rumah sakit
K E LO M P O K 3 :
1. A N I SA R A HMAWATI
2. DI A H AYU
3. I S R I A E N I N UG R A HA
4. K A RT I KA P E R MATA YODA
5. N U R U L A MA L IA
6. R A DE N R I MA JA N UW ELDA
7. S HEA N AG AT HA M
8. S I T I E N DA H M
9. T R I P UJA AG USTINA
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
Bandingkan dengan
Identifikasi klien menggunakan
gelang pasien
minimal 2 dari 3 identitas,
yaitu :
1. Nama pasien (sesuai ktp)
2. Tanggal lahir pasien
3. Nomer rekam medis
Cara Identifikasi Pasien
1. Untuk pasien rawat jalan
pertanyaan terbuka menanyakan nama lengkap dan tanggal lahir pasien.
contoh : “ bisa bapak/ibu sebutkan nama dan tanggal lahir bapak/ibu?”
cocokan dengan karcis berobat yang dipegang oleh pasien atau pengantar pasien.
2. Untuk pasien rawat inap
berikan pertanyaan terbuka menanyakan nama lengkap dan tanggal lahir pasien.
contoh : “bias bapak/ibu sebutkan nama dan tanggal lahir bapak/ibu?”
cocokan dengan gelang identitas yang dipakai oleh pasien.
2. Peningkatan Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi antar petugas :
Komunikasi verbal
Background ( B ) :
Ny. Aisyah telah dirawat 3 hari yang lalu mendapat infeksi paru-paru( pneumonia ). Telah
diberikan antibiotic ceftriaxone 1gr/12jam IV, KU sebelumnya normal dan infus RL terpasang 20
tpm.
LANJUTAN..
Assesment ( A ) :
Ny. Aisyah, mendapat infeksi paru-paru, sejak saat dirawat tanda vitalnya stabil
kemudian tiba-tiba menurun, sesak nafas dan batuk darah, dia belum mendapat profilaksis
venous thromboembolism. Saya tidak tahu kenapa ini terjadi dan saya khawatir dengan
kondisinya.
Recommendation ( R ) :
1. Perlukah diberikan oksigen memakai sungkup?, Berapa L/ menit?
2. Perlukah diganti cairan infus?, cairan apa?, dan berapa kecepatannya?
3. Perlukah diberikan heparin?
4. Perlukah diperiksa darah rutin, analisa gas darah, dan foto thorax?
5. Saya harap dokter dapat segera datang
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai ( High Alert )
1. sosialisasikan dan tingkatkan kewaspadaan obat • Benar Pasien
LOOK ALIKE dan SOUND ALIKE ( LASA ) atau nama • Benar Obat
PRINSIP • Benar Dosis
obat rupa mirip (NORUM) disimpan berjauhan. 7 • Benar Kadaluarsa
BENAR
• Benar Waktu
• Benar Cara
• Benar Dokumentasi
2. terapkan double check
Setelah melepas
6 Handscoon
6. Pengurangan risiko pasien jatuh
Pasien sebaiknya dinilai risiko jatuh :
Saat pendaftaran
Saat transfer dari unit satu ke unit lain
Setelah pasien jatuh
Reguler interval. Bulanan, dua minggu atau
harian
Setiap pasien yang akan masuk RS, dinilai risiko jatuhnya dengan
menggunakan form penilaian risiko jatuh
Tempelkan stiker kuning pada gelang identitas pasien
Lanjutan…
Skala risiko pasien jatuh :
1. Penilaian risiko jatuh pada anak/pediatri dengan skala risiko jatuh Humpty dumpty
( 21 tahun )
2. Penilaian risiko jatuh pasien lanjut usia atau geriatri skala Sydney (> 45 tahun )
3. Penilaian risiko jatuh pada pasien dewasa morse fall scale (> 21 -45 tahun )
Contoh : Perawat merawat seseorang yang Contoh : ketika perawat mengamprah obat di apotek
mengalamai PPOK dan merujuk klien tersebut pada maka antara perawat dengan apoteker akan menjalin
ahli terapis respiratorik untuk belajar latihan untuk komunikasi. Perawat akan meminta obat sesuai
menguatkaan otot-otot lengan atas, untuk belajar dengan kebutuhan pasien. Sedangkan apoteker akan
bagaimana menghemat energi dalam melakukan memberikan obat beserta penjelasan terkait obat
aktivitas sehari-hari, dan belajar teknik untuk tersebut. Perawat mendengarkan dengan baik lalu
mempertahankan bersihan jalan nafas. memilah dan mengeceknya.
E. Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Gizi
Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh
terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Pelayanan gizi di RS merupakan hak setiap
orang dan memerlukan pedoman agar tercapai pelayanan yang bermutu.
Contoh : Agar pemenuhan gizi pasien dapat sesuai dengan yang diharapkan maka perawat
harus mengkonsultasikan kepada ahli gizi tentang ± obatan yang digunakan pasien, jika
perawat tidak mengkomunikasikannya maka dapat terjadi pemilihan makanan oleh ahli gizi
yang bisa saja menghambat absorbsi dari obat tersebut. Jadi diperlukanlah komunikasi dua arah
yang baik antara perawat dengan ahli gizi.