Anda di halaman 1dari 40

PETUNJUK PRAKTIKUM

FARMASETIKA SEDIAAN STERIL


(FAF-210)

Penyusun :
Dr. Sugiyartono, M.S., Apt.
Dr. Retno Sari, M.Sc., Apt.
Dr. Dewi Isadiartuti, M.Si., Apt.
Muh. Agus Syamsur Rijal, S.Si., M.Si., Apt.

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
PETUNJUK PRAKTIKUM
FARMASETIKA SEDIAAN STERIL
(FAF-210)

Tim Pengajar :

Dr. Sugiyartono, M.S., Apt.


Dr. Retno Sari, M.Sc., Apt.
Dr. Dewi Isadiartuti, M.Si., Apt.
Dr. Muh. Agus Syamsur Rijal, M.Si., Apt.
Dini Retnowati, S.Farm., M.Si., Apt.
Abhimata Paramanandana, S.Farm., M.Sc., Apt.

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
1

DAFTAR ISI

Hal
Daftar Isi .............................................................................................................................. 1
Tata Tertib Praktikum ....................................................................................................... 2
Pencucian, Pembungkusan, dan Pengeringan Alat ...................................................... 3
Sterilisasi Alat ..................................................................................................................... 5
Tata Cara Memasuki Ruang ............................................................................................. 8
Bekerja Secara Aseptik ...................................................................................................... 9
Pembebasan Pirogen ....................................................................................................... 11
Sterilisasi Sediaan dengan Metode Panas Basah ......................................................... 13
Sterilisasi Sediaan dengan Metode Panas Kering ....................................................... 15
Sterilisasi Sediaan dengan Metode Filtrasi................................................................... 17
Uji Tekanan Titik Gelembung (Bubble Point Test) ....................................................... 19
Uji Sterilitas ....................................................................................................................... 20
Lampiran

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
2

TATA TERTIB PRAKTIKUM

Mahasiswa yang mengikuti praktikum Farmasetika Sediaan Steril diwajibkan


mematuhi tata tertib sebagai berikut :

1. Berada di ruang praktikum sesuai waktu yang telah ditentukan, toleransi


keterlambatan adalah 10 menit.
2. Menyerahkan jurnal praktikum / flowchart yang telah diisi sesuai dengan
tugas yang diberikan H-1 sebelum praktikum maksimal pukul 15.00.
3. Membawa peralatan yang diperlukan yang tidak disediakan di laboratorium.
4. Mengenakan pakaian praktikum beserta kelengkapannya (masker, tutup
kepala, sarung tangan) yang bersih dan rapi.
5. Bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan dan pada tempat praktikum yang
telah ditentukan.
6. Bekerja dengan jujur dan tertib, berbicara seperlunya dan tidak gaduh.
7. Selesai praktikum semua peralatan harus dicuci bersih, dikeringkan,
kemudian dibungkus rapi.
8. Bertanggung jawab atas hilang/rusaknya peralatan laboratorium dan segera
menggantinya dengan kualitas yang sama paling lambat satu minggu
sebelum Ujian Akhir Semester (UAS).
9. Menjaga kebersihan ruang praktikum.
10. Memberitahukan secara tertulis apabila tidak dapat mengikuti praktikum
dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
3

PENCUCIAN, PENGERINGAN, DAN PEMBUNGKUSAN ALAT

TUJUAN
1. Memahami cara pencucian alat dan wadah untuk pembuatan sediaan steril.
2. Melakukan proses pencucian alat / wadah gelas, tutup karet dan aluminium.
3. Menjamin kebersihan alat.

PROSEDUR KERJA
I. Pencucian alat dan wadah
A. Pencucian wadah gelas / alat gelas
Menurut Cooper & Gunn's hal. 451 :
1. Alat/wadah direndam dalam larutan tepol panas, sebaiknya semalam.
2. Disikat dengan sikat yang keras.
3. Dibilas dengan air kran (panas/dingin) bagian luar dan dalam.
4. Dibilas dengan aquadest bebas pirogen yang baru dibuat (tiga kali).
Menurut Huizinga :
1. Alat/wadah gelas disikat dengan larutan tepol.
2. Dibilas dengan air kran.
3. Disemprot dengan uap.
4. Ditiriskan, kemudian dibilas dengan aqua demineralisata.
6. Dibilas dengan air suling yang baru dibuat.

B. Pencucian aluminium
1. Dididihkan 10 menit dalam detergent.
2. Bila perlu direndam larutan natrium karbonat 5% selama 5 menit
(Tidak boleh lebih dari 5 menit agar aluminium tidak melarut)
3. Dibilas dengan air panas mengalir.
4. Dididihkan dalam air kran 15 menit, kemudian dibilas.
5. Dididihkan dalam aquadest 15 menit.
6. Dibilas dengan aquadest tiga kali.
7. Dikeringkan terbalik dengan alas lempeng gelas dalam oven.

C. Pencucian karet
1. Direndam dalam larutan HCl 2% selama 2 hari.
2. Direndam dalam larutan tepol 1% + Na karbonat 0,5% satu hari.
3. Dididihkan dalam larutan tersebut diatas selama 15 menit.
4. Diulang dengan larutan yang baru, sampai didapat larutan yang jernih.
6. Direndam dalam aquadest, autoklaf 110° C selama 20 menit (1 kali atau
2 kali). Lihat air rendaman hingga jernih.
7. Dibilas dengan spiritus dilutus-air aa (dalam beker glass) hingga jernih.
Catatan : Karet dengan kualitas baik, langkah 1 dan 2 tidak dilakukan.

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
4

II. Pengeringan :
§ Keringkan dalam oven (lemari pengering) dalam posisi terbalik (100 °C -
105°C selama 10 menit).
§ Untuk menghindari debu, dapat ditutup dengan kertas yang tembus uap air.
§ Untuk wadah kecil harus dipastikan keseluruhan bagian benar-benar kering.
§ Periksa terhadap adanya noda, apabila terdapat noda perlakukan dengan asam
kromat.
§ Apabila terdapat kerusakan/retak pada alat maka alat harus segera diganti.

III. Pembungkusan
§ Alat-alat yang telah dicuci dan dikeringkan dibungkus dengan pembungkus
yang sesuai, minimal rangkap dua.
§ Sifat pembungkus untuk sterilisasi uap harus mudah ditembus oleh uap air.
§ Pembungkus untuk sterilisasi panas kering harus dapat menghantarkan panas
dari udara panas dengan baik dan tahan pada suhu sterilisasi yang dipilih.

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
5

STERILISASI ALAT

Cara sterilisasi yang dapat dilakukan untuk sterilisasi alat di laboratorium Teknologi
Farmasi :

1. Sterilisasi dengan pemanasan basah.


Alat yang digunakan : autoklaf.
Alat yang dapat disterilkan dengan cara ini adalah : Kertas/kertas saring, alat
gelas / porselin, alat karet, kain, alat logam.
2. Sterilisasi dengan pemanasan kering.
a. Dengan udara panas.
Alat yang digunakan : lemari pengering (oven)
Alat yang dapat disterilkan dengan cara ini adalah alat gelas (kecuali yang
berskala), alat porselin, alat logam, tube dari timah.
b. Pemijaran dengan api langsung
Digunakan api gas yang tidak berwarna atau pembakar spiritus. Alat yang
dapat disterilkan dengan cara ini adalah pinset, penjepit, alat
gelas/logam yang berukuran kecil, batang pengaduk.

TABEL 1. Hubungan suhu dan waktu sterilisasi

Waktu
Cara sterilisasi Suhu Alat yang disterilkan
(menit)
115°-118°C 30 Gelas ukur, pipet ukur / pipet
Pemanasan basah 121°-124°C 15 tetes, corong gelas, kertas
dengan autoklaf 126°-127°C 10 saring, sudip, alat dari karet
134°-138°C 5 atau plastik
160°C 120 Gelas piala, labu erlemeyer,
Pemanasan kering
170°C 60 corong gelas, tube salep, botol
dengan oven
180°C 30 kaca, vial, ampul
Pemanasan kering
250°C 30
dengan oven untuk Botol infus, alat gelas / logam
200°C 60
pembebasan pirogen
Sendok porselin, spatel logam,
pinset logam, batang
Dipanaskan pada api langsung ± 20 detik
pengaduk, cawan penguap,
kaca arloji.

Waktu yang diperlukan untuk satu siklus sterilisasi meliputi :


1. Waktu pemanasan
2. Waktu menaik
3. Waktu sterilisasi
4. Waktu pendinginan

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
6

Dalam hal sterilisasi menggunakan autoklaf, perlu diperhitungkan waktu


pengusiran udara dan waktu jatuh. Lamanya waktu tersebut di atas tergantung dari
suhu sterilisasi dan spesifikasi alat yang digunakan. Untuk penentuannya diperlukan
validasi.

TABEL 2. Hubungan volume larutan yang disterilkan dengan waktu kesetimbangan pada
proses sterilisasi dengan autoklaf (T = 121 °C)

Volume Waktu kesetimbangan

2000 ml 20 menit
1000 ml 15 menit
500 ml 8 menit
200 ml 3 menit
125 ml 2 menit
50 ml 1,5 menit

TABEL 3. Hubungan berat zat padat yang disterilkan dengan waktu kesetimbangan pada
proses sterilisasi dengan autoklaf (T = 121 °C)
Jumlah bahan Waktu kesetimbangan
30 g serbuk, lapisan tipis 0 menit
30 g vaselin, lapisan tipis 5 menit
30 g serbuk, dalam botol 20 menit
60 g serbuk, dalam botol 25 menit
30 g vaselin, dalam botol 50 menit
120 g serbuk, dalam botol 55 menit
50 g vaselin, dalam botol 60 menit
120 g vaselin, dalam botol 105 menit

TABEL 4 : Hubungan Kelebihan Tekanan Dengan Suhu pada Uap Air Jenuh
Tekanan
Suhu (°C)
KPa Atm
100 0,0 100,0
150 0,5 111,8
170 0,7 115,0
200 1,0 120,7
300 2,0 134,0
Pustaka : Capita Receptur - Parenteral Medicatie ; Prof. Dr. T. Huizinga, 1979.

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
7

TABEL 5. Klasifikasi Ruangan Untuk Produksi Sediaan Steril

Jumlah maksimum partikel (Ø ≥ 0,5 µm) tiap m3


Kelas
(Operasional)
A 3520

B 352.000
C 3.520.000
D Tidak ditetapkan

Pustaka : CPOB, 2012

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
8

TATA CARA MEMASUKI RUANG

Sebelum memasuki ruang praktikum, siapkan alat-alat yang diperlukan untuk


praktikum. Lakukan langkah-langkah berikut ini :
1. Letakkan sepatu dalam rak lalu gunakan alas kaki yang disediakan.
2. Masuk ke ruang ganti pakaian, mengambil pakaian praktikum di rak.
3. Mencuci kedua belah telapak tangan sampai siku dengan sabun dengan cara
5 gerakan dasar :
ü Kedua telapak tangan
ü Kedua sela-sela jari bagian depan
ü Kedua punggung tangan
ü Kedua pergelangan tangan
ü Membilas dengan air
4. Kibaskan tangan dalam bak cuci, kemudian keringkan dengan dryer atau tissue
sekali pakai.
5. Mengenakan pakaian kerja dengan urutan sebagai berikut :
ü Mengenakan masker, penutup mulut - hidung
ü Mengenakan tutup kepala
ü Mengenakan sarung tangan
ü Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan alkohol 70 %
6. Masuk ke dalam ruang praktikum dengan membawa perlengkapan yang
diperlukan.

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
9

BEKERJA DENGAN TEKNIK ASEPTIK

Dalam hal tidak dapat dilakukannya sterilisasi terhadap suatu bahan atau larutan,
maka proses pembuatan sediaan steril dilakukan secara aseptik. Pengerjaan secara
aseptik dilakukan di ruangan steril atau dalam suatu kotak yang dialiri udara steril
(di Laminar Air Flow Cabinet).
Untuk bekerja di Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
Sebelum bekerja
1. Sterilkan semua peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan termasuk
pakaian kerja.
2. Setelah disterilkan, peralatan dimasukkan ke dalam passbox untuk kemudian
dimasukkan ke dalam LAFC.
3. Sebelum dimasukkan, peralatan didisinfeksi dengan alkohol 70 % secara
merata.
4. Pengaturan penempatan alat, wadah, atau sediaan dilakukan dengan
memperhatikan efektivitas kontak aliran udara steril dengan benda-benda
tersebut.
5. Periksa kelengkapan peralatan yang akan digunakan (jumlah dan jenisnya).

Penyiapan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) :


ü Siapkan LAFC 15 menit sebelum digunakan.
ü Nyalakan AC ruangan dan nyalakan lampu LAFC.
ü Disinfeksi lantai dan dinding kaca LAFC dengan alkohol 70 % atau dengan
disinfektan lain.
ü Masukkan pembakar spiritus
ü Nyalakan blower LAFC.

Saat bekerja
1. Disinfeksi tangan dengan alkohol 70 %.
2. Selama bekerja tangan tidak boleh keluar dari LAFC dan hindarkan
gerakan tangan yang berlebihan.
3. Tidak batuk, bersin, atau berbicara selama bekerja.
4. Pada saat membuka dan menutup wadah gelas, mulut wadah
disterilkan dengan pemijaran.
5. Pada saat memegang wadah, jarak antara tangan dan mulut wadah dijaga
sejauh mungkin. Jangan memegang mulut wadah.
6. Bekerja dengan cekatan dan hati-hati untuk menghindari kontaminasi dan
kontak yang terlalu lama dengan udara.
7. Setelah digunakan, pinset, spatel logam, batang pengaduk, direndam
dalam alkohol 70%. Apabila akan digunakan alat tersebut dipijar.

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
10

8. Sebelum mengakhiri pekerjaan, periksa sekali lagi sediaan yang dibuat.


(Kemungkinan tutup wadah kurang rapat atau aluminium foil sobek).

Setelah bekerja
1. Keluarkan semua peralatan.
2. Bersihkan lantai dan dinding LAFC dengan alkohol 70 %.
3. Matikan blower dan lampu.
4. Matikan AC ruangan.

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
11

PEMBEBASAN PIROGEN

TUJUAN
1. Memahami cara pembebasan pirogen alat dan sediaan
2. Melakukan pembebasan pirogen alat
3. Melakukan pembuatan sediaan bebas pirogen

PROSEDUR KERJA
Penyiapan alat
1. Pencucian alat
2. Pengeringan alat
3. Pembungkusan alat
4. Sterilisasi alat
5. Pembebasan pirogen alat
Pembebasan pirogen
1. Penimbangan bahan
2. Pelarutan dan pencampuran
3. Pembebasan pirogen sediaan
4. Klarifikasi sediaan
5. Pengisian dan penutupan
6. Sterilisasi sediaan

ad 1.
Alat dan wadah yang akan digunakan disiapkan sesuai dengan jenis dan jurnlahnya
dan dicuci dengan sabun atau deterjen atau pencuci sabun lainnya. Kemudian dibilas
dengan aquadest beberapa kali sampai bersih.

ad 2.
Peralatan yg telah dicuci bersih kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 100 °C.

ad 3.
Setelah kering, peralatan dibungkus dengan aluminium foil (apabila akan disterilkan
dengan oven) atau dimasukkan ke dalam kantong perkamen rangkap (apabila
disterilkan dengan autoklaf).

ad 4.
Alat-alat yang tahan panas tinggi disterilkan sesuai prosedur, dimasukkan ke dalam
sterilisator sesuai dengan cara sterilisasinya. Waktu sterilisasi dicatat. Setelah selesai,
keluarkan alat dari sterilisator dan masukkan ke dalam pass box, bungkus luar
disemprot secara merata dengan alkohol 70 %.

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
12

ad 5.
Alat-alat yang tahan panas tinggi dapat langsung dibebaspirogenkan dengan oven
250°C selama 30 menit. Sedangkan alat yang tidak tahan panas tinggi setelah
disterilkan, dibebas pirogenkan dengan cara dibilas dengan aquadest steril bebas
pirogen.

ad 6.
Bahan-bahan diambil dengan spatel steril dan ditimbang di atas kaca arloji steril.

ad 7.
Bahan-bahan yang telah ditimbang dilarutkan satu persatu, kecuali dikehendaki lain
sesuai dengan pertimbangan praformulasi. Bahan-bahan dilarutkan dalam gelas piala
steril dengan aquadest steril bebas pirogen. Setelah dilarutkan, dilakukan
pencampuran sesuai dengan pertimbangan praformulasi atau cara kerja yang telah
ditentukan.

ad 8.
Larutan dipanaskan sampai suhu 80 °C, kemudian ditarnbahkan norit. Larutan
diaduk selama 15 menit pada suhu 80 °C dan disaring dengan kertas saring rangkap
dua. Filtrat ditampung dalam wadah yang sesuai dan dipanaskan lagi sampai suhu
80°C selama 15 menit kemudian disaring dengan kertas saring yang sama. Pada
penyaringan kedua, di atas kertas saring telah terdapat lapisan norit.

ad 9 & 10.
Larutan sediaan disaring dengan penyaring diameter pori-pori 0,45 µm dan langsung
masuk ke dalam wadah steril bebas pirogen sesuai dengan volume yang dikehendaki.
Selanjutnya wadah ditutup dengan tutup steril bebas pirogen.

ad 11.
Sediaan disterilkan dengan autoklaf pada suhu dan waktu sesuai dengan
pertimbangan praformulasi.

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
13

STERILISASI SEDIAAN DENGAN METODE PANAS BASAH

TUJUAN
1. Memahami cara sterilisasi panas basah
2. Melakukan sterilisasi alat dengan autoklaf
3. Melakukan pembuatan sediaan steril dengan sterilisasi panas basah dengan
menggunakan autoklaf

TAHAP KERJA
Penyiapan alat
1. Pencucian alat
2. Pengeringan alat
3. Pembungkusan alat
4. Sterilisasi alat
Preparasi sediaan
1. Penimbangan bahan
2. Pelarutan dan pencampuran
3. Klarifikasi larutan
4. Pengisian dan penutupan
5. Sterilisasi sediaan

ad. 1
Alat dan wadah yang akan digunakan disiapkan sesuai dengan jenis dan jumlahnya
dan dicuci dengan sabun atau deterjen atau sabun pencuci lainnya. Kemudian dibilas
dengan aquadest beberapa kali sampai bersih.

ad. 2
Peralatan yang telah dicuci bersih kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu
100°C.

ad 3.
Setelah kering, peralatan dibungkus dengan aluminium foil apabila akan disterilkan
dengan oven, atau dimasukkan ke dalam kantong perkamen rangkap apabila akan
disterilkan dengan autoklaf.

ad. 4.
Alat-alat dimasukkan ke dalam sterilisator sesuai dengan cara sterilisasinya. Waktu
sterilisasi dicatat. Setelah selesai, keluarkan alat dari sterilisator dan dikeringkan
dalam oven, kemudian masukkan ke dalam pass box. Sebelum masuk pass box,
bungkus luar disemprot secara merata dengan alkohol 70%.

ad. 5.

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
14

Bahan-bahan diambil dengan spatel steril dan ditimbang di atas kaca arloji steril.

ad 6.
Bahan-bahan yang telah ditimbang dilarutkan satu persatu, kecuali dikehendaki lain
sesuai dengan pertimbangan praformulasi. Bahan-bahan dilarutkan dalam gelas piala
steril dengan aquadest steril. Setelah dilarutkan, dilakukan pencampuran sesuai
dengan pertimbangan atau cara kerja yang telah ditentukan.

ad 7.
Larutan sediaan disaring dengan penyaring dengan diameter pori-pori 0,45 µm dan
ditampung pada erlenmeyer steril.

ad 8.
Larutan sediaan yang telah disaring kemudian dimasukkan ke dalam wadah dengan
menggunakan alat pengukur yang ada. Kemudian dilakukan penutupan sesuai
dengan wadah yang digunakan.

ad. 9.
Sediaan disterilkan dengan autoklaf pada suhu dan waktu sesuai dengan
pertimbangan praformulasi. Sediaan dalam ampul disterilkan dengan posisi terbalik
di dalam gelas piala yang dialasi kasa steril. Waktu sterilisasi dicatat.

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
15

STERILISASI SEDIAAN DENGAN METODE PANAS KERING

TUJUAN
1. Memahami cara sterilisasi panas kering
2. Melakukan sterilisasi alat dengan oven
3. Melakukan pembuatan sediaan steril dengan sterilisasi panas kering dengan
menggunakan oven

TAHAP KERJA
Penyiapan alat
1. Pencucian alat
2. Pengeringan alat
3. Pembungkusan alat
4. Sterilisasi alat
Preparasi sediaan
1. Penimbangan bahan
2. Pengisian dan penutupan wadah
3. Sterilisasi sediaan

ad 1.
Alat dan wadah yang telah digunakan disiapkan sesuai dengan jenis dan jumlahnya
dan dicuci dengan sabun atau deterjen atau sabun pencuci lainnya. Kemudian dibilas
dengan aquadest beberapa kali sampai bersih.

ad. 2.
Peralatan yang telah dicuci bersih kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 100°
C.

ad 3.
Setelah kering, peralatan dibungkus dengan aluminium foil apabila akan disterilkan
dengan oven atau dimasukkan ke dalam kantong perkamen rangkap apabila
disterilkan dengan autokfaf.

ad 4.
Alat-alat dimasukkan ke dalam sterilisator sesuai dengan cara sterilisasinya. Waktu
sterilisasi dicatat. Setelah selesai, keluarkan alat dari sterilisator dan dikeringkan
dalam oven, kemudian masukkan ke dalam pass box. Sebelum masuk pass box,
bungkus luar disemprot secara merata dengan alkohol 70%.

ad 5.
Bahan-bahan diambil dengan spatel steril dan ditimbang di atas kaca arloji steril.

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
16

ad 6.
Bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam wadah dengan bantuan spatel.
Sterilkan mulut wadah kemudian tutup rapat dengan tutup logam dan dilapisi
dengan aluminium steril.

ad 7.
Sediaan disterilkan dalam oven pada suhu dan waktu sesuai dengan pertimbangan
praformulasi. Waktu sterilisasi dicatat.

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
17

STERILISASI SEDIAAN DENGAN METODE FILTRASI

TUJUAN
1. Memahami cara sterilisasi filtrasi
2. Memahami pengerjaan secara aseptik.
3. Melakukan pembuatan sediaan steril dengan sterilisasi fiitrasi dengan
menggunakan filter holder dan membrane filter.
4. Melakukan pekerjaan aseptik.

TAHAP KERJA
Penyiapan alat
1. Pencucian alat
2. Pengeringan alat
3. Pembungkusan alat
4. Sterilisasi alat
Preparasi sediaan
1. Penimbangan bahan
2. Pelarutan dan pencampuran
3. Klarifikasi larutan
4. Sterilisasi sediaan dan pengisian
5. Penutupan wadah
6. Uji tekanan titik gelembung

ad 1.
Alat dan wadah yang akan digunakan disiapkan sesuai dengan jenis dan jumlahnya
dan dicuci dengan sabun atau deterjen atau sabun pencuci lainnya. Kernudian dibilas
dengan aquadest beberapa kali sampai bersih.

ad 2.
Peralatan yang telah dicuci bersih kernudian dikeringkan dalam oven pada suhu 100°
C.

ad 3.
Setelah kering, peralatan dibungkus dengan aluminium foil apabila akan disterilkan
dengan oven atau dimasukkan ke dalam kantong perkamen rangkap apabila
disterilkan dengan autoklaf.

ad 4.
Alat-alat dimasukkan ke dalam sterilisator sesuai dengan cara sterilisasinya. Waktu
sterilisasi dicatat. Setelah selesai, keluarkan alat dari sterilisator dan dikeringkan
dalam oven, kemudian masukkan ke dalam pass box. Sebelum masuk pass box,
bungkus luar disemprot secara merata dengan alkohol 70%.

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
18

ad 5.
Bahan-bahan diambil dengan spatel steril dan ditimbang di atas kaca arloji steril.

ad 6.
Bahan-bahan yang telah ditimbang dilarutkan satu persatu, kecuali dikehendaki lain
sesuai dengan pertimbangan praformulasi. Bahan-bahan dilarutkan dalam gelas piala
steril dengan aquadest steril, Setelah dilarutkan, dilakukan pencampuran sesuai
dengan pertimbangan praformulasl atau cara kerja yang telah ditentukan.

ad 7.
Larutan sediaan disaring dengan penyaring dengan diameter pori-pori 0,45 µm dan
ditampung pada erlemeyer steril

ad 8 & 9.
Larutan sediaan yang telah disaring diambil dengan injection spuit sebanyak volume
yang diperlukan. Rapatkan sambungan filter holder, kemudian pasangkan filter
holder pada spuit injeksi (setelah jarumnya dilepas). Isikan larutan sediaan ke dalam
wadah dan segera tutup wadah.

ad 10.
Setelah proses pengisian dan penutupan selesai, lakukan uji tekanan titik gelembung
(dijelaskan pada bab lain).

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
19

UJI TEKANAN TITIK GELEMBUNG (Bubble point test)

Uji tekanan titik gelembung dilakukan untuk mengetahui integritas dari pasangan
penyaring. Uji ini dilakukan sebelum dan atau sesudah proses penyaringan.

Cara kerja :
Untuk membran penyaring berdiameter 13 mm dan 25 mm
1. Isi spuit injeksi dengan 2 ml aquadest steril.
2. Pasang filter holder pada ujung spuit, kemudian tekan penyemprit hingga
membran penyaring dalam filter holder terbasahi.
3. Lepas filter holder dari spuit injeksi.
4. Isi spuit injeksi dengan udara sampai tanda 5 ml.
5. Pasang filter holder pada ujung spuit.
6. Siapkan gelas piala 100 ml, isi dengan aquadest steril.
7. Letakkan filter holder sampai tercelup di bawah air (lihat gambar).
8. Tekan penyemprit dan catat kedudukannya pada saat gelembung udara
pertama keluar dari ujung filter holder. Volume udara yang tersisa dalam spuit
(V) harus lebih kecil dari bilangan tercantum dalam tabel.

TABEL 6. Hubungan diameter membran - ukuran pori dan volume udara sisa pada uji
tekanan titik gelembung dengan menggunakan spuit injeksi 5 ml.
Diameter Ukuran pori Volume
13 mm 0,2 µm 0,8 ml
0,2 µm 0,7 ml
25 mm 0,45 µm 1,0 ml
1,2 µm 2,3 ml

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
20

UJI STERILITAS

TUJUAN
Untuk menetapkan apakah bahan farmakope yang harus steril memenuhi syarat
berkenaan dengan uji sterilitas seperti yang tertera pada masing-masing monografi.

MEDIA
Media yang dapat digunakan untuk pengujian adalah:
1. Media Tioglikolat Cair (Fluid Thioglycollate Medium), media ini digunakan
untuk menumbuhkan bakteri.
2. Media Tioglikolat Alternatif, media ini digunakan untuk menumbuhkan
bakteri terutama pada alat yang mempunyai lumen kecil.
3. Soybean – Casein Digest Medium, media ini digunakan untuk menumbuhkan
jamur.
Komposisi dan cara penyiapan masing-masing media dapat dilihat di F.I. IV hal. 856.

METODE UJI STERILITAS


Terdapat dua metode uji sterilitas :
1. Uji inokulasi langsung ke dalam media uji
Pada uji inokulasi langsung, sediaan atau bahan yang diperiksa diinokulasikan
ke dalam media uji secara langsung. Cara ini umumnya dilakukan terhadap
sediaan dengan volume lebih kecil dari 10 ml dan bukan sediaan antibiotika.
Untuk sediaan antibiotika/antimikroba, terlebih dahulu terlebih dahulu
dihilangkan daya menghambat atau membunuh mikrobanya dengan
menambahkan suatu inaktivator atau dengan cara pengenceran menggunakan
media dengan volume besar sampai zat tersebut inaktif.
2. Uji dengan cara penyaringan membran.
Pengujian sterilitas dengan cara penyaringan dilakukan untuk sediaan larutan
dengan volume besar, serbuk yang dapat larut, sediaan yang mengandung
antibiotika/ antimikroba serta sediaan lemak/minyak.
Untuk pengujian bahan farmakope, uji penyaringan membran merupakan metode
pilihan.

CARA MEMBUKA WADAH


ü Bersihkan permukaan luar ampul dan tutup vial dan tutup botol
menggunakan bahan dekontaminasi yang sesuai dan ambil isi secara aseptis.
Jika isi vial dikemas dalam hampa udara, masukkan udara steril dengan alat
steril yang sesuai, seperti alat suntik dengan jarum yang dilengkapi bahan
penyaring untuk sterilisasi.
ü Untuk kapas murni, perban, pembalut benang bedah dan bahan farmakope
sejenis, buka kemasan atau wadah secara aseptis.

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
21

PEMILIHAN JUMLAH SPESIMEN UJI


Penetapan jumlah spesimen uji mengikuti tabel dibawah ini :

TABEL 7. Jumlah minimum sediaan yang digunakan untuk media uji sterilitas
Volume sampel
Volume media Volume media Jumlah
Isi minimal yang
Metode Inokulasi Metode Filtrasi wadah per
(mL) harus diambil per
Langsung (mL) Membran (mL) media (mL)
wadah (mL)
< 10 1 atau semua 15 100 20-40
10 - <50 5 40 100 20
50 - <100 10 80 100 20
50 - <100 (IV) Semua - 100 10
100-500 Semua - 100 10
> 500 500 - 100 10

PROSEDUR
1. Metode Inokulasi Langsung
§ Pindahkan cairan dari wadah uji menggunakan pipet atau jarum steril.
§ Secara aseptik inokulasikan sejumlah tertentu bahan dari tiap wadah uji ke
dalam tabung media.
§ Campur cairan dengan media uji tanpa aerasi berlebihan.
§ Inkubasi dalam media tertentu selama tidak kurang dari 14 hari.
§ Amati pertumbuhan pada media secara visual sesering mungkin, sekurang-
kurangnya pada hari ke-3 atau ke-4 atau ke-5, pada hari ke-7 atau ke-8 serta
pada hari terakhir masa uji.

2. Metode Penyaringan Membran


Peralatan unit penyaring membran yang sesuai terdiri dari satu perangkat yang
dapat memudahkan penanganan bahan uji secara aseptis dan membran yang telah
diproses dapat dipindahkan secara aseptis untuk inokulasi ke dalam media atau
satu perangkat yang dapat ditambahkan media steril ke dalam penyaringnya dan
membran diinkubasi in situ. Membran yang sesuai umumnya mempunyai
porositas 0,45 µm, dengan diameter lebih kurang 47 mm, dan kecepatan
penyaringan air 55-75 ml/ menit pada tekanan 70 cm Hg. Inkubasi dilakukan
selama tidak kurang dari 7 hari.

KONTROL UJI
Validitas hasil uji sterilitas dipengaruhi oleh kondisi dari media yang digunakan,
untuk mendapatkan hasil yang valid diperlukan dua jenis control uji yaitu kontrol
positif dan kontrol negatif.

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
22

Kontrol positif dibuat untuk mengetahui kemampuan media dalam menumbuhkan


mikroorganisme. Pembuatan kontrol positif dilakukan dengan menginokulasikan 10-
100 mikro organisme uji (Tabel) kemudian diinkubasi sesuai persyaratan masa
inkubasi.

Kontrol negatif dibuat untuk mengetahui sterilitas media yang digunakan, dilakukan
dengan menginkubasikan media yang telah disterilkan.

TABEL 9. Mikroorganisme Uji yang digunakan untuk Uji Fertilitas dan Uji Validasi
Suhu
Media Mikroorganisme uji Kondisi
Inkubasi (°C)
Fluid Staphylococcus aureus (ATCC 6538) 32,5 ± 2,5 Aerobik
thioglycollate Pseudomonas aeruginosa (ATCC 9027) 32,5 ± 2,5 Aerobik
Clostridium sporogenes (ATCC 11437) 32,5 ± 2,5 Anaerobik
Alternative
Clostridium sporogenes (ATCC 11437) 32,5 ± 2,5 Anaerobik
thioglycollate
Soybean-casein Bacillus subtilis (ATCC 6633) 22,5 ± 2,5 Aerobik
digest Candida albicans (ATCC 10231) 22,5 ± 2,5 Aerobik
Aspergillus niger (ATCC 16404) 22,5 ± 2,5 Aerobik

MASA INKUBASI
Jika tidak dinyatakan lain dalam monografi, inkubasi campuran uji dengan Media
Tioglikolat Cair (atau Media Tioglikolat Alternatif, jika dinyatakan) selama 14 hari
pada suhu 30-35 °C dan untuk Soybean – Casein Digest Medium pada suhu 20-25 °C.

PENAFSIRAN HASIL UJI STERILITAS

Tahap Pertama
Pada interval waktu tertentu dan pada akhir periode inkubasi , amati isi semua wadah
akan adanya pertumbuan mikroba seperti kakeruhan dan atau pertumbuhan pada
permukaan. Jika tidak terjadi pertumbuhan maka bahan memenuhi syarat.
Jika ditemukan pertumbuhan mikroba, tetapi peninjauan dalam pemantauan fasilitas
pengujian sterilitas, bahan yang digunakan, prosedur pengujian dan kontrol negatif
menunjukkan tidak memadai atau teknik aseptik yang salah digunakan dalam
pengujian, tahap pertama dinyatakan tidak sah dan dapat diulang.

Tahap Kedua
Jumlah specimen uji yang diseleksi minimum dua kali jumlah tahap pertama. Volume
minimum tiap specimen yang diuji dan media dan periode inkubasi sama seperti
tertera pada tahap pertama. Jika tidak ditemukan pertumbuhan mikroba, bahan yang

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
23

diuji memenuhi syarat. Jika ditemukan pertumbuhan, hasil yang diperoleh


membuktikan bahwa bahan uji tidak memenuhi syarat. Jika dapat dibuktikan bahwa
uji pada tahap kedua tidak sah karena kesalahan atau teknik aseptik tidak memadai,
maka tahap kedua dapat diulang.

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

LEMBAR KERJA

PRAKTIKUM FARMASETIKA SEDIAAN STERIL (FAF-210)

NAMA : .......................................................... NIM : ..................................


KELOMPOK : ...............................
TOPIK : PENCUCIAN, PENGERINGAN, PEMBUNGKUSAN DAN STERILISASI ALAT
TGL. PRAKTIKUM : ..........................................................

I. TUJUAN :

II. ALAT YANG DIPROSES :

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

III. CARA KERJA

1. A. Pencucian alat gelas :

B. Pencucian karet :

C. Pencucian Alumunium :

2. Pengeringan dan pembungkusan :

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

3. Sterilisasi alat :

No. Nama Alat Ukuran Jumlah Cara Sterilisasi Suhu Waktu

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

LEMBAR TAHAPAN STERILISASI

TABEL STERILISASI ALAT DENGAN AUTOKLAF

AUTOKLAF-1 AUTOKLAF-2 AUTOKLAF-3 AUTOKLAF-4


TAHAP
STERILISASI Interval Interval Interval Interval
Menit Menit Menit Menit
Waktu Waktu Waktu Waktu
Waktu
Pemanasan ...… - …… ...… - …… ...… - …… ...… - ……
Waktu
Pengeluaran
Udara ...… - …… ...… - …… ...… - …… ...… - ……

Waktu Menaik
...… - …… ...… - …… ...… - …… ...… - ……
Waktu
Kesetimbangan ...… - …… ...… - …… ...… - …… ...… - ……
Waktu
Pembinasaan ...… - …… ...… - …… ...… - …… ...… - ……
Waktu Tambahan
Jaminan Sterilitas ...… - …… ...… - …… ...… - …… ...… - ……

Waktu Jatuh
...… - …… ...… - …… ...… - …… ...… - ……
Waktu
Pendinginan ...… - …… ...… - …… ...… - …… ...… - ……
Total Waktu
Proses Sterilisasi ...… - …… ...… - …… ...… - …… ...… - ……

DAFTAR ALAT
NAMA STERILISATOR ALAT YANG DISTERILKAN

AUTOKLAF-1

AUTOKLAF-2

AUTOKLAF-3

AUTOKLAF-4

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

TABEL STERILISASI ALAT DENGAN OVEN

OVEN-1 OVEN-2 OVEN-3 OVEN-4


TAHAP
STERILISASI Interval Interval Interval Interval
Menit Menit Menit Menit
Waktu Waktu Waktu Waktu
Waktu
Pemanasan
...… - …… ...… - …… ...… - …… ...… - ……
Waktu
Kesetimbangan
...… - …… ...… - …… ...… - …… ...… - ……
Waktu
Pembinasaan
...… - …… ...… - …… ...… - …… ...… - ……
Waktu Tambahan
Jaminan Sterilitas
...… - …… ...… - …… ...… - …… ...… - ……
Waktu
Pendinginan
...… - …… ...… - …… ...… - …… ...… - ……
Total Waktu
Proses Sterilisasi
...… - …… ...… - …… ...… - …… ...… - ……

DAFTAR ALAT
NAMA STERILISATOR ALAT YANG DISTERILKAN

OVEN-1

OVEN-2

OVEN-3

OVEN-4

NAMA :
KELOMPOK :
TANDA TANGAN :

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM FARMASETIKA SEDIAAN STERIL (FAF-210)

NAMA / NIM : …………………………………………………………………….

HARI / KELOMPOK PRAKTIKUM : …………………………………………………………………….

TANGGAL PRAKTIKUM : …………………………………………………………………….

TOPIK FORMULASI : …………………………………………………………………….

A. PRAFORMULASI
I. TINJAUAN FARMAKOLOGI BAHAN OBAT

II. TINJAUAN SIFAT FISIKOKIMIA BAHAN OBAT

1. Struktur & berat molekul

2. Kelarutan (tuliskan kelarutan dalam berbagai pelarut)

3. Stabilitas
Terhadap cahaya :
Terhadap suhu :
Terhadap pH :
Terhadap oksigen :

4. Titik lebur :

5. Inkompatibilitas :

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

III. BENTUK SEDIAAN, DOSIS DAN CARA PEMBERIAN

B. FORMULASI
Bentuk dan volume sediaan yang dibuat :
I. PERMASALAHAN

II. PENCEGAHAN MASALAH

III. MACAM-MACAM FORMULASI


(Tuliskan formulasi yang Saudara ketahui dan tuliskan literaturnya)

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

IV. FORMULASI YANG DIRENCANAKAN


(Tuliskan formulasi yang akan Saudara buat)

Tuliskan fungsi, kelarutan, pH stabilitas dan cara sterilisasi dari masing-masing komponen.

Cara
Nama bahan Fungsi Kelarutan pH Stab.
Sterilisasi

(Dari cara sterilisasi tsb. Simpulkan cara sterilisasi sediaan yang Saudara buat)
CARA STERILISASI SEDIAAN : …………………………………………..

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

C. PEMBUATAN SEDIAAN
I. PERHITUNGAN BAHAN

II. CARA KERJA

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

III. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN DAN CARA STERILISASINYA


Cara
No. Nama Alat Ukuran Jumlah Suhu Waktu
Sterilisasi

IV. RANCANGAN KEMASAN DAN BROSUR

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

LEMBAR KERJA
LAPORAN KERJA HARIAN

PEMBUATAN SEDIAAN
Nama Sediaan : ……………………………………………
Hari / Tanggal : ……………………………………………
Kelompok : ……………………………………………

No. NAMA NIM Paraf


1.
2.
3.

I. PENIMBANGAN

Jumlah yg Jumlah yg
No. Nama Bahan Ditimbang oleh Diperiksa oleh
dibutuhkan ditimbang

II. PROSEDUR PENGOLAHAN


Pengawasan selama proses
No. Aktivitas Paraf
(IPC)
1. Pelarutan dan pencampuran

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

No. Aktivitas Pengawasan selama proses Paraf


(IPC)
2. Penyaringan (Klarifikasi)

3. Pengisian – sterilisasi – penutupan wadah

III. STERILISASI SEDIAAN


Metode
Spesifikasi Sediaan Jumlah Catatan waktu Paraf
sterilisasi

Tanda tangan pengawas : ……………………………………………..

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

LEMBAR KERJA

PRAKTIKUM FARMASETIKA SEDIAAN STERIL (FAF-210)

NAMA : ......................................................... NIM : ..................................


KELOMPOK : ...............................
TOPIK : UJI STERILITAS
TGL. PRAKTIKUM : ..........................................................

I. TUJUAN :

II. KOMPOSISI MEDIA DAN CARA PEMBUATAN :


(untuk jamur dan bakteri)

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

III. SEDIAAN YANG DIUJI

Nama Volume sediaan Volume sampel

IV. CARA KERJA

V. PENAFSIRAN HASIL

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

Anda mungkin juga menyukai