Hiv 2022
Hiv 2022
1
Bagaimana mengetahui
seseorang
HIV/bukan?
2
Siapakah yg HIV/AIDS?
A B
Manakah di bawah ini yang
menyebabkan penularan HIV?
A. Berpelukan erat
B. Berciuman
C. Menggunakan alat makan yg sama
D. Menggunakan toilet duduk yg sama
E. Bermain olahraga terkena keringat
5
HIV dalam cairan tubuh
Darah
Semen
18,000 Cairan
11,000
Vagina Cairan
7,000 Amnion
4,000 Saliva
1
7
Kapan seorang disebut sebagai
ODHA/HIV+ ?
A. Nilai CD4 50 sel/mm3
B. Badan tato, kurus, sariawan
C. Sering berganti-ganti pasangan seks
D. Tes HIV reaktif 1 reagen
E. Berteman dengan ODHA
8
TES DIAGNOSIS HIV
a. Metode pemeriksaan serologis
1) rapid immunochromatography test (tes cepat)
2) EIA (enzyme immunoassay)
deteksi antibodi saja (generasi pertama) atau antigen dan antibodi (generasi
ketiga dan keempat). Metode western blot sudah tidak digunakan sebagai
standar konfirmasi diagnosis HIV lagi di Indonesia
11
HIV TREATMENT CAN NORMALIZE SURVIVAL
12
EARLY TARGET : CCR5 antagonis
TB
TB
PPE
sariawan
herpes wasting
TRANSMISI VIRUS candidiasis TB CMV
PCP
kriptokok MAC
4
6 Mo
Terminologi HIV-AIDS
DIAGNOSIS* CD4 ICD 10 STADIUM KETERANGAN**
Z21 • Asimptomatik HIV
INFEKSI AWAL
• Herpes zoster
INFEKSI LANJUT
• Diare/demam> 1bln
• Candidiasis oral
AIDS <200 B20 3 • TB Paru
• Anemia/pansitopen
• Sindrom wasting
(B>10%+D/D)
AIDS Berat <50 B22 4 • Ensefalopati
B20 • PCP/CMV/Kripto
• TB ekstra paru
*US CDC **WHO
STADIUM KLINIS DAN GEJALA TERKAIT HIV
20
Stadium Klinis 1
21
Enlarged mastoid lymph gland
Enlarged
occipital
lymph gland Enlarged
submandibular
lymph gland
Enlarged
Enlarged deep anterior
posterior cervical
cervical lymph lymph glands
22
glands 22
Stadium Klinis 2
23
Dermatitis seboroika
Gatal
Bersisik
Kemerahan
~ P. ovale
24
25
Papular Pruritic Eruption (PPE)
26
Papular pruritic eruption (PPE)
Lengan, tungkai,
pinggang, bokong
Simetris
27
Papular pruritic eruption (PPE)
Pengobatan
Steroid topikal
Antihistamin
Prednison jangka
pendek
UVB, UVA
28
Herpes zoster (shingle)
29
Stadium Klinis 3
30
Kandidiasis Pseudomembran
31
Kandidiasis Eritematus
32
Kandidiasis Hiperplastik
33
Kandidiasis Cheilitis angularis
34
Necrotizing Stomatitis
· Nekrosis jaringan
lunak yang luas di
atas tulang; sering
tidak ditemukan
penyebabnya
· Bandingkan
dengan ulkus
aftosa di sebelah
kanan
35
TB Paru
HIV lanjut
HIV awal (severe immuno-compromise)
36
Klinis lainnya
· Pansitopenia
· BB > 10%
· Diare kronis
· Demam kronis
37
Stadium Klinis 4
38
Wasting Syndrome
40
Sarkoma Kaposi
41
PneumoCystis Pneumonia (PCP)
42
Klinis lainnya
· Meningitis
· Encephalopathy HIV
· Kanker serviks invasif
· Retinitis CMV
43
44
45
Apakah Fast Track?
46
FAST TRACK – TARGET 2030
47
Rekomendasi Inisiasi ART*
KRITERIA KETERANGAN
Berdasar HIV/AIDS stadium 3 dan 4 atau
stadium/jumlah CD4** Jumlah CD4 ≤ 350 sel/mm3
*Permenkes No 87 tahun 2014 ~WHO 2015 : CD4<500 sel/mm3 –saat ini test&treat
**ART should be initiated in all adults living with HIV, regardless of WHO clinical stage and
at any CD4 cell count (strong recommendation, moderate-quality evidence), WHO 2016
PERMASALAHAN
1. Perlunya pemahaman masyarakat tentang infeksi
HIV yang lebih baik mengenai cara penularan dan
penanggulangannya
2. Perlunya peningkatan jumlah tes HIV yang
dilaksanakan di masyarakat
3. Layanan HIV yang terintegrasi, tidak terpisah dan
eksklusif sehingga dapat menurunkan risiko stigma
4. Dibutuhkan pemahaman semua tenaga kesehatan
dan disiplin ilmu dalam upaya penanggulangan infeksi
HIV
5. Distribusi tes HIV serta obat ARV yang tersebar
secara merata dan dapat dijangkau oleh seluruh
masyarakat
6. Optimasi peran swasta dalam upaya
penanggulangan
PNPK HIV 2019*
*consolidated guidelines on the use of antiretroviral drugs for treating and preventing HIV infection, WHO 2016
Laki-laki 25 tahun dirawat dengan AIDS dan TB
paru, CD4 500 sel/mm3
1. Apakah perlu ART?
2. Apakah perlu kotrimoksazol?
3. Apa kesulitan kedua penyakit tsb?
51
INDIKASI TES HIV
Permenkes No. 74 Tahun 2014 Pedoman Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV
SE 2018 -- Istilah “Konseling dan Tes HIV” diganti LAYANAN TES HIV
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
Permenkes No. 74 Tahun 2014 Pedoman Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV
Tes HIV mandatori
• Pada darah donor
• Surat pengadilan (kasus pemerkosaan)
• Transplantasi organ
• TNI dan TKI
NR 1R+2NR 2R+1NR 3R
Inkonklusif
TUJUAN TERAPI ARV
“Treatment as prevention”
Permenkes No. 87 tahun 2014
Apa manfaat ARV untuk individu ?
PNPK HIV 2019
Anda bertugas di layanan DOTS: kapan pasien
TB harus diskrining HIV?
1. Bila anda meminta pasien TB utk tes,
termasuk KTHIV yg apa?
2. Bila setuju utk tes, apakah perlu IC
tertulis?
3. Bila tidak setuju bagaimana?
63
Kapan memulai ARV?
64
sekitar 20-30% pasien yang mempunyai
indikasi memulai ARV ternyata terlambat
atau bahkan tidak memulai terapi
ARV. Proses yang panjang dan rumit, waktu
tunggu yang lama, dan kunjungan klinik
berulang sebelum memulai ARV, merupakan
alasan utama dari keterlambatan atau
keputusan untuk tidak memulai ARV.
• Start
– Memulai terapi ARV pada ODHA yang baru dan belum
pernah menerima sebelumnya
– Restart: memulai kembali setelah berhenti sementara
• Substitute
– Mengganti salah satu/sebagian komponen ART dengan
obat dari lini pertama
• Switch
– Mengganti semua rejimen ART (beralih ke lini kedua)
• Stop
– Menghentikan pengobatan ARV
HIV
START
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE
EFV Toksisitas sistem susunan saraf pusat persisten f NVP atau TDF atau ABC (atau setiap PI
h
)
NVP Hepatitis EFV atau TDF atau ABC (atau setiap PI h)
Reaksi Hipersensitifitas TDF atau ABC (atau setiap PI h)
Ruam kulit berat atau mengancam jiwa (Sindrom Stevens-
Johnson) g
a
Singkirkan malaria pd daerah malaria yg stabil, anemi berat (grade 4) adalah Hb < 6.5 g/dl
b
Netropeni adalah jika jumlah netrofil < 500 /mm 3 (grade 4).
c
Yaitu intoleransi gastrointestinal berat dan refrakter yg mencegah ingesti rejimen obat ARV (mis. Mual dan muntah persisten).
d
Pd keadaan ini restart ART tidak termasuk d4T atau AZT. Lebih disukai TDF atau ABC.
e
Substitusi d4T tidak memperbaiki lipoatrofi.
f
mis. Halusinasi persisten atau psikosis.
g
Ruam kulit berat adalah ruam kulit ekstensif dgn deskwamasi, angioedema, atau reaksi menyerupai serum sickness; atau ruam kulit dgn gejala konstitusi
seperti demam, lesi mulut, blistering, facial oedema, atau conjunctivitis; sindrom Stevens-Johnson dapat mengancam jiwa. Untuk ruam kulit yang
mengancam jiwa, substitusi dgn EFV tdk dianjurkan, meskipun hal ini telah dilaporkan pd sejumlah kecil pasien di Thailand tanpa kekambuhan ruam
kulit.
72
HIV
h
Klas PI harus dicadangkan untuk terapi lini ke-2 karena tdk ada rejimen yang poten yang diketahui setelah gagal awal pada PI.
SWITCH
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE
STOP
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE
AZT NVP
d4T 3TC
FTC EFV
TDF
NRTI NRTI NNRTI
77
a Jangan memulai TDF jika CCT < 50 ml/menit, atau pada kasus
diabetes lama, hipertensi tak terkontrol dan gagal ginjal
b Jangan memulai dengan AZT jika Hb < 7 g/dL sebelum terapi
c Kombinasi dosis tetap (KDT) yang tersedia: TDF + 3TC + EFV
HIV
a
Rifampisin sebaiknya tidak digunakan pada pemakaian LPV/r.
Paduan OAT yang dianjurkan adalah 2SHZE, selanjutnya
diteruskan dengan HE dengan evaluasi rutin kelainan mata.
Namun, pada infeksi meningitis TB yang perlu tetap
menggunakan rifampisin maka LPV/r dapat digunakan dengan
dosis ganda LPV/r 800 mg/200 mg 2x sehari atau 2 x 2 tablet.
HIV
ZDV Anemia
NVP dan EFV Hepatitis
Ruam kulit
TDF Azotemia
EFV Toksisitas susunan saraf pusat
Protease Inhibitor Toksisitas Gastrointestinal
81
82
A. Membentuk
1. Membentuk mekanisme
mekanisme kolaborasi
kolaborasi antara
antara program
TB dan HIV-AIDS
program TB dan HIV-AIDS
KOLABORASI TB-HIV 1. Pokja TB-HIV di semua lini
2. Surveilans untuk mengetahui prevalensi HIV diantara
pasien TB
3. Perencanaan bersama TB-HIV
4. Monitoring dan evaluasi
C.Menurunkan
C.Menurunkan beban
beban HIV pada
HIV pada pasienpasien
TB TB
1. Menyediakan layanan tes dan konseling HIV pada
pasien TB
2. Melakukan pencegahan HIV pada pasien TB
3. Memberikan PPK pada pasien TB-HIV
4. Menjamin Perawatan, Dukungan dan Pengobatan pada
pasien TB-HIV
5. Memberikan ARV untuk pasien TB-HIV
FAQ Populer :
A. Apakah virus HIV menular lewat tusuk gigi?
B. Saat berhub seks, mana yg lebih rentan
terkena HIV, pria atau wanita?
C. Boleh tidak profilaksis pra pajanan?
D. Apa yg dilakukan saat tertusuk jarum?
E. Berapa jumlah virus agar bisa menularkan
HIV?
84
PROFILAKSIS
KOTRIMOKSASOL ISONIAZID
Kriteria Mulai CD4 ≤ 200 sel/mm3 atau Sudah ARV 3 bulan,
AIDS stadium 3/4 Bukan TB Aktif
Kriteria Stop CD4 ≥ 200; 2 kali pmx atau 6 bulan atau TB aktif
2 tahun tanpa pmx CD4
Pencegahan Toksoplasmosis, PCP, TB laten menjadi TB
salmonela, siklospora aktif
Dosis 960mg/hari (300mg+B6 25mg)/hari
86
Laki-laki 20 thn datang ke RS krn KLL rencana di
operasi, didapatkan sariawan dan tatoo. Dokter
bedah tidak mau operasi sebelum tahu status
HIV
1. Bagaimana pendapat anda?
2. Apakah perlu inform consent?
3. Didapatkan hiv +, dokter bedah kemudian
merujuk ke RS lain dg alasan resiko
penularan. Pendapat anda?
88
Suami HIV +, membawa istrinya ke klinik,
kuatir istri tertular. Hasil HIV istri negatif.
Suami terapi ARV baru 3 bulan.
1. Suami minta agar istri diberikan ARV, bgmn
pendapat anda?
2. Bagaimana mencegah penularan HIV ke
istri?
3. Istri ingin punya anak, bagaimana
pendapat anda?
89
RESIKO INFEKSI PASKA PAPARAN DARAH**
ENTRI PAPARAN INFEKSI PROSENTASE
Tertusuk jarum/
Luka sayatan Hep B 6 - 30 %*
Mukosa dan nonintak Ada kemungkinan
Tertusuk jarum/
Luka sayatan Hep C 1,8 %
Mukosa dan nonintak Sangat kecil
Tertusuk jarum/
Luka sayatan HIV 0,3 %
Mukosa dan nonintak 0,1 %
93
Terima Kasih