan neurologis yaitu
disorientasi waktu, tempat, dan orang . Pemeriksaan fisik
S: 37°C, TD: 130/90, RR: 15 x/menit, N: 65 x/menit.
Diagnosa medis menyataka bahwa Ny. X menderita
alzheimer.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian

IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. X
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Status : Menikah
Pendidikan : SD (tamat)
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jl. Kaliurang gang nangka No.57
RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama :
Mudah lupa
Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan merasa mudah lupa dalam
mengingat sesuatu, kesulitan bicara dan disorientasi
waktu, tempat, dan orang.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien pernah mempunyai riwayat penyakit diabetes
mellitus dan kolesterol tinggi
Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit pada
keluarganya
PENGKAJIAN KASUS KELOLAAN
Pola persepsi : Perlu bantuan orang lain, disorientasi waktu, tempat, dan
orang
Pola nutrisi : Nafsu makan berkurang mengakibatkan kehilangan berat badan
Pola eliminasi : Tidak teratur
Pola aktivitas dan latihan : Pada siang hari, penderita diberi kesempatan
untuk berpartisipasi dalam aktivitas olahraga agar memperbaiki tidur
malamnya
Pola tidur dan istirahat : Tidak teratur
Pola persepsi kognisi : Kesulitan bicara
Pola persepsi diri : Disorientasi waktu, tempat, dan orang
Pola seksualitas : Merasa bingung dan kesepian
Pola peran-hubungan : Kehilangan kontrol sosial
Pola manajemen koping : Trauma di kepala
Sistem nilai dan keyakinan : Membiarkan pasien dengan keadaan demikian
(pikun)
PEMERIKSAAN FISIK DAN DIAGNOSTIK
S : 37 ˚c
TD : 130/90 mmHg
RR : 15x/menit
N : 65x/menit
B1 (Breathing)
Gangguan fungsi pernafasan :Berkaitan dengan hipoventilasi inaktifitas,
aspirasi makanan atau saliva dan berkurangnya fungsi pembersihan
saluran nafas.
Inspeksi: di dapatkan klien batuk atau penurunan kemampuan untuk
batuk efektif, peningkatan produksi sputum, sesak nafas, dan
penggunaan otot Bantu nafas.
Palpasi : Traktil premitus seimbang kanan dan kiri
Perkusi : adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : bunyi nafas tambahan seperti nafas berbunyi, stridor, ronkhi,
pada klien dengan peningkatan produksi sekret dan kemampuan batuk
yang menurun yang sering didapatkan pada klien dengan inaktivitas.
B2 (Blood)
Hipotensi postural : berkaitan dengan efek samping
pemberian obat dan juga gangguan pada pengaturan tekanan
darah oleh sistem persarafan otonom.
B3 (Brain)
Pengkajian B3 merupakan pemeriksaan fokus dan lebih
lengkap dibandingkan dengan pengkajian pada sistem lainnya.
Inspeksi umum, didapatkan berbagai manifestasi akibat
perubahan tingkah laku.
Pengkajian Tingkat Kesadaran:Tingkat kesadaran klien biasanya
apatis dan juga bergantung pada perubahan status kognitif
klien.
Pengkajian fungsi serebral

Status mental : biasanya status mental klien mengalami perubahan


yang berhubungan dengan penurunan status kognitif, penurunan
persepsi, dan penurunan memori, baik jangka pendek maupun jangka
panjang.

Pengkajian Saraf kranial. Pengkajian saraf ini meliputi pengkajian saraf


kranial I-XII : · Saraf I. Biasanya pada klien penyakit alzherimer tidak
ada kelaianan fungsi penciuman · Saraf II. Tes ketajaman penglihatan
mengalami perubahan, yaitu sesuai dengan keadaan usia lanjut
biasanya klien dengan alzheimer mengalami keturunan ketajaman
penglihatan · Saraf III, IV dan VI. Biasanya tidak ditemukan adanya
kelainan pada saraf ini · Saraf V. Wajah simetris dan tidak ada kelainan
pada saraf ini. · Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal ·
Saraf VIII. Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi berhubungan proses
senilis serta penurunan aliran darah regional · Saraf IX dan X. Kesulitan
dalam menelan makanan yang berhubungan dengan perubahan status
kognitif · Saraf XI. Tidak atrofi otot strenokleidomastoideus dan
trapezius. · Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan
tidak ada vasikulasi dan indera pengecapan normal
Pengkajian sistem Motorik Inspeksi umum pada tahap lanjut klien akan mengalami
perubahan dan penurunan pada fungsi motorik secara umum. Tonus Otot.
Didapatkan meningkat. Keseimbangan dan Koordinasi. Didapatkan mengalami
gangguan karena adanya perubahan status kognitif dan ketidakkooperatifan klien
dengan metode pemeriksaan.

Pengkajian Refleks Pada tahap lanjut penyakit alzheimer sering mengalami


kehilangan refleks postural, apabila klien mencoba untuk berdiri dengan kepala
cenderung ke depan dan berjalan dengan gaya berjalan seperti didorong. Kesulitan
dalam berputar dan hilangnya keseimbangan (salah satunya ke depan atau ke
belakang) dapat menyebabkan klien sering jatuh.

Pengkajian Sistem sensorik Sesuai barlanjutnya usia, klien dengan penyakit


alzheimer mengalami penurunan terhadap sensasi sensorik secara progresif.
Penurunan sensori yang ada merupakan hasil dari neuropati perifer yang
dihubungkan dengan disfungsi kognitif dan persepsi klien secara umum

Pemeriksaan neurologis : Pasien mengalami disorientasi terhadap tempat dan


waktu. Ia juga mengalami kesulitan dalam tes ingatan sederhana, gagal mengingat
salah satu dari enam objek yang diperlihatkan padanya sepuluh menit sebelumnya,
tidak dapat mengingat nama orang tua atau saudara kandungnya. Dari hasil
pemeriksaan neurologis tersebut pasien didiagnosa menderita Alzheimer
Pengkajian Status Intelektual, Kognitif, Afektif, Psikologis dan Sosial
Pengkajian INDEKS KATZ (Indeks Kemandirian Pada Aktivitas
Kehidupan Sehari-hari)

INDEKS KATZ
SKOR KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian
dan mandi.
B Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi
tersebut.
C Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu
fungsi tambahan.
D Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian
dan satu fungsi tambahan.
E Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu
fungsi tambahan.
F Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, berpindah, dan satu fungsi
tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
H Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi, tidak dapat diklasifikasikan
sebagai C, D, E, F dan G
Berdasarkan data, maka Ny.X memperoleh skor C. Maka lansia tersebut
mempunyai kemandirian dalam aktivitas sehari-hari meski terdapat bantuan
ketika beraktivitas.

Pengkajian Kemampuan Intelektual


Menggunakan SPMSQ (Short Portable Mental Status Quesioner)
Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar dibawah ini :
NO PERTANYAAN JAWABAN BENAR SALAH

1 Tanggal berapa hari ini ? Tidak tahu V


2 Hari apa sekarang ? Senin V
3 Apa nama tempat ini ? Rumah Sakit Haji V
4 Dimana alamat anda Jl. Kenangan V
5 Dimana alamat anda 60 tahun V
6 Kapan anda lahir ? Tidak tahu V
7 Siapa presiden Indonesia ? Joko Widodo V
8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ? Tidak tahu V
9 Siapa nama Ibu anda ? Tukiyem V
10 Kurang 3 dari 20 dan tetap perguruan 3 Tidak tahu V
dari setiap angka baru, secara menurun
?

Jumlah : 54
Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
Setelah diajukan beberapa pertanyaan (10 pertanyaan)
sesuai dengan format SPMSQ pasien dapat menjawab semua
pertanyaan dengan jumlah nilai jawaban yang benar 6 dan
jawaban yang salah 4. Dapat diambil kesimpulan fungsi
intelektual kerusakan ringan.
Pengkajian Kemampuan Aspek Kognitif Menggunakan MMSE (Mini Mental
Status Exam)

NO ASPEK KOGNITIF NILAI MAX NILAI KLIEN KRITERIA

1. Orientasi 5 2 Menyebutkan dengan benar :


Tahun : 2015
Musim : -
Tanggal : -
Hari : Senin
Bulan : -

2. Orientasi 5 4 Dimana sekarang kita berada ?


Negara : Indonesia
Propinsi : Jawa timur
Kabupaten/kota : Surabaya
Rumah sakit : Haji
Panti : -
3. Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama objek , ( missal : kursi, meja, bulpen)
kemudian ditanyakan kepada klien,
menjawab :
1. Kursi (B)
2. Meja (B)
3. Bulpen (B)

4. Perhatian dan 5 1 Meminta klien berhitung mulai dari 100 kemudian kurang 7
kalkulasi sampai 5 tingkat.
Jawaban:
1. 93
2. 80
3. 75
4. Tidak tahu
5. Tidak tahu

5. Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga objek pada point ke-2
(tiap poin nilai 1)
6. Bahasa 9 3 Menanyakan pada klien tentang
benda (sambil menunjukkan
benda tersebut)
1. Pintu
2. Meja
Minta klien untuk mengulang
kata berikut (poin 3):
(tidak ada jika, dan, atau tetapi)

3 Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang


terdiri 3 langkah : Ambil kertas di tangan anda,lipat dua
dan taruh dilantai, (poin3)
1. ambil kertas (bisa)
2. lipat dua (bisa)
3. taruh dilantai (bisa)

Perhatikan pada klien untuk hal berikut “ Tutup mata


anda “ (bilaaktifitas sesuai nilai 1 poin)
1

JUMLAH 30 22
Interpretasi hasil :
24 – 30 : Tidak ada gangguan kognitif
0 – 23 : Gangguan kognitif sedang
0 – 17 : Gangguan kognitif berat
Untuk aspek kognitif klien yang meliputi orientasi,
registrasi, perhatian dan kalkulasi, mengingat dan bahasa klien
tidak ada gangguan kognitif berat. Klien mampu menjawab
semua pertanyaan dengan nilai 22 dan skor klien 18 – 23 yaitu
Gangguan kognitif sedang
ANALISIS DATA

NO TANGGAL DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH


1. 18 November 2018 DS : Kerusakan
memori
klien mengatakan ia sering mengalami Virus/ faktor imunologi
mudah lupa dalam mengingat sesuatu.

DO : Kerusakan neuro fibrilar


1. Pada pemeriksaan neurologis
Atropi otak
menunjukan bahwa ia mengalami
disorientasi terhadap tempat dan Degenerasi neuro irreversible
waktu
Alzheimer
2. Ia mengalami kesulitan dalam tes
Gangguan memori
ingatan sederhana, gagal mengingat
salah satu dari enam objek yang Kerusakan memori

diperlihatkan padanya sepuluh menit


sebelumnya, tidak dapat mengingat
nama orang tua atau saudara
kandungnya
2. 19 November 2018 DS : Kerusakan neuro fibrilar Kurang perawatan
diri Pengabaian diri
Pasien mengatakan bermasalah dalam Atropi otak
pemenuhan kebutuhan sehari-harinya
seperti mandi dan berpakain Degenerasi neuro
irreversible
DO :
Dari hasil pemeriksaan neurologis Alzheimer
tersebut pasien didiagnosa menderita
Penurunan daya ingat
Alzheimer Virus / faktor imunologi
dan mudah lupa

Kurang perawatan diri


Pengabaian diri
1. 20 November 2018 DS : Kerusakan neuro fibrilar Resiko trauma.

Suami pasien mengatakan ia menjadi Atropi otak


semakin keras kepala dan bahkan
Degenerasi neuro
bersikap kasar secara verbal dan fisik
irreversible
terhadap orang lain ketika ia merasa
terganggu. Alzheimer

DO: Perubahan perilaku

Dari hasil pemeriksaan neurologis Resiko trauma


tersebut pasien didiagnosa menderita
Alzheimer Virus/ faktor imunologi
Diagnosa Keperawatan

Kerusakan memori b.d gangguan neurologis


pengabaian diri b.d gangguan fungsi kognitif
Resiko trauma b.d gangguan emosional
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1. Kerusakan memori Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam 1. Diskusikan dengan pasien atau keluarga yang
masalah keruskan memori dapat terasi. Dengan kriteria hasil : mengalami masalah ingatan.

1. Mengingat informasi baru saja terjadi secara akurat 2. Stimulasi ingatan dengan cara mengulangi
2. Mengingat informasi yang terbaru secara akurat pemikiran pasien yang terakhir diekspresikan
3. Mengingat informasi yang sudah lama secara akurat dengan cara yang tepat.

3. Kenangkan kembali mengenai pengalaman pasien,


dengan cara yang tepat.

4. Implementasikan teknik mengingat yang tepat


misalnya visual imagery, alat yang membantu
ingatan, permainan ingatan, tanda-tanda ingatan,
teknik asosiasi, membuat daftar, menggunakan
komputer, menggunakan papan nama, atau
mengulang informasi.

5. Memberikan kesempatan untuk menggunakan


ingatan kejadian yang baru saja terjadi, misalnya
menanyakan pada pasien mengenai tamasya yang
baru saja (dilakukan) dengan cara yang tepat.

6. Dukung pasien untuk berpartisipasi dalam


program kelompok latihan mengingat, dengan cara
yang tepat.

7. Memonitor perilaku pasien selama terapi.

8. Memonitor perubahan-perubahan dalam latihan


mengingat.
1. Pengabaian diri Setelah dilakukan tindakan selam 3X24 jam 1. Jelaskan pada klien dan keluarga
diharapkan klien bersih dan nyaman perawatan diri yang benar.
1. Klien dan keluarga mampu menjelaskan 2. Tingkatkan harga diri klien dan
kembali perawatan diri yang benar penentuan diri klien.
2. Klien tidak menolak perawatan diri yang 3. Hilangkan dan bersihkan bau, kurangi
dilakukan saat diruangan kekeringan serta sel yang mati denagn
3. Klien mampu melakukan perawatan diri cara perawatan kulit.
secara mandiri 4. Rangsang sirkulasi darah, kendorkan
4. Badan klien bersih, gigi klien bersih,telinga otot, buat rasa nyaman denagn cara
bersih, kulit lembab, klien dapat melakukan mandikan klien.
aktifitasnya 5. Kurangi nyeri dapat dilakukan dengan
cara rawat gigi dan mulut secara teratur.
6. Cegah infeksi daerah kepala dengan cara
perawatan rambut seperti mencuci,
menyisir atau mencukur rambut
7. Cegah terjadi infeksi dan pertahankan
kebersihan daerah vulva dengan cara
lakukan perawatan vulva
8. Kolaborasi dalam pemberian obat
a. Imboost 2 x 5 ml
b. Transpulmin3 x 5 ml
3. Resiko trauma Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1. Menggunakan komunikasi untuk
3x24 jam masalah keruskan memori dapat membangun kepercayaan dan terapi
terasi. Dengan kriteria hasil : empatik peduli
2. Mengobati individu dengan martabat
1. Klien terbebas dari trauma
dan menghormati
2. Dapat mendeteksi resiko
3. Mendorong melalui meninjau
3. Penggunaan personal safety
kehidupan melalui kenang-kenangan
4. Memberikan privasi dan tenang kali
untuk aktivitas rohani
5. Mendorong partisipasi dalam
kelompok pendukung
6. Mengajari metode relaksasi (
meditasi) citra dan memberinya
petunjuk
7. Berdoa dengan sendiri
8. Selalu terbuka untuk individu
ekspresi perhatian
9. Mengungkapkan perasaan empati
secara pribadi
10. Tersedia untuk mendengarkan
individu perasaan
IMPLEMENTASI

Pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan


aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan
pasien. Fase implementasi atau pelaksanaan terdiri dari beberapa
kegiatan, yaitu validasi rencana keperawatan, mendokumentasikan
rencana perawatan, memberikan asuhan keperawatan, dan
pengumpulan data.

EVALUASI

Hasil yang diharapkan meliputi:


Kerusakan memori berkurang
Mampu merawat diri secara mandiri maupun dibantu
Terhindar dari resiko trauma

Anda mungkin juga menyukai