MELALUI AAIPI
Disampaikan pada:
RAPAT KOORDINASI NASIONAL (RAKORNAS) APIP TAHUN 2016
Jakarta, 23 Agustus 2016
AGENDA
2
Dasar Pendirian
Pasal 52, 53, dan 55 PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) AAIPI merupakan organisasi profesi yang diamanatkan untuk
menyusun standar audit, kode etik, dan pedoman telaah sejawat
Ketua Umum
Irjen Kementerian Keuangan
Wakil Ketua I
Anggota Kehormatan / Tenaga Ahli Deputi Kepala BPKP Bidang PIP Bidang Anggota Eksekutif Tetap
Perekonomian dan Kemaritiman
Wakil Ketua II
Anggota Eksekutif Tidak Tetap
Inspektur Provinsi Jawa Barat
Direktur Eksekutif
Wakil Direktur Eksekutif
Sekretariat
Arahan Presiden RI pada RAKORNAS APIP Tindak Lanjut yang dilakukan APIP
2015
Lima tahun kedepan, level Kapabilitas APIP Melakukan peningkatan kapabilitas APIP melalui:
ditargetkan mencapai 85% Level-3 dan 1% ⁻ Penguatan kelembagaan
⁻ Penyempurnaan Tata Kelola pengawasan
Level-1 ⁻ Pengembangan SDM (auditor)
(tercantum dalam RPJMN 2015-2019)
APIP membuat sistem peringatan dini APIP melakukan pengawasan berkelanjutan
sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
pertanggungjawaban melalui monitoring,
reviu, dan probity audit
Pengembangan three lines of defense Unit
Kepatuhan Internal sebagai lini pertahanan ke-2
Pengembangan whistleblowing system dan
pengendalian gratifikasi
APIP memberikan solusi atas berbagai Pelaksanaan fungsi consulting melalui kegiatan
masalah asistensi (helpdesk) dan pendampingan
APIP menjadi mitra kerja yang strategis Membantu manajemen dalam pengembangan
Governance, Risk mangement, and internal Control (GRC)
dalam memberikan consultative yang baik dan andal pada K/L dan Daerah
management kepada pimpinan K/L dan para Mendorong implementasi e-government (antara lain e-
Kepala Daerah serta memberikan budgeting, e-procurement, e-reporting, e-monitoring, e-
Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesiadlsb)
performance
rekomendasi solutif.
Beberapa Fakta terkait Perlunya
Peningkatan Peran Pengawasan APIP
7
Fakta dan Kondisi yang Dihadapi Upaya yang harus dilakukan APIP
Opini BPK terhadap LKPP, LKBUN, LKKL, dan Reviu atas Laporan Keuangan dan
LKPD yang masih perlu mendapat perhatian : Pendampingan Pemeriksaan BPK harus
LKPP WDP dilaksanakan secara lebih optimal
LKBUN WDP Pemantauan terhadap penyelesaian Tindak
Lanjut Temuan BPK pada K/L/BUN/Daerah
Dari 85 LKKL 25 WDP, 4 TMP
harus lebih optimal
Dari 539 LKPD 247 WDP, 5 TW, dan 35
APIP membantu PA/KPA dalam
TMP pengembangan pengendalian intern atas
Masih banyaknya temuan BPK terkait pelaporan keuangan (internal control over
kelemahan pengendalian intern financial reporting/ICOFR)
Realisasi Penyerapan Anggaran K/L TA 2016 Monev dan reviu terhadap penyerapan
(s.d. 18 Agustus 2016) relatif masih rendah dan anggaran dan Pengadaan Barang dan Jasa
berisiko terjadi lagi penumpukan di akhir tahun: (PBJ) harus dilaksanakan secara lebih optimal
Belanja Barang pagu Rp306,4 T, realisasi Pelaksanaan asistensi (helpdesk) dan
Rp121,33 T atau baru mencapai 39,60% pendampingan harus dilaksanakan secara
Belanja Modal pagu Rp209,77 T, realisasi intensif
Rp60,23 T atau baru mencapai 28,71% Reviu atas RKA-K/L dan/atau Revisi DIPA
Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia
(penghapusan/perubahan catatan Halaman
IV DIPA) harus lebih optimal
Beberapa Fakta terkait Perlunya
Peningkatan Peran Pengawasan APIP
8
Fakta dan Kondisi yang Dihadapi Upaya yang harus dilakukan APIP
Beberapa Permasalahan terkait Dana Desa Pengawasan terhadap Penggunaan
yang perlu mendapat perhatian dan harus Dana Desa (terutama oleh APIP Daerah)
diselesaikan secara tuntas: harus lebih ditingkatkan dan
Besaran Dana Desa terus meningkat dilaksanakan secara optimal
(APBN-P 2016 Rp46,9 T, RAPBN 2017
Rp60 T) APIP berperan aktif dalam memetakan
Risiko terjadinya duplikasi pembiayaan risiko dan merumuskan rekomendasi
kegiatan di desa dengan sumber dana solutif dalam rangka penyempurnaan
lainnya (antara lain DAK) kebijakan terkait pengelolaan Dana Desa
Risiko terjadinya penggunaan Dana Desa yang lebih efektif, efisien, dan akuntabel
yang tidak sesuai ketentuan atau tidak
tepat sasaran
1. Data per 30 Juni 2016 menunjukkan bahwa dari 628 APIP yang
dilakukan penilaian IACM oleh BPKP:
Sekitar 70,86% APIP berada pada Level-1 IACM (INITIAL);
Sekitar 28,03% APIP berada di Level-2 IACM
(INFRASTRUCTURE);
Sekitar 1,11% APIP berada pada Level-3 IACM (INTEGRATED)
yaitu: Itjen Kemenkeu, BPKP, Itjen Kemenhub, Itjen ESDM,
Itjen KKP, Inspektorat Kab.Banjar, dan Inspektorat Kota
Banjarmasin.
2. Auditor Bersertifikasi s.d. Juli 2016 baru sekitar 13.184 orang atau
28,31% dari kebutuhan auditor nasional sebanyak 46.560 orang.
Sedangkan dari 668 jumlah APIP, masih terdapat 97 APIP yang
belum memiliki Auditor Bersertifikat
Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Jabatan
Indonesia Fungsional Auditor.
Peran Utama AAIPI dalam
Peningkatan Kapabilitas APIP
10
AAIPI melakukan peningkatan kapabilitas APIP secara reguler melalui program kerja dari 4
komite (Komite Standar Audit, Komite Kode Etik, Komite Telaah Sejawat, dan Komite
Pengembangan Profesi) dalam bentuk:
Support Regulasi
(Piagam Audit, Komite Audit sektor publik, Satuan Biaya
Pengawasan, Kerja Sama Pengawasan dll)