Anda di halaman 1dari 28

KONSEP DASAR PENYAKIT

1. PENGERTIAN APPENDISITIS
Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau
umbai cacing (appendiks).

2. Etiologi
a. Ulserasi pada mukosa
b. Obstruksi pada kolon oleh fekalt (feses yang mengeras)
c. Berbagai macam penyakit cacing
d. Tumor
e. Struktur karena fibrosis pada dinding usus
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN

a. Identitas
Nama pasien : An. M
Umur : 3 Tahun
Suku/bangsa : Aceh/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah
Alamat : Aceh Utara
Sumber biaya : BPJS
b. Keluhan Utama

Ibu pasien mengatakan anaknya merasakan nyeri di bagian perut akibat


luka operasi dan nyeri dirasakan juga saat pasien batuk, ibu pasien juga
mengatakan anaknya kurang nafsu makan hanya menghabiskan 2 sendok
setiap jam makan.

c. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu pasien mengatakan anaknya dibawa ke rumah sakit setelah di operasi


di rumah sakit daerah Aceh utara, kemudian setelah beberapa hari di operasi
pasien pulang kerumah, dan kondisi luka pasien benang jahitan terbuka. Dan
kembali di bawa ke RS kemudian pihak Rs merujuk ke RSUDZA. Setelah di
ZA operasi kembali pada hari minggu 27 Oktober dan sekarang luka op pasien
terlihat basah dan terpasang stoma.
e. Pemeriksaan fisik
TTV = S : 36,7℃
N :85 x/menit
RR : 20 x/menit
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E : 4, M : 6, V : 5 Total : 15

f. Sistem Pencernaan
a. TB : 90 cm BB : 11 Kg
b. IMT : 15,6 (BBI Kurang)
c. Mulut : Bersih
d. Membran mukosa : Kering
e. Abdomen : Tegang
f. Nyeri tekan : Ya
g. Luka Operasi : Ada
1) Tanggal operasi : 27 November 2019
2) Jenis operasi : Laparatomy
3) Lokasi : Perut sebelah kiri dan kanan
4) Keadaan : Luka basah dan terpasang stoma.
5) BAB : 2x/hari
6) Konsistensi : Lunak
7) Nafsu makan : Menurun Frekuensi : 3x/hari
8) Porsi makan : Tidak sampai setengah porsi yang dihabiskan
g. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Darah rutin
• Hemoglobin : 13,5 g/dL
• Hematokrit : 39 %
• Eritrosit : 5,2 10⁶/mm³
• Leukosit : 16,6 10³/mm³
• trombosit : 246 10³/mm³
• Albumin : 2,30 g/dL
• Globulin : 1,70 g/dL
• Ureum : 14 mg/dL
• Kreatinin : 0,20 mg/dL
• Natrium : 142 mmol/L
• Kalium : 3,7 mmol/L
• Klorida : 111 mmol/L
h. Terapi
• Paracetamol Syr / 12 jam (oral)
• Ceftriaxone 500mg (Drip)
• Metronidazole 500mg (Drip)
• Paracetamol 12 Jam (Drip)
• Infus IVFD RL 500 ml 20 tts/menit
ANALISA DATA
Data Masalah

Ds : Nyeri Akut
Ibu pasien mengatakan anaknya nyeri dibagian
luka operasi

Do :
• Pasien tampak meringis dan menagis
• K/u sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Pasien terpasang infus IVFD RL 20 tts/menit
• P : di luka operasi
• Q : terasa sedang
• R : di area abdomen
• S : skala 5 (NRS)
• T : Nyeri sering
• TTV :
N : 85 x/menit
S : 36,7 ℃
RR : 20x/menit
Ds : Resiko Infeksi
Ibu pasien mengatakan anaknya setelah dinoperasi di
RS Daerah anaknya dirujuk kemari karena jahitan
benang terbuka dan luka basah

Do:
• Luka tampak tertutup perban kanan dan kiri
•Luka tampak basah
• Kondisi diarea luka lembab
• Nyeri saat disentuh
• Terpasang stoma
Ds : Ketidakseimbangan nutrisi
Ibu pasien mengatkan anaknya kurang nafsu makan kurang dari kebutuhan tubuh
hanya menghabiskan 2 sendok setiap makan, dan
berat badan turun 3 kg semenjak sakit, dari 14 kg
turun ke 11 kg

Do :
• K/u sedang
• hanya menghabiskan 2 sendok makan
• BB 11 Kg
• TB 90 cm
• IMT : 15,6 (BBI Kurang)
• Terpasang stoma
• Terdapat luka post op laparatomy appendisitis
• turgor kulit kurang baik
No Hari/ Diagnosa NOC NIC
Tanggal Keperawatan
1. Rabu Nyeri akut 1. Skala nyeri • Kaji skala nyeri
30/10/1 berkurang • Kaji penyebab nyeri
9 2. Pasien tidak • Monitor TTV
mengeluh nyeri • Atur posisi pasien senyaman
3. Pasien menunjukan mungkin
sikap santai • Ajarkan pasien teknik relaksasi
4. Ttv dalam batas nafas dalam
normal • Kolaborasi dengan dokter
tentang pemberian analgesik
untuk menghilangkan nyeri
2. Rabu Resiko Infeksi 1. Kondisi luka •Obsevasi tanda2 infeksi
30/10/19 membaik • Observasi lembab dan
2. Tidak terdapat lemaba basah di area
dan basah di area luka • Monitor kuliat adanya
3. Tidak terdapat kemerahan
kemerahan • Anjurkan keluarga untuk
menjaga kulit tetap kering
dan bersih di area luka
•Anjurkan pasien mika miki
• Kolaborasi pemberian
obat
3. Rabu Ketidaksei - Pasien mampu • Monitor berat badan
30/10/19 mbangan menghabiskan • Monitor nutrisi
nutrisi makanannya • Anjurkan pasien
kurang dari - BB dalam batas makan sedikit tapi
kebutuhan normal sering
tubuh - Turgor kulit • Edukasi tentang
membaik kebutuhan nutrisi
• Kolaborasi dengan
ahli gizi
Hari/ No. Implementasi Evaluasi
tanggal Dx
Rabu 1. • Mengkaji skala S : Ibu pasie mengatakan anaknya nyeri dibagian luka operasi
30/10/19 nyeri
• Mengkaji O:
penyebab nyeri • Pasien tampak meringis dan menangis
• Memonitor TTV • K/U lemah
• Mengatur posisi • P : di luka operasi
pasien senyaman • Q : terasa sedang
mungkin • R : Di area abdomen
• Mengajarkan • S : Skala 5 (NRS)
pasien teknik • T : Nyeri sering
nonfarmakologi • TTV :
• Mengajarkan  S : 36,7 ℃
pasien teknik  N : 85 x/menit
relaksasi genggam  RR : 20x/menit
jari • Kesadaran : Compos mentis
• Mengkolaborasi • Pasien terpasang infus IVFD RL 20 tts/menit
denga dokter
tentang pemberian A : Nyeri Akut
analgesik untuk
menghilangkan P :Intervensi dilanjutkan
nyeri • Posisikan Pasien senyaman mungkin
• Anjurkan pasien istirahat yang cukup
Hari/ No. Implementasi Evaluasi
tanggal Dx
Kamis 1 • Mengkaji skala nyeri S : Ibu pasien mengatakan anaknya masih neyri
31/10/19 • Mengkaji penyebab di bagian luka operasi
nyeri
• Memonitor TTV O:
• Mengatur posisi • Pasien tampak menangis
pasien senyaman • k/u lemah
mungkin •Kesadaran : compos mentis
• Mengajarkan pasien • P : di luka operasi
teknik nonfarmakologi • Q : terasa sedang
• Mengajarkan pasien • R : di area abdomen
teknik relaksasi • S : skala 5 (NRS)
genggam jari • T : Nyeri sering
• Mengkolaborasi
dengan dokter tentang A : Nyeri Akut
pemberian analgesik
untuk menghilangkan P :Intervensi dilanjutkan
nyeri • Posisikan Pasien senyaman mungkin
• Anjurkan pasien istirahat yang cukup
• Anjurkan pasien teknik nonfarmakologi
• Ajarkan pasien teknik relaksasi genggam jari
Hari/ No. Implementasi Evaluasi
tanggal Dx
Sabtu 1 • Mengkaji skala nyeri S : Ibu pasien mengatakan anaknya masih
02/11/19 • Mengkaji penyebab nyeri nyri tapi sudah lumayan berkurang
• Memonitor TTV
• Mengatur posisi pasien O:
senyaman mungkin • K/u sedang
• Mengajarkan pasien teknik • P : Di luka operasi
nonfarmakologi • Q : Terasa sedang
• Mengajarkan pasien teknik • R : Di area abdomen
relaksasi genggam jari • S : Skala 4 (NRS)
• Mengkolaborasi dengan • T : Nyeri sesekali
dokter tentang pemberian • Kesadaran : compos mentis
analgesik untuk
menghilangkan nyeri A : Nyeri Akut

P : Intervensi dilanjutkan
•Posisikan Pasien senyaman mungkin
•Anjurkan pasien istirahat yang cukup
• Anjurkan pasien teknik nonfarmakologi
• Ajarkan pasien teknik relaksasi genggam
jari
Hari/ No. Implementasi Evaluasi
tanggal Dx
Senin 1 •Mengkaji skala nyeri S : Ibu pasien mengatakan nyeri sudah
14/11/19 • Mengkaji penyebab nyeri berkurang da pasien sudah bisa duduk
• Memonitor TTV
• Mengatur posisi pasien O:
senyaman mungkin • K/u : sedang
•Mengajarkan pasien teknik • P : Luka operasi
nonfarmakologi • Q : terasa sedang
• Mengajarkan pasien teknik • R: di area abdomen
relaksasi genggam jari • S: Skala 3 (NRS)
• Mengkolaborasi dengan • T: Nyeri sesekali
dokter tentang pemberian
analgesik untuk A : Nyeri Akut
menghilangkan nyeri
P : Intervensi dilanjutkan
Hari/ No. Implementasi Evaluasi
tanggal Dx
Rabu 2 •Mengobservasi tanda- S : ibu pasien mengatakan jahitan benang
30/10/19 tanda infeksi anaknya terbuka dan di rujuk ke RSUDZA oleh
•Mengobservasi lembab RS daerah dengan luka basah dan benang
dan basah di area luka terbuka
•Memonitor kulit
adanya kemerahan O:
•Menganjurkan •Luka tampak tertutup perban di area kanan
keluarga untuk menjaga dan kiri
kulit tetap kering dan • Luka tampak basah
bersih di area luka • Kondisi diaerea luka lembab
•Menganjurkan pasien •Nyeri saat diseth
untuk mika dan miki •Terpasang stoma
• Mengkolabirasi •Terdapat luka post op laparatomy
pemberian obat •K/u sedang

A : Resiko infeksi

P : Intervensi dilanjutkan
•Observasi lembab dan basah di area
•Lakukan ganti perban setiap hari
•Anjurkan keluarga untuk menjaga kulit tetap
Hari/ No. Implementasi Evaluasi
tanggal Dx
Kamis 2 •Mengobservasi S : ibu pasien mengatakan jahitan benang
31/10/19 tanda-tanda infeksi yang terbuka kemaren sudah dijahit kembali,
•Mengobservasi dan luka sudah kurang lembab
lembab dan basah di
area luka O:
•Memonitor kulit •Luka tampak tertutup perban
adanya kemerahan • Luka sudah dijahit kembali
•Menganjurkan • Kondisi diaerea luka sudah kurang lembab
keluarga untuk •Terpasang stoma
menjaga kulit tetap •Terdapat luka post op laparatomy
kering dan bersih di •K/u sedang
area luka
•Menganjurkan A : Resiko infeksi
pasien untuk mika
dan miki P : Intervensi dilanjutkan
• Mengkolabirasi •Observasi lembab dan basah di area
pemberian obat •Lakukan ganti perban setiap hari
•Anjurkan Keluarga untuk menjaga kulit tetap
bersih dan kering di area luka
• Anjurkan pasien untuk mika miki
• Kolaborasi pemberian obat
Hari/ No. Implementasi Evaluasi
tanggal Dx

Sabtu 2 •Mengobservasi S : ibu pasien mengatakan jahitan benang tidak


02/10/19 tanda-tanda infeksi lepas lagi dan luka tidak basah lagi
•Mengobservasi
lembab dan basah di O:
area luka •Luka tampak tertutup perban
•Memonitor kulit • Luka sudah sedikit mengering
adanya kemerahan • Kondisi diaerea luka sudah kurang lembab
•Menganjurkan •Pasien duduk
keluarga untuk •K/u sedang
menjaga kulit tetap
kering dan bersih di A : Resiko infeksi
area luka
•Menganjurkan pasien P : Intervensi dilanjutkan
untuk mika dan miki
• Mengkolabirasi
pemberian obat
Hari/ No. Implementasi Evaluasi
tanggal Dx
Rabu 3 •Memonitor berat badan S : Ibu pasien mengatakan anaknya
30/10/19 •Memonitor nutrisi kurang nafsu makan hanya
•Menganjurkan pasien makan menghabiskan 2 sendok setaip jam
sedikit tapi ssering makan dan berat badan turun 3 kg dari
•Mengedukasi tentang 14 kg semenjak masu RS menjadi 11 kg
kebutuhan nutrisi
•Kolaborasi dengan ahli gizi O:
•K/u lemah
• Hanya menghabiskan 2 sendok makan
• BB : 11 KG
•TB : 90 CM
•IMT :15,6 (BBI Kurang)
•Trpasang stoma
•Turgor kulit kurang baik

A : Ketidakseimbangan nutrisis kurang


dari kebutuhan tubuh

P : Intervensi silanjutkan
•Monitor nutrisis
•Anjurkan pasien makan sedikit tapi
Hari/ No. Implementasi Evaluasi
tanggal Dx
Kamis 3 •Memonitor berat badan S : Ibu pasien mengatakan anaknya
31/10/19 •Memonitor nutrisi kurang nafsu makan hanya
•Menganjurkan pasien makan menghabiskan 2 sendok setiap makan
sedikit tapi ssering
•Mengedukasi tentang O:
kebutuhan nutrisi •K/u sedang
•Kolaborasi dengan ahli gizi • Hanya menghabiskan ½ sendok
• BB : 11 KG
•TB : 90 CM
•IMT :15,6 (BBI Kurang)
•Trpasang stoma
•Turgor kulit kurang baik

A : Ketidakseimbangan nutrisis kurang


dari kebutuhan tubuh

P : Intervensi silanjutkan
•Monitor nutrisis
•Anjurkan pasien makan sedikit tapi
sering
•Edukasi tentang kebutuhan nutrisi
Hari/ No. Implementasi Evaluasi
tanggal Dx

Sabtu 3 •Memonitor berat badan S : Ibu pasien mengatakan anaknya


02/11/19 •Memonitor nutrisi sudah mau makan sedikit sekitar 2
•Menganjurkan pasien makan sendok , tapi dalam keadaan sering
sedikit tapi ssering
•Mengedukasi tentang O:
kebutuhan nutrisi •K/u sedang
•Kolaborasi dengan ahli gizi • tampak sering meminta makan

A : Ketidakseimbangan nutrisis kurang


dari kebutuhan tubuh

P : Intervensi dilanjutkan
TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI
TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA
PASIEN POST APPENDIKTOMI
Angka kejadian appendicitis cukup tinggi di dunia.
Berdasarkan Word Health Organisation (2010) yang dikutip
oleh Naulibasa (2011), angka mortalitas akibat appendicitis
adalah 21.000 jiwa, di mana populasi laki-laki lebih banyak
dibandingkan perempuan. Angka mortalitas appendicitis
sekitar 12.000 jiwa pada laki-laki dan sekitar 10.000 jiwa
pada perempuan. di Amerika Serikat terdapat 70.000 kasus
appendicitis setiap tahunnya.
Sementara untuk Indonesia sendiri appendicitis
merupakan penyakit dengan urutan keempat terbanyak pada
tahun 2006. Data yang diliris oleh Departemen Kesehatan RI
pada tahun 2008 jumlah penderita appendicitis di Indonesia
mencapai 591.819 orang dan meningkat pada tahun 2009
meningkat mencapai 596.132 orang(Eylin, 2009 : Andika,
2016)
TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI

1. Posisikan pasien dengan berbaring lurus ditempat tidur, minta


pasien untuk mengatur nafas dan merileksasikan otot
2. Peneliti duduk berada disamping pasien, relaksasi dimulai
dengan menggenggam ibu jari pasien dengan tekanan lembut,
genggam hingga nadi pasien terasa berdenyut.
3. Pasien diminta unuk mengatur nafas dengan hitungan mundur
4. Genggam ibu jari selama kurang lebih 3-5 menit dengan napas
secara teratur dan kemudian seterusnya satu persatu beralih
kejari selanjutnya dengan rentang waktu yang sama
KESIMPULAN

Rata – Rata intensitas nyeri pada pasien post appendiktomi di ruangan


bedah RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukit tinggi tahun 2017 sebelum
diberikan Intervensi Teknik Relaksasi Genggam Jari adalah 4,80 dengan
standar deviasi 0,689. Nilai minimal 4 dan nilai maksimal 6.Rata – Rata
intensitas nyeri pada pasien post appendiktomi di ruangan bedah RSUD
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2017 sesudah diberikan Intervensi
Teknik Relaksasi Genggam Jari adalah 3,87 dengan standar deviasi 0,652.
Nilai minimal 3 dan nilai maksimal 5.
Ada pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap intensitas nyeri pada
pasien - pasien post appendiktomi di ruangan bedah RSUD Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi tahun 2017 dengan nilai p=0,000. Agar rumah sakit
dapat menerapkan pelaksanaan terapi non farmakologis pada pasien post
operasi apendiktomi berupa teknik relaksasi genggam jari.
Diharapkan penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri pada pasien post
apendiktomi dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda dan
menggunakan teknik non farmakologis lainnya seperti faktor usia, jenis
kelamin dan pengalaman masa lalu.

Anda mungkin juga menyukai