Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT
TRAUMA ABDOMEN

NAMA KELOMPOK :

A H M A D S YA H R I Z A L

I N D R A WA H I D Z U L H A Q

R I FA L D I A L FA R E S
Definisi

Trauma abdomen adalah terjadinya atau kerusakan


pada organ abdomen yang dapat menyebabkan
perubahan fisiologi sehingga terjadi gangguan
metabolisme, kelainan imonologi dan gangguan faal
berbagai organ.
Etiologi

Trauma yang terjadi pada abdomen, umumnya terjadi oleh


trauma tumpul. Pada kecelakaan kendaraan bermotor,
benturan atau pukulan fisik.

Trauma akibat benda tajam umumnya disebabkan oleh


luka tembak yang menyebabkan kerusakan yang besar di
dalam abdomen atau dapat disebabkan oleh luka tusuk.
Klasifikasi

 Trauma tumpul

Merupakan trauma abdomen tanpa penetrasi ke dalam


rongga peritoneum. Luka tumpul pada abdomen bisa
disebabkan oleh jatuh, kekerasan fisik atau pukulan,
kecelakaan kendaraan bermotor, cedera akibat berolahraga,
benturan, ledakan.
Klasifikasi
 Trauma tajam

Merupakan trauma abdomen dengan penetrasi ke dalam rongga


peritoneum. Disebabkan oleh: luka tembak yang menyebabkan kerusakan
yang besar di dalam abdomen. Selain luka tembak, trauma abdomen dapat
juga diakibatkan oleh luka tusuk.
Organ yang terkena trauma abdomen dibagi 2, yaitu :
1. Trauma pada organ padat seperti hepar, limpa/lien, dengan gejala
utama perdarahan.
2. Trauma pada organ padat berongga seperti usus, saluran empedu
dengan gejala utama adalah peritonitis
Gambar Trauma tumpul dan tajam
Patofisiologi
Bila suatu kekuatan eksternal dibenturkan pada tubuh manusia (akibat kecelakaan lalu lintas,

penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari ketinggian), maka beratnya trauma merupakan

hasil dari interaksi antara faktor-faktor fisik dari kekuatan tersebut dengan jaringan tubuh. Berat

trauma yang terjadi berhubungan dengan kemampuan obyek statis (yang ditubruk) untuk menahan

tubuh pada tempat benturan karena terjadinya perbedaan pergerakan dari jaringan tubuh yang akan

menimbulkan disrupsi jaringan. Hal ini juga karakteristik dari permukaan yang menghentikan tubuh

juga penting. Trauma juga tergantung pada elastisitas dan viskositas dari jaringan tubuh. Elastisitas

adalah kemampuan jaringan untuk kembali pada keadaan yang sebelumnya. Viskositas adalah

kemampuan jaringan untuk menjaga bentuk aslinya walaupun ada benturan. Toleransi tubuh menahan

benturan tergantung pada kedua keadaan tersebut. Beratnya trauma yang terjadi tergantung kepada

seberapa jauh gaya yang ada akan dapat melewati ketahanan jaringan. Komponen lain yang harus

dipertimbangkan dalam beratnya trauma adalah posisi tubuh relatif terhadap permukaan benturan.
Manifestasi klinis
1) Laserasi, memar,ekimosis

2) Hipotensi

3) Tidak adanya bising usus

4) Hemoperitoneum

5) Mual dan muntah

6) Nyeri

7) Pendarahan

8) Penurunan kesadaran

9) Sesak
Pemeriksaan penunjang

1. Foto thoraks

2. Pemeriksaan darah rutin

3. Plain abdomen foto tegak

4. Pemeriksaan urine rutin

5. VP (Intravenous Pyelogram)

6. Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL)

7. Ultrasonografi dan CT Scan


Asuhan keperawatan

 Pengkajian

Airway: Membuka jalan napas menggunakan


teknik ‘head tilt chin lift’ atau menengadahkan kepala dan
mengangkat dagu, periksa adakah benda asing yang dapat
mengakibatkan tertutupnya jalan napas. Muntahan,
makanan, darah atau benda asing lainnya.
Asuhan keperawatan

 Breathing

Memeriksa pernapasan dengan menggunakan cara ‘lihat-


dengar-rasakan’ , Selanjutnya lakukan pemeriksaan status
respirasi korban (kecepatan, ritme dan adekuat tidaknya
pernapasan).

 Circulation

Mengecek denyut nadi dan tekanan darah.


Asuhan keperawatan

 Disability

Dilakukan evaluasi terhadap keadaan neurologis secara cepat.


Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi
pupil.

 Exposure/Environment

fraktur terbuka di femur dekstra, luka laserasi pada wajah dan


tangan, memar pada abdomen, perut semakin menegang.
Diagnosa dan Intervensi keperawatan

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan


perdarahan.

• Intervensi : Kaji tanda-tanda vital, Pantau cairan


parenteral dengan elektrolit, antibiotik dan vitamin, Kaji
tetesan infus, Berikan cairan parenteral sesuai indikasi,
Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur,
Pemberian tranfusi darah.
Diagnosa dan Intervensi keperawatan

2. Nyeri berhubungan dengan adanya trauma abdomen atau


luka penetrasi abdomen

 Intervensi : Kaji karakteristik nyeri, Beri posisi semi


fowler, Anjurkan tehnik manajemen nyeri seperti
distraksi, Managemant lingkungan yang nyaman,
Pemberian analgetik sesuai indikasi.
Diagnosa dan Intervensi keperawatan

3. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan


pembedahan, tidak adekuatnya pertahanan tubuh.

 Intervensi : Kaji tanda-tanda infeksi, Kaji keadaan luka,

Kaji tanda-tanda vital, Perawatan luka dengan prinsip


sterilisasi, Kolaborasi pemberian antibiotik.
Diagnosa dan Intervensi keperawatan

4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang


kurang.

 Intervensi : Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum


makan, Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan
sedikit tapi sering dan tawarkan pagi paling sering,
Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan
sesudah makan, Anjurkan makan pada posisi duduk tegak,
Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak.
Implementasi Keperawatan

Implementasi dilakukan pada klien dengan trauma


abdomen adalah dengan tindakan sesuai intervensi yang
telah dilakukan sebelumnya. Dalam tindakan ini diperlukan
kerja sama antara perawat sebagai pelaksana asuhan
keperawatan, tim kesehatan, klien dan keluarga agar asuhan
keperawatan berjalan dengan baik.
Evaluasi

Hasil asuhan keperawatan yang diharapkan adalah sebagai


berikut :

1. Kebutuhan cairan terpenuhi.

2. Nyeri dapat hilang atau terkontrol.

3. Tidak terjadinya infeksi

4. Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Anda mungkin juga menyukai