Anda di halaman 1dari 77

RESIKO TERTULAR PENYAKIT

TERKAIT PEMULASARAAN
JENAZAH

oleh:
Darmono Muhammad
Tim HIV/AIDS RSDK Semarang
Pendahuluan

• AIDS menjadi stigma → perilaku diskriminatif →


pelanggaran hak asasi ODHA.
Dampak HIV/AIDS

Belum ada vaksin, penyebaran yang cepat 


ketakutan/kepanikan STIGMA 
DISKRIMINASI
Declaration on the Rights of the Patients
Hak pasien terhadap kerahasiaan

Semua informasi yang teridentifikasi


mengenai STATUS KESEHATAN kondisi medis,
diagnosis, prognosis, dan tindakan medis
serta semua informasi lain yang sifatnya
pribadi…..harus dijaga
K E R A H A S I A A N nya!
bahkan setelah kematian.
SIFAT HIV

• Infeksi HIV bersifat permanen


• HIV menyerang sel-sel sistem kekebalan
tubuh (cel CD4)

5
SIFAT VIRUS (1)

• Tetap hidup:
– Darah kering 1 jam
– Spuit 4 minggu
• Mampu menyembunyikan diri dalam organ
tubuh
SIFAT VIRUS (2)
• Mati dengan air mendidih, panas kering 56oC
10 – 20 menit
• Rentan terhadap bahan kimia:
– Formalin
• Penularan dipermudah adanya IMS
BAGAIMANA CARA
PENULARAN HIV ?
KONTAK SEKSUAL
Hetero seksual
Homo seksual
Bi seksual
KONTAK DARAH
Transfusi
Penggunaan jarum suntik
berulang
Lain-lain: akupunktur, tindik,
tatoo

IBU KE ANAK
Proses persalinan
Pemberian ASI
Virus HIV ada di mana?

Jumlah besar virus terdapat


dalam
darah darah, cairan vagina dan sperma

Jumlah kecil terdapat dalam


ASI, air liur, air mata dan air kencing

Terbukti menular melalui:


cairan sperma darah, cairan vagina, sperma dan
ASI

cairan vagina
PEMULASARAAN JENAZAH

PRINSIP :

• Selalu menerapkan Kewaspadaan


Universal ( memperlakukan setiap
cairan tubuh, darah dan jaringan
tubuh manusia sebagai bahan yang
infeksius )
• Tanpa mengabaikan Budaya dan Agama
yang dianut keluarga
• Tindakan petugas mampu mencegah
penularan
PERAWATAN JENAZAH

Di Sarana Kesehatan :
• Ruang perawatan
• Pengangkutan ke kamar jenazah
• Pengelolaan di kamar jenazah
• Persiapan pemakaman

• Kerahasiaan tentang penyakit sebelumnya


harus dijaga
• Keluarga ada yang mendampingi selama
perawatan jenazah
KATEGORI JENAZAH :

• Perbedaan karena :
 Mode transmisi
 Resiko infeksi dari penyakit berbeda
• Kategori 1 : label Biru
 Tindakan pencegahan yang direkomendasikan
 Penyakit selain kategori 2 dan 3
• Kategori 2 : label Kuning
• Kategori 3 : label Merah
• Kategori 2 :
- Kategori 1 ditambah :
- Penyakit : HIV, Hepatitis B, C, SARS, Avian Influenza

• Kategori 3 :
- Aturan lebih ketat
- Penyakit : Antrax, Rabies, dll
KETENTUAN UMUM PENANGANAN JENAZAH :

• Semua petugas yang menangani jenazah harus mendapatkan


vaksinasi hepatitis B, vaksinasi influenza tidak efektif !!
• Dokter yang merawat pasien menggolongkan kategori jenazah
• Hindari kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh lainnya
• Luka dan bekas suntikan didesinfektan
• Semua orifisium ( lubang” tubuh ) ditutup dengan kasa absorben
dan di plester kedap air
• Badan jenazah harus bersih dan kering
• Pasang label pada kaki atau ibu jari sesuai kategorinya
• Khusus kategori 2 dan 3 :

 Kantong plastik tebalnya minimal 150 nm dan harus


beresleting / tertutup ketat
 Bagian luar kantong harus didesinfektan
 Bahan yang sekali pakai ditampung pada kantong khusus
 Linen direndam dengan larutan desinfektan / autoclave
selama 30 menit
Ruang Perawatan dan pemindahan jenazah
Persiapan :
1. Sarung tangan latex
2. Gaun pelindung
3. Kain bersih penutup jenazah
4. Klem dan gunting
5. Plester kedap air
6. Kapas, kasa absorben dan pembalut
7. Kantong jenazah kedap air
8. Wadah bahan infeksius
9. Wadah barang berharga
10. Brankart jenazah
Prosedur di Ruang Perawatan dan pemindahan
jenazah

1. Mencuci tangan

2. Yang menangani jenazah memakai sarung tangan, gaun, masker


3. Lepas selang infus dll, buang pada wadah infeksius
4. Bekas luka di plester kedap air
5. Lepaskan pakaian tampung pada wadah khusus
6. Kasa pembalut pada perineum dilekatkan dengan plester kedap air
7. Letakkan jenazah pada posisi terlentang
8. Letakkan handuk kecil di belakang kepala
9. Tutup kelopak mata dengan kapas lembab, tutup telinga dan mulut
dengan kapas / kasa
Prosedur di Ruang Perawatan dan pemindahan
jenazah

10. Bersihkan jenazah


11. Tutup jenazah dg kain bersih disaksikan keluarga
12. Pasang label sesuai kategori di pergelangan kaki / ibu jari kaki
13. Beritahu petugas KM, bahwa pasien meninggal adalah penderita penyakit
menular
14. Masukkan jenazah ke dalam kantong jenazah
15. Tempatkan jenazah ke dalam brankart tertutup dan dibawa ke KM
16. Cuci tangan dan lepas gaun untuk direndam pada tempatnya, buang bahan
yang sekali pakai pada tempat khusus
PERAWATAN JENAZAH DI KAMAR JENAZAH
PERSIAPAN :
1. Alat pelindung petugas :
 Sarung tangan karet sampai siku
 Sepatu boot
 Gaun
 Celemek platstik
 Masker
2. Tempat memandikan jenazah
3. Waslaf, handuk, Waskom berisi air , desinfektan (larutan klorin 0,5%) dan sabun
4. Plester kedap air, kapas pembalut, sisir, pewangi
5. Wadah barang berharga
6. Kantong jenazah/ plastik
7. Brankart jenazah
8. Kacamata pelindung
Peralatan
Prosedur UP Petugas Pemulasaran jenazah

1. Periksa ada atau tidaknya luka terbuka pada tangan atau kaki
petugas yang akan memandikan jenazah. Jika didapatkan luka
terbuka atau borok pada tangan atau kaki , petugas tidak boleh
memandikan jenazah
2. Kenakan gaun pelindung
3. Kenakan sepatu boot dari karet
4. Kenakan celemek plastik
5. Kenakan masker pelindung mulut dan hidung
6. Kenakan kacamata pelindung
7. Kenakan sarung tangan karet
8. Setelah jenazah selesai dimandikan, siram meja tempat
memandikan jenazah dengan larutan klorin 0,5% , lalu bilas
dengan air mengalir
Prosedur UP Petugas Pemulasaran jenazah

9. Rendam tangan yang masih mengenakan sarung tangan karet


dalam larutan klorin 0,5% , lalu bilas dengan sabun dan air
mengalir
10. Lepaskan kacamata pelindung , lalu rendam dalam larutan klorin
0,5%
11. Lepaskan masker pelindung , buang ditempat sampah medis
12. Lepaskan celemek plastik, buang ketempat sampah medis
13. Lepaskan gaun pelindung , rendam pada larutan klorin 0,5%
14. Celupkan bagian luar sepatu pada lautan klorin 0,5% , bilas
dengan air bersih lalu lepaskan sepatu dan letakkan di tempat
semula
15. Terakhir lepaskan sarung tangan plastik, buang ke tempat
sampah medis.
PROSEDUR PEMULASARAN
DIKAMAR JENAZAH
1. Siapkan lautan Klorin 0,5%
2. Kenakan pakaian yang memenuhi standar Universal Precaution
3. Pindahkan jenazah ke meja tempat memandikan jenazah, tidak
diperbolehkan memandikan jenazah di pangku
4. Lepaskan semua baju yang dikenakan janazah
5. Siram seluruh tubuh jenazah dengan larutan klorin 0,5% secara merata
keseluruh tubuh mulai dari sela sela rambut, lobang telinga, lobang hidung,
mulut, tubuh dan kaki. Lalu tunggu hingga 10 menit
6. Mandikan jenazah dengan sabun dan air mengalir
7. Bilas jenazah dengan air bersih mengalir
8. Keringkan jenazah dengan handuk
9. Sumbat dengan kapas lubang lubang tubuh jenazah yang mengeluarkan
cairan
PROSEDUR PEMULASARAN
DIKAMAR JENAZAH

10. Bungkus jenazah dengan kain kafan atau pembungkus lain sesuai dg agama
/ kepercayaannya
11. Selesai ritual keagamaan, jenazah dimasukkan ke dalam kantong plastik
dengan ketebalan tertentu
12. Pindahkan jenazah langsung ke peti jenazah disaksikan pihak keluarga, peti
ditutup kembali
13. Jenazah diangkut ke dalam mobil jenazah untuk diantarkan ke rumah duka
14. Siram meja tempat memandikan jenazah dengan larutan klorin 0,5% , bilas
dengan air mengalir
15. Lepaskan perlengkapan Universal Precaution (protap pemakaian UP)
PEMULASARAN JENAZAH
DI LUAR SARANA KESEHATAN
Tata cara perawatan jenazah dengan HIV AIDS di
luar sarana kesehatan sebaiknya tetap dilakukan
oleh petugas RS dengan tetap memperhatikan
faktor faktor penularan penyakit yang mungkin
terdapat pada jenazah.
Prinsip : Sama dengan di Sarana Kesehatan
Tujuanya :
1. Menghilangkan resiko penularan penyakit
khususnya HIV AIDS dan Hepatitis Virus dari
jenazah
2. Memberikan rasa aman pada lingkungan tempat
dirawatnya jenazah
PROSEDUR PEMULASARAN JENAZAH
DI LUAR SARANA KESEHATAN
1. Siapkan lautan Klorin 0,5%
2. Kenakan pakaian yang memenuhi standar Universal Precaution
3. Pindahkan jenazah ke meja tempat memandikan jenazah, tidak
diperbolehkan memandikan jenazah di pangku
4. Lepaskan semua baju yang dikenakan janazah
5. Siram seluruh tubuh jenazah dengan larutan klorin 0,5% secara merata
keseluruh tubuh mulai dari sela sela rambut, lobang telinga, lobang hidung,
mulut, tubuh dan kaki. Lalu tunggu hingga 10 menit
6. Mandikan jenazah dengan sabun dan air mengalir
7. Bilas jenazah dengan air bersih mengalir
8. Keringkan jenazah dengan handuk
9. Sumbat dengan kapas lubang lubang tubuh jenazah yang mengeluarkan
cairan
PROSEDUR PEMULASARAN JENAZAH
DI LUAR SARANA KESEHATAN

10. Bungkus jenazah dengan kain kafan atau pembungkus lain sesuai dg agama
/ kepercayaannya
11. Selesai ritual keagamaan, jenazah dimasukkan ke dalam kantong plastik
dengan ketebalan tertentu
12. Pindahkan jenazah langsung ke peti jenazah disaksikan pihak keluarga, peti
ditutup kembali
13. Jenazah diangkut ke dalam mobil jenazah untuk Pemakaman
14. Siram meja tempat memandikan jenazah dengan larutan klorin 0,5% , bilas
dengan air mengalir
15. Lepaskan perlengkapan Universal Precaution (protap pemakaian UP)
Proses OTOPSI
YANG HARUS DIPERHATIKAN !!

1. Jenazah HIV AIDS tidak boleh di balsem atau


diawetkan.
2. Otopsi terhadap jenazah HIV AIDS hanya
dapat dilakukan oleh petugas khusus yang
sudah terlatih dan sudah mendapatkan ijin
dari keluarga dan Direktur RS.
3. Jenazah HIV AIDS yang sudah dibungkus tidak
boleh di buka lagi.
RESIKO TERTULAR
• HIV/AIDS
• HEPATITIS B
• HEPATITIS C
• DLL
STADIUM KLINIS II
HERPES SIMPLEX
Gambar 3.Herpez zoster labialis
Multidermatomal Herpes zoster

11/10/2019 44
HISTOPLASMOSIS (JAMUR)
Herpes Zoster
KANDIDIASIS ORAL
10 November 2019 50
Jamur di lidah
Kandidiasis mukosa bukal
Stadium 4: Wasting sindrom
53
KRIPTOKOKOSIS
TB ekstra pulmonal

TB kelenjar Efusi Perikardial


Primary syphilis-chancre
Primary syphilis - chancre
Primary syphilis - chancre
Primary syphilis - chancre of anus
Primary syphilis - chancre
Secondary syphilis -
papulosquamous rash
Secondary syphilis - papulo-pustular
rash
Secondary syphilis
Secondary syphilis
Late syphilis - ulcerating gumma
Congenital syphilis - mucous patches
Congenital syphilis - perforation of
palate
Gonococcal urethritis
Gonococcal ophthalmia
Disseminated gonorrhea - skin lesion
Primary herpes, male
Herpes, female
Primary herpes, female
Herpes simpleks
Herpes simpleks
SMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai