Anda di halaman 1dari 24

SARKOIDOSIS

Fitri Alviahnur 1117023


Sundari Nurul U.H 1117032
Dian Rukmana 1117038
Dini Apriani 1117043
Monalisa Manaida 1117055
Eni Agustiani 1117060
Diaz Praditha Islami 1117091
Eneng Lisna Hunaenah 1117101

Keperawatan 3B
Apa itu Sarkoidosis ?
1. Sarkoidosis adalah penyakit multisistem
kronik yang ditandai dengan respon imun
selular yang berlebihan pada jaringan yang
terkena (Priscilla LeMone, 2014).
2. Sarkoidosis juga dapat diartikan sebagai
retikulosis granulomatosa sistemik yang
kronik progresif tanpa sebab yang jelas,
ditandai dengan tuberkel keras pada hampir
semua organ atau jaringan, termasuk kulit,
paru, kelenjar getah bening, hati, limpa, mata
dan tulang-tulang kecil tangan dan kaki.
Etiologi dan Patofisologi

Sarkoidosis belum diketahui dengan pasti,


apakah merupakan penyakit infeksi,
penyakit genetik atau reaksi terhadap
benda asing atau apakah penyakit akibat
satu atau banyak penyebab.
Sarkoidosis bisa dipicu oleh paparan
infeksi, debu atau zat kimia.
Faktor prediposisi

1. Kontak dengan zat kimiawi, misalnya


zirconium atau beryllium.
2. Faktok genetik.
3. Respons hipersensitivita (kemungkinan
akibat ketidakseimbangan sel-T) terhadap
agens misalnya mikrobakteri atipikal, fungus,
dan serbuk sari pohon cemara.
Manifestasi Klinis
1. Tipe akut
a. Eritema nodosum
b. Demam
c. Poliartritis
d. Iritis akut
2. Tipe Kronik
Pada tipe kronik terdapat lebih banyak pada
penderita berusia di atas 40 tahun.
Pemeriksaan Diagnostik

• Limfositopeni
• Hipergobulinemi
• Hiperkalsemi
• Peningkatan ACE (Angiotensin
converting enzyme)
Penatalaksanaan
Terapi umum
1. Istirahat
2. Diet
3. Medikamentosa
a. Obat pertama, Glukortikoid, obat pilihan
b. Obat alternatif, Indometasin,
Oksifenbutazon Klorokin, Methotrexat,
Allopurinol, Levamisole
Komplikasi

• Gagal nafas
• Gagal jantung
Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a. Identitas
b. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama pasien dengan sarkoidosis yaitu
nyeri pada persendian bagian bawah sehingga
mendorong pasien berobat ke rumah sakit. Nyeri
dirasakan meningkat pada beraktivitas
a. Riwayat kesehatan dahulu
Terajadinya sarkoidosis biasanya didahului
dengan adanya gangguan autoimun
b. Riwayat kesehatan keluarga
Penderita dengan anggota keluarga yang
menderita sarkoidosis memiliki risiko lebih
tinggi untuk menderita sarkoidosis.
c. Pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan managemen kesehatan
Menggambarkan Persepsi,pemeliharaan dan
penanganan kesehatan sarkoidosis
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Pada pasien sarkoidosis biasanya mengalami
penurunan nafsu makan, sehingga dapat
menyebabkan berat badan menurun
3) Pola eliminasi
Klien pada sarkoidosis ini biasanya
mengalami kesulitan untuk mobilisasi
sehingga jika klien ingin BAK dan BAB harus
diatas tempat tidur dengan bantuan tenaga
kesehatan atau keluarga.

4) Pola aktifitas
Karena adanya gangguan mobilisasi,
sehingga menyebabkan aktivitas klien
terganggu.

5) Pola istirahat dan tidur


Adanya gangguan rasa nyaman akibat nyeri,
menyebabkan masalah dalam pemenuhan
kebutuhan istirahat dan tidur
4) Pola hubungan dan peran
Sejak sakit dan masuk RS klien mengalami
perubahan peran atau tidak mampu
menjalankan perannya sebagaimana mestinya,
baik dalam keluarga maupun masyarakat. Hal
tersebut berdampak terganggunya hubungan
interpersonal.

5) Pola persepsi dan konsep diri


Klien dengan sarkoidosis seringkali merasa
malu terhadap bentuk tubuhnya.

6) Pola sensori dan kognitif


Pada klien sarkoidosis biasanya mengalami
sensitif terhadap cahaya (Fotofobi).
9) Pola reproduksi seksual
Kebutuhan klien dalam hal melakukan hubungan
seksual akan terganggu bila klien dirawat di RS,
namun dalam hal perhatian dari pasangannya
dalam hal merawat sehari – hari tidak akan
terganggu.

10) Pola pertahanan diri


Klien yang kurang memahami kondisinya kan
mengalami stress. Dan klien akan lebih banyak
bertanya tentang penyakitnya untuk mengurangi
stressnya.

11) Pola nilai dan kepercayaan


Klien yang sebelum sakit rajin melakukan ibadah,
maka saat sakit juga akan giat beribadah sesuai
dengan kemampuannya. Karena dengan
beribadah mereka akan merasa lebih tenang dan
juga dapat mengurangi stress yang dialaminya.
Pemeriksaan Fisik
1. Sistem pernafasan
a. Hidung
Keadaan normal, tidak ada sumbatan, dan tidak ada
nyeri
b. Dada
Pada klien biasanya terdapat sesak nafas dikarenakan
adanya gangguan di paru-paru misalnya efusi pleura.
2. Sistem penglihatan
Pada klien sarkoidosis biasanya mengalami gangguan
penglihatan yaitu fotofobi atau sensitif terhadap
cahaya.
3. Sistem muskuloskeletal
Ekstremitas bagian bawah terasa sakit karena kaku .
Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri berhungan dengan destruksi
sendi.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi
berhubungan dengan anoreksia.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan gangguan muskoloskeletal.
4. Gangguan citra tubuh berhubungan
dengan perubahan fungsi tubuh.
Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan destruksi sendi
Tujuan : klien dapat mengontrol nyeri, skala
nyeri berkurang, dan meningkatkan rasa
nyaman.
Kriteria Hasil :
a. Mampu mengontrol nyeri
b. Mampu mengenali nyeri dan
c. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang
Intervensi :
• Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi.
Rasional : untuk mengetahui tingkat nyeri.
• Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
Rasional : untuk mengetahui rasa ketidaknyamanan
pasien.
• Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan, pencahayaan, dan kebisingan
Rasional : untuk mengurangi tingkat nyeri.
• Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
Rasional : untuk mengurangi nyeri.
2. Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia
Tujuan : Berat badan terkontrol
Kriteria Hasil :
• Adanya peningkatan berat badan
• Tidak ada tanda – tanda malnutrisi
Intervensi :
• Monitoring adanya penurunan berat badan
Rasional : untuk mengetahui berat badan pasien
• Kaji adanya alergi makanan
Rasional : untuk mengetahui nutrisi yang akan
diberikan pada pasien
• Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian
nutrisi
Rasional : untuk mengetahui nutrisi yang akan
diberikan pada pasien
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan gangguan muskoloskeletal.
Tujuan : meningkatkan mobilitas klien.
Kriteria Hasil :
• Klien meningkat dalam aktifitas fisik
• Memverbalisasikan perasaan dalam
meningkatkan kekuatan dan
kemampuan berpindah
• Memperagakan penggunaan alat
Intervensi :
• Monitoring TTV sebelum/ sesudah latihan dan
lihat respon klien saat latihan.
Rasional : untuk mengetahui kondisi klien.
• Konsultasikan dengan terapi fisik tentang
rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan.
Rasional : untuk mengetahui terapi yang akan
diberikan
• Ajarkan klien tentang teknik ambulasi
Rasional : agar pasien dapat melakukan teknik
ambulasi secara mandiri.
• Berikan alat bantu jika klien memerlukan
Rasional : untuk mempermudah klien dalam
melakukan aktifitas
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perubahan fungsi tubuh
Tujuan : klien dapat mengekspresikan perasaannya
dan dapat menggunakan koping yang adaptif
Kriteria Hasil :
• Body image positif
• Mempertahankan intraksi sosial
Intervensi :
• Kaji secara verbal dan nonverbal respon klien
terhadap tubuhnya.
Rasional : untuk mengetahui perasaan klien terhadap
tubuhnya.
• Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan
dan prognosis penyakit
Rasional : agar klien mengetahui tentang penyakit yang
diderita
• Dorong klien mengungkapkan perasaannya
Rasional : agar klien dapat mengekspresikan perasaannya
Implementasi
Tahap ini dimulai setelah rencana tindakan
disusun untuk membantu klien mencapai
tujuan yang diharapkan.
Evaluasi
Tahap terakhir dalam proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan, dan
penatalaksanaannya sudah berhasil
dicapai. Hasil dari evaluasi dibagi menjadi 3
yaitu masalah teratasi, masalah teratasi
sebagian, dan masalah belum teratasi.
Sumber
• Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda
G. (2012). Keperawatan Medikal-Bedah
. Jakarta.
• leMone Priscilla, dkk. (2014).
Keperawatan Medikal Bedah. Buku
Kedokteran
Terimakasih!

Anda mungkin juga menyukai