Anda di halaman 1dari 19

Sudarma, SE, SKep, Ns

Trauma Abdomen

Trauma abdomen adalah trauma yang


terjadi pada daerah abdomen yang
meliputi daerah retroperitoneal, pelvis
dan organ peritroneal.
Mekanisme Trauma
• Langsung
Pasien terkena langsung oleh benda atau perantara benda yang
mengakibatkan cedera misalnya tertabrak mobil dan terjatuh dari
ketinggian

• Tidak langsung
Pengendara mobil terbentur dengan dash board mobil ketika mobil
mengalami tabrakan
Jenis Trauma Abdomen
a. Trauma Tajam
• Trauma tajam pada abdomen disebabkan oleh luka tusuk
dan luka tembak yang dapat menyebabkan laserasi 
kerusakan jaringan
• Luka tusuk biasanya tidak sampai tembus ke rongga
peritoneal sehingga pada luka tusuk angka kematian lebih
rendah dan tidak selalu memerlukan tindakan bedah
• Sebaliknya 96 – 98% luka tembak merusak organ
intraabdominal dan pembuluh darah sehingga memerlukan
tindakan operasi segera dan dapat menyebabkan kematian
jika tidak tertangani dengan baik
• Luka tusuk tersering mengenai hepar (40%), usus halus
(30%), diafragma (20%), dan colon (15%).
• Luka tembak tersering mengenai usus halus (50%), colon
(40%), hepar (30%), dan pembuluh darah abdominal (25%).
Gambar : Luka tembak di daerah abdomen

Tampak Luar Tampak Dalam

Sumber: Johannesburg Trauma Unit Case Study


Jenis Trauma Abdomen (Lanjutan...)

b. Trauma Tumpul
Trauma di daerah abdomen yang tidak
menyebabkan perlukaan kulit /jaringan tetapi
dapat menyebabkan perdarahan akibat trauma

Organ berisiko cedera :


* Hepar 40 - 55 %
* Limpa 35 – 45 %
Gambar : Trauma tumpul di daerah abdomen

Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2nd ed, Mosby, 2005
Tanda dan Gejala Trauma
• Pecahnya organ solid (tdk berongga)
– Hepar atau lien yang pecah  perdarahan
– Penderita tampak pucat
– Perdarahan  gejala syok hemoragik
– Nyeri abdomen (ringan  berat)
– Auskultasi bising usus  menurun
– Nyeri tekan, terkadang nyeri lepas dan defans
muskular (kekakuan otot)
Tanda dan Gejala (Lanjutan ....)

• Pecahnya organ berlumen (berongga)


– Pecahnya gaster, usus halus atau kolon 
peritonitis.
– Keluhan nyeri seluruh abdomen.
– Bising usus menurun.
– Palpasi ada defans muskular, nyeri tekan dan
nyeri lepas. Pada perkusi didapati nyeri
PENGKAJIAN
Sebelum kontak dengan pasien: pasang
APD dan cek AVPU
1.Pengkajian Primer
Pastikan masalah ABCDE (jika ada) tertangani dengan
baik

Catatan:
Sebagian besar manifestasi klinis dari trauma abdomen tidak langsung terlihat.
Pengkajian ulang berkala diperlukan untuk mendeteksi tanda dan gejala lanjutan yang
muncul
2. Pengkajian Sekunder
Sign and symptoms
Allergy: ada/tidaknya alergi obat, makanan
Medication: riwayat penggunaan obat
Past medical history: stroke, penggunaan alkohol, penyalahgunaan obat terlarang,
hipertensi, DM
Last meal/medication: jenis makanan/obat terakhir yang dikonsumsi, kapan terakhir
makan
Event: mekanisme terjadinya cedera: kecepatan kendaraan, jenis tabrakan (depan,
belakang, tabrakan samping, terserempet), berapa besar penyoknya bagian
kendaraan ke dalam ruang penumpang, jenis pengaman yg digunakan,
ada/tidaknya air bag, posisi pasien dlm kendaraan
2. Pengkajian Sekunder
PQRST (Nyeri)
Kaji nyeri tekan, nyeri lepas, nyeri ketika diperkusi pada area
abdomen

Head to Toe
1. Inspeksi
Umumnya pasien diperiksa tanpa pakaian
• Periksa adanya ekskoriasi atau memar (ekimosis)
Ekimosis umbilikal  perdarahan peritonial.
Ekimosis panggul  perdarahan organ retroperitoneal
Ekimosis perineum, scrotum atau labia  fraktur pelvis
• Periksa adanya laserasi, liang tusukan, benda asing yang
menancap atau bagian usus yang keluar
• Harus dilakukan log-roll agar pemeriksaan lengkap
2. Pengkajian Sekunder
Head to Toe
2. Auskultasi
• Dengarkan bising usus di semua kuadran
• Apabila bising usus menurun atau hilang  kemungkinan
perdarahan/perforasi pada organ abdomen
3. Perkusi
• Dengan perkusi dapat diketahui :
• Nada timpani akibat dilatasi lambung akut di kuadran kiri atas
• Bunyi redup  hemoperitoneum

Catatan:
Hasil pemeriksaan fisik abdomen, terutama bising usus sangat
bermanfaat untuk menentukan intervensi selanjutnya
2. Pengkajian Sekunder
Head to Toe
4. Palpasi
• Nyeri pada kuadran kiri atas menyebar ke arah bahu 
trauma limpa / diafragma.
• Nyeri abdomen berat, tegang dan spasme otot (defans
muskular)  indikasi proses inflamasi (peritonitis).
• Nyeri lepas (nyeri yg terjadi setelah tangan yg menekan
dilepas)  peritonitis (terjadi akibat kontaminasi isi usus)
• Tekan dengan hati-hati ada tidak krepitasi pada pelvis.
Px Penunjang
Rontgen dada, Abdomen 3 posisi, Hematologi, Hemostase, Kimia
darah, FAST (Focused Assessment with Sonography for Trauma).
MASALAH KEPERAWATAN UTAMA

1. Defisit volume cairan


•Perdarahan aktif
•Kerusakan pembuluh darah besar
2. Nyeri akut
PENATALAKSANAAN SPESIFIK
TRAUMA ABDOMEN
BILA TERDAPAT BENDA ASING TERTANCAP
Prinsip Penanganan
JANGAN DICABUT tapi pasang bantalan kasa yang
cukup tebal
Selanjutnya pasien disiapkan untuk operasi mencegah
perdarahan hebat
BILA USUS KELUAR

Prinsip
Penanganan
•Jangan dimasukkan tapi tutup
kasa steril yang dibasahi NaCl
0,9%  pertahankan
kelembaban
•Persiapkan operasi

Anda mungkin juga menyukai