Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR

PERCOBAAN 1 DAN 3

PENGENALAN ALAT LABORATORIUM SERTA STERILISASI DAN


DESINFEKSI

OLEH :

Ange Cindi Angriani (1506354)

Laurensius Wilfran Nainggolan (1505339)

Muhammad Zainul Arifin (1504013)

Nadhira Auliya Shabrina (1505533)

Nita Septa Dilla (1505406)

Kelompok 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015
I. TEORI
A. Pengenalan alat laboratorium
Kegiatan ilmiah atau suatu percobaan biasanya dilakukan di
laboratorium. Laboratorium banyak digunakan untuk melakukan
penelitian ilmiah, percobaan dan sebagainya. Tentunya sebelum memulai
praktikum, kita harus mengenali alat-alat yang akan digunakan. Mengapa
kita harus mengetahuinya? Hal tersebut tentu penting agar pada saat kita
melakukan praktikum tidak akan terjadi kesalahan dalam menggunakan
alat-alat praktikum dan menggunakan alat praktikum sebagaimana
fungsinya.
Alatkimia.com (2013) menyebutkan disalah satu artikelnya
bahwa dengan semakin banyaknya orang yang membuat laboratorium,
maka kebutuhan akan alat-alat laboratorium akan semakin meningkat.
Dengan bantuan dari beberapa alat laboratorium inilah yang dapat
membantu meringankan dan mempermudah pekerjaan manusia. Alat–alat
laboratorium memiliki bentuk yang sangat unik dan khas, tentunya dengan
bentuk ini dibuat unik dan khas karena setiap alat memiliki fungsi yang
berbeda–beda.
Alat laboratorium kimia merupakan benda yang digunakan dalam
kegiatan di laboratorium kimi ayang dapat dipergunakan berulang-ulang.
Contoh alat laboratorium kimia: pembakaran spirtus, thermometer, tabung
reaksi gelas ukur, jangka sorong, dan lain sebagainya (Widhy, 2009).
Sebelum memulai praktikum di laboratorium, praktikum harus
mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang
biasa digunakan dalam laboratorium (Widhy, 2009).
Dengan diketahuinya bahan dasar dari suatu alat kita dapat
menentukan atau mempertimbangkan cara penyimpanannya. Alat yang
terbuat dari logam tentunya harus dipisahkan dari alat yang terbuat dari
gelas dan porselen (Widhy, 2009).
B. Sterilisasi dan Desinfeksi
Sterilisasi adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan
mikroorganisme termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan yang
akan digunakan saat praktikum agar tidak terjadi kontaminasi dengan
mikroorganisme yang tidak diinginkan. Yang dimaksud dengan sterilisasi
dalam mikrobiologi suatu proses untuk mematikan semua organisme yang
terdapat pada atau didalm suatu benda. Ketika pertama kalinya melakukan
pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya telah digunakan
salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun kebanyakan peralatan
dan media yang umum dipakai didalam pekerjaan mikrobiologis akan menjadi
rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif
(Hadioetomo, 1993:55).
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu
penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi).
(Hadioetomo, 1993: 55)
Sterilisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi)
Menggunakan suatu kertas saringan yang berpori sangat kecil
(sekitar 0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba akan
tertahan pada saringan tersebut.
2. Sterilisasi fisik
Dapat dilakukan dengan pemanasan atau pemijaran
menggunakan jarum inoculum/ose.
3. Sterilisasi kimiawi
Sterilisasi ini biasanya menggunakan senyawa disinfektan
seperti etanol 95%.
4. Sterilisasi Uap panas bertekanan
Sterilisasi ini biasanya menggunakan Autoklap.
5. Sterilisasi dengan Sinar UV.
Sterilisasi ini biasanya menggunakan Laminar Air Flow.
Desinfeksi adalah perusakan, penghambatan, atau penghapusan
mikroba yang dapat menyebabkan penyakit atau masalah lain misalnya seperti
pembusukan. Hal ini biasanya dicapai dengan menggunakan bahan kimia
(Sulaiman, 2015).

II. Tujuan Praktikum

Berikut adalah tujuan dari praktikum kali ini

- Untuk mengenal dan mengetahui fungsi dari tiap-tiap alat laboratorium


biologi dasar
- Untuk mengetahui cara sterilisasi dangan autoklaf, filtrasi, dan tyndalisasi,
serta mampu melakukan kerja aseptis.

III. Alat dan Bahan


A. Pengenalan alat laboratorium
- Mikroskop cahaya - Cawan petri - Jarum inoculum/ ose
- Mikroskop elektron - Pipet ukur - Pinset
- Autoklaf - Pipet tetes - Rubber Bulb
- Incubator - Tabung reaksi - pH meter universal
- Hot plate and stirrer - Labu Erlenmeyer - Tabung durham
- Laminar air flow - Mortar and pestle - Bunsen burner
- Mikro pipet - Beaker gelas - Batang pengaduk
- Sudip - Tabung ulir

B. Sterilisasi dan disinfektan


- Bunsen - Etanol 95%
- Tabung reaksi - Api, spirtus
- Cawan petri - Autoklaf
- Semprotan - Oven
- Labu Erlenmeyer - Laminar air flow
- Air

IV. Prosedur Kerja


A. Pengenalan alat laboratorium
1. Amati setiap alat laboratorim yang biasa digunakan dalam
praktikum biologi dasar
2. Gambar setiap alat dan jelaskan fungsinya
B. Sterilisasi dan desinfeksi
1. Disinfeksi meja kerja
- Di sekitar meja semprotkan etanol 95% berkali-kali, sampai
merata.
- Tangan disemprotkan dengan etanol 95%.
- Alat dan bahan diletakan di atas meja kerja.
- Semua permukaan alat disemprotkan lagi dengan etanol 95%
- Sebelum bekerja, tangan disemprot lagi dengan etanol 95%
dan diusapkan keseluruh permukaan tangan
- pembakar spirtus (Bunsen) diletakan di atas meja
2. Sterilisasi alat gelas
- alat gelas (cawan petri, tabung reaksi, Erlenmeyer, dan gelas
ukur) dicuci menggunakan sabun pencuci piring dan bilas
sampai bersih.
- Alat-alat tersebut dikering dengan cara diangin-anginkan.
- alat-alat tersebut dibungkus dengan kertas.
- Alat-alat tersebut dimasukan ke dalam oven selama 1 jam
dengan suhu 110°C.
- Alat-alat yang telah disterilisasi dikeluarkan lalu simpan di
lemari.
3. Memindahkan biakan secara aseptis dari 2 tabung.
- Bakar ujung ose hingga ujung ose memijar dan berwarna
kemerahan lalu diamkan.
- Buka tutup tabung reaksi yang berisi biakan sambil
didekatkan dengan bunsen/pembakar.
- Ambil ulasan biakan dengan posisi dekatkan mulut tabung
dengan api bunsen.
- Goreskan biakan ose ke media tabung lain.
- Tutup mulut tabung dengan cara disumbat menggunakan
kapas.
4. Memindahkan biakan dari cawan ke cawan
- Bakar ujung jarum ose hingga memijar lalu biarkan
mendingin.
- Dekatkan mulut cawan bagian tepi dengan memutarnya di
atas api.
- Buka mulut cawan dan ambil biakan dengan cara
mennempelkannya pada jarum ose.
- Ambil cawan petri yang baru lalu dekatkan kembali dengan
Bunsen.
- Panaskan mulut cawan petri yang baru dan tempelkan biakan.
- Tutup cawan, bakar ose sampai memijar, simpan ose, dan
matikan bunsen
5. Memindahkan cairan dengan pipet
- Lepaskan bungkus pipet dan dekatkan ujung pipet dengan api
Bunsen.
- Buka tutup tabung ulir dengan satu tangan dan biarkan
tutupnya ditangan itu agar tidak terjadi kontaminasi sambil
mendekatkannya dengan api Bunsen.
- Sedot cairan dengan pipet dan dekatkan mulut tabung ulir
dengan api lalu tutup tabungnya.
6. Sterilisasi dengan Autoklap
- Cuci bersih tabung Erlenmeyer
- Tutup mulut tabung Erlenmeyer dengan menggunakan
sumbatan kapas yang sudah dibuat pakem.
- Buka autoklap dan masukan tabung erlenmeyernya.
- Pastikan selang sudah masuk ke lubang dan kunci
autoklapnya dengan rapat. Antara kunci-kunci autoklap saling
bersilangan. Pastikan juga lubang uap sudah tertutup dan
autoklap menunjukan 1 atm.
- Biarkan autoklap mencapai suhu 121°C lalu tunggu hingga 30
menit sebelum dimatikan.
7. Sterilisasi dengan Laminar Air Flow
- Gunakan Blower untuk membersihkan Laminar Air Flow dari
debu.
- Semprotkan etanol 95% ke seluruh bagian Laminar Air Flow.
- Masukan alat atau bahan biakan yang akan disterilisasi.
- Tutup bagian kaca Laminar Air Flow menggunakan kain
berwarna hitam untuk mengurangi radiasi UV yang keluar.
- Nyalakan tombol sinar UV selama 15-30 menit.
- Jangan bolak-balik di depan Laminar Air Flow ketika benda
ini sedang dinyalakan.
- Matikan Lampu sinar UV.
- Tunggu ±15 menit setelah Laminar Air Flow dimatikan .
- Gunakan kembali Blower untuk memastikan kembali tidak
terjadinya kontaminasi.
- Keluarkan alat atau bahan biakan yang sudah disterilisasi.
V. Hasil Pengamatan
A. Pengenalan Alat Laboratorium
No. Nama Alat Fungsi
1 Mikroskop Cahaya Untuk melihat benda/media
yang berukuran mikroskopis
dengan pembesaran maksimum
1000x

2. Mikroskop Elektron Untuk melihat benda/medi yang


berukuran mikroskopis dengan
pembesaran 100.000x

3. Autoklaf Untuk proses sterilisasi alat dan


bahan yang digunakan dalam
mikrobiologi

4. Inkubator Untuk menumbuhkan bakteri


pada suhu tertentu

5. Hot Plate and Stirrer Untuk mengaduk larutan


dengan suhu dan kecepatan
yang bisa ditentukan.

6. Laminar Air Flow Untuk preparasi bahan-bahan


mikrobiologi agar tidak
terkontaminasi udara dari luar
dan dilengkapin dengan sinar
UV

7. Mikropipet Untuk memindahkan larutan


atau cairan yang akan
digunakan saat praktikum
dengan ketelitian yang lebih
kecil dari pipet

8. Sudip Untuk mengaduk dan


mengambil serbuk

9. Cawan petri Wadah untuk perkembangan


kultur sel, bakteri, serta virus

10. Pipet ukur Untuk memindahkan cairan


atau larutan dengan volume
tertentu sesuai dengan ukuran
volume pipet

11. Pipet tetes Untuk memindahkan cairan


atau larutan.
12. Tabung reaksi Untuk meraksikan bahan kimia

13. Labu Erlenmeyer - Untuk mengukur dan


mencampur bahan analisa
- Untuk menampung larutan,
bahan padat, ataupun cairan
- Sebagai tempat kultivasi
mikroba
- Tempat untuk melakukan
titrasi
14. Beaker glass Untuk mengukur dan
mencampur bahan-bahan yang
akan dianalisa

15. Tabung ulir Meliki fungsi yang sama


dengan tabung reaksi hanya saja
memiliki tutup

16. Jarum ose Untuk memindahkan biakan


17. Pinset Untuk memindahkan
objek/benda padat

18. Rubber bulb Untuk menyedot larutan yang


dapat dipasang pada pangkal
piper ukur. Karet sebagai bahan
filler merupakan karet yang
resisten bahan kimia. Memiliki
3 saluran yang masing-masing
salurannya memiliki katup
(A,S,E)
19. PH meter Universal Untuk mengukur pH suatu
larutan

20. Tabung durham Untuk menampung hasil


fermentasi mikroorganisme
berupa gas

21. Bunsen Untuk melakukan sterilisasi


menggunakan jarum ose dan
memanaskan larutan

22. Batang pengaduk Untuk mengaduk larutan

23. Mortar and pestle Untuk mengaduk larutan


campuran atau larutan murni
serta menumbuk padatan
menjadi serbuk

24. Gelas ukur Untuk mengukur suatu larutan


denga volume tertentu

B. Sterilisasi dan disinfektan


1. Sterilisasi dengan pemijaran
Biakan mikroorganisme dari cawan satu akan berpindah ke cawan
lain dengan perantara jarum ose.
2. Sterilisasi dengan panas kering
Alat-alat laboratorium (cawan petri dan pipet volumetric) yang
sudah dibungkus kertas lalu dimasukan ke dalam oven dengan
suhu 105°C selama 1 jam. Diharapkan alat yang telah disterilisasi
sudah terbebas dari debu dan mikroba yang tidak kita inginkan.
3. Sterilisasi dengan uap panas bertekanan
Tabung Erlenmeyer yang sudah ditutup menggunakan kapas dan
alumunium foil berisi biakan disterilisasi di autoklap dengan suhu
121°C selama 15-30 menit. Pemasangan autoklap harus benar,
selang harus masuk ke dalam lubang yang benar. Klep-klep
autoklap pun harus saling bersilangan dan dikunci dengan kuat.
Katup udara pun harus dipastikan telah tertutup. Hal itu dilakukan
agar tidak terjadi kesalahan seperti kurangnya tekanan di dalam
autoklap. Setelah sterilisasi ini diharapkan debu dan mikroba yang
tidak tidak kita inginkan sudah mati.
4. Sterilisasi dengan sinar UV
Sebelum menggunakan laminar air flow gunakan blower untuk
menghilangkan debu yang ada di dalam laminar air flow. Setelah
itu masukan benda yang akan disterilisasi ke dalam laminar air
flow. Sebelum mengaktifkan sinar UV di laminar air flow
permukaan kaca harus ditutup dengan tirai berwarna hitam. Hal ini
dilakukan supaya radiasi dari sinar UV tidak terpapar keluar
karena sinar UV dapat menyebabkan kanker. Nyalakan sinar UV
laminar air flow setelah matikan laminar air flow dan diamkan
beberapa menit agar efek sinar UV tidak terkena pada kita.

5. Sterilisasi kimiawi
Etanol 95% diseprotkan di sekitar meja kerja yang akan digunakan
untuk praktikum agar selama praktikum tidak terjadi kontaminasi
dengan mikroorganisme yang tidak kita inginkan.
VI. Pembahasan
A. Pembahasan Alat Praktikum
1. Pembahasan oleh Ange

Pada praktikum “Pengenalan Alat Laboratorium” yang


dilaksanakan pada Hari Selasa, 15 september 2015 mahasiswa
dikenalkan dengan nama dan fungsi dari alat-alat yang ada di
laboratorium yang terdiri dari alat-alat elektrik, alat-alat gelas dan
keramik, alat-alat non gelas. Berikut nama dan fungsi alat-alat
tersebut:
alat-alat elektrik:
1. Mikroskop cahaya, berfungsi untuk melihat objek
berukuranmikroskopis dengan pembesaran maksimal 100 kali.
2. Mikroskop elektrik, berfungsi untuk melihat objek berukuran
mikroskopis dengan pembesaran maksimal 100.000 kali.
3. Autoclave, berfungsi untuk mensterilkan berbagai macam alat dan
bahan yang digunakan dalam mikrobiologi.
4. Incubator, berfungsi untuk menumbuhkan bakteri disuhu tertentu.
5. Hot plate dan stirrer, berfungsi untuk mengaduk larutan dalam
suhu dan kecepatan motor yang dapat ditentukan.
6. Laminar air flow, berfungsi untuk preparasi bahan-bahan
mikrobiologi agar tidak terkontaminasi dan dapat mematikan
bakteri dengan sinar uv.
7. Mikropipet, berfungsi untuk memindahkan larutan bervolume
kecil.
8. Sudip, berfungsi untuk mengambil bahan dan sebagai pengaduk.
alat-alat gelas dan keramik:
1. Cawan petri, berfungsi untuk wadah perkembangan kultur sel,
bakteri, virus yang akan diteliti.
2. Pipet ukur, berfungsi untuk memindahkan larutan dalam jumlah
tertentu.
3. Pipet tetes, berfungsi untuk memindahkan larutan yang dipakai
dalam praktikum.
4. Tabung reaksi, berfungsi untuk mereaksikan bahan kimia dalam
laboratorium.
5. Labu erlenmeyer, berfungsi untuk pengamatan dalam laboratorium.
6. Mortar dan pestle, berfungsi untuk menumbuk bahan menjadi
lebih halus.
7. Beaker glass, berfungsi untuk menampung larutan.
8. Tabung ulir, berfungsi untuk mereaksikan bahan kimia dalam
laboratorium dengan kelebihan memiliki tutup.
alat-alat non gelas:
1. Jarum ose, berfungsi untuk memindahkan biakan untuk
ditanam/ditumbuhkan ke media baru. (Karolina, 2013)
2. Pinset, berfungsi untuk menjepit benda kecil atau pun yang sangat
lembek (lembut). (Karolina,2013)
3. Rubber bulb, berfungsi untuk menyedot larutan yang dapat
dipasang pada pangkal pipt ukur. (Karolina, 2013)
4. pH meter universal, berfungsi untuk menentukan pH suatu larutan.
5. Tabung durham, berfungsi untuk menampung hasil fermentasi
mikroorganisme berupa gas.
6. Gelas ukur, berfungsi untuk mengukur larutan dalam jumlah
tertentu.
7. Bunsen burner, berfungsi untuk pembakaran.
8. Batang pengaduk, berfungsi untuk mengaduk campuran bahan
larutan.
2. Pembahasan oleh Laurensius
Praktikum biologi dasar yang pertama kali dilaksanakan
yakni mengenai pengenalan alat-alat yang ada di laboratorium, dan
pengenalan fungsi-fungsinya. Alat laboratorium dibagi menjadi 3
kelompok, kelompok yang termasuk alat-alat elektrik antara lain;
mikroskop cahaya , mikroskop elektrik autoklaf, incubator, hot
plate dan stirrer, Laminar Air Flow, mikropipet. Kelompok alat-
alat gelas dan keramik antara lain; cawan petri, ipet ukur, pipet
tetes, tabung reaksi, labu Erlenmeyer, mortar dan pestle, beaker
glass, tabung ulir. Kelompok alat-alat non gelas antara lain; jarum
inokulum/ ose, pinset, rubber bulb, pH meter universal, tabung
durham, gelas ukur, bunsen burner, batang pengaduk. Fungsi alat-
alat laboratorium biologi dasar, mikroskop untuk melihat benda-
benda berukuran sangat kecil, autoklaf sebagai alat sterilisasi ,
inkubator untuk mengembangbiakan bakteri dengan suhu tertentu,
hot plate dan strirrer untuk mengaduk otomatis dengan suhu
tertentu, laminar air flow untuk sterilisasi, mikropipet untuk
memindahkan atau mengambil cairan dengan volume atau jumlah
yg sedikit, sudip atau spatula, cawan petri untuk menyimpan atau
mengembangbiakan mikroorganisme atau bakteri, pipet ukur untuk
memindahkan cairan atau zat tertentu, tabung reaksi, untuk
mereaksikan larutan, tabung Erlenmeyer untuk mencampurkan
atau mereaksikan campuran atau larutan atau zat tertentu, mortar
dan pestle untuk menumbuk atau mengekstrak, beaker glass
tempat untuk suatu zat atau larutan atau cairan, tabung ulir sama
seperti tabung reaksi hanya saja memiliki tutup, jarum ose untuk
memindahkan mikroorganisme atau bakteri , pinset untuk
mengambil suatu benda, rubber bulb untuk mengambil cairan atau
larutan, pH meter untuk mengukur ph , tabung durham sebagai
tempat mereaksikan larutan namun dengan skala yang lebih kecil,
gelas ukur sebagai pacuan untuk mengukur volume suatu zat atau
larutan, Bunsen burner untuk pembakaran atau sebagai sterilisasi
pemijaran, batang pengaduk untuk mengaduk.

3. Pembahasan oleh Muhammad Zainul


4. Pembahasan oleh Nadhira
Sebelum memulai praktikum kita harus mengetahui dan
mengenal apa saja alat yang akan digunakan selama praktikum.
Mengapa kita harus mengetahui alat apa saja yang harus akan kita
gunakan selama praktikum? Hal pertama tentu karena alat-alat
laboratorium memiliki bentuk bentuk yang unik dan fungsi yang
berbeda. Alat laboratorium tentu diciptakan unik dengan maksud
tertentu untuk mendukung fungsinya. Selain itu jika kita
mengetahui fungsi alat-alat tersebut kita tidak akan memakainya
secara sembarangan dan tidak sesuai dengan fungsinya. Kita pun
diharapkan untuk berhati-hati dalam menggunakan alat-alat
laboratorium karena banyak alat yang terbuat dari bahan kaca
(seperti Tabung reksi, gelas ukur dan sebagainya) dan ada pula
yang dapat membahayakan keselamatan kita jika kita tidak tahu
cara memakainya dengan benar (contohnya seperti Laminar Air
Flow dan Autoklap). Selain itu, harga dari alat-alat laboratorium
relatif mahal sehingga kita harus sangat berhati-hati dalam
menggunakannya agar alat tersebut tidak rusak dan kita harus
mengganti barang yang rusak tersebut. Alat laboratorium pun
dibagi menjadi 3 kelompok yaitu,
- kelompok yang termasuk alat-alat elektrik antara lain;
mikroskop cahaya , mikroskop elektrik autoklaf, incubator, hot
plate dan stirrer, Laminar Air Flow, mikropipet.
- Kelompok alat-alat yang terbuat dari kaca atau keramik antara
lain; cawan petri, ipet ukur, pipet tetes, tabung reaksi, labu
Erlenmeyer, mortar dan pestle, beaker glass, tabung ulir, gelas
ukur.
- Kelompok alat-alat non gelas antara lain; jarum inokulum/ ose,
pinset, rubber bulb, pH meter universal, tabung durham,
bunsen burner, batang pengaduk.

5. Pembahasan oleh Nita

Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus


mengetahui dan mengenal apa-apa saja yang ada di dalam
laboraturium. Karena, mengetahui dan mengenal alat-alat
laboraturium adalah kunci utama untuk melakukan berbagai
kegiatan penelitian dan praktikum. Alat-alat laboraturium
dikelompokkan ke dalam tiga macam, pertama, alat-alat elektrik,
seperti: mikroskop cahaya, mikroskop elektrik, autoklaf, incubator,
hot plate dan stirrer, laminar air flow, mikropipet, sudip. Kedua,
alat-alat gelas dan keramik, seperti: cawan petri, pipet ukur, pipet
tetes, tabung reaksi, labu Erlenmeyer, mortar dan pestle, beaker
glass dan tabung ulir. Ketiga, alat-alat non glass, seperti: jarum ose,
pinset, rubber bulb, pH meter universal, tabung durham, gelas ukur,
bunsen burner dan batang pengaduk. Masing-masing alat memiliki
fungsi dan manfaat tersendiri pula. Dan dalam penjagaan alat-alat
laboraturium, haruslah memperhatikan ke hati-hatian ketika
menggunakannya, tidak sembarangan dan tidak mempergunakan
secara asal karena alat-alat laboraturium terbilang mahal.

B. Pembahasan Sterilisasi dan Disinfektan


1. Pembahasan oleh Ange
Sterilisasi adalah proses pembebasan suatu benda dari debu,
spora, dan mikroorganisme yang dapat merusak hasil penelitian
yang kita lakukan. Disinfektan adalah pembebasan dari
mikroorganisme yang bersifat merusak seperti pembusukan.
Sterilisasi bisa menggunakan berbagai cara yaitu,
1. Sterilisasi menggunakan saringan yang berpori
sangat kecil, sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut.
2. Sterilisasi pemijaran menggunakan jarum ose yang
dibakar di Bunsen hingha memijar\
3. Sterilisasi panas kering menggunakan oven dengan
suhu kira-kira 60-180 oC.
4. Sterilisasi uap air panas dan uap air panas
bertekanan menggunakan autoklaf dengan suhu
121oC selama 15-30 menit.
5. Sterilisasi dengan pemaparan sinar UV
menggunakan laminar air flow, sebelum digunakan,
laminar air flow terlebih dahulu disterlisasikan pula
menggunakan blower, lalu ditutup dengan kain
hitam untuk mengurangi radiasi yang keluar dari
laminar air flow.
6. Sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa
desinfektan etanol 95%, dengan disemprotkan ke
daerah yang ingin di sterilisasikan.

2. Pembahasan oleh Laurensius


Praktek kali ini membahas mengenai sterilisasi, arti dari
sterilisasi itu sendiri yaitu proses atau kegiatan membebaskan
suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Arti lain
dari sterilisasi yang saya dapat dari Wikipedia sterilisasi adalah
pemusnahan atau eliminasi semua mikroorganisme termasuk spora
bakteri yang sangat resisten. Sterilisasi yang dikenalkan ada tiga
cara sterilisasi yakni secara mekanik, fisik, kimiawi. Sterilisasi
mekanik dengan cara filtrasi menggunakan alat penyaring dengan
lubang-lubang atau yang berpori sangat kecil. Sterilisasi fisik,
dibagi menjadi dua yakni pemanasan dan penyinaran. Pemanasan
dibagi lagi menjadi empat yakni panas kering, pemijaran, uap air
panas, uap air panas bertenakan. Pemijaran atau pemanasan
dengan api langsung dilakukan dengan membakar alat secara
langsung contoh alatnya yakni jarum ose atau inokulum, jarum ose
itu sendiri di sterilisasi untuk digunakan sebagai alat memindahkan
mikroorganisme atau bakteri yang akan dibiakan atau di teliti.
Pemanasan panas kering, yaitu pemanasan yang dilakukan dengan
menggunakan oven, dengan suhu kira-kira 60-180oC. Alat yang
disterilisasi antara lain tabung Erlenmeyer, tabung reaksi, pipet
volumetric dll. Langkah pemanasan panas kering sebelum
memasukan alat-alat yang akan di sterilisasikan, alat alat tersebut
harus di lapisi atau di tutup seluruh permukaannya dengan kertas
atau alumunium foil terlebih dahulu, hal tersebut dilakukan guna
mencegah terkontaminasi kembali dengan udara sekitar.
Pemanasan dengan uap air panas, konsep ini lebih mirip dengan
mengkukus, alat yang di sterilisasi yaitu bahan yang mengandung
air. Pemanasan dengan uap air panas bertenakan, cara ini
digunakan menggunakan autoklaf, alat atau bahan yang
disterilisasi di panaskan dengan suhu 121oC selama 15-30 menit,
dengan catatan 15-30 menit mulai dihitung ketika suhu sudah
menunjukan 121oC dengan tekanan 1 atm. Sterilisasi dengan
penyinaran, penyinaran dengan UV atau Sinar Ultra Violet
digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh
mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet
dengan disinari lampu UV. Alat yang akan di sterilisasi di
keringkan dengan blower terlebih dahulu, setelah itu sebelum
melakukan penyinaran laminar air flow harus ditutup dengan tirai
gelap atau tirai hitam. Terakhir sterilisasi kimiawi, sterilisasi
menggunakan etanol 95%, dengan menyemprotkan etanol 95% ke
permukaan meja, tempat kita akan melangsungkan kegiatan
praktikum.
3. Pembahasan oleh Muhammad Zainul

4. Pembahasan oleh Nadhira


Sterilisasi dan disinfektan perlu kita lakukan sebelum
memulai praktikum di laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi
dengan debu atau mikroorganisme yang tidak kita inginkan. Tentu
kita tidak ingin jika penelitian kita terkontaminasi oleh benda atau
makhluk yang tidak diinginkan karena dapat membuat penelitian
yang kita lakukan datanya menjadi tidak valid bahkan gagal.
Sterilisasi bisa menggunakan berbagai cara yaitu,
a. Sterilisasi mekanik (menggunakan filtrasi atau penyaringan)
dengan kertas penyaring yang pori-porinya berukuran ±
sekitar 0.22 mikron atau 0.45 mikron sehigga mikroba dapat
tersaring dan tidak terjadi kontaminasi.
b. Sterilisasi fisik biasanya menggunakan teknik pemijaran
dengan jarum ose. Pertama-tama jarum dipanaskan di
Bunsen sampai jarumnya menijar. Setelah itu masukan
jarum ose kedalam tabung reaksi berisi biakan yang akan
dipindahkan lalu pindahkan ke tabung yang baru.
c. Sterilisasi kimiawi biasanya menggunakan etanol 95%.
Caranya adalah menyemprotkan etanol ini di wilayah yang
ingin disterilkan.
d. Sterilisasi uap panas bertekanan menggunakan autoklap.
e. Sterilisasi dengan sinar UV menggunakan Laminar Air
Flow.
5. Pembahasan oleh Nita
Sterilisasi adalah proses atau kegiatan membebaskan
suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu, secara
mekanik, fisik dan kimiawi.

7. Sterilisasi secara mekanik menggunakan suatu


saringan yang berpori sangat kecil, sehingga
mikroba tertahan pada saringan tersebut.
8. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan
pemanasan dan penyinaran.
a. Pemanasan
-Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat
pada api langsung menggunakan jarum ose.
-Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-
180 oC.
-Uap air panas dan uap air panas bertekanan
menggunakan autoklaf dengan suhu 121oC selama
15-30 menit.
b. Penyinaran dengan UV
Menggunakan laminar air flow, sebelum digunakan,
laminar air flow terlebih dahulu disterlisasikan pula
menggunakan blower, lalu ditutup dengan kain
hitam.
3. Sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa
desinfektan etanol 95%, dengan disemprotkan ke
daerah yang ingin di sterilisasikan.

VII. Kesimpulan
A. Pengenalan Alat Praktikum
1. Kesimpulan dari Ange
Mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium sangat
penting bagi mahasiswa, bukan itu saja mahasiswa juga harus
mengetahui cara menggunakan dan cara perawatan alat tersebut
terlebih jika mata kuliah yang diambil tidak lepas dari kegiatan di
laboratorium agar tidak terjadi kesalahan saat praktikum dan alat-
alat yang digunakan bisa tahan lama dan tidak mudah rusak.
2. Kesimpulan dari Laurensius
Suatu laboratorium tidak akan bisa disebut laboratorium
tanpa peralatan-peralatan laboratorium khusus sebagai penunjang
kegiatan penelitian, seorang penelitipun tidak dapat melaksanakan
penelitian dengan baik tanpa mengetahui fungsi-fungsi atau cara
kerja alat-alat ada di laboratorium. Pada praktikum kali ini kita
dikenalkan mengenai beberapa alat-alat laboratorium biolodi dasar
beserta fungsi-fungsinya , dengan mengetahui setidaknya beberapa
alat-alat laboratorium dan fungsinya, diharapkan praktikum
selanjutnya kita dapat menggunakan alat-alat laboratorium sesuai
dengan fungsinya dan menggunakannya dengan bijaksana.

3. Kesimpulan dari Muhammad Zainul

4. Kesimpulan dari Nadhira


Pengetahuan akan alat-alat laboratorium sangat penting
untuk kita ketahui selain dapat membuat kita tahu bagaimana cara
menggunakan alat laboratorium denga benar. Pengetahuan ini juga
membuat kita berhati-hati agar tidak sembarangan ketika sedang
memakai alat laboratorium karena jika kita tidak berhati-hati bisa
saja kita celaka karena ketidaktahuan kita tersebut.

5. Kesimpulan dari Nita


Berdasarkan penelitian yang kami lakukan dapat
disimpulkan bahwa alat-alat yang ada di laboratorium memiliki
fungsi yang berbeda-beda dan dapat digunakan sebagaimana
fungsinya, ketika menggunakannya kita harus lebih berhati-hati
untuk menjaga keutuhan dan kebersihan alat-alat tersebut.
B. Sterilisasi dan Disinfektan
1. Kesimpulan dari Ange
Sterilisasi adalah proses membebaskan media atau bahan dari
suatu mikroorganisme yang tidak kita inginkan keberadaannya.
Sterilisasi perlu dilakukan sebelum memulai praktikum untuk
menjamin tidak adanya kontaminasi dari mikroorganisme lain.
2. Kesimpulan dari Laurensius
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu
bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan atau pemusnahan
atau eliminasi semua mikroorganisme termasuk spora bakteri yang
sangat resisten. Ada tiga cara sterilisasi yaitu secara mekanik, fisik,
kimiawi. Mekanik contohnya filtrasi, fisik dibagi menjadi dua yakni
pemanasan dan penyinaran. Pemanasan dibagi 4 lagi, ada pemijaran,
panas kering, uap air panas, uap air panas bertekanan. Penyinaran,
menggunakan sinar UV. Cara terakhir sterilisasi kimiawi,
menggunakan cairan desinfektan contohnya etanol 95%.

3. Kesimpulan dari Muhammad Zainul


Sterilisasi adalah proses membebaskan media atau bahan dari
suatu mikroorganisme yang tidak kita inginkan keberadaannya.
4. Kesimpulan dari Nadhira
Sterilisasi dan desinfektan adalah hal perlu dilakukan
sebelum memulai praktikum. Ketika kita melakukan sebuah
penelitian atau praktikum tentu kita ingin mendapat hasil yang
akurat. Tanpa proses sterilisasi data yang kita dapat akan menjadi
tidak akurat karena adanya kontam dengan mikroorganisme yang
tidak kita harapkan. Ada beberapa cara melakukan sterilisasi yaitu,
pemijaran, panas kering, uap air panas bertekanan, kimiawi dan
penyinaran denga sinar UV.
5. Kesimpulan dari Nita
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan dapat disimpulkan
bahwa untuk mensteriliasasi suatu alat ada beberapa cara yaitu,
pemijaran, panas kering, uap air panas, uap air panas bertekanan,
penyinaran dengan sinar UV, dan secara kimiawi (menggunakan
etanol 95%).
Daftar Pustaka

Anonim. 2013. [online]. Diakses dari http://alatkimia.com/alat-alat-laboratorium-dan-


fungsinya/

Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia: Jakarta.

Levinson, W. 2008. Review of Medical Microbiology & Imunology, Tenth Edition.


[online] Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Sterilisasi_(mikrobiologi)

Sulaiman, Achmad. 2015. [online]. Diakses dari


http://www.academia.edu/5485885/Sterilisasi_dan_Desinfeksi_yang_Umum_
Dilakukan_di_Lab_Mikrobiologi

Widhy, Purwanti. 2009. “Alat dan Bahan dalam Laboratorium IPA”

nitaseptadilla@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai