Tugas Perilaku Organisasi Kelompok 12 Konflik

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 28

PERILAKU KEORGANISASIAN

KONFLIK DALAM ORGANISASI


M.RAIHAN OTTRY
FADILLAH MAULANA

VIQI
1.Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang
atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.

Robbins (1996) dalam “Organization Behavior” menjelaskan bahwa konflik


adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara
dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat
baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.
Luthans (1981) konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh
adanya kekuatan yang saling bertentengan. Kekuatan-
kekuatan ini bersumber pada keinginan manusia. Istilah konflik
sendiri diterjemahkan dalam beberapa istilah yaitu
perbedaan pendapat, persaingan dan permusuhan.
1.Pengertian Konflik

Konflik adalah suatu bentuk hubungan interaksi seseorang


dengan orang lain atau suatu kelompok dengan kelompok lain,
dimana masing-masing pihak secara sadar, berkemauan,
berpeluang dan berkemampuan saling melakukan tindakan
untuk mempertentangkan suatu isu yang diangkat dan
dipermasalahkan antara yang satu dengan yang lain berdasarkan
alasan tertentu.
2.Jenis-Jenis Konflik
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik
yaitu :
• konflik intrapersonal,
• konflik interpersonal,
• konflik antar individu dan kelompok,
• konflik antar kelompok dalam organisasi,
• konflik antar organisasi.
2.Jenis-Jenis Konflik
Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflikseseorang dengan dirinya sendiri. Konflik
terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang
tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
1. Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada
dua pilihan yang sama-sama menarik.
2. Konflik pendekatan – penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan
pada dua pilihan yang sama menyulitkan.
3. Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan
pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
2.Jenis-Jenis Konflik
Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain
karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara
dua orangyang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik
interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam
perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa
peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan
mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan
tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh
kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang
individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat
mencapai norma-norma produktivitas kelompok
dimana ia berada.
2.Jenis-Jenis Konflik
Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam
organisasiorganisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja –
manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.
Konflik antara organisasi
Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara
lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan
persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan
timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis
baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.
3.Faktor-Faktor Penyebab Konflik
Faktor-Faktor Penyebab Konflik
· Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
· Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi
yang berbeda.
. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
· Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
4.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Konflik
Dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok
besar yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
4.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Konflik
Dalam faktor intern dapat disebutkan beberapa hal :
1. Kemantapan organisasi
Organisasi yang telah mantap lebih mampu menyesuaikan diri
sehingga tidak mudah terlibat konflik dan mampu menyelesaikannya.
Analoginya dalah seseorang yang matang mempunyai pandangan hidup luas,
mengenal dan menghargai perbedaan nilai dan lain-lain.
2. Sistem nilai
Sistem nilai suatu organisasi ialah sekumpulan batasan yang meliputi
landasan maksud dan cara berinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu itu
baik, buruk, salah atau benar.
4.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Konflik
3. Tujuan
Tujuan suatu organisasi dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi
itu serta para anggotanya.
4. Sistem lain dalam organisasi
Seperti sistem komunikasi, sistem kepemimpinan, sistem
pengambilan keputusan, sisitem imbalan dan lain-lain. Dlam hal sistem
komunikasi misalnya ternyata persepsi dan penyampaian pesan bukanlah soal
yang mudah.
4.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Konflik
Sedangkan faktor ekstern meliputi :

1. Keterbatasan sumber daya


Kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan
seterusnya dapat berakhir menjadi konflik.
2. Kekaburan aturan/norma di masyarakat
Hal ini memperbesar peluang perbedaan persepsi dan pola
bertindak.
4.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Konflik
3. Derajat ketergantungan dengan pihak lain
Semakin tergantung satu pihak dengan pihak lain semakin mudah
konflik terjadi.
4. Pola interaksi dengan pihak lain
Pola yang bebas memudahkan pemamparan dengan nilai-nilai ain
sedangkan pola tertutup menimbulkan sikap kabur dan kesulitan penyesuaian
diri.
5.Proses Konflik

Terdapat 5 tahap, yakni sebagai berikut :


5.Proses Konflik
Tahap I : Potensi Oposisi atau Ketidakcocokan

Langkah pertama dalam proses konflik adalah adanya kondisi (syarat)


yang menciptakan kesempatan untuk kemunculan konflik itu. Kondisi itu tidak
selalu langsung mengarah ke konflik, tetapi salah satu kondisi itu perlu agar
konflik itu muncul. Untuk menyederhanakan, kondisi ini (yang juga dapat
dipandang sebagai penyebab atau sumber konflik) telah dipadatkan ke dalam
tiga kategori umum, yakni:
a.Komunikasi
b.Struktur
c. Variabel Pribadi
5.Proses Konflik
Tahap II : Kognisi dan Personalisasi

Konflik yang Dipersepsikan merupakan kesadaran satu pihak atau


lebih atas adanya kondisi yang menciptakan peluang terjadinya konflik.
Konflik yang Dipersepsikan tidak berarti konflik itu dipersonalisasikan. Konflik
yang Dirasakan, apabila individu-individu menjadi terlibat secara emosional
dalam saat konflik, sehingga pihak-pihak mengalami kecemasan, ketegangan,
frustasi, atau kekerasan. Tahap II ini penting karena persoalan konflik
cenderung didefinisikan dan emosi memainkan peran utama dalam
membentuk persepsi.
5.Proses Konflik
Tahap III : Maksud

Maksud merupakan keputusan untuk bertindak dalam cara teretntu.


Maksud Penanganan Konflik:
1. Persaingan merupakan keinginan memuaskan kepentingan seseorang,
tidak memperdulikan dampak pada pihak lain dalam konflik tersebut.
2. Kolaborasi merupakan situasi yang di dalamnya pihak-pihak yang
berkonflik sepenuhnya saling memuaskan kepentingan semua pihak.
3. Penghindaran merupakan keinginan menarik diri dari atau menekan
konflik.
4. Akomodasi merupakan kesediaan satu pihak dalam konflik untuk
memperlakukan kepentingan pesaing di atas kepentingannya sendiri.
5. Kompromi merupakan satu situasi yang di dalamnya masing-masing pihak
yang berkonflik bersedia mengorbankan sesuatu.
5.Proses Konflik
Tahap IV : Perilaku

Tahap perilaku mencakup:


• Pernyataan.
• Tindakan.
• Reaksi yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkonflik.

Pada Tahap inilah konflik dapat di selesaikan, Penyelesaian ini menggunakan


suatu Manajemen Konflik.
Manajemen Konflik yaitu penggunaan teknik-teknik resolusi dan stimulasi
untuk meraih level konflik yang diinginkan.
5.Proses Konflik
Teknik Penyelesaian/Resolusi Konflik:

1. Kompetisi
• Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau
mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan
istilah win-lose orientation.
2. Akomodasi
• Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin
yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada
usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik
perdamaian.
3. Sharing
• Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok
dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima
sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi
memuaskan.
5.Proses Konflik
4. Kolaborasi
• Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak.
Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving
approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
5. Penghindaran
• Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini
menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan
kelompok lain.
5.Proses Konflik
Beberapa metode atau teknik stimulasi yang mungkin dapat dipergunakan
untuk menstimulasi konflik sampai kepada tingkat yang fungsional adalah:
1. Komunikasi. Dengan mempergunakan saluran komunikasi organisasi,
manajer dapat menstimulasi konflik. Secara hati-hati informasi dapat
dimasukkan ke dalam saluran formal untuk menciptakan keragu-raguan,
reevaluasi atau konfrontasi.
2. Merubah struktur Organisasi. Merubah organisasi merupakan salah satu
teknik yang bermanfaat dalam memecahkan konflik antar kelompok.
Sebaliknya perubahan ini justru merupakan cara yang baik pula dalam
menciptakan konflik. Cara ini dapat menstimulasi konflik sehingga tercipta
persaingan yang ujungnya adalah peningkatan kinerja.
5.Proses Konflik
3. Menstimulasi persaingan. Penggunaan berbagai insentif, seperti bonus,
penghargaan bagi karyawan atau hasil karya yang menonjol, dapat
menstimulasi adanya persaingan. Apabila dapat dipergunakan dengan tepat
maka persaingan yang sehat itu dapat menciptakan konflik yang fungsional.
4. Memasukkan Orang luar ke dalam kelompok. Salah satu teknik untuk
mengangkat kembali citra suatu organisasi atau bagian, adalah memasukkan
citra suatu organisasi atau bagian, adalah memasukkan, mengangkat atau
memindahkan orang-orang yang sikapnya, nilainya dan latar belakangnya
berbeda dari para anggota yang sekarang berada dalam sistem atau
organisasi itu.
5.Proses Konflik
Tahap V : Hasil
Hasil berupa jalinan aksi-reaksi antara pihak-pihak yang berkonflik
menghasilkan konsekuensi.
• Hasil Fungsional
Konflik bersifat konstruktif apabila konflik itu memperbaiki kualitas
keputusan, merangsang kreativitas dan inovasi, mendorong perhatian dan
keingintahuan di kalangan anggota kelompok, menjadi saluran yang
merupakan sarana penyampaian masalah dan peredaan ketegangan, dan
memupuk lingkungan evaluasi diri serta perubahan.
• Hasil Disfungsional
Konsekuensi destruktif konflik pada kinerja kelompok atau organisasi
umumnya sangat dikenal. Oposisi yang tidak terkendali memunculkan
ketidakpuasan, yang bertindak menghilangkan ikatan bersama, dan pada
akhirnya mendorong ke penghancuran kelompok itu. Konflik
dari ragam disfungsional dapat mengurangi efektifitas
kelompok.
6.Peranan Konflik
Ada berbagai pandangan mengenai konflik dalam organisasi.
Pandangan tradisional mengatakan bahwa konflik hanyalah merupakan gejala
abnormal yang mempunyai akibat-akibat negatif sehingga perlu dilenyapkan.
Pendapat tradisional ini dapat diuraikan sebagai berikut :
- Konflik hanya merugikan organisasi, karena itu harus dihindarkan dan
ditiadakan.
- Konflik ditimbulka karena perbedaan kepribadian dan karena kegagalan
dalam kepemimpinan.
- Konflik diselesaikan melalui pemisahan
fisik atau dengan intervensi manajemen tingkat
yang lebih tinggi.
6.Peranan Konflik
Sedangkan pandangan yang lebih maju menganggap bahwa konflik
dapat berakibat baik maupun buruk. Usaha penanganannya harus berupaya
untuk menarik hal-hal yang baik dan mengurangi hal-hal yang buruk.
Pandangan ini dapat diuraikan sebagai berikut :
- Konflik adalah suatu akibat yang tidak dapat dihindarkan dari interaksi
organisasional dan dapat diatasi dengan mengenali sumber-sumber konflik.
- Konflik pada umumnya adalah hasil dari kemajemukan sistem organisasi
- Konflik diselesaikan dengan cara pengenalan
sebab dan pemecahan masalah. Konflik
dapat merupakan kekuatan untuk pengubahan
positif di dalam suatu organisasi.
7.Akibat Konflik
Hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut :
· meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang
mengalami konflik dengan kelompok lain.
· keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
· perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam,
benci, saling curiga dll.
· kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
· dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.

Anda mungkin juga menyukai