Anda di halaman 1dari 19

BRONCHITIS

7. Qurrotu Aina
1. Iko Putri Arta Wijaya (10116102)
(10116060)
2. Mega Wati Karomatin 8. Silvestra Denys
(10116078) (10116115)
3. Mella Apriescha Dewi 9. Siti Masyitah
(10116080) (10116117)
4. Meylisa Nurvita Astari 10. Tri Galih Sultoni
(10116081)
5. Nanda Vipta (10116123)
(10116090) 11. Yuyun Nikmatus Sholichah
6. Nina Fentriana (10116148)
(10116094) 12. Zulfa Syarifah H.P.
(10116150)
Suatu peradangan pada bronkus
(saluran udara ke paru-paru)

Suatu peradangan pada saluran


bronkial. Peradangan tersebut
BRONKHITIS disebabkan oleh virus, bakteri,
merokok, atau polusi udara
(Samer Qarah, 2007).

Peradangan satu atau lebih


bronkus dapat bersifat akut dan
kronik (Dorland, 2002)

IKO
Macam-macam
Bronkhitis

1. Bronkhitis Akut
 Serangan bronkhitis dengan
perjalanan penyakit yang singkat,
gejala-gejalanya seperti demam,
batuk, dan pilek.
 Biasanya datang dan sembuh hanya
dalam waktu 2 hingga 3 minggu.
 Virus yang menyebabkan flu atau
pilek dapat menyebabkan bronkhitis
akut.
 Selain itu, bronkhitis akut dapat
disebabkan karena non infeksi dari
paparan asap rokok, debu, uap.

MEGAWATI
2. Bronkhitis Kronis
• Merupakan suatu bentuk penyakit
obstruksi paru kronik, pada keadaan
ini terjadi iritasi bronkhial dengan
sekresi yang bertambah dan batuk
produktif selama sedikitnya 3 bulan
atau bahkan 2 tahun berturut-turut,
biasanya keadaan ini disertai dengan
emfisema paru.
• Pada seorang perokok, terjadi secara
berulang dan lama
• Terjadinya bronkhitis akut karena
penebalan dan peradangan pada
dinding bronkus paru-paru yang
sifatnya permanen.

NANDA
ETIOLOGI

Disebabkan oleh infeksi


Menurut Iskandar (2010) Bronkitis disebabkan oleh : virus dan bakteri atau
organisme lain yang
menyerupai bakteri
A. Bronkhitis
(Mycoplasma
Infeksiosa pneumoniae dan
Chlamyidia)

Serangan Bronkhitis
berulang bisa terjadi
Disebabkan pada perokok, penderita
oleh zat penyakit paru-paru.
atau benda Infeksi berulang bisa
yang terjadi akibat sinusitis
bersifat kronis, bronkhiektasis,
iritatif B. Bronkhitis Iritatif
alergi
(debu, asap,
polusi
udara,
rokok) MEYLISA
Tanda Dan Gejala Bronkhitis

Menurut Price (1995), tanda gejala yang timbul terhadap penyakit


bronkhitis tergantung pada luas dan besarnya penyakit, lokasi
kelainan, dan ada tidaknya komplikasi lanjut.

Ciri khas penyakit brokhitis adalah adanya batuk disertai produksi


sputum, haemaptoe, dan pneumonia berulang.

Tanda Dan Gejala tersebut :


1. Batuk, kadang menjadi batuk mengi
2. Terdapat sputum yang bening, putih atau hijau-kekuningan
3. Merasa lelah dan lesu
4. Demam ringan
5. Merasa tidak nyaman pada bagian dada (Cunha, 2012; Harms, 2011).

MELLA
PATOLOGI BRONKHITIS (Phee, 2003)

Bakteri masuk ke dalam tubuh

Menyerang organ tertentu (di


saluran paru-paru) sehingga sel
goblet teriritasi

Sehingga pada bronkhitis terjadi


penyempitan saluran pernafasan

Hal ini menyebabkan obstruksi


jalan nafas sehingga menimbulkan
sesak
NINA F
Pada pasien bronkhitis saat terjadi ekspirasi
maksimal, saluran nafas bagian bawah paru akan
lebih cepat, dan lebih banyak tertutup

Mengakibatkan ventilasi dan perfusi yang tidak seimbang


sehingga penyebaran udara pernafasan maupun aliran darah ke
alveoli tidak merata

Timbul hipoksia dan sesak nafas, hipoksia alveoli menyebabkan


vasokontriksi pembuluh darah paru dan polisitemia.

Terjadi hipertensi pulmonal yang dalam jangka panjang dapat


menimbulkan kor pulmonal.
SILVESTRA
KOMPLIKASI BRONKHITIS (Bahar, 2001)

Komplikasi bronkhitis pada anak terutama pada anak dengan malnutrisi :


a. Otitis Media Akut
b. Sinusitis Maksilaris
c. Pneumonia
d. Bronkhitis Kronis
e. Pleuritis
f. Efusi pleura dan emfisema

TRI GALIH
Pencegahan untuk menurunkan Resiko Bronkhitis

Hindari
merokok dan
menjadi
perokok
pasif .

Hindari
Gunakan
orang pilek
masker
atau flu

Cuci tangan Mendapatkan


secara teratur vaksin Flu

ZULFA
Penatalaksanaan
Terapi Farmakologi

A.Antibiotika
1. Penicilin :Antibiotik golongan penisilin yang biasa
digunakan adalah amoksisilin
2. Quinolon : pefloksasin, enoksasin, ciprofloksasin,
sparfloksasin, lomefloksasin, fleroksasin.
3. Makrolida:spiramysin, midekamisin, roksitromisin,
azitromisin dan klaritromisin.

QURROTU
4.Cefalosporin
Saat ini ada empat generasi cefalosporin, seperti tertera pada tabel berikut:
B.Bronkodilator

Bronkodilator mempunyai aksi merelaksasi otot-otot polos pada


saluran pernafasan. Ada tiga jenis bronkodilator yaitu :
Simpatomimetika, metilsantin, antikolinergik.
1. Beta 2 agonis (Simpatomimetika) : Obat-obat simpatomimetika antara
lain salbutamol, salmeterol, epinefrin, terbutalin, isoproterenol, dan
metaproterenol (Dipiro, et al., 2008).
2. Metilxantin : Teofilin merupakan golongan metil santin yang banyak
digunakan, disamping kafein dan dyphylline. Kafein dan dyphylline
kurang poten dibandingkan dengan teofilin. (Dipiro, et al., 2008).
3. Antikolinergik :Ipratropium bromida dan tiotropium bromida
merupakan inhibitor kompetitif reseptor muskarinik; zat ini
menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokonstriksi yang
dimediasi kolinergik. Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif
tetapi tidak sekuat agonis β2 (Dipiro, et al., 2008).

YUYUN
C.Mukolitik Dan Ekspektoran :
Asetilsistein (Carbosistein)
Indikasi: Bronkitis akut, batuk kronis atau akut, antidotum
parasetamol.
Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap asetilsistein.
Dosis: Dosis awal 2,25 g per hari dalam dosis terbagi, kemudian 1,5 g per hari
dalam dosis terbagi. Anak-anak (2-5 tahun): 62,5-125 mg 4x/hari, (5-
12 tahun) : 250 mg 3x/hari.
Efek Samping: pendarahan gastro-intestinal (jarang terjadi), reaksi
hipersensitivitas (ruam dan anafilakskis).
D.Ekspektoran :
Ekspektoran bekerja dengan cara mengencerkan mukus
dalam bronkus sehingga mudah dikeluarkan, salah satu contoh
ekspektoran adalah guaifenesin. Guaifenesin bekerja dengan cara
mengurangi viskositas dan adhesivitas sputum sehingga meningkatkan
efektivitas mukociliar dalam mengeluarkan sputum dari saluran
pernapasan.
Terapi Non-farmakologi

1. Jika terjadi demam, baringkanlah pasien itu di atas tempat tidur di dalam

ruangan yang agak hangat, dan menjaga suhu dalam kamar itu tetap

setabil.

2. Pasien harus berhenti merokok.

3. Kalau timbul kesulitan dalam pernapasan atau dadanya bagian tengah

sangat sesak, biarlah dia menghirup uap air tiga kali sehari.

4. Taruhlah kompres uap di atas dada pasien dua kali sehari, dan taruhlah

kompres lembab di atas dada sepanjang malam sambil menjaga tubuhnya

jangan sampai kedinginan.


5. Sekali sehari selama dua hari, rendamlah kakinya di dalam air
panas sewaktu mengadakan pendemahan, Teruslah melakukan
pengobatan ini sampai sipasien mengeluarkan kringat jangan
sampai kedinginan.
6.Kalau tidak ada perubahan tertentu selama dua hari, mintalah
nasehat dokter. Mungkin dia akan memberikan resep obat
batuk atau obat antibiotika atau sulfa untuk mengatasi infeksi.
7.Kalau bronchitis itu timbul karena komplikasi penyakit
lainmaka sangat pentinglah memangil dokter.
8.Istirahat yang cukup
9.Minum cukup banyak cairan dan perbaiki nutrisi
10.Rehabilitasi paru-paru secara komprehensif dengan olahraga
dan latihan pernafasan sesuai yang diajarkan tenaga medis.
DAFTAR PUSTAKA
Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G., and Posey,
L. M., 2008, Pharmacotherapy a Pathophysiologic Approach, 7th edition,
McGrawHill, New York, pp. 139-167.
Harms, R.W., 2011, Bronchitis, www.mayoclinic.com, diakses tanggal 17
Maret 2012
Setiawati,L., Makmuri M. S., dan Asih, 2006, Bronkitis,
http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktori=
pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-tlwx284.htm, diakses tanggal 17 Maret
2012
Sutoyo, K.D., 2008, Bronkitis Kronis dan Lingkaran yang tak
Berujung Pangkal (Vicious Circle),
http://jurnalrespirologi.org/jurnal/Jan09/File%20dr.%20Titi%20JRI.pdf,
diakses tanggal 18 Maret 2012
TRIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai