Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN

STRUKTUR –
AKTIVITAS SENYAWA
ANTI ADRENERGIK
KELOMPOK IX
LUTFA QURROTA A’YUN (051611133001)
ELMA OKTAVIA HANARATRI (051611133074)
A.A RAI MAS FEBY (051611133183)
BELLA RIZKIA DIANITA (051611133211)
SISCA MELANI PANGGONO (051611133219)
Senyawa anti adrenergik
MEKANISME KERJA
Senyawa anti adrenergik 1. Berinteraksi dengan reseptor spesifik
dibagi menjadi :
Contoh :
1. Anti α-adrenergik (α- obat anti α-adrenergik yang memblok efek
blocker) rangsangan α-reseptor, Obat anti β-adrenergik
2. Anti β-adrenergik (β- yang memblok efek rangsangan β-reseptor
blocker) 2. Menghambat enzim yang terlibat pada
3. β blocker dengan proses biosintesis norepinefrin
aktivitas α blocker Contoh : α-metildopa yang menghambat enzim
dopa-dekarboksilase, α-metiltirosin yang
4. Transmiter katekolamin menghambat enzim tirosin-dekarboksilase
palsu
3. Mencegah pelepasan norepinefrin dari
5. Senyawa pemblok tempat penyimpanan pada ujung saraf
saraf adrenergik simpatetik
6. Antagonis dopamin Contoh : obat pemblok saraf adrenergik
4. Mempengaruhi tempat penyimpanan
katekolamin
Contoh : reserpin
1. Senyawa Anti α-adrenergik (α-blocker)
• Senyawa Anti α-adrenergik (α-blocker) digunakan untuk meringankan
beberaa penyakit perifer seperti syndroma Raynaud, akrosianosin,
flebitis, frosbite, dan flebotrombosis
• Struktur kimia golongan ini tidak berhubungan dengan norepinefrin

• Berdasarkan struktur Mekanisme Kerja


kimianya dibagi menjadi : 1. Antagonis kompetitif terhadap
biogenik amin, seperti
a. Alkaloid indoletilamin norepinefrin pada reseptor α-
adrenergik
b. Turunan imidazolin Contoh : alkaloida indotilemin,
c. Turunan benzodioksan turunan imidazolin, turunan
benzodioksan, dan turunan kuinazolin
d. Turunan β-haloalkilamin 2. Antagonis nonkompetitif
e. Turunan hidrazinoftalazin terhadap norepinefrin
Contoh : β haloetilamin
f. Turunan kuinazolin
3. Relaksasi secara langsung otot
g. Turunan lain-lain polos arteriola
Contoh : turunan kuinazolin
a.Senyawa Anti α-adrenergik : Alkaloida indoletilamin
R2 R2 R2 R2

R1 R1 R1 R1

Alk.
ergot ergotamin ergokristin ergokriptin ergokornin dihidroergotamin ergotamin

ERGOTAMIN DIHIDROERGOTAMIN
• Aktivitas Anti α-adrenergik moderat • senyawa hasil hidrogenasi pada ikatan C9-
dan lebih banyak digunakan sebagai C10 dari ergotamin.
antimigrain karena efek • Lebih aktif sebagai Anti α-adrenergik
vasokonstriksinya . dibanding senyawa induk, tetapi efek
• Ergotamin tatrat untuk serangan vasokostriksi lebih rendah.
• Dihidroergotamin tidak oksitoksik, toksisitas
akut migrain
lebih rendah dari pada ergotamin.
• Efek oksitoksik, tidak untuk ibu hamil
• Untuk hipotensi ortostatik , pencegahan dan
• Absorbsi PO rendah, kadar serum
pengobatan migrain.
tertinggi dicapai setelah 4 jam • Absorbsi dalam saluran cerna relatif rendah
pemberian PO ±30%, terjadi cepat, kadar plasma maks
• Waktu paruh eliminasi pelan ± 34 dicapai 1 jam setelah pemberian PO
jam sehingga masa kerja panjang • BA rendah ±1%, ±93% terikat protein plasma
ERGOMETRIN dan
METILERGOMETRIN
• Metilergometrin maleat
mempunyai aktivitas dua kali
lebih besar dibanding
ergometrin
metilergometrin
ergometrin • Absorbsi obat dalam saluran
cerna cepat
• Untuk oksitoksik
• Mula kerja obat 5-10 menit,
Aktivitas berakhir 4-6 jam

NISERGOLIN
• Turunan semisintetik
alkaloida ergot
• Efek vasodilatasi pusat
Nisergolin dan perifer
b. Senyawa Anti α-adrenergik : Turunan imidazolin
• Turunan ini mempunyai efek α1 dan α2 antagonis
• Sebagai anti hipertensi dan pembantu diagnosis pada feokromositoma
Contoh : • Tolazolin HCl mempunyai efek α antagonis relatif
lemah, efek agonis seperti histamin dan asetilkolin
dapat menunjang aktivitas vasodilator perifer

• Fentolamin HCl
Garam yang mudah larut air dan stabil
Untuk sediaan injeksi
Fentolamin
c. Senyawa Anti α-adrenergik : Turunan β-Haloalkilamin
• Turunan β Haloalkilamin bekerja sebagai senyawa pengalkilasi
R, R’ : gugus arilalkil
X : halogen, mesil, tosil
Adanya gugus X mudah lepas menyebabkan terjadinya siklisasi, membentuk ion imonium
reaktif (ion aziridinium). Ion reaktif tersebut mengalkilasi gugus nukleofil reseptor, seperti
anion fosfat atau karboksilat makromolekul, diantaranya adalah reseptor α-adrenergik,
membentuk ikatan kovalen stabil (bersifat Reversible meski peruraianya sangat lambat
• Mekanisme kerja : antagonis nonkompetitif terhadap norepinefrin, memblok selektif respon
rangsangan otot polos dan jantung
• Untuk pengobatan penyakit vaskular perifer dan feokromositoma
R : benzil R : benzil
Contoh Turunan β-Haloalkilamin
Dibenamin Fenoksibenzamin

R’: 1-metil-2-fenoksietil
(propoxybenzena)
R’: benzil
d. Senyawa Anti α-adrenergik : Turunan
Hidrazinoftalazin
• Mekanisme kerja : menimbulkan relaksasi secara langsung otot polos arteriola,
sehingga terjadi vasodilatasi arteri perifer.
• Untuk antihipertensi
• Contoh : hidralazin HCl, dihidralazin sulfat, minoksidil
e. Senyawa Anti α-adrenergik : Turunan kuinazolin
• Mekanisme kerja : efek antagonis kompetitif terhadap katekolamin atau
norepinefrin. Memblok efek rangsangan α1-reseptor. Norepinefrin yang dilepas
berikatan dengan α2-reseptor. Suatu α1-adrenoreseptor spesifik.
• Untuk antihipertensi
• Contoh : doksazozin mesilat, prazosin HCl, terazosin, bunazosin HCl
f. Senyawa Anti α-adrenergik : Turunan lain-lain
Contoh : Klorpromazin HCl, mianserin, zolertin
1. Senyawa Anti β-adrenergik (β-blocker)
Merupakan senyawa yang dapat memblok reseptor β-adrenegik

• Dibagi menjadi 2 kelompok:


a. Turunan Ariletanolamin
b. Turunan Ariloksipropanolamin

Mekanisme Kerja
1. Antagonis kompetitif terhadap norepinefrin pada β-
reseptor.
2. Pemblokan β-reseptor terjadi karena adanya subtituen
yang besar pada atom N.
3. Dengan mengikat cicin dari ATP, subtituen tersebut dapat
mencegah proses transfer proton, dengan menggantikan
cicin adenin dari tempat pengikatan pada permukaan
reseptor.
4. Strukturnya analog dengan isoproterenol sehingga dapat
menduduki tempat β-reseptor yang sama.
TURUNAN ARILETANOLAMIN

R = cincin lain/subtituen yang meningkatkan


hidrofob dan interaksi obat
R = atom H dengan gugus CH3

MODIFIKASI MENGGUNAKAN STRUKTUR DASAR ISOPROTERONOL UNTUK


MENDAPATKAN SENYAWA β-ADREGENIK KUAT :
• Mengganti gugus hidroksi katekol dengan Cl dikloroisoproterenol (mempunyai
aktivitas β-bloker)
• Mengganti gugus 3,4-dihidroksi ketekol yang kaya electron dengan gugus fenil yang
juga kaya electron pronetalol (aktivitas β-bloker > dikloroisoproterenol)
• Senyawa N, N –disubtitusi tidak aktif sebagai β-bloker
• Adanya gugus -metil menurunkan aktivitas β-bloker
• Aktivitas dipertahankan bila gugus fenetil, hidroksifenetil, metoksifenetil ditambahkan
pada gugus amiin
• Subtituen alkil siklik pada gugus amin lebih baik disbanding subtituen dengan rantai
terbuka
• Panjang rantai subtituen pada amin diperluas sampai total 4 atom C tanpa ujung fenil
• Penambahan atom C antara cincin naftil dengan gugus lain akan enurunkan aktivitas
• Perubahan dari posisi -naftil ke β-naftil akan mempertahankan aktivitas
• Reduksi salah satu cincin menghasilkan 2 analog tetralinlain, tidak mempengaruhi
aktivitas
• Mengganti gugus aromatic fenantren dengan gugus antrasen menurunkan aktivitas
TURUNAN ARILOKSIPROPANOLAMIN
HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS :
• Naftiloksipropanolamin mempunyai aktivitas β-bloker 10-20 kali lebih besar dari pronetalol dan efek
karsinogenik (-). Prototip : propranolol (generasi ke-2 β-bloker)
R
H Naftiloksipropanolamin
OCH2 CH CH2NH R CH3

OH C H Propanolol
CH3

• Banyak turunan ariloksipropanolamin yang mempunyai cincin fenil tersubtitusi dibanding cincin naftil
• Gugus alkenil atau alkeniloksi pada posisi orto cincin fenil masih menunjukkan aktivitas karena merupakan
analog propranolol dengan cincin yang terbuka. Contoh : alprenolol dan oksprenolol.
O
CH3 CH3
O CH2 CH CH2 NH CH O CH2 CH CH2 NH CH
OH CH3 OH CH3

Alprenolol Oksprenolol

• Senyawa selain memblok β-reseptor jantung (β1) juga memblok β-reseptor bronkus (β2) tidak selektif.
Contoh β-bloker lain yang bekerja tidak selektif : karteolol, nadolol, pindolol dan timolol.
• Propranolol mempunyai kelarutan dalam lemak yang tinggi sehingga dapat menembus jaringan saraf dan
menimbulkan efek depresi jantung. Untuk menghindari hal tersebut, pada cincin fenil disubstitusikan gugus
yang bersifat polar, seperti asetamida (praktolol).
• Senyawa antagonis-β1 selektif mempunyai karakteristik utama yaitu substituen terletak pada posisi para.
Contoh: metoprolol, asebutolol, atenolol dan bisoprolol.
• Senyawa antagonis-β2 selektif mengandung gugus -metil dan gugus hidroksil aromatik diganti dengan
substituen lain.
Pembagian obat Jantung
Berdasarkan Keselektifan
•Selektif (β1-bloker)
• Tidak menimbulkan efek samping
bronkospasma
• Asebutolol, atenolol, metoprolol tartrat dan
bisoprolol.
•Tidak Selektif (β1 dan β2 bloker)
• Alprenolol, Kerteolol, proprenolol, nadolol,
oksprenolol, pindolol dan timolol.
Struktur Kimia Senyawa β Bloker
• Asebutolol (Dosis : 400-800mg 1 dd) • Oksprenolol (Dosis : 40-80mg 4 dd)

• Atenolol (Dosis : 50-100mg 1 dd)


• Karteolol (Dosis : 5mg 1-6 dd)

• Metoprolol ( Dosis : 100-200mg 1 dd) • Propranolol ( Dosis : 15-20mg 3-4 dd,


IV 3-5mg)

• Bisoprolol (Dosis : 5mg 1 dd)


• Nadolol (Dosis : 40mg 1 dd)

• Alprenolol ( Dosis : 50mg 4 dd ) • Pindolol ( Dosis : 5-10mg 2 dd )


β-BLOKER YANG MEMBLOK -
RESEPTOR
Mempunyai efek antihipertensi sehingga baik untuk jantung
vascular. Contoh : Karvedilol, adimolol, busindolol, labetalol,
dan primidolol.

KARVEDILOL
Adalah pemblok β–adregenik
tidak selektif mempunyai
aktivitas pemblok -1 adregenik
yang dapat menyebabkan
vasodilator sehingga tekanan
darah menurun.
TRANSMITTER KATEKOLAMIN PALSU
Senyawa dimetabolisis menjadi
Transmitter katekolamin palsu metabolit yang tidak bersangkut
adalah penghambat secara paut dengan norepinefrin, tapi dapat
kompetitif enzim yang terlibat menurunkan aktivitas adrenergik
pada proses biosintesis Contoh : α-metildopa dan α-
katekolamin. metiltirosin
MEKANISME KERJA TRANSMITTER KATEKOLAMIN PALSU

R
H : α-metiltirosin
OH : α-metildopa

Pengobatan hipertensi ringan , sedang


α-metildopa bekerja dengan cara dan berat. Absorbsi pemberian oral
menghambat enzim L-asam amino dalam saluran cerna cukup besar. Kadar
aromatik dekarboksilase (DOPA plasma tertinggi dalam 3-6 jam, efek
dekarboksilase) sehingga menurunkan berakhir setelah 24 jam. Dosis 125 mg 3
kadar katekolamin di otak dd
α-metiltirosin bekerja dengan menghambat
enzim tirosin 3-monooksigenase , tirosin 3-
hidroksilase, untuk pengobatan feokromositoma.
SENYAWA PEMBLOK SARAF ADRENERGIK
Golongan pemblok saraf Mekanisme kerja : Melepaskan
adrenergik srukturnya norepinefrin dari tempat penyimpanan
berhubungan dengan amin- perifer. Golongan ini memblok aktivitas
amin simpatomimetik tetapi adrenergik yang dimediatori oleh
gugus ujungnya berupa norepinefrin pada adrenoreseptor
gugus amidin atau nitrogen dalam pembuluh darah, pada
kuartener. penghubung postsinaptik

Pada umumnya untuk antihipertensi. Efek


samping yang ditimbulkan yaitu hipotensi
ortostatik, retensi Na, diare dan
bradikardia. Contoh : bretilium tosilat,
debrisokuin sulfat, guanetidin monosulfat.

Anda mungkin juga menyukai