Kelompok 1 (Glukoma)
Kelompok 1 (Glukoma)
TENTANG
“ ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIANGNOSA MEDIS
GLAUKOMA”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
2. Glaukoma Sekunder
Glaukoma sekunder ialah suatu jenis glaukoma yang timbul sebagai penyulit penyakit
intraokular.Beberapa kelainanglaukoma sekunder diantaranya :
a. Glaukoma Sekunder Karena Kelainan Lensa Mata
b. Glaukoma Sekunder Karena Kelainan Uvea
c. Glaukoma Sekunder Karena Trauma atau Pembedahan
d. Glaukoma Karena Rubeosis Iris
e. Glaukoma Karena Kortokosteroid
3. Glaukoma Kongestif
Glaukoma kongenital primer atau glaukoma infantil. Penyebabnya adalah suatu membran yang
menutupi jaringan trabekulum sehingga menghambat penyaluran keluar akuos humor. Ini
dapat timbul pada saat dilahirkan sampai umur 3 tahun. Tanda yang paling dini adalah
lakrimasi dan fotofobia. Kornea agak suram, karena tekanan bola mata tinggi, bola mata
terenggang, terutama kornea. Akibatnya kornea membesar sehingga disebut Buftalmos atau
“mata sapi”, karena kelainan ini relatif jarang ditemukan, sering kesuraman kornea dianggap
keratitis. Kornea yang suram setelah lahir juga dapat disebabkan trauma forsep.
Pengobatannya yaitu dengan pembedahan, goniotomi. Pembedahan ini membuka membran
yang berada di depan jaringan trabekulum.
4. Glaukoma Absolut
Glaukoma absolut merupakan stadium terakhir semua jenis glaukoma disertai kebutuhan total.
ETIOLOGI GLAUKOMA
Penyebabnya tergantung dari klasifikasi glaukoma itu
sendiri tetapi pada umumnya disebabkan karena aliran
aqueous humor terhambat yang bisa meningkatkan
tekanan intra okuler. Faktor-faktor resiko dari glaukoma
adalah:
1. Tekanan Intra Okuli
2. Umur
3. Riwayat Keluarga
PATOFISIOLOGI GLAUKOMA
3. Glaukoma Kongenitalis
Glaukoma kongenitalis sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat
gangguan perkembangan saluran humor aqueus.Glaukoma seringkali
diturunkan.
4. Glaukoma Sekunder
Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat :
a. Infeksi
b. Tumor
c. Katarak yang meluas
Penyakit mata yang mempengaruhi pengaliran humor aqueus dari
bilik anterior.
Penyebab paling sering ditemukan adalah uveitis.Penyebab lainnya
adalah penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata, pembedahan
mata dan pendarahan kedalam mata.Beberapa obat (misalnya
kortikosteroid) juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan
intraokuler(Sidarta Ilyas, 2009).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Tonometri
2. Gonioskopi
3. Penilaian Diskus Optikus
4. Pemeriksaan Lapang Pandang
5. Biomikroskopi
6. Oftalmoskopi
7. OCT (Optikal Coherent Tomography).
8. Perimetri.
PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan glaukoma adalah menurunkan TIO ke tingkat yang
konsisten dengan mempertahankan penglihatan. Penatalaksanaan bisa berbeda
bergantung pada klasifikasi penyakit dan responnya terhadap terapi. Terapi obat,
pembedahan laser, pembedahan konvensional dapat dipergunakan untuk mengontrol
kerusakan progresif yang diakibatkan oleh glaukoma.
1. Implikasi Medis
a. Farmakoterapi
b. Bedah Laser untuk Glaukoma
c. Bedah Konvensional
d. Trabekulektomi(prosedur filtrasi)
e. Prosedur seton
f. Iridektomi dan Iridotomi Perifer
g. Trabekuloplasti Laser
h. Bedah Drainase Glaukoma
i. Tindakan Siklodestruktif
Lanjutannya.......
2. Implikasi Keperawatan
Pasien mungkin memerlukan rawat inap singkat setelah pembedahan.
Ambulasi progresif diperkenankan, bergantung usia dan kondisi fisik
pasien. Gerakan dan aktivitas berat yang dapat mengakibatkan pasien
mengalami keadaan yang serupa dangan manuver Valsalva (dengan akibat
peningkatan TIO), seperti mengejan, mengangkat beban, dan membungkuk,
dihindari sampai 1 minggu.Pasien tidak di perbolehkan mengendarai
kendaraan selama 1 minggu. Mata di balut selama 24 jam atau lebih lama
bila diperlukan, dan mata tidak boleh kemasukan air.
Tetes mata antibiotika spektrum luas dapat diberikan selama 4 sampai 5
hari, dan kortikosteroid topikal diberikan selama beberapa minggu untuk
mengurangi inflamasi dan jaringan parut. Kadang-kadang dapat diberikan
bahan anti fibrinolitik atau anti-inflamasi yang lebih kuat, seperti 5-
fluorourasil (5-FU) dan kortikosteroid oral. Karena aspirin dapat
mengakibatkan perdarahan, pemakaiannya merupakan kontraindikasi, dan
nyeri biasanya diatasi dengan asetaminofen. Membaca dapat menyebabkan
gerakan mata cepat-mendadak; maka sebaiknya dilarang sampai
diperbolehkan oleh dokter (Natina, 2001).
Lanjutannya......
1. Glaukoma kronis
2. Sinekia anterior
3. Katarak
4. Kerusakan saraf optikus
5. Kebutaan
Terimakasih.....