Anda di halaman 1dari 4

HIV / AIDS

Diagnosis Semua jenis pemeriksaan atau tes HIV untuk menegakkan diagnosis didasarkan pada
dasar-dasar imunologi. Berikut ini beberapa informasi singkat tentang tes lanjutan untuk diagnosis
HIV/AIDS:
Tes untuk mendeteksi antigen HIV
• Tes untuk mendeteksi antibodi terhadap HIV
• Uji ELISA Uji diferensiasi antibody
• Uji Western blot
• Tes antigen p24 PCR untuk tes HIV RNA plasma
GEJALA

• Demam terus menerus.


• Kelelahan ekstri yang tidak berhubungan dengan stres atau kurang tidur. Diare persisten (terus
menerus).
• Berat badan menjadi turun (gizi buruk). Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, pangkal paha,
dan lain-lain.
• Sakit atau sulit menelan.
• Sering mengalami sariawan, atau sariawan tak kunjung sembuh.
• Sakit kepala, kebingungan dan pelupa Peningkatan risiko terkena berbagai jenis kanker seperti
sarkoma Kaposi, limfoma, kanker serviks, dan lain-lain.
PENYEBAB

• ‘Berhubungan’ dengan penderita HIV positif tanpa pelindung (kondom)


• Berisiko tinggi pada orang yang memiliki ‘partner’ yang banyak.
• Transfusi darah yang terkontaminasi
• Penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi atau bersama-sama
• Penggunaan pernak-pernik yang tidak aman, misalnya tindik dengan alat yang tidak steril, atau
menggambar tato dengan alat terkontaminasi.
• Ibu ke anak saat dalam kandungan, kelahiran, menyusui
PENGOBATAN

• Konsumsi Obat ART (Anti Retroviral Therapy)


Obat ini khusus bekerja untuk mengatasi perkembangan virus sehingga bisa memberikan harapan
hidup yang lebih panjang untuk penderitanya.
• Obat Antiretroviral (ARV)
digunakan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga bisa mencegah kerusakan sel
tubuh yang lebih parah.
• Obat ARV untuk Ibu Hamil
untuk mencegah penularan virus dari dirinya ke janin dalam rahim.

Anda mungkin juga menyukai