Anda di halaman 1dari 16

PERTEMUAN I

LANDASAN DAN TUJUAN


PENDIDIKAN PANCASILA
I. LANDASAN HUKUM PANCASILA
- Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor : 38/DIKTI/Kep/2002 tentang Rambu-Rambu Pelaksa-
naan Mata Kulian Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi

I. Dasar Pertimbangan

1. Bahwa berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan


Nasional No.232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar
Mahasiswa telah ditetapkan bahwa Pendidikan Agama,
Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian
yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi/
kelompok program studi
2. Bahwa sebagai pelaksana dari butir satu diatas dipandang
perlu menetapkan rambu-rambu pelaksanaan Mata kuliah
Pengembangan Kepribadian (MKPK) di perguruan tinggi

II. Isi Pokok Kep. Dirjen DIKTI No. 38/DIKTI/Kep/2002

1. Visi Matakuliah Kelompok Pengembangan Kepribadian (MPK)

Visi kelompok MPK diperguruan tinggi menjadi sumber nilai


dan pedoman bagi penyelenggaraan program studi dalam
mengantarkan mahasiswa mengembangkan kepribadiannya.

2. Visi Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)


Kompetensi kelompok MPK bertujuan menguasai kemam -
puan berpikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan
luas sebagai manusia intelektual.
Pendidikan Pancasila bertujuan :

a. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan


untuk mengambil sikap yang bertanggung jawab
sesuai dengan hati nuraninya.
b. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan
untuk mengenali masalah hidup dan
kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya.
c. Mengantarkan mahasiswa mampu mengenali
perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
d. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan
untuk memakai peristiwa sejarah dan nilai-nilai
budaya bangsa untuk menggalang persatuan
Indonesia.
3. Dasar Substansi Kajian Kelompok Pengembangan
Kepribadian (MPK)
Pendidikan Pancasila meliputi pokok-pokok bahasan
sebagai berikut :
a. Landasan dan tugas pendidikan Pancasila
b. Pancasila sebagai filsafat
c. Pancasila sebagai etika politik
d. Pancasila sebagai ideologi nasional
e. Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa
Indonesia
f. Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Republik
Indonesia
g. Pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam
masyarakat berbangsa dan bernegara.
4. Metedologi Pembelajaran Matakuliah Pengembangan
Kepribadian
(1) Pendekatan menempatkan mahasiswa sebagai subyek
pendidikan, mitra dalam proses pembelajaran dan sebagai
umat, anggota keluarga, masyarakat dan warga negara.
(2) Metode proses pembelajaran: pembahasan secara kritis
analitis, induktif, deduktif dan reflektif melalui dialog
kreatif yang bersifat partisipatoris untuk meyakini kebe –
naran substansi dasar kajian.
(3) Bentuk aktivitas proses pembelajaran : kuliah tatap muka,
ceramah, dialog (diskusi) interaktif, studi kasus, penu –
gasan mandiri, seminar kecil dan evaluasi proses belajar.
(4) Motivasi : Menumbuhkan kesadaran bahwa proses belajar
mengembangkan kepribadian merupakan kebutuhan
hidup
II. DASAR HUKUM DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

1. Dasar Hukum Pendidikan Pancasila


a. Pembukaan Undang-Undang 1945
Pada alinea ke 4 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
ditegaskan bahwa “…maka disusunlah kemerdekaan kebang-
saan Indonesia dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :

“Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan


beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan dan
untuk mewujudkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”
Kelima Sila tersebut disebut Pancasila (TAP MPR No.II/MPR/1978)
b. Batang Tubuh (isi) Undang-Undang Dasar 1945

Bila dalam Pembukaan UUD 1945 lima sila (Pancasila) tersirat


secara eksklusif, dalam Batang Tubuh lima sila UUD dijiwai,
disemangati oleh kelima sila. Hal ini dapat dilihat dalam pasal-
pasal :
1) Pasal 39 ayat (1) “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang
Maha Esa”
(2) Pasal 24 yat (1) kekuasaan kehakiman merupakan kekuasa-
an yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan

Pasal ini dijiwai oleh peri keadilan.


Pasal 27 ayat (1) segala warga negara bersamaan kedudukan
nya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

Pasal 27 ayat (2) “Tiap tiap warga negara berhak atas


pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”

Ketentuan-ketentuan yang tersurat dalam pasal 24 dan 27 ini


dijiwai oleh Sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab.

(3) Pasal 1 ayat (1), “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan


yang berbentuk republik”

Pasal ini dijiwai oleh sila ketiga Persatuan Indonesia.


4) Pasal 1 ayat (2) “Kedaulatan berada di tangan rakyat, dan
dilaksanakan menurut Undang - Undang Dasar.
Pasal 2 ayat (1) “Mjelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas
anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan
Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan
diatur lebih lanjut dengan Undang – Undang.

Ketentuan pasal 1 ayat (2) dan pasal 2 ayat (1) dijiwai oleh sila
keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam perwakilan / permusyawaratan

5) Pasal 33 ayat (1) “Perekonomian disusun sebagai usaha


bersama berdasar atas asas kekeluargaan”

Pasal 33 ayat (2) “Cabang-cabang produksi yang penting bagi


Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh Negara.
Pasal 33 ayat (3) “Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar2 nya untuk kemakmuran rakyat.

Pasal 34 ayat (1), “Fakir miskin dan anak-anak terlantar


dipelihara oleh Negara”

Ketentuan pasal 33 dan 34 ini dijiwai oleh sila lima Keadilan


Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

c. Ketetapan MPR No.XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan


Ketetapan MPR Republik Indonesia No. II/MPR/1978 tentang
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka
Prasetia Pancakarsa) dan Penetapan Tentang Penegasan
Pancasila sebagai Dasar Negara.

Dalam pasal 1 ditegaskan Pancasila sebagaimana dimaksud


dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah dasar
negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia harus
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.
Pancasila sebagai dasar negara berarti Pancasila menjadi
landasan kehidupan bernegara dan sekaligus menjadi cita-
cita (ideologi) bangsa Indonesia.

d. Undang-undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan


Nasional dalam pasal 39 ayat (2) menyebutkan bahwa isi
kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib
memuat : Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama dan
Pendidikan Kewarganegaraan. Ketiga materi di atas
merupakan mata kuliah wajib yang harus diberikan, berlaku
secara nasional. Maka mata kuliah tersebut harus dituntut
oleh setiap mahasiswa.
2. Tujuan Pendidikan dan Perkuliahan Pancasila

a. Tujuan Pendidikan Pancasila


Pendidikan Pancasila yang merupakan bagian dari Mata
Kuliah Pendidikan Kepribadian (MKPK) mempunyai tujuan
“Mempersiapkan mahasiswa agar dalam memasuki
kehidupan masyarakat dapat mengembangkan kehidupan
pribadi yang memuaskan, menjadi anggota keluarga yang
berbahagia menjadi warga negara yang berkesadaran
kebangsaan yang tinggi serta bertanggung jawab pada NKRI
yang bersendikan Pancasila.
b. Tujuan Perkuliahan Pancasila

Agar para mahasiswa dapat :

a. Memahami, menganalisa dan menjawab masalah masalah


yang dihadapi oleh masyarakat, bangsanya secara berkesi-
nambungan, konsisten dengan cita-cita yang digariskan
dalam Undang-Undang Dasar 1945

b. Menghayati Filsafat dan tata Nilai Filsafat Pancasila,


sehingga menjiwai tingkah lakunya selaku warga negara
Republik Indonesia.
c. Arah Pendidikan Pancasila

Pendidikan Pancasila merupakan pendidikan nilai. Oleh sebab


itu arah pendidikan Pancasila ditekankan pada pendidikan
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari berupa perilaku yang dilandari oleh nilai-nilai
Pancasila, artinya nilai-nilai Pancasila dijadikan landasan moral
dalam setiap kegiatan pribadi, kelompok, masyarakat dan juga
bangsa bahkan negara.
3. Dasar Pemikiran Pendidikan Pancasila

TAP MPR No.11/MPR/1993, menegaskan bahwa “Pendidikan


Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan
martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat
Indonesia yang beriman dan bertaqwa, berkualitas, mandiri
serta mampu memenuhi kebutuhan pembangunan nasional
dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.
Dari penegasan diatas mengandung amanat, agar
penyelenggaraan Pendidikan Nasional harus mampu
meningkatkan, memperluas, dan memantapkan penghayatan
dan pengamatan nilai-nilai Pancasila sehingga menjadi budaya
perilaku kehidupan sehari-hari di semua bidang kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai