Anda di halaman 1dari 17

SINDROM NEFROTIK PADA ANAK

CLARITA 102016045
DARWIN MANUEL 102016165
NIA UKTRIAE 102014113
LUTHFI AYU WICAKSANA 102016129
RAVELIA SAMOSIR 102016191
GOLDA MEIR 102013296
NOR UMI IZATI B.K. 102016261
YAKIN ARUNG PADANG 102016028
SKENARIO 7
Seorang anak laki-laki usia 6 tahun dibawa ke dokter dengan
keluhan bengkak pada wajah terutama pada kelopak matanya
sejak 1 minggu yang lalu

Identifikasi istilah Rumusan Masalah:


yang tidak diketahui: Laki-laki 6 tahun dengan keluhan
bengkak pada wajah dan kelopak mata
- sejak 1 minggu
MIND MAP
ANAMNESIS

 Identitas  Laki-laki 6 tahun

 Keluhan Utama  Bengkak pada wajah terutama di


kelopak mata
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Bengkak juga terjadi di daerah genital
 Riwayat Penyakit Dahulu (skrotum) dan kedua tungkai. Anak
 Riwayat Penyakit Keluarga tampak sesak, demam (-), mual
muntah (-)
 Riwayat Sosial / Pribadi
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umum tampak sakit berat, kesadaran sonmolen


 TTV [TD: 80/50 mmHg] [nadi: 110 x/menit] [RR: 36 x/menit] [T: afebris]
 Edema pada wajah, scrotum
 Thorax: suara napas vesikuler melemah paru kanan dan kiri setinggi ICS 5
 Abdomen: acites (+)
 Ekstremitas: edema pada tungkai
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium
 Urinalisis Hasil Pemeriksaan Penunjang:

 Fungsi ginjal  Kolesterol : 300 mg/dL

 Darah  Albumin: 1,8 d/dL

USG ginjal  Ureum dan kreatinin meningkat

Rontgen  Proteinuria +++

Biopsi renal, untuk membedakan kelainan  Ro Thorax AP: efusi Pleura


Sindrom Nefrotik Glomerulonefritis akut Gagal Jantung Kongestif
Gejala • Edema di sekitar mata, pergelangan kaki, • Edema pada wajah, tangan, • Nyeri dada
dan bagian tubuh lainnya
Klinis kaki, dan perut • Edema wajah, dan bagian
• Urin berbuih
• Urin berbuih tubuh lainnya
• Penurunan jumlah dan frekuensi berkemih
• Frekuensi buang air kencing • Frekuensi nadi tidak teratur
• Mudah terinfeksi karena antibodi
berkurang berkurang • Nafsu makan berkurang,
• Gangguan pembekuan darah • Hipertensi kencing pada malam hari
• Mudah lelah, nafsu makan menurun, • Hematuria makroskopik • Mual muntah, cepat lelah,
muntah dan diare, penyusutan otot, dan
batuk
perubahan warna kulit menjadi putih • Pernafasan cepat
• Tidak hematuria • Pusing
• Sesak

Pemeri • Proteinuria • Laju filtrasi glomerolus berkurang • Edema paru


ksaan • Hipoalbuminemia • ANCA +, komplemen C3 berkurang, ASTO
• CK, CK-MB, mioglobin
+
Penunja meningkat
ng • Hiperlipidemia • Efusi pleura
• Troponin I dan T meningkat
• Urinalisis: gross hematuria, proteinuria,
• Ureum dan kreatinin normal ditemukan leukosit • BNP meningkat
kecuali ada penurunan fungsi • Kreatinin meningkat
• Ejection Friction berkurang
ginjal • Albumin serum dan protein total dapat
normal atau kadang sedikit turun • EKG menunjukkan irama jantung
• ASTO –, komplemen C3
• Pemeriksaan elektrolit: Natrium meningkat
tidak teratur, dinding jantung
NORMAL membengkak
• Asidosis Metabolik, hiperkalemia,
• Dapat disertai efusi pleura hipernatremia • JVP meningkat
WORKING DIAGNOSIS

Sindrom Nefrotik

 sering juga disebut sebagai ginjal bocor.


 Sindrom nefrotik juga dapat dikatakan
sebagai gangguan pada ginjal yang
menyebabkan tubuh manusia kehilangan
terlalu banyak protein yang dibuang melalui
urin
EPIDEMIOLOGI

90% kasus pada anak

di Indonesia sendiri sekitar 6 kasus per 100.000 pada anak – anak dibawah 14 tahun

Rasio laki-laki dan perempuan = 2:1

sekitar 90% kasus berumur kurang dari 7 tahun dengan usia rata – rata 2 sampai 5
tahun
ETIOLOGI

Primer Sekunder

• Perubahan Minimal pada


• Penyakit metabolic
Glomerolus
• Infeksi
• Glomerulosklerosis segmental
• Toksin atau allergen
atau focal
• Penyakit sistemik bermediasi
• Nefropati membranosa atau
imunologik
glomerulonefritis membranosa
• neoplasma
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS

Pada pemeriksaan:
Utama  sembab

Tanda utama  Proteinuria


Tanda kedua  Hipoalbuminemia
Nafsu makan menurun

Nyeri perut Foto toraks  efusi pleura

Pernafasan terganggu

Asites
PENATALAKSANAAN

Medika Mentosa Non Medika Mentosa


• Diuretik untuk mengatasi asitesnya
• Furosemid 1-2mg/kgBB/hari • Istirahat yang cukup
• Spironolakton 2-3 mg/kgBB/hari • Tirah baring
• Atau infus albumin 20-25% dengan dosis • Pola makan yang sehat dan bergizi
1gr/kgBB dengan furosemid intravena 1-
2mg/kgBB • Batasi protein yakni 2gr/kgBB/hari

• Pemberian antibiotik profilaksis • Diet rendah garam (1-2gr/hari)


• Pencilin oral 125-250 mg, 2 kali sehari

• Hipertensi
• Obat – obat golongan ACE INH, Kanal
Ca bloker, Beta blocker, Alfa blocker
• Kortikosteroid (Prednison)
PENCEGAHAN

pola hidup yang sehat


 mengurangi asupan makanan yang mengandung kadar garam yang tinggi
 mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung lemak
aktifitas dan olahraga secara rutin dan teratur
KOMPLIKASI

Gagal ginjal akut disebabkan oleh hypovolemia. Oleh karena cairan


berakumulasi di dalam jaringan tubuh, kurang sekali cairan di dalam sirkulasi
darah. Penurunan aliran darah ke ginjal menyebabkan ginjal tidak dapat
berfungsi dengan baik dan timbulnya nekrosis tubular akut
PROGNOSIS

Kebanyakan anak dengan sindrom nefrotik memiliki relaps yang


berulang, dimana biasanya menurun frekuensinya seiring dengan
bertambahnya usia anak. Anak yang berespon baik dengan
terapi steroid dan tidak pernah mengalami relapse selama 6
bulan pertama setelah diagnosis sepertinya jarang mengalami
relapse dikemudian hari
KESIMPULAN

Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan, anak laki-laki tersebut


menderita sindrom nefrotik. Penting untuk menjelaskan kepada
keluarga pada anak dengan sindrom nefrotik yang berespon
baik pada steroid jarang mengalami penyakit ginjal kronis,
penyakit ini juga bukan herediter. Untuk menjaga efek
psikologis dari anak, sebaiknya menekankan bahwa pada masa
remisi anak sebaiknya dianggap normal dan dapat menjalani diet
dan aktivitas seperti semula.

Anda mungkin juga menyukai