Tugas Perilaku Organisasi Kelompok 12 Konflik
Tugas Perilaku Organisasi Kelompok 12 Konflik
Tugas Perilaku Organisasi Kelompok 12 Konflik
VIQI
1.Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang
atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.
1. Kompetisi
• Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau
mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan
istilah win-lose orientation.
2. Akomodasi
• Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin
yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada
usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik
perdamaian.
3. Sharing
• Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok
dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima
sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi
memuaskan.
5.Proses Konflik
4. Kolaborasi
• Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak.
Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving
approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
5. Penghindaran
• Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini
menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan
kelompok lain.
5.Proses Konflik
Beberapa metode atau teknik stimulasi yang mungkin dapat dipergunakan
untuk menstimulasi konflik sampai kepada tingkat yang fungsional adalah:
1. Komunikasi. Dengan mempergunakan saluran komunikasi organisasi,
manajer dapat menstimulasi konflik. Secara hati-hati informasi dapat
dimasukkan ke dalam saluran formal untuk menciptakan keragu-raguan,
reevaluasi atau konfrontasi.
2. Merubah struktur Organisasi. Merubah organisasi merupakan salah satu
teknik yang bermanfaat dalam memecahkan konflik antar kelompok.
Sebaliknya perubahan ini justru merupakan cara yang baik pula dalam
menciptakan konflik. Cara ini dapat menstimulasi konflik sehingga tercipta
persaingan yang ujungnya adalah peningkatan kinerja.
5.Proses Konflik
3. Menstimulasi persaingan. Penggunaan berbagai insentif, seperti bonus,
penghargaan bagi karyawan atau hasil karya yang menonjol, dapat
menstimulasi adanya persaingan. Apabila dapat dipergunakan dengan tepat
maka persaingan yang sehat itu dapat menciptakan konflik yang fungsional.
4. Memasukkan Orang luar ke dalam kelompok. Salah satu teknik untuk
mengangkat kembali citra suatu organisasi atau bagian, adalah memasukkan
citra suatu organisasi atau bagian, adalah memasukkan, mengangkat atau
memindahkan orang-orang yang sikapnya, nilainya dan latar belakangnya
berbeda dari para anggota yang sekarang berada dalam sistem atau
organisasi itu.
5.Proses Konflik
Tahap V : Hasil
Hasil berupa jalinan aksi-reaksi antara pihak-pihak yang berkonflik
menghasilkan konsekuensi.
• Hasil Fungsional
Konflik bersifat konstruktif apabila konflik itu memperbaiki kualitas
keputusan, merangsang kreativitas dan inovasi, mendorong perhatian dan
keingintahuan di kalangan anggota kelompok, menjadi saluran yang
merupakan sarana penyampaian masalah dan peredaan ketegangan, dan
memupuk lingkungan evaluasi diri serta perubahan.
• Hasil Disfungsional
Konsekuensi destruktif konflik pada kinerja kelompok atau organisasi
umumnya sangat dikenal. Oposisi yang tidak terkendali memunculkan
ketidakpuasan, yang bertindak menghilangkan ikatan bersama, dan pada
akhirnya mendorong ke penghancuran kelompok itu. Konflik
dari ragam disfungsional dapat mengurangi efektifitas
kelompok.
6.Peranan Konflik
Ada berbagai pandangan mengenai konflik dalam organisasi.
Pandangan tradisional mengatakan bahwa konflik hanyalah merupakan gejala
abnormal yang mempunyai akibat-akibat negatif sehingga perlu dilenyapkan.
Pendapat tradisional ini dapat diuraikan sebagai berikut :
- Konflik hanya merugikan organisasi, karena itu harus dihindarkan dan
ditiadakan.
- Konflik ditimbulka karena perbedaan kepribadian dan karena kegagalan
dalam kepemimpinan.
- Konflik diselesaikan melalui pemisahan
fisik atau dengan intervensi manajemen tingkat
yang lebih tinggi.
6.Peranan Konflik
Sedangkan pandangan yang lebih maju menganggap bahwa konflik
dapat berakibat baik maupun buruk. Usaha penanganannya harus berupaya
untuk menarik hal-hal yang baik dan mengurangi hal-hal yang buruk.
Pandangan ini dapat diuraikan sebagai berikut :
- Konflik adalah suatu akibat yang tidak dapat dihindarkan dari interaksi
organisasional dan dapat diatasi dengan mengenali sumber-sumber konflik.
- Konflik pada umumnya adalah hasil dari kemajemukan sistem organisasi
- Konflik diselesaikan dengan cara pengenalan
sebab dan pemecahan masalah. Konflik
dapat merupakan kekuatan untuk pengubahan
positif di dalam suatu organisasi.
7.Akibat Konflik
Hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut :
· meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang
mengalami konflik dengan kelompok lain.
· keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
· perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam,
benci, saling curiga dll.
· kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
· dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.