1. PENGERTIAN APPENDISITIS
Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau
umbai cacing (appendiks).
2. Etiologi
a. Ulserasi pada mukosa
b. Obstruksi pada kolon oleh fekalt (feses yang mengeras)
c. Berbagai macam penyakit cacing
d. Tumor
e. Struktur karena fibrosis pada dinding usus
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Nama pasien : An. M
Umur : 3 Tahun
Suku/bangsa : Aceh/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah
Alamat : Aceh Utara
Sumber biaya : BPJS
b. Keluhan Utama
f. Sistem Pencernaan
a. TB : 90 cm BB : 11 Kg
b. IMT : 15,6 (BBI Kurang)
c. Mulut : Bersih
d. Membran mukosa : Kering
e. Abdomen : Tegang
f. Nyeri tekan : Ya
g. Luka Operasi : Ada
1.Tanggal operasi : 19 November 2019
2. Jenis operasi : Post Laparatomy
3. Lokasi : Perut sebelah kiri dan kanan
4. Keadaan : Luka basah dan terpasang stoma
5. BAB : x/hari
6. Konsistensi : Lunak
7. Nafsu makan : Menurun Frekuensi : 3x/hari
1. Ds : Nyeri Akut
Ibu pasien mengatakan anaknya nyeri dibagian
luka operasi
Do :
- Pasien tampak meringis dan menagis
- K/u sedang
- Kesadaran : Compos mentis
- Pasien terpasang infus IVFD RL 20 tts/menit
- P : di luka operasi
Q : terasa sedang
R : di area abdomen
S : skala 5 (NRS)
T : Nyeri sering
-TTV :
N : 85 x/menit
S : 36,7 ℃
RR : 20x/menit
2. Ds : Resiko Infeksi
Ibu pasien mengatakan anaknya setelah dinoperasi di
RS Daerah anaknya dirujuk kemari karena jahitan
benang terbuka dan luka basah
Do:
-Luka tampak tertutup perban kana dan kiri
- Luka tampak basah
- Kondisi diarea luka lembab
- Nyeri saat disentuh
- Terpasang stoma
Ds : Ketidakseimbangan nutrisi
Ibu pasien mengatkan anaknya kurang nafsu makan kurang dari kebutuhan tubuh
hanya menghabiskan 2 sendok setiap makan, dan
berat badan turun 2 kg semenjak sakit, dari 13 kg
turun ke 11 kg
Do :
-K/u sedang
- hanya menghabiskan 2 sendok makan
- BB 11 Kg
- TB 90 cm
- IMT : 15,6 (BBI Kurang)
- Terpasang stoma
- Terdapat luka post op laparatomy appendisitis
- tergor kulit kurang baik
No Hari/ Diagnosa NOC NIC
Tanggal Keperawatan
1. Rabu Nyeri akut 1. Skala nyri berkurang - Kaji skala nyeri
30/10/19 2. Pasien tidak - Kaji penyebab nyeri
mengeluh nyeri - Monitor TTV
3. Pasien menunjukan - Atur posisi pasien senyaman
sikap santai mungkin
4. Ttv dalam batas - Ajarkan pasien teknik
normal relaksasi nafas dalam
- Kolaborasi dengan dokter
tentang pemberian analgesik
untuk menghilangkan nyeri
P : Intervensi dilanjutkan
-Posisikan Pasien senyaman mungkin
- Anjurkan pasien istirahat yang cukup
- Anjurkan pasien teknik nonfarmakologi
- Ajarkan pasien teknik relaksasi genggam
jari
Hari/ No. Implementasi Evaluasi
tanggal Dx
Senin 1 -Mengkaji skala nyeri S : Ibu pasien mengatakan nyeri sudah
14/11/19 - Mengkaji penyebab nyeri berkurang da pasien sudah bisa duduk
- Memonitor TTV
- Mengatur posisi pasien O:
senyaman mungkin -K/u : sedang
-Mengajarkan pasien teknik - P : Luka operasi
nonfarmakologi -Q : terasa sedang
- Mengajarkan pasien teknik -R: di area abdomen
relaksasi genggam jari -S: Skala 3 (NRS)
- Mengkolaborasi dengan - T: Nyeri sesekalI
dokter tentang pemberian
analgesik untuk A : Nyeri Akut
menghilangkan nyeri
P : Intervensi dilanjutkan
Hari/ No. Implementasi Evaluasi
tanggal Dx
Rabu 2 -Mengobservasi tanda- S : ibu pasien mengatakan jahitan benang
30/10/19 tanda infeksi anaknya terbuka dan di rujuk ke RSUDZA oleh
-Mengobservasi lembab RS daerah dengan luka basah dan benang
dan basah di area luka terbuka
-Memonitor kulit
adanya kemerahan O:
-Menganjurkan -Luka tampak tertutup perban di area kanan dan
keluarga untuk menjaga kiri
kulit tetap kering dan - Luka tampak basah
bersih di area luka - Kondisi diaerea luka lembab
-Menganjurkan pasien -Nyeri saat diseth
untuk mika dan miki -Terpasang stoma
- Mengkolabirasi -Terdapat luka post op laparatomy
pemberian obat -K/u sedang
A : Resiko infeksi
P : Intervensi dilanjutkan
-Observasi lembab dan basah di area
-Lakukan ganti perban setiap hari
-Anjurkan keluarga untuk menjaga kulit tetap
Hari/ No. Implementasi Evaluasi
tanggal Dx
Kamis 2 -Mengobservasi S : ibu pasien mengatakan jahitan benang
31/10/19 tanda-tanda infeksi yang terbuka kemaren sudah dijahit kembali,
-Mengobservasi dan luka sudah kurang lembab
lembab dan basah di
area luka O:
-Memonitor kulit -Luka tampak tertutup perban
adanya kemerahan - Luka sudah dijahit kembali
-Menganjurkan - Kondisi diaerea luka sudah kurang lembab
keluarga untuk -Terpasang stoma
menjaga kulit tetap -Terdapat luka post op laparatomy
kering dan bersih di -K/u sedang
area luka
-Menganjurkan A : Resiko infeksi
pasien untuk mika
dan miki P : Intervensi dilanjutkan
- Mengkolabirasi -Observasi lembab dan basah di area
pemberian obat -Lakukan ganti perban setiap hari
-Anjurkan Keluarga untuk menjaga kulit tetap
bersih dan kering di area luka
- Anjurkan pasien untuk mika miki
- Kolaborasi pemberian obat
Hari/ No. Implementasi Evaluasi
tanggal Dx
P : Intervensi silanjutkan
-Monitor nutrisis
-Anjurkan pasien makan sedikit tapi
Hari/ No. Implementasi Evaluasi
tanggal Dx
Kamis 3 -Memonitor berat badan S : Ibu pasien mengatakan anaknya
31/10/19 -Memonitor nutrisi kurang nafsu makan hanya
-Menganjurkan pasien makan menghabiskan 2 sendok setiap makan
sedikit tapi ssering O:
-Mengedukasi tentang -K/u sedang
kebutuhan nutrisi - Hanya menghabiskan ½ sendok
-Kolaborasi dengan ahli gizi - BB : 11 KG
-TB : 90 CM
-IMT :15,6 (BBI Kurang)
-Trpasang stoma
-Turgor kulit kurang baik
P : Intervensi silanjutkan
-Monitor nutrisis
-Anjurkan pasien makan sedikit tapi
sering
-Edukasi tentang kebutuhan nutrisi
-Kolaborasi dengan ahli gizi
Hari/ No. Implementasi Evaluasi
tanggal Dx
P : Intervensi dilanjutkan
TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI
TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA
PASIEN POST APPENDIKTOMI
Angka kejadian appendicitis cukup tinggi di dunia.
Berdasarkan Word Health Organisation (2010) yang dikutip
oleh Naulibasa (2011), angka mortalitas akibat appendicitis
adalah 21.000 jiwa, di mana populasi laki-laki lebih banyak
dibandingkan perempuan. Angka mortalitas appendicitis
sekitar 12.000 jiwa pada lakilaki dan sekitar 10.000 jiwa pada
perempuan. di Amerika Serikat terdapat 70.000 kasus
appendicitis setiap tahunnya.
Sementara untuk Indonesia sendiri appendicitis
merupakan penyakit dengan urutan keempat terbanyak pada
tahun 2006. Data yang diliris oleh Departemen Kesehatan RI
pada tahun 2008 jumlah penderita appendicitis di Indonesia
mencapai 591.819 orang dan meningkat pada tahun 2009
meningkat mencapai 596.132 orang(Eylin, 2009 : Andika,
2016)
TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI