Anda di halaman 1dari 15

:ANALISIS JURNAL

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWAT


DARURATAN PADA ANAK
“SEPSIS NEONATORUM”

Oleh :
NIDYA DIRAMAYANA
Sepsis Neonatorum

• Sindrom klinik penyakit sistemik, disertai dengan bakteri yang


terjadi pada bayi satu bulan pertama kehidupan (Pudjiadi et al.,
2011)
• Respon inflamasi terhadap infeksi.
• Pendapat lain juga mengatakan sepsis neonatus sebagai sindrom
klinis penyakit sistemik.
• Sepsis merupakan sindrom atau kumpulan gejala respon inflamasi
sistemik (Systemik Inflamatory Respon Syndrom-SIRS) yang
terjadi sebagai akibat infeksi bakteri, virus, jamur ataupun
parasit (Aminullah, 2014).
Ada dua macam sepsis neonatus yaitu sepsis awitan dini (Early
Onset Sepsis / EOS) dan sepsis awitan lanjut (Late Onset Sepsis
/LOS) bahwa EOS adalah sepsis yang terjadi dalam 24 jam
pertama atau terjadi adalam 24 jam sampai 6 hari, atau ada juga
yang menyatakan terjadi dalam kurun waktu 72 jam, sedangkan
LOS adalah sepsis yang terjadi lebih dari 6 hari atau lebih dari 72
jam. Selain itu ada juga istilah Very Late Onset sepsis, yaitu
terjadi dalam setelah bayi berumur lebih dari 30 hari
(Klein Jo dalam Efendi, 2013).
• Gejala klinis yang sering timbul pada sepsis neonatorum sebagai
akibat dari respon sistemik yang dapat berupa hipotermia,
hipertermia, takikardi, hiperventilasi, dan letargi (Sofwan,
2010).
• Infeksi pada neonatus dapat terjadi pada saat fase antenatal
dimana infeksi diperoleh dari ibu melewati plasenta dan
umbilikus yang masuk kejanin, biasanya disebabkan oleh
streptococcus group B (SGB). Infeksi disebabkan oleh
virus 10 menembus plasenta, antara lain virus rubella,
herpes, sitomegalokoksaki, influensa, parotitis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sepsis pada bayi baru
lahir
• Prematuritas dan BBLR
• Ketuban pecah sebelum waktunya
• Demam/infeksi pada ibu
• Resusitasi pada bayi
• Kembar
• Prosedur invasif
• Galaktosemia (predisposisi sepsis E. coli), defek imunitas, atau
asplenia
• Faktor lain (jenis kelamin, pemberian ASI, sosioekonomi rendah,
kekurangwaspadaan penjagaan infeksi/cuci tangan) (Haris MC
dalam Efendi SH,2013).
C.Patofisiologi
Menurut Fairchild KD dalam Raden NS (2008) infeksi pada
neonatus dapat melalui beberapa cara, yaitu :
•Infeksi Antenatal
•Virus rubella, polymielitis, coxsackie, variola, vaccinia, cytomegalic
inclusion.
•Spirochaeta, yaitu treponema pallidum
•Bakteri jarang sekali dapat melalui plasenta kecuali E. coli dan
Listeria monocytogenes.
•Infeksi Intranatal
•Infeksi pasca natal
ETIOLOGI

• Sepsis pada bayi baru lahir hampir selalu disebabkan oleh


bakteri seperti E.coli, Listeria monocytogenes, Neisseria
meningitidis, Streptokokus pneumonia, Haemophilus
influenza tipe b, Salmonella dan Streptokokus grup B.
Semua jenis bakteri tersebut adalah penyebab sepsis pada
bayi baru lahir. Sepsis terjadi apabila bakteri masuk ke
tubuh bayi dari ibu selama kehamilan dan persalinan (Putra
SR, 2012).
Menurut Setiati & Ardikusumah dalam Raden NS (2008) :

• Inang
Prematuritas, kehamilan kembar, kelainan kongenital, faktor
imunitas
• Faktor Ibu
Ras, kesehatan ibu, flora vagina, perawatan antenatal, penyakit
ibu seperti bakteri simptomatik, bakteriemia/viremia, panas,
ketuban pecah lama (>24 jam), amnionitis, endometritis,
pendarahan banyak, kala II lama disertai fetal distres.
• Faktor Lingkungan
Infeksi Ascendens melalui kulit amnion yang utuh, aspirasi
cairan amnion ke dalam saluran cerna, transmisi melalui
plasenta, asfiksia, prematur,
Tanda dan Gejala

• Sepsis pada bayi baru lahir memiliki gejala yang bervariasi.


Umumnya, bayi terlihat tidak seperti biasanya.
• Gejala atau tanda klinis sepsis tersering yang sering
ditemukan, ini adalah distress pernapasan, letargi dan suhu
tidak stabil (hipotermia/hipertermia). Ikterus, kejang,
diare, perdarahan dan konjungtivitis jarang ditemukan
karena umumnya pasien terdiagnosis tersangka sepsis pada
tahap yang dini (Juniatiningsih A, 2008).
Menurut Putra SR, 2012 gejala sepsis pada bayi baru lahir
dapat berupa beberapa hal berikut:
• a.Tidak mau minum ASI atau muntah.
• b.Suhu tubuh > 38 oC diukur melalui anus atau lebih rendah dari normal, suhu
tubuh tidak stabil.
• c.Rewel.
• d.Lemas dan tidak responsif.
• e.Tidak aktif bergerak.
• f.Perubahan frekuensi jantung (cepat pada awal sepsis, kemudian pelan pada
sepsis lanjutan).
• g.Bernafas sangat cepat atau kesulitan bernafas.
• h.Ada saat bayi henti nafas lebih dari 10 detik.
• i.Perubahan warna kulit (pucat atau biru).
• j.Kuning pada kulit dan mata.
• k.Ruam kemerahaan.
• l.Kurang produksi urine.
Pencegahan
• a.Pada masa antenatal

• b.Pada saat persalinan

• c.Sesudah persalinan
Penatalaksanaan
• Prinsip pengobatan sepsis neonatorum adalah mempertahankan
metabolisme tubuh dan memperbaiki keadaan umum dengan
pemberian cairan intravena termasuk kebutuhan nutrisi.
Menurut Yu Victor Y.H dan Hans E. Monintja pemberian
antibiotik hendaknya memenuhi kriteria efektif berdasarkan
hasil pemantauan mikrobiologi, murah, dan mudah diperoleh,
tidak toksik, dapat menembus dinding kapiler dalam otak yang
memisahkan darah dari jaringan otak dan dapat diberi secara
parenteral. Pilihan obat yang diberikan ialah ampisilin dan
gentamisin atau ampisilin dan kloramfenikol, eritromisin atau
sefalasporin atau obat lain sesuai hasil tes resistensi.
Analisa Jurnal
KESIMPULAN
Sepsis merupakan sindrom atau kumpulan gejala respon inflamasi sistemik
(Systemik Inflamatory Respon Syndrom-SIRS) yang terjadi sebagai akibat infeksi
bakteri, virus, jamur ataupun parasit. Sepsis diartikan juga sebagai respon inflamasi
terhadap infeksi. Pendapat lain menyebutkan sepsis neonatorum sebagai sindrom klinik
penyakit sistemik yang disertai bakteremia dan terjadi pada bulan pertama kehidupan.
Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian sepsis pada neonatorum dan resiko yang
mengarah pada sepsis diantaranya jenis kelamin laki-laki, prematuritas, BBLR memiliki
penyakit pemicu asfiksia berat, proses persalinan caesar dan terpasang alat invasif.
Diagnosis secara dini dan penanganan yang tepat sangat diperlukan untuk
pencegahan resiko terjadinya sepsis pada neonatorum. Hal ini dapat dilakukan dengan
berbagai strategi pencegahan berdasarkan faktor risiko yang berkontribusi terhadap
kejadian sepsis neonatorum seperti dengan pemberian nutrisi dan oksigenasi yang
adekuat pada neonatus yang berisiko sepsis yakni neonatus prematur, BBLR, nilai
APGAR rendah, dan memiliki penyakit pemicu, selain itu juga dengan penerapan teknik
aseptik dan perawatan pada alat invasif yang terapasang pada neonatus serta pada
proses persalinan normal maupun caesar.

Anda mungkin juga menyukai