Anda di halaman 1dari 32

Latar Belakang

Global 2015 Indonesia


Kasus HIV/AIDS: 36, 7 juta
Kasus HIV/AIDS: 38.120 kasus
Kematian: 1,1 juta
Kematian:
2,1 juta kasus/kategori umur

Infeksi HIV di Sumatera Utara hingga Juni 2016 :11.949 kasus

Infeksi oportunistik adalah infeksi akibat adanya kesempatan untuk muncul pada
kondisi – kondisi tertentu yang memungkinkan, yang bisa disebabkan oleh
organisme non-pathogen ;otak (Toxoplasmosis, Cryptococcal), paru – paru
(Pneumocytis pneumonia, Tuberculosis), mata (Cytomegalovirus), mulut dan saluran
napas (Candidiasis), usus (Cytomegalovirus, Mycobacterium avium complex), alat
kelamin (Herpes genitalis, Human papillomavirus), dan kulit (Herpes simplex).
HIV/AIDS

HIV AIDS

marker atau penanda


yang berada di • Retroviridae • Kumpulan gejala
permukaan sel – sel • Target: CD4+ • Serostatus HIV (+)
darah putih manusia, • ↓Kekebalan tubuh • Infeksi oportunistik
terutama sel – sel
limfosit
Diagnosis

Kriteria Mayor Kriteria Minor


• Penurunan berat badan > • Batuk > 1 bulan
10% berat badan • Pruritus Dermatitis
• Diare kronis > 1 bulan menyeluruh
• Demam > 1 bulan • Infeksi umum yang rekuren
• Kesadaran menurun dan • Kandidiasis Orofaringeal
gangguan neurologis • Infeksi Herpes Simpleks yang
• Demensia meluas atau menjadi kronik
progresif
• Limfadenopati generalisata

Pemeriksaan Laboratorium:
• EIA (Enzym Immunoassay)
• Western Blot
Patogenesis HIV/AIDS

gp120
HIV Limfosit CD4+
CCR5/ CXCR4 gp41

HIV Protease

RNA virus memasuki Nukleosida


Reverse Transcription
Splicing sitoplasma limfosit CD4+ dilepas

HIV Integrase

Insersi cDNA inti sel


mRNA Provirus
host
Perjalanan Klinis

Infeksi Akut Asimtomatis Simtomatis

Klasifikasi dan Stadium Klinis HIV AIDS

Kategori 1 >500 µl limfosit T


CD4+/µl
Kategori 2 200 – 499 µl limfosit T
Kategori Laboratorium CD4+/ µl

Kategori 3 < 200 µl limfosit T CD4+/


µl
Kategori Klinis
Kategori A Kategori B Kategori C
• Infeksi HIV • Meningitis • Penyakit paling parah
asimtomatik • Kandidiasis yang pernah diderita
• PGL • Dysplasia serviks apapun kondisi pasien
• Infeksi HIV akut • Herpes zoster sekarang
disertai gejala penyakit • ITP
atau riwayat infeksi
HIV akut

Center for Control Diseases and Prevention. Revised Classification System for HIV Infection and Expanded
Surveillance Case Definition for AIDS Among Adolescents and Adults [Internet]. CDC. 1993. Available from:
https://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/00018871.htm
Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Stadium 4
• Tidak ada gejala • Penurunan berat • Penurunan berat • Sindrom wasting
• PGL badan bersifat HIV
badan berat yang tak • Tuberkulosis
• Infeksi saluran diketahui ekstraparu
penyebabnya • Sarkoma kaposi
pernapasan yang • Diare kronis
Ensefalopati HIV
berulang • Demam menetap • Mikosis
• Kandidiasis pada diseminata
• Herpes zoster mulut yang (histoplasmosis,
• Ulkus mulut yang menetap coccidiomycosis)
• TB paru • Karsinoma
berulang • Infeksi bakteri serviks invasif
yang berat
World Health Organization [internet]. Geneva: WHO Clinical Staging of HIV/AIDS and HIV/AIDS Case Definitions
for Surveillance. (diakses 28 Juli 2017). http://www.who.int/hiv/pub/guidelines/HIVstaging150307.pdf
Variasi Kelainan Kulit Pada HIV/AIDS

Riwayat, morfologi lesi primer dan jumlah CD4 adalah petunjuk untuk
diagnosis kulit. Dalam banyak kasus, penyakit kulit terkait HIV dapat
dengan mudah dikenali berdasarkan alasan klinis, terutama pada
penyakit HIV awal dimana klinis atopia lebih jarang.
Biopsi kulit harus dipertimbangkan untuk evaluasi histologis dan
mikrobiologis. Karena orang yang terinfeksi HIV sering memiliki lebih
dari satu dermatosis, beberapa biopsi mungkin diperlukan.
Stadium 1

• Persistent Generalized Lymphadenopathy

Tidak
Histologi :
Pembesaran
nodus limfa > diketahui Tampak germinal
1 cm penyebabnya center hiperplasia,
struktur limfa
nodus
Stadium 2

• Herpes Zoster • Diagnosa


Penyakit yang menyerang kulit Inspeksi : ruam polimorfik yang
dan mukosa disebabkan oleh terlokalisata dan unilateral.
reaktivasi virus yang dorman Makula eritema →
akibat penurunan dari antibodi vesikel→pustula → krusta →
erosi/ ekskoriasi

Kekambuhan dari herpes


menunjukkan keparahan dari HIV
Tatalaksana
• Antiviral
• Anti nyeri
• Pengobatan topikal
simptomatik
Apthous Ulcer

Sariawan atau Peradangan yang terjadi


pada mukosa mulut dan dijumpai pada • Diagnosis
pasien yang mengalami
imunokompromise. Ulserasi tunggal atau multipel, dangkal,
bulat lonjong dan nyeri
- Minor : gejala minor, sembuh tanpa skar.
- Mayor : nyeri berat dan sembuh dengan
skar.

• Tatalaksana
• simptomatis
• Vit. C
• Vit. B12 1000mcg
Dermatitis Seboroik
Dermatosis yang sering terjadi • Diagnosis
pada kulit kepala, wajah dan dada Kulit bersisik dan gatal
• Ditemui pada Os yang menderita
HIV dengan CD4 sekitar 450-550
• Tatalaksana
1. Sistemik : kortikosteroid
Antijamur
Isotretinoin
1. Topikal : Antijamur,
Kotikosteroid
Metrodinazole
Moluscum Kontangiosum

• Etiologi • Pada pasien HIV


virus dari genus orthopoxvirus atau Jumlah lesi ratusan dan diameter
poxvirus yang tidak spesifik lebih dari 2 cm dengan bentuk yang
tidak teratur dan konfluen serta lesi
pada lipta paha dan wajah.
• Diagnosis
Dermatologi
• Tatalaksana
Daerah : badan, lengan, kaki, wajah, • Traumatic lesim ( kuretase, kryoterapi
paha bagian dalam, glutea dan atau bedah beku)
genitalia. • Eviserasi ( scalpel, ekstraktor komedo
Ruam : lesi berbentu kubah dengan dan jarum suntik)
ada cekungan ditengahnya
Angular Cheilitis

Defenisi Diagnosis Terapi

• Inflamasi yang • Gejala : nyeri • nonfarmakologi


disertai dengan • inspeksi : • Farmakologi
fisur pada kulit tampak split atau • antifungal
bibir mulai dari retak pada sudut topikal
perbatasan bibir atau celah • Antibiotik
mukokutan dan atau ulkus pada
meluas kedalam • Vitamin B
komisura bibir
kulit. • Zat besi
Papular Pruritic Eruptions

• Biasanya terjadi pada HIV stadium 2 dan akan


Definisi menyebabkan penurunan status imun dan status
nutrisi dari pasien.

Diagnosis • Papul, erosi, ekskoriasi

Terapi • Antiretroviral
Stadium III (Tingkat Menengah)
Oral Candidiasis
Kandidiasis oral adalah kelainan pada
mukosa rongga mulut yang disebabkan
oleh C. albicans (CA) maupun non-
Candida albicans Candida (NCAC).
Contoh NCAC : C.tropicalis (CT)
Kandidiasis oral dapat menyerang semua
umur, baik pria maupun wanita.
Meningkatnya prevalensi infeksi Kandida
albikan ini dihubungkan dengan
kelompok penderita HIV/AIDS
Diagnosis_oral candida_HIV/AIDS
• Tipe kandidiasis oral yang bentuknya kandidiasis pseudomembranosus akut
yang disebut juga sebagai thrush
• Gejala : rasa gatal pada mulut
• Kandidiasis ini tampak sebagai plak mukosa yang putih, difus, bergumpal atau
seperti beludru, terdiri dari sel epitel deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur, dapat
dihapus meninggalkan permukaan merah dan kasar.
• Lokasi : mukosa pipi, lidah, dan palatum lunak
Terapi_oral candida_HIV/AIDS
• Lozenges atau oral gel yang mengandung nistatin,
amfoterisin B, atau mikonazol. Pemberian obat 2-3 kali
sehari selama 5-7 hari memberikan hasil yang baik.
• Terapi oral juga 1-5 hari, ketokonazol 400 mg selama 5
hari, intrakonazol 2 kali 200 mg sehari dan flukonazol
150 mg sekali.
Oral hairy leukoplakia (OHL)
• Oral Hairy Leukoplakia (OHL) adalah lesi yag
membesar pada mukosa mulut disebabkan
oleh replikasi dari virus Epstein Barr.
• OHL telah lama ditemukan pada mayoritas
orang yang terinfeksi HIV pada homoseksual
dan laki-laki biseksual dengan tingkat
penurunan system imun yang menengah.
• Diagnosis diambil dari tampakan klinik,
namun dapat dikonfirmasi dengan biopsy
• Terapi : OHL tidak dapat dihilangkan dengan
bahan kering atau kuret dan biasanya tidak
merespon terhadap terapi anti-jamur.
Belakangan ini famiciclovir oral telah
ditemukan lebih beneficial sebagai
pengobatan untuk OHL
Stadium IV (Tingkat Lanjut)
Chronic Herpes Simplex Virus (HSV)
Infeksi (orolabial,genital, atau anorektal
lebih dari satu bulan, atau viseral pada
banyak durasi) Herpes simplek virus
(HSV) dan Varisela Zooster virus (VZV)
karena laten atau infeksi berulang pada
kulit dan saraf.
Tempat infeksi tersering antara lain area
anogenital, wajah, orofaring, dan jari-
jari.
Chronic Herpes Simplex Virus (HSV)
Pada gejala awal HIV, infeksi dari HSV ditunjukkan dengan kelompok vesikel
atau erosi yang akan menyembuh satu samapai dua minggu tanpa pengobatan.
Dengan peningkatan immunodefisiensi, nyeri pada ulkus yang memberat
dengan peningkatan margin.
Ketika sel-sel CD4 T jatuh ke tingkat penekanan kekebalan, kronis, ulkus dalam
dan tidak sembuh dari HSV pada anogenital dan lidah. Smear atau biopsi lesi
diperlukan untuk diagnosis pasti atau evaluasi ketahanan antivirus.
Terapi pilihan antara lain Acyclovir, famciclovir, dan valaciclovir. Pengobatan
dengan foscarnet harus dipertimbangkan dalam kasus ini
Oesophageal candidiasis
• Kandidiasis mukosa terkait HIV
merupakan infeksi oportunistik
tersering dan kehadirannya pada
orang HIV yang tampak sehat atau
yang memerlukan serotesting HIV.
• Topikal nystatin atau clotrimazole,
and sistemik ketoconazole,
itraconazole, atau fluconazole.
Intravena amphotericin B harus
termasuk dalam kasus refractory
Kaposi’s sarcoma
• Lokasi : Batang (di mana sumbu
panjang mereka mungkin
terletak sejajar dengan garis
kulit), ekstremitas, wajah, dan
rongga mulut.
• Lesi awal KS tidak menunjukkan
gejala, eritematosa dengan
vialoceus, makula atau papula
• Edema ekstremitas ,
lymphostatic verrucous, ulserasi
Kaposi’s sarcoma
• Terapi sistemik untuk penyakit yang lebih luas termasuk agen
kemoterapi seperti vincristine, vinblastin, bleomycin, adriamisin,
doxorubin, alpha interferon dan AZT
Diagnosis definitive, tidak diperlukan tetapi dapat dikonfirmasi dengan
• Lesi merah ungu khas terlihat pada bronkoskopi atau endoskopi;
• Massa padat pada kelenjar getah bening, jeroan atau paru-paru
dengan palpasi atau radiologi;
• Histologi.
Tatalaksana
Lini Pertama
No. Nama generik Formulasi Data farmakokinetik Dosis menurut umur.
1. Zinovudin (NRTIs) Tablet: 300mg Semua umur  < 4 minggu: 4 mg/kg/dosis, 2x/hari (profilaksis)
 minggu – 13 tahun: 180 – 240 mg/m2/dosis, 2x/hari
 dosis maksimal: >13 tahun, 300 mg/dosis, 2x/hari.
2. Lamivudin (NRTIs) Tablet: 150 mg Semua umur  < 30 hari< 2 mg/kg/dosis, 2x/hari (profilaksis)
 > 30 hari atau <60kg: 4 mg/kg/dosis. 2x/hari.
 Dosis maksimal: 150 mg/dosis, 2x/hari.
3. Kombinasi tetap Tablet: 300 mg Remaja dan dewasa Dosis maksimal: < 13 tahun atau > 60 kg: 1 tablet/dosis,
Zinovudin plus (AZT) plus 150 mg 2x/hari (tidak untuk berat badan 30 kg)
Lamivudin (3TC)
4. Nevirapin (NNRTIs) Tablet: 200 mg Semua umur  < 8 tahun: 200 mg/m2
Dua minggu pertama 1x/hari.
Selanjutnya 2x/hari.
 > 8 tahun: 120-150 mg/m2,
Dua minggu pertama, 1x/hari
5. Efavirenz (NNRTIs) 600mg Hanya untuk anak >3  10-15 kg: 200 mg 1x/sehari.
tahun dan berat >10  15 - <20 kg: 250 mg 1x/sehari.
kg  20 - <25 kg: 300 mg 1x/hari
 25 - <33 kg: 350 mg 1x/hari
 33 - <40 kg: 400 mg 1x/hari
 Dosis maksimal: > 40 kg: 600 mg 1x/hari
6 Stavudin, d4T 30 mg Semua umur  < 30 kg: 1 mg/kg/dosis, 2x/hari
(NRTIs)  30 kg atau lebih : 30 mg/dosis, 2x/hari
7. Abacavir (NRTIs) 300 mg Umur > 3 bulan  < 16 tahun atau < 37.5 kg: 8 mg/kg.dosis, 2x/hari
 Dosis maksimal: >16 tahun atau > 37.5 kg
300 mg/dosis, 2x/hari
8. Tenofovir Tablet: 300 mg Diberikan setiap 24 jam. Interaksi obat dengan ddl, tidak
disoproxil fumarat lagi dipadukan dengan ddl.
(NRTIs)
9. Tenofovir + tablet 200 mg/ 300
emtricitabin mg
Lini Kedua

No. Nama generik Formulasi Data farmakokinetik Dosis

1. Lopinavir/ ritonavir Tablet tahan suhu 6 bulan  400 mg/100 mg setiap 12 jam untuk pasien
(PI) panas, 200 mg naïf baik dengan atau tanpa kombinasi EFV
Lopinavir + 50 mg atau NVP.
ritonavir  600 mg/ 150 mg setiap 12 jam bila
dikombinasi dengan EFV atau NVP untum
pasien yag pernah mendapat terapi ARV
 2 minggu- 6 bulan: 16 mg/4 mg/kg BB,
2x/hari
 6 bulan – 18 bulan: 10 mg/lgBB/dosis
lopinavir

2. Tenofovir disoproxil Tablet: 300 mg Diberikan setiap 24 jam interaksi obat dengan
fumarat (NRTIs) ddl, tidak lagi dipadukan dengan ddl.
Kesimpulan
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) atau Sindrom
Imunodefisiensi didapat adalah sekumpulan gejala penyakit yang
menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalan dirusak oleh
virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Akibat kehilangan
kekebalan tubuh, penderita AIDS mudah terkena berbagai jenis infeksi
bakteri, jamur, parasit, dan virus tertentu yang bersifat opposrtunistik.
Selain itu penderita AIDS juga rentan menderita keganasan,
khususnya sarcoma Kaposi. Manifestasi kutan dari penyakit HIV/AIDS
berbeda dari tiap tahapan stadium penyakit. Terapi secara
keseluruhan diberikan antiretroviral dan terapi tergantung
bakteri/jamur penyebab
Sekian dan Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai