Anda di halaman 1dari 26

6.

Bendung Pelimpah
7.1 Kriteria penentuan elevasi mercu dan
pertimbangan
A. Penentuan Elevasi Mercu Bendung
Elevasi Mercu Bendung ditentukan atas beberapa
pertimbangan sbb :
1. Elevasi sawah tertinggi yang akan diairi,
2. Tinggi air di sawah,
3. Kehilangan tekanan dari intake hingga saluran
tersier dan kehilangan tekanan akibat exploitasi.
4. Tekanan yang diperlukan, untuk membilas sedimen
di Undersluice dan Kantong Lumpur,
5. Pengaruh elevasi mercu terhadap panjang bendung
untuk mengalirkan debit banjir rencana,
6. Untuk mendapatkan sifat aliran sempurna.
Kriteria lain yang harus dipenuhi antara lain :
1. Pencapaian aliran air di seluruh wilayah pengaliran
terpenuhi.
2. Perkiraan respon morfologi sungai di bagian udik dan
hilir bendung,
3. Kestabilan bangunan, biaya pembangunan,

B. Langkah penentuan elevasi mercu bendung


Langkah penentuan elevasi mercu bendung sbb :
1. Tetapkan elevasi sawah tertinggi; tinggi muka air di
sawah dan di saluran irigasi hingga mendapatkan
bangunan bagi pertama.
2. Hitung kebutuhan tinggi tekan di intake ke bangunan
ukur dan bangunan bagi pertama di saluran sekunder,
tersier, sawah dan kehilangan tekanan akibat gesekan
di sepanjang saluran.
3. Hitung kehilangan tinggi tekan di bangunan ukur
dengan hitungan tipe alat ukur yang dipakai.
4. Hitung kehilangan tinggi tekan di intake dengan
memperhatikan kehilangan tekanan akibat saringan
sampah dan pintu-pintu.
5. Jika bendung dengan kantong sedimen; hitung tinggi
elevasi MA di awal intake sesuai keadaan aliran untuk
pembilasan sedimen.
6. Pilih elevasi MA di udik intake yang menentukan hasil
perhitungan, keperluan jaringan irigasi dan pembilasan
sedimen.
7. Tentukan kehilangan tinggi tekan akibat saringan
sampah/saringan batu yang dipasang di udik intake.
8. Tambahkan tinggi mercu sekurangnya ± 0,10 m,
mengatasi penurunan MA di udik mercu oleh
gelombang dan kebocoran di pintu.
9. Evaluasi hasil perhitungan di atas, sehingga saat
debit rencana tetap terjadi aliran sempurna.

C) Contoh perkiraan elevasi mercu bendung


Sebagai contoh penentuan elevasi mercu bendung
dilakukan seperti Tabel 3 lembar berikut (hasilnya
hanya perkiraan bukan sebagai patokan) :
Tabel 3. Perkiraan Penentuan Elevasi Mercu Bendung

No. U r a i a n Ketinggian
1 Sawah yang akan diairi X
2 Tinggi air di sawah 0,10
3 Kehilangan tekanan
- dari saluran tersier ke sawah 0,10
- dari saluran sekunder ke tersier 0,10
- dari saluran induk ke sekunder 0,10
- akibat kemiringan saluran 0,15
- akibat bangunan ukur 0,40
- dari intake ke saluran indul/kantong lumpur 0,20
- Bangunan lain antaralain : Kantong sedimen 0,25
4 Exploitasi 0,10
Elevasi mercu bendung X + 1,50 m
1. Lebar Bendung
Lebar bendung : Jarak antara pangkal-pangkalnya,
sebaiknya sama dengan lebar rerata sungai di bagian
yang stabil. Di bagian bawah ruas sungai, lebar rerata
ini dapat diambil pada debit penuh (bankful discharge).
Dalam hal ini debit banjir rerata tahunan dapat diambil
untuk menetukan lebar rerata bendung.
Lebar maksimum bendung hendaknya ≤ 1,2 x lebar
rerata sungai di ruas yang stabil.
Agar pembuatan bangunan peredam energi tidak terlalu
mahal maka aliran per satuan lebar dibatasi sekitar 12
- 14 m³/dt.m yang memberikan tinggi energi maksimum
sebesar 3,5 - 4,5 m.
Lebar efektif mercu (Be) : Lebar mercu yang
sebenarnya (gambar 6.1), yakni jarak antara pangkal-
pangkal bendung dan/atau tiang pancang, dengan
persamaan sbb :
𝐵𝑒 = 𝐵 − 2 𝑛 𝐾𝑝 + 𝐾𝑎 𝐻1 ………… Persamaan 6.1
dengan :
B = Lebar Bendung – (lebar penguras + tebal pilar)
n = jumlah pilar
Kp = koefisien kontraksi pilar
Ka = koefisien kontraksi pangkal bendung
H₁ = tinggi energi, m
Harga-harga koefisien Ka dan Kp seperti pada Tabel
6.1.
2. Lebar Efektif Bendung
Karena adanya pintu bilas dan pilar, maka lebar
bendung yang dapat mengalirkan banjir secara
efektif berkurang, dan disebut lebar efektif (Beff).
Pengurangan lebar tersebut disebabkan oleh tiga
komponen, yaitu :
1) Tebal pilar
2) Bagian pintu bilas yang bentuk mercunya berbeda
dari mercu bendung
3) Kontraksi pada dinding pengarah dan pilar.
Pada perhitungan Beff, lebar pembilas sebenarnya,
diambil 80 % dari lebar rencana untuk mengom-
pensasi perbedaan koefisien debit dibanding mercu
bendung yang berbentuk bulat.
Gambar 6.1
Sketsa lebar
mercu
bendung

Gambar 6.2
Ilustrasi
Lebar Efektif
Mercu
Tabel 6.1. Harga-harga koefisien konstraksi

Konstruksi Kp
Untuk pipa berujung segi empat dngan sudut-sudut yang dibulatkan
jari-jari yang hampir sama dengan 0,1a dari tebal pilar 0,02
Untuk pilar berujung bulat 0,01
Untuk pilar berujung runcing 0
Konstruksi Kp
Untuk pangkal tembok segi empat gengan tembok hulu pada
90° ke arah aliran 0,20
Untuk pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 90° ke
arah aliran dengan 0,3 H1 > 0,15 H1 0,10
Uuntuk pangkal tembok bulat dimana r > 9,15 H1 dan tembok
hulu tidak lebih dari 45° ke arah aliran 0
Contoh 6.1. Menentukan lebar rata-rata sungai
Untuk menentukan lebar bendung dapat dilakukan
langkah-langkah sbb :
 Lakukan pengukuran topografi pada lokasi bendung.
 Plot potongan melintang (100 m).
 Tentukan kemiringan rata-rata dasar sungai (Ib).
 Tentukan banjir mean tahunan (Q1).
 Tentukan elevasi air di setiap potongan melintang
(pakai rumus Strickler dengan K = 35)
 Tentukan lebar permukaan air untuk Q1 disetiap
potongan.
 Ambil lebar rata-rata pada lebar bendung.
Bila dari pengukuran lebar sungai pada P1= 81,00 m, P2
= 81,50 m, P3= 66,00 m, P4 = 69,00 m, P5 = 62,00 m
dan P6 = 69,00 m.
maka lebar rata-rata sungai Av = 71,40 m Catatan.
Untuk alur sungai yang lebih rendah, ambil lebar rata-
rata selama debit setinggi tanggul. Kemiringan talud
sungai ( vertikal : horizontal) pada contoh ini diambil =
1:1
Gambar 6.2. Lebar permukaan air
pada setiap potongan melintang

6.2 Pelimpah Ambang Tajam


Menurut Novak (1981), bila T adalah tinggi mercu dari
dasar, debit dapat ditulis sebagai;
3/2 3/2
2 𝛼 𝑣𝑜 2 𝛼 𝑣𝑜 2
𝑄= 𝐶𝑑 𝐵 2𝑔 ℎ+ − … pers. 6.2
3 2𝑔 2𝑔
dengan:
b = Lebar spillway (m)
h = head di atas mercu (m).
Bila harga vo kecil, persamaan (6.2) dapat ditulis
sebagai :
3/2
2 𝛼 𝑣𝑜 2
𝑞 = 𝐶𝑑 2𝑔 ℎ3/2 1+
3 2 𝑔ℎ
2
𝑞= 𝐶𝑑 2 𝑔 ℎ3/2 𝐵𝑎𝑠𝑖𝑛 ……… pers. 6.3
3


𝐶𝑑 = 0,611 + 0,08 𝑅𝑒𝑐ℎ𝑏𝑜𝑐ℎ ……….. Pers 6.4
𝑇

Untuk takikan tanpa konstraksi samping dalam


persamaan (Basin),

atau 𝐶𝑑 = 0,602 + 0,083 𝐵. 𝑆. 3680 ……………… Pers. 6.5
𝑇
atau (Basin),
0,005
𝐶𝑑 = 0,608 + ……………. Pers. 6.6

dengan, 3/2 3/2
𝛼 𝑣𝑜 2 ℎ
1+ = 1 + 0,55
2 𝑔ℎ ℎ+𝑇
Untuk takikan dengan konstraksi pada kedua sisi dalam
persamaan (Basin), nilai koefisien debit,

𝐶𝑑 = 0,616 1 − 0,1 𝐻𝑎𝑚𝑖𝑙𝑡𝑜𝑛 − 𝑆𝑚𝑖𝑡ℎ … pers. 6.7
𝑏

Untuk takikan yang berbentuk segi tiga dengan sudut


Ø, debit adalah :
8 𝜃
𝑞= 𝐶𝑑 2𝑔 tan ℎ5/2 …………. Pers. 6.8
15 2
Untuk α= 90° (Thomson Weir), tan (α/2) = 1 dan Cd =
0,59.
Ada tiga kemungkinan dalam memilih hubungan antara
head (H) rencana yang digunakan dengan mercu.
Untuk takikan dengan konstraksi pada kedua sisi dalam
persamaan (Basin), nilai koefisien debit,

𝐶𝑑 = 0,616 1 − 0,1 𝐻𝑎𝑚𝑖𝑙𝑡𝑜𝑛 − 𝑆𝑚𝑖𝑡ℎ ….. pers. 6.7
𝑏
Untuk takikan yang berbentuk segi tiga dengan sudut
Ø, debit adalah :
8 𝜃
𝑞= 𝐶𝑑 2𝑔 tan ℎ5/2 ……………………… pers 6.8
15 2
Untuk α= 90° (Thomson Weir), tan (α/2) = 1 dan
Cd = 0,59.
Ada tiga kemungkinan dalam memilih hubungan antara
head (H) rencana yang digunakan dengan mercu :
Gambar 6.3. Tirai luapan

 Hd > Hmak tekanan pada spillway lebih besar dari


atmosfer dan koefisien debit berada 0,578 < Cd < 0,75.
 Hd = Hmak tekanan pada spillway sama besar dari
atmosfer dan koefisien debit berada Cd ≡ 0,75.
 Hd < Hmak tekanan pada spillway sama lebih kecil dari
atmosfer, terjadi tekanan negatif, kapitasi terjadi pada
H ≡ 2 Hd dan koefisien debit Cd ≡ 0,825.
Untuk keamanan direkomendasikan nilai Hmak ≡ 1,65 Hd
dengan Cd ≡ 0,81
6.3 WES-Standard Spillway
Menurut (Bos, 1978), dari pandangan ekonomi, spillway
harus dapat mengalirkan debit puncak dengan aman
pada head sekecil mungkin, disisi lain tekanan negatif
yang terjadi pada mercu harus dibatasi untuk
menghindari bahaya kapitasi.
Para engineer biasanya memilih bentuk mercu spillway
mendekati tirai luapan (gambar 6.3). Secara teoritis,
akan terjadi tekanan atmosfer pada mercu. Dalam
prakteknya, bagaimanapun juga, gesekan antara aliran
dengan permukaan mercu spillway mengakibatkan
tekanan negatif.
Jika spillway dioperasikan lebih kecil dari “design
head”, akan terjadi tekanan positif pada daerah mercu
dan koefisien debit mengecil.
Jika spillway dioperasikan lebih besar dari design
head, akan terjadi tekanan negatif pada daerah mercu
dan koefisien debit membesar.
Besarnya tekanan minimum pada mercu (P/ρg)min telah
diukur oleh para peneliti. Gambar 6.5 memperlihatkan
tekanan minimum sebagai fungsi dari rasio actual head
terhadap design head.
Untuk menghindari tekanan negatif pada mercu yang
dapat menyebabkan kapitasi pada mercu atau getaran
terhadap struktur, perlu dipertimbangkan design
kriteria high-head spillway.
Dalam hubungan ini direkomendasikan tekaman
minimum pada mercu adalah - 4 m kolom air jika
terbuat dari beton.
Untuk pasangan batu tekanan sub atmosfer sebaiknya
dibatasi sampai - 1 m kolom air. Ini direkomendasikan
untuk digunakan dengan mengkombinasikan dengan
gambar 6.5 yang memberikan batas atas dalam
perencanaan mercu

Gambar 6.4. Mercu spillway dan kesamaannya


dengan pembendungan ambang tajam
Gambar 6.5. Tekanan negatif pada mercu spillway
U.S Bureau of Reclamation the U.S. Army Corp of
Engineers melakukan percobaan dan menghasilkan
kurva yang dapat dideskripsikan dalam bentuk
persamaan:

𝑋 𝑛 = 𝐾𝑑 𝑛−1 𝑦 ……………………….. Pers 6.9

Persamaan di atas dapat juga ditulis sebagai

𝑦 1 𝑋 𝑛
= ……………… pers. 6.10
ℎ𝑑 𝐾 ℎ𝑑

Dimana x dan y adalah koordinat dari slope mercu


bagian hilir sebagaimana yang diindikasikan pada
gambar 6.6 dan hd adalah head rencana di atas
mercu spillway.
K dan n adalah parameter, dimana nilainya
tergantung dari kecepatan awal dan inclinasi dari sisi
mercu bagian hulu.
Untuk nilai kecepatan awal yang rendah, nilai K dan n
hanya didasarkan kepada sisi mercu bagian hulu
sebagai berikut :
Tabel 6.2. Nilai K dan n dari U.S.B.R.

Kemiringan muka bagian hulu K n


Tegak lurus 2,000 0,850
3:1 1,936 1,836
3:2 1,939 1,810
3:3 1,873 1,776

Sumber : Bos (1978)


Sumber : Bos (1978)

Gambar 6.6. WES standard spillway

Anda mungkin juga menyukai