Anda di halaman 1dari 16

RAVELIA SAMOSIR

102016191
Seorang laki-laki,53 tahun, datang ke klinik dengan keluhan sering sulit tidur sejak 1
tahun terakhir dan makin sering sejak 1 bulan terakhir. Pekerjaannya sebagai
seorang manajer marketing sebuah perusahaan garmen di Kerawang, sejak satu
tahun. Dia tinggal di Bogor, sehingga setiap hari dia harus berangkat sebelum pukul
6.00, untuk menghindari kemacetan. Kira-kira 1 bulan yang lalu istrinya meninggal
dunia karena Ca paru
Pencegahan
RM
Prognosis

Tatalaksana Anamnesis
7 langkah PF
PP
diagnosis
Diagnosis klinik Pemeriksaan tempat kerja
Pajanan yang dialami
Hubungan pajanan dengan penyakit
Besarnya pajanan
Peranan faktor individu
Faktor lain diluar pekerjaan
Diagnosis okupasi
Anamnesis

 Identitas pasien : Laki-laki 45th  Riwayat pekerjaan


 Sudah berapa lama bekerja
 Keluhan utama : Sulit tidur.
 Riwayat pekerjaan sebelumnya
 RPS : Sulit tidur sejak 1 tahun  Alat, bahan, dan proses kerja
terakhir dan makin sering  Barang yang dihasilkan
sejak 1 bulan terakhir
 RPD
 RPK
 Riw. Kebiasaan
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan tempat kerja
Dilakukan jika diperlukan  Penerangan
 Tanda tanda vital meliputi
TD, suhu, pernapasan, nadi  a.Pemeriksaan hati  Kelembaban tanah dan
udara
 b.Pemeriksaan ginjal
 Penempatan alat dan
 c.Pemeriksaan gula
darah dan pemeriksaan bahan yang digunakan
kolesterol. Pada saat  Terdapat atau tidaknya
keadaan stres, kadar fasilitas untuk
glukosa dan kolesterol
dalam darah akan mencuci/membersihkan
meningkat karena tubuh jika terkena bahan
pelepasan adrenalin kimia
 Penjelasan mengenai semua pekerjaan yang telah  Faktor fisik
dilakukan oleh penderita secara kronologis
 Faktor kimia
 Lamanya melakukan masing-masing pekerjaan
 Faktor biologi
 Bahan yang diproduksi
 Faktor ergonomis atau fisiologi
 Materi (bahan baku) yang digunakan
 Faktor mental dan psikologis
 Jumlah pajanannya
 Pemakaian alat perlindungan diri (misal: masker)
 Pola waktu terjadinya gejala
 Informasi mengenai tenaga kerja lain (apakah ada
yang mengalami gejala serupa)
 Informasi tertulis yang ada mengenai bahan-bahan
yang digunakan (MSDS, label, dan sebagainya)
organisasi individu lingkungan
 Kurangnya otonomi dan  Pertentangan antara
kreativitas  Buruknya kondisi
karier dan tanggung lingkungan kerja
 Harapan,tenggat waktu dan
kuota yang tidak logis jawab keluarga
 Kekerasan ditempat
 Relokasi pekerjaan  Ketidakpastian ekonomi kerja
 Kurangnya pelatihan
 Kurangnya  Kemacetan saat
 Karier yang melelahkan
penghargaan dan berangkat dan pulang
 Hubungan dengan atasan pengakuan kerja kerja
yang buruk
 Tuntutan perkembangan  Kejenuhan,
teknologi ketidakpuasan kerja,
 Bertambahnya tanggung kebosanan
jawab tanpa diserta
penambahan gaji
 Konflik dengan rekan
 Pekerja yang dikorbankan kerja
karena penurunan laba
 Identifikasi pajanan yang ada Menentukan hubungan antara pajanan dengan
penyakit dapat dilakukan berdasarkan evidence
 Hubungan gejala dan waktu kerja based dan ditunjang dengan bukti yang ada.
 Perlu menanyakan apakah ada Bagaimana stress dapat mempengaruhi tubuh
hubungan keluhan dengan pekerjaan  Tahap 1: Alarm – individu mengalami stres 
Tubuh membentuk mekanisme pertahanan
diri  mengeluarkan hormon adrenalin,
kortison, dll dan terjadi perubahan koordinasi.
 Tahap 2: Perlawanan (resistance) – jika
eksposure terhadap stressor terus
berlangsung dan badan mampu menyesuaikan
 terjadi perlawanan terhadap sakit.
 Tahap 3: Kehabisan tenaga (exhaustion)  jika
eksposure terhadap stressor terus
berlangsung  mekanisme pertahanan
menurun  sakit.
 Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat
mengakibatkan penyakit tersebut
 Menanyakan proses kerja, lama kerja, keadaan lingkungan kerja
 Observasi lingkungan tempat kerja
 Menentukan apakah ada faktor-faktor
lain yang mungkin dapat
mempengaruhi penyakit.  Menurut Dr. Meyer Friedman & Dr. Ray
Rosenman (Harold Brunn Institute for
 Dalam hal ini diperlukan status Cardiovacular di San Francisco
kesehatan fisik penderita seperti: menemukan 2 POLA PERILAKU:
 riwayat alergi
 TIPE A memiliki tingkat & intensitas yang
 riwayat kesehatan (riwayat keluarga) tinggi : AMBISI, achievement, recognition,
yang mengakibatkan penderita lebih competitiveness, aggresiveness
rentan/lebih sensitif terhadap pajanan  TIPE B ‘easy-going’: santai, bebas dari
yang dialami rasa mendesak, tidak selalu dikejar
 kebersihan personal waktu, lebih sedikit memiliki rasa
 kepatuhan dalam menaati peraturan permusuhan
terkait tempat kerja penderita
 kebiasaan berolahraga
 kepribadian
Meliputi:
 kebiasaan individu sehari-hari (merokok, minum minuman beralkohol, jarang makan
makanan sehat)
 ada atau tidak adanya pajanan di rumah
 hobi individu
 apakah individu memiliki pekerjaan sampingan selain pekerjaan utama

Diketahui 1 bulan yang lalu istrinya meninggal dunia karena karsinoma paru
STRES
Faktor-faktor penyebab stress
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik,
psikis, emosi maupun mental. Bentuk  Sumber-sumber stress didalam diri seseorang
ketegangan ini mempengaruhi kinerja  Sumber-sumber stress di dalam keluarga
keseharian seseorang
 Sumber-sumber stress didalam komunitas dan
Stress menurut Hans Selye, Merupakan respon lingkungan
tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap
 Pekerjaan dan stress
setiap tuntutan atau beban atasnya.
Gejala stress akibat kerja:
• Gejala Fisiologis Menurut Sarafino, stress kerja dapat disebabkan karena
• Gejala Psikologis  Lingkungan fisik yang terlalu menekan
• Gejala Psikosomatik
 Kurangnya kontrol yang dirasakan

 Kurangnya hubungan interpersonal

 Kurangnya pengakuan terhadap kemajuan kerja

 Stress yang berasal dari lingkungan


INSOMNIA
Insomnia adalah keluhan yang sering muncul
berupa kendala-kendala seperti kesulitan tidur,
tidur tidak tenang, kesulitan untuk tetap tidur,
seringnya terbangun di pertengahan malam dan
seringnya terbangun lebih awal pada diri
seseorang
Gejala dari insomnia:
• kesulitan jatuh tertidur atau tidak tercapainya
tidur nyenyak.
• Merasa lelah saat bangun tidur dan tidak
merasakan kesegaran.
• Sakit kepala di pagi hari.
• Kesulitan berkonsentrasi.
• Mudah marah.
• Mata memerah.
• Mengantuk di siang hari
KINERJA

Rendah STRES Tinggi

• Jika Reaksi Badan tidak cukup, berlebihan, atau salah, maka reaksi badan itu sendiri dapat menimbulkan penyakit.
(Menurut Dr. Hans Selye)
• Stres yang menimbulkan MOTIVASI / membuat kinerja mencapai TITIK OPTIMAL = Stres yang baik / EUSTRESS
• Stres yang menimbulkan ANCAMAN yang MENCEMASKAN = Stres yang buruk / DISTRESS
 Psikofarmaka  Perorangan  Olah raga ringan yang teratur
dan terukur, Cari kesempatan untuk  Baik,apabila
 Anti depresan bersantai, Kendalikan berat badan dengan
gizi yang seimbang, Rekreasi / hobby yang pencegahan maupun
 Konseling dan psikoterapi sehat, Hindari ketergantungan terhadap penatalaksanaan dapat
 Pada kasus ringan  NARKOBA, kopi dan rokok dilakukan dengan baik
psikoterapi yang suportif  Kelompok  Rekreasi atau olahraga
 Pada kasus berat/kronis  bersama, rotasi kerja atau pengaturan kerja,
pemberian pelatihan basic mentality,
rujuk ke dokter spesialis menyesuaikan beban kerja fisik maupun
jiwa untuk psikoterapi mental dengan kapasitas dan kemampuan
psikoanalisis masing-masing., enyesuaikan jam kerja
 Terapi kelompok 
dengan tuntutan tugas maupun tanggung
jawab di luar pekerjaan, memberi
menghilangkan distress, kesempatan pengembangan karir atau
memperbaiki relasi social promosi menurut kemampuan dan keahlian
dan perilaku seseorang tertentu, mengupayakan lingkungan sosial
yang sehat di tempat kerja, melakukan
penilaian risiko stress, menciptakan
lingkungan kerja yang nyaman, melakukan
meditasi dan relaksasi
Stress dapat dialami oleh setiap orang dan dapat diakibatkan berbagai faktor. Dalam
kasus ini laki-laki yang berprofresi sebagai manajer marketing, mengalami stress
yang diperberat oleh karena pekerjaan yang dimaksukkan ke dalam kategori
pengaruh psikologis. Dampak yang terjadi dapat mempengaruhi diri sendiri dan
juga karirnya. Perlu penaganan yang tepat baik untuk individu dan pajanan
disekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai