Anda di halaman 1dari 23

4 dari 10 anak balita di Indonesia Pendek

 2 dari 10 anak di Thailand


 1 dari 10 anak di Singapore
Riskesdas, 2013
10
30
40
50
60

20

10
20
30
40
50
60
70

0
Afghanistan

59

2009
Sumber : UNICEF
Yemen
54

Guatemala
Timor-Leste

Timor-Leste
Madagascar
Malawi
Burundi

World
Ethiopia
48

Laos
Rwanda

Average26,9
Nepal
India
Prevalence

Lao People's…
Bhutan
Niger
42

Guinea-Bissau
Cambodia

Democratic Republic of…


Zambia
Democratic People's…
United Republic of…
41

Mozambique
Eritrea
Myanmar

Comoros
Bangladesh
Benin
Papua New Guinea
37

Central African Republic


(Tahun 2003-2008)
Indonesia

Equatorial Guinea
Pakistan
(2003-2008)

Cambodia
Somalia
36

Lesotho
Nigeria
Vietnam

Myanmar
Chad
Sudan
Cote d'Ivoire
Prevalence of Stunting in 50 Countries
34

Guinea
Philipines

Tajikistan
Liberia
Uganda
37

Mali
percent)

Indonesia
16

Vietnam
Thailand

Cameroon
of Stunting in countries part of ASEAN

Indonesia rank 42 (37

Burkina Faso
4
26,9

Sierra Leone
Kenya
4

Philipines
World Average

Zimbabwe
Singapore

Djibouti
33
PREVALENSI STUNTING : POSISI INDONESIA
PENYEBAB STUNTING
PEMBERIAN MAKAN
Kualitas makanan Praktek pemberian Keamanan Makanan
Zat gizi mikro, makan dan minuman
keragaman dan asupan Frekuensi pemberian Kontaminasi, higiene
makanan sumber makan, makanan saat rendah, penyimpanan
hewani, kandungan zat sakit dan setelah sakit, dan persiapan makan
anti gizi, kandungan makanan encer, jumlah yang tidak aman
energi pada makanan kurang, pemberian
tambahan makan tidak responsif

ASI
keterlambatan inisiasi INFEKSI
menyusui setelah Diare,
melahirkan, tidak ASI cacingan,
eksklusif, early ISPA, Malaria,
cessation of peradangan
breastfeeding

FAKTOR KELUARGA
Keluarga Lingkungan rumah
Ibu balita: kurang gizi sebelum hamil, Kurangnya stimulasi dan aktifitas, pola
saat kehamilan dan menyusui, ibu asuh tidak baik, sanitasi dan air yang
pendek, infeksi, kehamilan remaja, buruk, alokasi makan dalam keluarga
kesehatan mental, IUGR dan yang kurang tepat, pendidikan
prematur, jarak kelahiran, hipertensi pengasuh rendah
wasting stunting underweight

37.04 PREVALENSI
KEKURANGAN GIZI PADA
28.13 BALITA BERDASARKAN
26.09
USIA
21.05 21.88
17.39
15.79
14.29 14.81 • Prevalensi berat badan
12.50
kurang meningkat sejak
8.70 usia 6 bulan- 24 bulan
7.14
3.70 • MP-ASI tidak tepat
0 0 (jumlah-jenis-bentuk),
<6 bln 6-<12 bln 12-<24 bln 24-<36 bln ≥36 bln higiene sanitasi, MP-ASI
yang tidak kaya gizi, pola
asuh makan dan
Sumber: Buku Profil Pangan dan Gizi Kota Malang 2014 penyapihan ASI dini
[WHO, 2010].

• Shrimpton and Kachondham, 2003, z-skor terendah untuk TB/U usia antara 22-24
bulan [Shrimpton and Kachondham, 2003]. Pada usia diatas 24 bulan maka z-skor TB/U
relatif konstan. Pencegahan kejadian pendek pada 1000 HPK [Prentice, 2013; Shrimton,
2001].
AIR BERSIH, HIGIENE DAN SANITASI
• Infeksi tidak selalu ada
gejala atau kondisi
klinis
• Environmental
(tropical) enteropathy
• Penurunan nafsu
makan
• Menghambat
penyerapan zat gizi
Struktur usus
• Peningkatan kehilangan
halus
zat gizi
• Perubahan struktur dan
fungsi usus halus
Pola Asuh
POLA ASUH KURANG POLA ASUH BAIK
Variable 1 RDA 2 RDA Iron Control 1 RDA 2 RDA Iron Control
(n=24) (n=17) (n=23) (n=62) (n=29) (n=32) (n=36) (n=58)

MENTAL 82.92  87.29  92.83  86.08  91.45  92.84  90.44  90.83 


7.81a,1 7.03 13.61a 11.664 10.571 10.77 12.33 9.394
PSYCHO 91.13  97.71  100.04 91.69  94.1  95.72  93.39  96.67
MOTOR 9.44 13.53  15.935 10.7 8.61 12.282 
11.582 11.255
1 RDA 2 RDA Iron Control 1 RDA 2 RDA Iron Control
(n=26) (n=16) (n=24) (n=65) (n=30) (n=32) (n=37) (n=58)
TINGGI -1.45  -1.18  -2.0  -1.34  -1.17  -1.47  -1.54  -1.41 
BADAN/ 1.08 0.79 0.79 3b 1.05 b 0.97 0.97 0.753 0.85
U (Z-
SCORE)

Pemberian dosis zat gizi mikro yang sama, jika pola


asuh berbeda maka akan mempunyai efek terhadap
perkembangan mental, psychomotor dan tinggi badan
yang berbeda (Wirawan, 2002, Thesis)
Kerangka Pikir Penyebab Masalah Gizi pada
1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)

Penanganan masalah gizi merupakan upaya lintas sektor untuk mengatasi penyebab
langsung, tidak langsung, dan akar masalah melalui upaya intervensi gizi spesifik dan
intervensi gizi sensitif
10
KURANG GIZI DAN KECERDASAN
SAAT LAHIR OTAK BAYI 25%
BERAT OTAK ORANG DEWASA
(0,35 kg)

USIA 2 TAHUN 75% BERAT OTAK


ORANG DEWASA (0,98 kg)

OTAK ORANG
DEWASA (1,4 kg)

PEMBENTUKAN OTAK SAAT 5 TAHUN 90%


TERJADI MULAI DARI BERAT OTAK ORANG
KANDUNGAN DEWASA (1,26 kg)

Ascobat Gani 13 11 12
KURANG GIZI DAN KECERDASAN
Otak anak usia 3 tahun

Lebih kecil, banyak yang kosong

Gizi Baik Kurang Gizi

Tingkat kecerdasan (IQ) lebih rendah hingga 13,5 poin

Bleichrodt N, Born MP. 1994. New York: Cognizant Communication Corporation; 1994:195–200
SEL OTAK
Cabang Lebih sedikit

anak gizi baik anak kurang gizi


pada usia 3 pada usia 3
tahun tahun
INTERVENSI STUNTING

KEBERHASILAN DARI INTERVENSI


• Intervensi :
– Tidak ada penyakit
penyerta
– Dilakukan recall pada
Balita
– Bila ASI, maka dilakukan
kawal ASI
– Bila usia > 6 bulan
ditambah intervensi
dengan MPASI
– Edukasi gizi dengan
konseling
SAKIT DAN KEMATIAN
Berhubungan
dengan kematian
pada 5-6 balita
(54% kematian atau
10.8 juta anak)
Berhubungan
dengan 1-2 angka
kesakitan (16.6%)
16
PENINGKATAN DERAJAT
KESEHATAN MASYARAKAT
vs PENURUNAN STUNTING Faktor
Perilaku
(Pola Asuh, Faktor
Pola Makan) Pelayanan
Kesehatan (TTD,
PMT, ANC,
Imunisasi,
Tatalaksana
DERAJAT Kecacingan dan
Diare)
Faktor KESEHATAN
Lingkungan
: (Sanitasi
dan Air
Bersih)
Faktor
Genetika
(Keturunan)

17
TEORI H.L. BLUM
UPAYA PERCEPATAN
PENURUNAN

• Makanan Tambahan untuk • Pemberian ASI sampai


mengatasi KEK pd bumil • Bantuan Rastra
usia 2 tahun didampingi
• Tablet Tambah Darah dengan MP ASI adekuat • Ketahanan pangan
(pertanian, warung hidup)
untuk mengatasi anemia • Pemberian Obat Cacing • Pembangunan Perumahan
pada bumil • Pemberian Makanan • Akses air bersih dan
• Konsumsi Garam Tambahan sanitasi
• Pemberian Vitamin A • Pendidikan kesehatan
Beriodium
• Tata Laksanan Gizi Buruk
• ASI Ekslusif • Bantuan sosial lainnya
• Penanggulangan Malaria
• Imunisasi • JKN
• Pencegahan dan
• Cuci tangan dengan benar • Program Padat Karya Tunai
Pengobatan diare

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga


dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) 18
KERANGKA
PENANGGULANGAN

PENCEGAHAN PENANGANAN

1000 HARI STIMULASI –


PERTAMA PENGASUHAN
KEHIDUPAN (HPK) dan PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN

Stunting dapat dicegah dengan memastikan kesehatan yang baik dan gizi yang cukup Pada 1000
Hari Pertama Kehidupan
Gizi Tepat + Pencegahan Penyakit = Tumbuh Kembang Optimal Mencegah Stunting
19
MENTERI KESEHATAN

KEGIATAN PENANGGULANGAN STUNTING

PELIBATAN
INTERVENSI PIMPINAN
DAERAH SPM
PP No. 2, Th
REMAJA 2018 LINTAS
IBU HAMIL SEKTOR
GERMAS
IBU HAMIL INPRES
IBU No.1 Th 2017
MENYUSUI
BAYI-ANAK
DUA TAHUN
PENCEGAHAN MANDATORY

20
PERBUP NO 11 TAHUN 2019
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN APB DESA
TAHUN 2019

• Kebijakan dalam penyusunan APB Desa


diserahkan pada prioritas sbb:
2. Dalam rangka peningkatan kualitas hidup
masyarakat dan pelayanan publik agar setiap
desa mengalokasikan anggaran untuk kegiatan
penanganan dan pencegahan stunting (gangguan
pertumbuhan dan perkembangan anak) dan
penanganan gizi buruk melalui revitalisasi
posyandu dengan kegiatan antara lain :
PERBUP NO 11 TAHUN 2019
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN APB DESA
TAHUN 2019

• A. Peningkatan kapasitas kader posyandu


• B. Kaderisasi kader posyandu
• C. Peningkatan sarana dan prasarana
posyandu
• d. Bantuan insentif kader posyandu
• E. Sistem pelayanan posyandu
• F. Pembinaan dan Pengawasan Posyandu

Anda mungkin juga menyukai