Anda di halaman 1dari 7

BAB 1 Definisi

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)


adalah penyakit paru kronik yang ditandai
oleh hambatan aliran udara di saluran
napas yang bersifat progressif
nonreversibel atau reversibel parsial
BAB 1 Faktor Risiko

Merokok Polusi ruangan Paparan kerja Polusi udara Faktor genetik

Pertumbuhan
Umur dan dan Bronkitis
Sosioekonomi Asma
jenis kelamin perkembangan kronis
paru

infeksi
BAB 1 Epidemiologi

Global Indonesia
• PPOK di Indonesia menurut
PPOK pada tahun 2015 sekitar Riskesdas 2013 adalah 3,7% (pria
11,7%, meningkat 44,2% dari 4,2%, perempuan 3,3%).
tahun 1990, dan menyebabkan • PPOK merupakan penyumbang
kematian pada 3,2 juta orang di angka kesakitan terbesar (35%),
2015, meningkat 11,6% dari tahun diikuti oleh asma bronkial (33%),
1990 kanker paru (30%), dan lainnya
(2%).
BAB 1 Patofisiologi
Infiltrasi sel T Infiltrasi sel B
Squamosa
metaplasia
Emfisema

Hipertofi kel.
Remodeling Proses Inflamasi
mukus

Bronkitis kronis

Silia atrofi
Neutrofil,
makrofag

Sumbatan jalan
Ketidakseimbangan protease serta napas
defisiensi α 1 antitripsin
BAB 1 Penegakan Diagnosa

Anamnesis Pemeriksaan Fisik


Anamnesis gejala PPOK seperti
ditemukan mengi dan ekspirasi
sesak napas, peningkatan usaha
memanjang. Selain itu, bisa
bernapas, rasa berat saat
ditemukan tanda hiperinflasi
bernapas, atau gasping, batuk -
seperti barrel chest, sianosis,
biasanya kronik (dengan atau
kontraksi otot-otot aksesori
tanpa disertai dahak), mudah
pernapasan, pursed lips breathing,
lelah, dan terganggunya aktivitas
serta tanda-tanda penyakit kronik
fisik.
BAB 1 Penegakan Diagnosa

Spirometri

AGDA

Radiografi

CT-Scan

Kadar α-1 antitripsin


BAB 1 Klasifikasi

A Derajat 1 (berisiko) Gejala klinis :


Memiliki satu atau lebih gejala batuk kronis, produksi sputum, dispnea. Ada paparan terhadap faktor
risiko.
Spirometri : normal.
B Derajat 2 (PPOK ringan) Gejala klinis :
Dengan atau tanpa batuk. Dengan atau tanpa produksi sputum.
Spirometri : FEV1 yang diprediksi ≥80%
C Derajat 3 (PPOK sedang) Gejala klinis :
Dengan atau tanpa batuk. Dengan atau tanpa produksi sputum. Sesak napas derajat sesak 2 (sesak
timbul pada saat aktivitas).
Spirometri : FEV1 yang diprediksi 50-<80%
D Derajat 4 (PPOK berat) Gejala klinis : Sesak napas ketika berjalan dan berpakaian. Eksaserbasi lebih sering terjadi.
Spirometri : FEV1 yang diprediksi 30-<50%

E Derajat 5 (PPOK sangat berat) Gejala klinis :


Pasien derajat III dengan gagal napas kronik. Disertai komplikasi korpulmonale atau gagal jantung kanan.
Spirometri : FEV1 yang diprediksi <30%

Anda mungkin juga menyukai