Anda di halaman 1dari 39

KONSEP LANSIA

Ns. Musniati.,M.Kep
DEFINISI LANSIA

Menurut World Health Organisation (WHO), lansia


adalah seseorang yang telah memasuki usia
60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok
umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya.

Proses penuaan/Aging Process→ menurunnya


fungsi organ tubuh → activity of daily living
BERIKUT INI BEBERAPA PENGERTIAN
LANSIA MENURUT BEBERAPA AHLI:
 Pengertian Lansia Menurut Smith (1999): Lansia
terbagi menjadi tiga, yaitu:young old (65-74
tahun); middle old (75-84 tahun); dan old old
(lebih dari 85 tahun).
 Pengertian Lansia Menurut Setyonegoro: Lansia
adalah orang yang berusia lebih dari 65 tahun.
Selanjutnya terbagi ke dalam 70-75 tahun (young
old); 75-80 tahun (old); dan lebih dari 80 tahun
(very old).
 Pengertian Lansia Menurut UU No. 13 Tahun
1998: Lansia adalah seseorang yang mencapai
usia 60 tahun ke atas.
 Pengertian Lansia Menurut Sumiati AM:
Seseorang dikatakan masuk usia lansia jika
BATASAN USIA LANJUT USIA

Menurut World Health Organitation (WHO) lansia


meliputi:
a. Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai
59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun
MENURUT DEPARTEMEN KESEHATAN RI (2006)
PENGELOMPOKKAN LANSIA YAITU :

a.Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan


usia lanjut yang menampakkan kematangan
jiwa (usia 55-59 tahun)
b.Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok
yang mulai memasuki masa usia lanjut dini
(usia 60-64 tahun)
c.Lansia berisiko tinggi untuk menderita
berbagai penyakit degeneratif (usia >65
tahun)
TEORI MENUA
Menurut Lilik Ma’rifatul (2011) ada dua yaitu teori biologi dan teori penuaan psikososial:
1. TEORI BIOLOGI
a. Teori seluler → jumlah sel-sel yg membelah sedikit
b. Sintesis Protein (Kolagen dan Elastis)
Protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) →kehilangan
fleksibilitassnya serta menjadi lebih tebal
c. Keracunan Oksigen
Penurunan kemampuan sel di dalam tubuh untuk mempertahankan diri dari
oksigen yang mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa
mekanisme pertahan diri tertentu.
d. Sistem Imun → mengalami kemunduran
e. Teori Menua Akibat Metabolisme
Pengurangan “intake” kalori → penurunan pengeluaran hormon yang
merangsang pruferasi sel misalnya insulin dan hormon pertumbuhan
2. TEORI PSIKOLOGIS
 Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara keaktifannya setelah menua.
Sense of integrity yang dibangun dimasa mudanya tetap terpelihara sampai tua. Teori ini
menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah meraka yang aktif dan ikut banyak
dalam kegiatan sosial (Azizah, 2011).
 Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Identity pada lansia
yang sudah mantap memudahkan dalam memelihara hubungan dengan masyarakat,
melibatkan diri dengan masalah di masyarakat, kelurga dan hubungan interpersonal
(Azizah, 2011).
 Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara pelan tetapi
pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan
sekitarnya (Azizah, 2011).
MASALAH KESEHATAN PADA LANSIA
ISTILAH 14 I :
1. Immobility (kurang bergerak)
2. Instability (mudah jatuh)
3. Incontinence (beser BAB/BAK)
4. Intellectual impairment (gangguan intelektual/ demensia)
5. Infection (infeksi)
6. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran, penglihatan dan penciuman)
7. Isolation (Depression)
8. Inanition (malnutrisi)
9. Impecunity (kemiskinan)
10. Iatrogenic (menderita penyakit pengaruh obat-obatan)
11. Insomnia(sulit tidur)
12. Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh)
13. Impotence(Gangguan seksual)
14. Impaction (sulit buang air besar)

SUMBER : KEMENKES RI, 2018, http://www.yankes.kemkes.go.id/read-masalah-kesehatan-pada-lansia-4884.html


 Immobility (kurang bergerak)
 Keadaan tidak bergerak/tirah baring selama 3 hari atau lebih.
 Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah,
kekakuan otot, ketidak seimbangan,masalah psikologis, depresi
atau demensia.
 Komplikasi yang timbul adalah luka di bagian yang mengalami
penekanan terus menerus timbul lecet bahkan infeksi, kelemahan
otot, kontraktur/kekakuan otot dan sendi, infeksi paru-paru dan
saluran kemih, konstipasi dan lain-lain.
 Penanganan : latihan fisik, perubahan posisi secara teratur,
menggunakan kasur anti dekubitus, monitor asupan cairan dan
makanan yang berserat.
 Instability (Instabilitas dan Jatuh)
 Penyebab jatuh misalnya kecelakaan seperti terpeleset, sinkop/kehilangan
kesadaran mendadak, dizzines/vertigo, hipotensi orthostatik, proses penyakit
dan lain-lain.
 Dipengaruhi oleh faktor intrinsik (faktor risiko yang ada pada pasien misalnya
kekakuan sendi, kelemahan otot, gangguan pendengaran,penglihatan, gangguan
keseimbangan, penyakit misalnya hipertensi, DM, jantung,dll ) dan faktor risiko
ekstrinsik (faktor yang terdapat di lingkungan misalnya alas kaki tidak sesuai,
lantai licin, jalan tidak rata, penerangan kurang, benda-benda dilantai yang
membuat terpeleset dll).
 Akibat yang ditimbulkan akibat jatuh berupa cedera kepala, cedera jaringan
lunak, sampai patah tulang yang bisa menimbulkan imobilisasi.
 Prinsip dasar tatalaksana usia lanjut dengan masalah instabilitas dan riwayat
jatuh adalah: mengobati berbagai kondisi yang mendasari instabilitas dan jatuh,
memberikan terapi fisik dan penyuluhan berupa latihan cara berjalan, penguatan
otot, alat bantu, sepatu atau sandal yang sesuai, serta mengubah lingkungan
agar lebih aman seperti pencahayaan yang cukup, pegangan, lantai yang tidak
licin.
 Incontinence Urin dan Alvi (Beser BAB dan BAK)
 Inkontinensia urin didefinisikan sebagai keluarnya urin yang tidak dikehendaki dalam jumlah dan
frekuensi tertentu sehingga menimbulkan masalah sosial dan atau kesehatan.
 Inkontinensia urin akut terjadi secara mendadak dapat diobati bila penyakit yang mendasarinya
diatasi misalnya infeksisaluran kemih, gangguan kesadaran, obat-obatan, masalah psikologik dan
skibala.
 Inkontinesia urin yang menetap di bedakan atas: tipe urgensi yaitu keinginan berkemih yang tidak
bisa ditahan penyebanya overaktifitas/kerja otot detrusor karena hilangnya kontrol neurologis,
terapi dengan obat-obatan antimuskarinik prognosis baik, tipe stres kerena kegagalan
mekanisme sfingter/katup saluran kencing untuk menutup ketika ada peningkatan tekanan intra
abdomen mendadak seperti bersin, batuk, tertawa terapi dengan latihan otot dasar panggul
prognosis baik, tipe overflow yaitu menggelembungnya kandung kemih melebihi volume normal,
post void residu > 100 cc terapi tergantung penyebab misalnya atasi sumbatan/retensi urin..
 Inkontinensia alvi/fekal sebagai perjalanan spontan atau ketidakmampuan untuk mengendalikan
pembuangan feses melalui anus, penyebab cedera panggul, operasi anus/rektum, prolaps
rektum, tumor dll.
 Pada inkontinensia urin ntuk menghindari sering mengompol pasien sering mengurangi minum
yang menyebabkan terjadi dehidrasi.
 Intelectual Impairement (Gangguan Intelektual Seperti Demensia dan Delirium)
 Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori didapat yang disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak
berhubungan dengan gangguan tingkat kesadaran sehingga mempengaruhi aktifitas kerja dan sosial secara bermakna.
 Demensia tidak hanya masalah pada memori. Demensia mencakup berkurangnya kemampuan untuk mengenal, berpikir,
menyimpan atau mengingat pengalaman yang lalu dan juga kehilangan pola sentuh, pasien menjadi perasa, dan
terganggunya aktivitas.
 Faktor risiko : hipertensi, DM, gangguan jantung, PPOK dan obesitas.

 Sindroma derilium akut adalah sindroma mental organik yang ditandai dengan gangguan kesadaran dan atensi serta
perubahan kognitif atau gangguan persepsi yang timbul dalam jangka pendek dan berfluktuasi.
 Gejalanya: gangguan kognitif global berupa gangguan memori jangka pendek, gangguan persepsi (halusinasi, ilusi),
gangguan proses pikir (diorientasi waktu, tempat, orang), komunikasi tidak relevan, pasien mengomel, ide pembicaraan
melompat-lompat, gangguan siklus tidur.
 Infection (infeksi)
 Pada lanjut usia terdapat beberapa penyakit sekaligus, menurunnya daya tahan/imunitas terhadap infeksi, menurunnya
daya komunikasipada lanjut usia sehingga sulit/jarang mengeluh, sulitnya mengenal tanda infeksi secara dini.
 Ciri utama pada semua penyakit infeksi biasanya ditandai dengan meningkatnya temperatur badan, dan hal ini sering
tidak dijumpai pada usia lanjut, malah suhu badan yang rendah lebih sering dijumpai.
 Keluhan dan gejala infeksi semakin tidak khas antara lain berupa konfusi/delirium sampai koma, adanya penurunan nafsu
makan tiba-tiba, badan menjadi lemas, dan adanya perubahan tingkah laku sering terjadi pada pasien usia lanjut.
 Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran, penglihatandan
penciuman)
 Gangguan pendengaran sangat umum ditemui pada lanjut usia dan menyebabkan pasien
sulit untuk diajak komunikasi
 Penatalaksanaan untuk gangguan pendengaran pada geriatri adalah dengan cara
memasangkan alat bantu dengar atau dengan tindakan bedah berupa implantasi koklea.
 Gangguan penglihatan bisa disebabkan gangguan refraksi, katarak atau komplikasi dari
penyakit lain misalnya DM, HT dll, penatalaksanaan dengan memakai alat bantu kacamata
atan dengan operasi pada katarak.
 Isolation (Depression)
 Isolation (terisolasi) / depresi, penyebab utama depresi pada lanjut usia adalah
kehilangan seseorang yang disayangi, pasangan hidup, anak, bahkan binatang
peliharaan.
 Selain itu kecenderungan untuk menarik diri dari lingkungan, menyebabkan dirinya
terisolasi dan menjadi depresi. Keluarga yang mulai mengacuhkan karena merasa
direpotkan menyebabkan pasien akan merasa hidup sendiri dan menjadi depresi.
Beberapa orang dapat melakukan usaha bunuh diri akibat depresi yang berkepajangan.
 Inanition (malnutrisi), Asupan makanan berkurang sekitar 25% pada usia
40-70 tahun. Anoreksia dipengaruhi oleh faktor fisiologis (perubahan rasa
kecap, pembauan, sulit mengunyah, gangguan usus dll), psikologis (depresi
dan demensia) dan sosial (hidup dan makan sendiri) yang berpengaruh
pada nafsu makan dan asupan makanan.
 Impecunity (Tidak punya penghasilan)
 Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental
akan berkurang secara berlahan-lahan, yang menyebabkan
ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau menyelesaikan
pekerjaan sehingga tidak dapat memberikan penghasilan.
 Usia pensiun dimana sebagian dari lansia hanya mengandalkan hidup
dari tunjangan hari tuanya.
 Selain masalah finansial, pensiun juga berarti kehilangan teman
sejawat, berarti interaksi sosial pun berkurang memudahkan seorang
lansia mengalami depresi.
 Iatrogenic(penyakit karena pemakaian obat-obatan)
 Lansia sering menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga membutuhkan obat yang
lebih banyak, apalagi sebagian lansia sering menggunakan obat dalam jangka waktu yang
lama tanpa pengawasan dokter sehingga dapat menimbulkan penyakit.
 Akibat yang ditimbulkan antara lain efek samping dan efek dari interaksi obat-obat
tersebut yang dapat mengancam jiwa.
 Insomnia(Sulit tidur)
 Dapat terjadi karena masalah-masalah dalam hidup yang menyebabkan seorang lansia
menjadi depresi. Selain itu beberapa penyakit juga dapat menyebabkan insomnia seperti
diabetes melitus dan gangguan kelenjar thyroid, gangguan di otak juga dapat
menyebabkan insomnia. Jam tidur yang sudah berubah juga dapat menjadi
penyebabnya.
 Berbagai keluhan gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh lansia yaitu sulit untuk
masuk kedalam proses tidur, tidurnya tidak dalam dan mudah terbangun, jika terbangun
sulit untuk tidur kembali, terbangun dini hari, lesu setelah bangun di pagi hari.
 Agar bisa tidur : hindari olahraga 3-4 jam sebelum tidur, santai mendekati waktu tidur,
hindari rokok waktu tidur, hindari minum minuman berkafein saat sore hari, batasi
asupan cairan setelah jam makan malam ada nokturia, batasi tidur siang 30 menit atau
kurang, hindari menggunakan tempat tidur untuk menonton tv, menulis tagihan dan
membaca.
 Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh),Daya
tahan tubuh menurun bisa disebabkan oleh proses menua disertai
penurunan fungsi organ tubuh, juga disebabkan penyakit yang
diderita, penggunaan obat-obatan,keadaan gizi yang menurun.
 Impotence(Gangguan seksual), Impotensi/ ketidakmampuan
melakukan aktivitas seksual pada usia lanjut terutama disebabkan
oleh gangguan organik seperti gangguan hormon, syaraf, dan
pembuluh darah dan juga depresi
 Impaction (sulit buang air besar)
 Faktor yang mempengaruhi: kurangnya gerak fisik, makanan yang kurang
mengandung serat, kurang minum, akibat obat-obat tertentu dan lain-lain.
 Akibatnya pengosongan usus menjadi sulit atau isi usus menjadi tertahan,
kotoran dalam usus menjadi keras dan kering dan pada keadaan yang
berat dapat terjadi penyumbatan didalam usus dan perut menjadi sakit.
CARA-CARA PENDEKATAN KEPERAWATAN PADA
LANSIA :

 Pendekatan fisik
dibagi atas dua bagian:
1. Pasien lanjut usia yang masih aktif, yang
keadaan fisiknya masih mampu bergerak
tanpa bantuan orang lain sehingga untuk
kebutuhan sehari-hari masih mampu
melakukan sendiri

2. Pasien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat


bangun, yang keadaan fisiknya mengalami
kelumpuhan atau sakit
 Pendekatan Psikologis
 Peran perawat sebagai supporter, interpreter terhadap
segala sesuatu yang asing dan sebagai sahabat yang
akrab.
 Perawat harus selalu memegang prinsip “Triple S”, yaitu
sabar, simpatik, dan service.
 Pendekatan sosial
 Peran perawat: mengadakan diskusi,tukar pikiran dan
bercerita
 Berkumpul dengan sesama lanjut usia

 Mengadakan komunikasi dan melakukan rekreasi


 Pendekatan spiritual
Memberikan ketenangan dan kepuasan batin

Hubungan dengan Tuhan
TEMPAT PELAYANAN BAGI LANSIA
 Pelayanan kesehatan dasar dengan pendekatan Pelayanan Santun
lanjut usia, meningkatkan upaya rujukan kesehatan bagi lanjut usia
melalui pengembangan Poliklinik Geriatri Terpadu di Rumah Sakit,
dan menyediakan sarana dan prasarana yang ramah bagi lanjut
usia.
 Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI) peranya:
membantu pemerintah dalam membuat kebijakan dalam pelayanan
kesehatan lanjut dan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan
pada masyarakat dan kelompok warga usia lanjut

sehat sampai memasuki lanjut usia


PENGELOLAAN PELAYANAN KESEHATAN LANSIA

Prinsip Pelayanan Kesehatan Lansia


 Holistik
 Lansia harus dipandang sebagai manusia seutuhnya (Biopsikososiospiritual)
 Vertikal : pemberi pelayanan mulai dari masyarakat s/d tingkat tertinggi
(posbindu s/d RS)
 Horizontal : pelayanan kesejahteraan secara menyeluruh dengan lintas sektoral
(dinas sosial, agama, pendidikan dan kebudayaan) Harus mencakup preventif,
promotif, kuratif, dan rehabilitatif
 Tata kerja dan tata laksana secara tim
Multidisiplin ilmu (dokter, perawat, sosio medik) ditambah dengan rehabilitasi
medik (fisiotherapi, terapi okupasi, terapi wicara, psikolog/psikiater, farmasi dan
ahli gizi)
TUJUAN

 Menigkatkan kemampuan pengelola dalam membina


dan mengembangkan layanan kepada anggotanya
didukung oleh petugas kesehatan terlatih
 Meningkatkan kemampuan pengelola dalam
menggalang timbulnya partisipasi aktif para usia lanjut
dan keluarga berada
 Meningkatkan komitmen politis pemerintah
daerah/setempat untuk bekerjasama dalam wadah
pembinaan tertentu
 Meningkatkan peran serta usia lanjut, keluarganya,
tokoh masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan usia lanjut
PELAYANAN KESEHATAN LANJUT USIA

 Panti (Balai Perlindungan Sosial Tresna


Werdha)
 RS Lansia

 Posbindu
PANTI KHUSUS LANSAI (JOMPO)

 Tempat merawat dan menampung lansia (perda, 2002)


 Tempat tinggal yg dirancang khusus untuk lanjut usia, yg
didalamnya disediakan fasilitas lengkap yg dibutuhkan orang
lanjut usia (Hurlock, 1996)
 Panti Sosial Tresna Werdha berganti menjadi Balai
Perlindungan Sosial Tresna Werdha (perda no 15 th 2000)
 Panti merupakan UPT (unit pelaksana tehnis) yg memberikan
pelayanan sosial bagi lanjut usia supaya mereka dapat
menikmati hari tuanya dengan cara memberikan :
 Tempat tinggal
 Makanan dan pakaian
 Pemeliharaan kesehatan Pengisian waktu luang (rekreasi)
 Bimbingan sosial, mental serta agama (Depsos RI, 2003)
Keuntungan Tinggal di Panti
 Perawatan dan perbaikan wisma oleh lembaga

 Semua makanan mudah didapat dgn biaya


memadai
 Perabotan dibuat untuk rekreasi dan hiburan

 Trdpt kemungkinan dgn teman seusia nya

 Menghilangkan kesepian

 Perayaan hari besar bagi yg tdk mempunyai


keluarga (Hurlock, 1996)
Kerugian Tinggal di Panti
 Biaya hidup lebih mahal

 Makanan yg kurang menarik

 Memungkinkan tidak menyenangkan karena tinggal dengan


sesama secara intens
 Letaknya seringkali jauh dari perkotaan

 Tempat tinggalnya cenderung lebih kecil dari rumahnya


RS LANSIA

 Pelayanan kesehatan lansia di masyarakat


berbasis rumah sakit
 Layanan kesehatan lansia berbasis rumah
sakit
Pelayanan kesehatan lansia di masyarakat berbasis rumah
sakit
 RS membina lansia baik langsung maupun tidak langsung
melalui pembinaan puskesmas di wilayah kerjanya
 “transfer of knowledge” (lokakarya, simposium, dll)

 Sebagai sistem rujukan dari layanan kesehatan yg ada di


masyarakat
Layanan kesehatan lansia berbasis rumah sakit
 Tingkat sederhana : hanya menyediakan layanan poliklinik lansia

 Tingkat sedang : layanan diberikan selain poliklinik jg siang


terpadu (day hospital)
 Tingkat lengkap : ditambah bangsal lansia dengan penyakit akut

 Tingkat paripurna : ditambah bangsal dengan penyakit kronis


Prinsip penanganan rehabilitasi medik pada lansia
 Penanganan berdasarkan penyakit yg mendasari

 Hindari komplikasi immobilisasi

 Memperlihatkan dan meningkatkan motivasi dan


faktor psikologis
 Berikan dorongan untuk mobilisasi

 Cegah isolasi sosial


POSBINDU

 Pos Bindu = merupakan suatu wadah mandiri


dalam pembinaan usia lanjut untuk
memudahkan usia lanjut dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
Pelayanan kesehatan di Pos Bindu meliputi
 1. pemeriksaan kesehatan fisik

 2. Pemeriksaan mental emosional


KMS

Suatu alat untuk mencatat kondisi kesehatan


pribadi usia lanjut baik fisik maupun mental
emosional.
TUJUAN :
Sebagai alat pencatat dan pemantau untuk
mengetahui lebih awal penyakit yang diderita
(deteksi dini) atau ancaman masalah
kesehatan yang dihadapi.
Komponen Posbindu :
 Adanya proses kepemimpinan

 Terjadinya proses pengorganisasian

 Adanya anggota kelompok (lansia) dan kader

 Pendanaan
 Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia lanjut yaitu
sbg brkt :
1. Pemeriksaan aktifitas sehari-hari
2. Pemeriksaan status mental
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan BB & TB
4. Pengukuran TD
5. Pemeriksaan Hb
6. Pemeriksaan gula darah
7. Pemeriksaan adanya protein dalam air seni
8. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila ada
9. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam
maupun di luar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan konseling
kesehatan dan gizi sesuai dgn masalah kesehatan lansia
10. Kunjungan rumah oleh kader
11. PMT penyuluhan, contoh : menu makanan yang cocok bagi lansia
12. Kegiatan olah raga antara lain senam usia lanjut, gerak jalan santai, dll.

kelainan pada point 1-7


SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG
KEGIATAN POSBINDU

 Tempat kegiatan (gedung, ruangan,atau tempat


terbuka)
 Meja dan kursi
 Alat tulis
 Buku pencatatan kegiatan (buku register bantu)
 Kit usia lanjut, yang berisi : timbangan dewasa, meteran
pengukur tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan
laboratorium sederhana, termometer.
 Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut
 Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan (BPPK) Usia
Lanjut

Anda mungkin juga menyukai