Anda di halaman 1dari 11

Created by:

brugruera krisna dwi pratama


Hakekat kemerdekaan
mengeluarkan pendapat
a. Kemerdekaan menyampaikan pendapat adalah hak
setiap warga negara untuk menyampaikan pikiran
dengan lisan dan tulisan, serta sikap-sikap lain secara
bebas dan bertanggung jawab sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Pada hakekatnya
kemerdekaan mengeluarkan pendapat sebagai
perwujudan hak dan tanggung jawab berdemokrasi
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
b. Kemerdekaan mengeluarkan pendapat sangat
penting bagi kehidupan demokrasi karena akan
membawa dampak positif antara lain :
· Kepekaan masyarakat menjadi meningkat dalam
menyikap berbagai permasalahan sosial yang timbul
dalam kehidupan sehari-hari
· Membiasakan masyarakat untuk berfikir kritis dan
reponsip
· Merasa ikut memiliki dan ikut bertanggung jawab
atas kemajuan bangsa dan negara
· Meningkatkan demokrasi dalam kehidupan sehari-
hari
c. Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum
dilaksanakan harus berasaskan
Ø asas keseimbangan antara hak dan kewajiban artinya
harus terjadi keseimbangan antara hak dan kewajiban
jangan sampai hanya menuntut haknya saja tetapi tidak
bersedia melaksanakan kewajiban
Ø asas musyawarah dan mufakat artinya segala sesuatu
diusahakan melalui musyawarah mufakat dilandasi
semangat kekeluargaan
Ø asas kepastian hukum dan keadilan artinya harus sesuai
hukum yang berlaku dan menimbulkan kesejahteraan tidak
memihak dan tidak menyengsarakan pihak lain
Ø asas proporsionalitas yaitu asas yang meletakan segala
kegiatan sesuai dengan konteks atau tujuan kegiatan
tersebut, baik yang dilakukan oleh warga negara, institusi
maupun aparatur pemerintah, yang dilandasi oleh etika
individual, etika sosial maupun etika internasional
Landasan Hukum Tentang Kemerdekaan Mengeluarkan Pendapat
Landasan-landasan hukum tersebut antara lain :
1. Pasal 28 UUD 1945 yang berbunyi :”Kemerdekaan berserikat, dan
berkumpul mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”.
2. Pasal 28 E ayat 3 yang berbunyi :”Setiap orang berhak atas kebebasan
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”.
Piagam Hak Asasi Manusia Indonesia dalam Tap. MPR No.
XVIII/MPR/1998, pasal 19 yaitu ”Setiap orang berhak atas kemerdekaan
berserikat berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”.
3. Undang-undang No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan
Pendapat di Muka Umum
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, pasal 3
ayat 2 sebagai berikut nuraninya, secara lisan dan atau tulisan melalui
media cetak maupun elektronik dengan memperhatikan nilai-nilai
agama, kesusilaan, ketertiban, kepentingan umum dan keutuhan bangsa
Tujuan pengaturan tentang kemerdekaan
menyampaikan pendapat di muka umum antara lain :
mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab
sebagai salah satu pelaksanaan hak asasi manusia
sesuai Pancasila dan UUD 1945
mewujudkan perlindungan hukum yang konsisten dan
berkesinambungan dalam menjamin kemerdekaan
menyampaikan pendapat
mewujudkan iklim yang kondusif bagi berkembangnya
kreatifitas setiap warga negara sebagai perwujudan
hak dan tanggung jawab dalam kehidupan
berdemokrasi
menempatkan tanggung jawab sosial dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
tanpa mengabaikan kepentingan perorangan atau
kelompok
Hak dan Kewajiban dalam Menyampaikan Pendapat di Muka
Umum
Warga negara yang menyampaikan pendapat di muka umum
memiliki hak-hak sebagai berikut :

mengeluarkan pikiran secara bebas, maksudnya adalah


mengeluarkan pendapat, pandangan, kehendak, atau
perasaan yang bebas dari tekanan fisik dan psikis atau
pembatasan yang bertentangan dengan tujuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5 UU No 9 Tahun 1998
memperoleh perlindungan hukum termasuk di dalamnya
jaminan keamanan
Tata cara penyampaian pendapat di muka umum ada 3 antara
lain :
1. secara lisan dan
2. tulisan
3. dan lain-lain
demo dapat berupa:
1. Pidato
2. dialog
3. diskusi
4. petisi
5. gambar
6. pamflet
7. poster
8. brosur
9. selebaran
10. spanduk
11. sikap membisu
12. mogok makan
13. unjuk rasa atau demonstrasi
14. pawai
15. rapat umum
16. mimbar bebas
Penyampaian pendapat di muka umum dapat dilaksanakan di
tempat-tempat umum, kecuali :
1. di lingkungan istana kepresidenan
2. tempat-tempat ibadah
3. instansi militer
4. rumah sakit
5. pelabuhan udara atau laut
6. stasiun kereta api
7. terminal angkutan darat
8. objek-objek vital nasional
Hari yang dilarang untuk menyampaikan pendapat di muka
umum adalah seperti :
- Tahun Baru
- Hari Raya Nyepi
- Hari Raya Isa Al Masih
- Isa Mi’raj
- Kenaikan Isa Al Masih
- Hari Raya Waisak
- Hari Raya Idul Fitri
- Hari Idul Adha
- Maulid Nabi
- 1 Muharam/1 Suro
- Hari Natal
- 17 Agustus
- Hari Imlek
Thank you for attention
wassalamualai’kum WR WB

Anda mungkin juga menyukai