Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH JURNAL KESEHATAN TENTANG

KONSEP ISTIRAHAT TIDUR

DISUSUN OLEH
Gali Raka Siwi (180203119)
Hanif Afdan Rizani (180203120)
Haryanti (180203121)
Hayyud Dinal Haqi (180203122)
Indarti (180203123)
Isnaini Khasanah (180203124)
Lutfiani Barkah Priyati (180203125)
Muhammad Galang Pratama (180203126)
Muhammad Luthfi Nuruzzaman (180203127)
Ngabdul Kodir (180203128)
Shintya Kusumawati (180203135)
DEFINISI

 Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar
dimana seseorang masih dapat dibangunkan dengan
pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya
(Guyton & Hall, 2009).
 Kualitas tidur mencakup aspek kuantitatif dari tidur, seperti
durasi tidur, letensi tidur serta aspek subjektif dari tidur.
Kualitas tidur adalah kemampaun setiap orang untuk
mempertahankan keadaan tidur dan untuk mendapatkan tahap
tidur REM dan NREM yang pantas untuk dicapai (Khasanah,
2012).
TAHAPAN TIDUR

Tidur REM
 Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur
paradoksial. Hal tersebut berarti tidur REM ini sifatnya
nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola
matanya bersifat sangat aktif. Tidur REM ditandai dengan
mimpi, otot – otot kendur, tekanan darah bertambah,
garakan mata cepat (mata cenderung bergerak bolak –
balik), sekresi lambung meningkat, ereksi penis pada laki
– laki, gerakan otot tidak teratur, kecepatan jantung dan
pernapasan tidak teratur sering lebih cepat, serta suhu dan
metabolisme meningkat
Lanjutan...

 Tidur NREM
 Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam.
Pada tidur NREM gelombang otak lebih lambat
dibandingkan pada orang yang sabar atau tidak tidur.
Tanda – tanda tidur NREM antara lain : mimpi berkurang,
keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan
pernapasan turun, metabolisme turun, dan gerakan bola
mata lambat.
Tidur NREM memiliki empat tahap yang
masing – masing tahap ditandai dengan pola
perubahan aktivitas gelombang otak.

Tahap I
 Tahap I merupakan tahap transisi dimana seseorang
beralih dari sadar menjadi tidur. Pada tahap I ini ditandai
dengan seseorang merasa kabur dan rileks, seluruh otot
menjadi lemas, kelopak mata menutup mata, kedua bola
mata bergerak ke kiri dan ke kanan, kecepatan jantung dan
pernapasan menurun secara jelas, pada EEG terlihat terjadi
penurunan voltasi gelombang – gelombang alfa. Seseorang
yang tidur pada tahap I ini dapat dibangunkan dengan
mudah.

Tahap II
 Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus
menurun. Tahap II ini ditandai dengan kedua bola mata
berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, tonus otot
berlahan – lahan berkurang, serta kecepatan jantung dan
pernapasan turun dengan jelas. Pada EEG timbul
gelombang beta yang berfrekuensi 14 – 18 siklus/detik.
Gelombang – gelombang ini disebut dengan gelombang
tidur. Tahap II berlangsung sekitar 10 – 15 menit.
 Tahap III

 Pada tahap ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot
lenyap secara menyeluruh. Kecepatan jantung, pernapasan,
dan proses tubuh berlanjut mengalami penurunan akibat
dominasi sistem saraf parasimpatis. Pada EEG
memperlihatkan perubahan gelombang beta menjadi 1 – 2
siklus/detik. Seseorang yang tidur pada tahap III ini sulit untuk
dibangunkan.

 Tahap IV
 Tahap IV merupakan tahap tidur dimana seseorang berada
dalam keadaan rileks, jarang bergerak karena keadaan fisik
yang sudah lemah lunglai dan sulit dibangunkan. Pada
EEG tampak hanya terlihat gelombang delta yang lambat
dengan frekuensi 1 – 2 siklus/detik. Denyut jantung dan
pernapasan menurun sekitar 20 – 30%. Pada tahap ini
dapat terjadi mimpi. Selain itu, tahap IV ini dapat
memulihkan keadaan tubuh.
GANGGUAN POLA TIDUE

 Insomnia
 Somnambulisme
 Enuresis
 Narkolepsi
 Night Teror
 Mendekur
DURASI TIDUR DIGOLONGKAN
MENURUT USIA

 Bayi baru lahir (0-3 bulan): durasi tidur diperkecil
menjadi 14-17 jam per hari.Sebelumnya 12-18 jam.
 Bayi usia 4-11 bulan: durasi tidur ditambah menjadi 12-
15 jam. Sebelumnya 14-15 jam.
 Balita (1-2 tahun) : durasi tidur ditambah menjadi 11-14
jam sebelumnya 12-14 jam.
 Balita 3-5 tahun: durasi tidur dipersempit menjadi 11-13
jam. Sebelumnya berjumlah 11-13 jam.
 Anak-anak usia 6-13 tahun: durasi tidur menjadi 9-11
jam. Sebelumnya 10-11 jam.
Lanjutan...

 Remaja usia 14-17 tahun: durasi tidur mereka ditambah
satu jam sehingga menjadi 8-10 jam per hari.
Sebelumnya hanya 8,5-9,5 jam.
 Orang menuju dewasa (18-25 tahun): kategori ini
merupakan kategori baru. Durasi tidurnya 7-9 jam per
harinya.
 Orang dewasa (26-64 tahun): durasi tidur tetap, yakni 7-9
jam.
 Orang lanjut usia (65 tahun ke atas): kategori baru.
Durasi tidur 7-8 jam per hari.
Faktor Penyulit Tidur

Secara umum faktor-faktor kesulitan tidur menurut Rafknowledge
dalam Agnes Wahyu (2014):
 Stres atau kecemasan. Saat didera kegelisahan yang dalam,
biasanya karena memikirkan permasalahanyang sedang
dihadapi.
 Depresi. Selain menyebabkan insomnia, depresi juga
menimbulkan keinginan untuk tidurterus sepanjang waktu
karena ingin melepaskan diri dan masalah yang dihadapi.
 Kelainan-kelainan kronis. diabetes, sakit ginjal, artritis, atau
penyakit yang mendadak seringkali menyebabkan kesulitan
tidur.
Faktor Penyulit Tidur

 Efek samping pengobatan pengobatan untuk suatu penyakit
juga dapat menjadi penyebab menyulitkan untuk tidur
 Pola makan yang buruk, mengkonsumsi makanan berat saat
sebelum tidur bisa
 Kafein, nikotin, dan alkohol.
 Kurang berolahraga. Juga bisa menjadi faktor sulit tidur yang
signifikan.
 Usia lanjut
 Wanita hamil
 Riwayat depresi
Penatalaksanaan

 Disiplin waktu
 Olahraga secara teratur
 Perhatikan kondisi ruang tidur
 Tidak makan sebelum tidur
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai