Pengobatan HIV
Dr. Yanri Wijayanti Subronto, PhD,
SpPD-KPTI
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada
Topik Bahasan
• Perjalanan alamiah infeksi HIV dan Stadium
Klinis
• Siklus Hidup Virus
• Terapi Antiretroviral
– Golongan Obat-obat Antiretrovirus
– Indikasi Terapi Antiretroviral
• Manajemen lainnya
in Primary Care
• Dalam SKDI:
– HIV AIDS tanpa komplikasi .. 4A
• Permenkes Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan
Primer
• Permenkes Nomor 87 Tahun 2014 tentang Terapi
Antiretroviral Pasal 5:
– Dimulai di RS minimal tipe C dan lanjut di Puskesmas
– Dimulai di puskesmas di daerah epidemi meluas atau
terkonsentrasi
Perjalanan alamiah Infeksi HIV
• Acute Retroviral
Syndrome
• Window period
• Fase asimtomatik
(stadium klinis 1)
• Fase simtomatik
(stadium klinis 2-4)
Perjalanan alamiah infeksi HIV
5
Perjalanan Alamiah Infeksi HIV dan Komplikasi Umum
Keadaan Umum
Demam (terus menerus atau intermiten, temperatur oral >37,50C) yang lebih dari
satu bulan
Diare (terus menerus atau intermiten) yang lebih dari satu bulan
Limfadenopati meluas
Kulit
PPE (papular pruritic eruption) dan kulit kering yang luas merupakan dugaan kuat
infeksi HIV. Beberapa kelainan seperti kutil genital (genital warts), folikulitis dan
psoriasis sering terjadi pada orang dengan HIV (ODHA) tapi tidak selalu terkait
dengan HIV
Gejala dan tanda klinis yang patut diduga infeksi HIV
Infeksi
Infeksi jamur kandidiasis oral
dermatitis seboroik
moluskum kontagiosum
kondiloma
Gejala dan tanda klinis yang patut diduga infeksi HIV
Infeksi
Gangguan batuk lebih dari satu bulan
pernafasan
sesak nafas
tuberkulosis
pneumonia kambuhan
sinusitis kronis atau berulang
Gejala neurologis nyeri kepala yang semakin parah (terus
menerus dan tidak jelas penyebabnya)
kejang demam
menurunnya fungsi kognitif
Penilaian & Manajemen Umum untuk Individu
yang suspek terinfeksi
Apakah infeksi HIV sudah pasti? Rujuk ke laboratorium & konseling
Tidak
untuk konfirmasi
Ya
Setelah diagnosis HIV ditegakkan, lakukan:
1. Penilaian Infeksi oportunistik
A. Lakukan pendekatan berdasar sindrom (syndromic approach)
B. Berikan terapi untuk infeksi oportunistik yang aktif (sesuai pedoman tatalaksana
IO)
C. Tentukan adanya Tuberkulosis (lihat tatalaksana ko-infeksi TB-HIV)
2. Berikan terapi pencegahan terhadap beberapa infeksi oportunistik (sesuai
pedoman)
3. Tentukan stadium klinis berdasar infeksi dan keadaan klinis yang didapat
4. (Tentukan jumlah CD4 atau TLC (sesuai pedoman WHO, lihat stadium klinis HIV))
•Tentukan pemenuhan syarat terapi ARV & Berikan terapi ARV yang sesuai
•(lihat pedoman terapi ARV)
Ya perlu Belum perlu
- Terapi IO - - Terapi IO - Rawatan Pra-ARV
- Terapi ARV- - Terapi ARV-
OOSISTA
S. Stercoralis
Nalidixic Acid
TMP/SMX Metronidazole Albendazole
B
A C
Limfadenopati
Anamnesis & Pemeriksaan Fisik
INFEKSI:
Penyebab
yang umum: – M. Tuberculosis
– Diare kronis
– Infeksi berulang
– Human immunodeficiency
virus
NON-INFEKSI:
– Lymphoma
Demam berkepanjangan (Prolonged fever)
INFEKSI:
Penyebab
yang umum: – M. TUBERCULOSIS
– PNEUMONIA
– INFEKSI BERULANG
– PELVIC INFLAMMATORY
DISEASE
– INFEKSI SALURAN KENCING
– CRYPTOCOCCUS
NON-INFEKSI:
– LYMPHOMA
– DRUG-FEVER
Manajemen demam
Anamnesis & pemeriksaan fisik
Ya
Daerah endemis Malaria Terapi Malaria
Tidak
Tidak
Perbaikan
Cari kausa demam dengan:
Anamnesis, Pemeriksaan Fisik Ya
Ro thoraks, Folow up
Mikroskopik sputum & BTA
Pemeriksaan Urine
Mikroskopik LCS : BTA, India Ink, cells
Focal Cerebral Nyeri kepala, focal neurological deficit, kejang Toksoplasmosis, TB,
Lesions PMLE Cysticercosis,
A
Organisme dan gambaran Likuor Cerebrospinalis
positif negatif
positif negatif
positif negatif
42
Stadium Klinis III
• Kehilangan BB > 10% tanpa diketahui penyebabnya
• Diare kronis > 1 bulan tanpa diketahui penyebabnya
• Demam berkepanjangan > 1 bulan
• Kandidiasis mulut persisten
• Oral hairy leukoplakia
• Tuberkulosis paru
• Infeksi bakteri yang parah (pneumonia, empiema,
meningitis, dan lain-lain)
• Acute necrotizing
• Anemia yang tidak dapat diterangkan sebabnya,
trombositopenia, neutropenia
43
Stadium klinis IV
• Sindroma wasting HIV • Mikobakteriosis
• PCP • Herpes simpleks kronis
• Penumonia bakterial • TB luar paru
berulang • Sepsis berulang
• Toksoplasmosis otak • Limfoma
• CMV • Sarkoma kaposi
• Kandidiasis esofagus, • Ensefalopati HIV
trakea, bronkus, atau • Kriptokokosis ekstra paru
paru • Progressive multifocal
• Karsinoma serviks invasif leukoencephalopathy
• Nefropati atau (PML)
kardiomiopati yang • Kriptosporidiosis kronis
berhubungan dengan HIV • Isosporiasis kronis
• Mikosis diseminata
44
ART no 3
Tatalaksana & Terapi Infeksi
Oportunistik yang ditemukan
Pedoman Tatalaksana Infeksi
Oportunistik sebelum mulai terapi
ARV
Tatalaksana Infeksi Oportunistik
sebelum memulai terapi ARV
Penyakit Tindakan
Semua infeksi aktif yang tidak terdiagnosis pada Buat diagnosis dan terapi, baru dimulai
pasien dengan demam atau sakit terapi ARV
Infeksi jamur invasif; Terapi kandidiasis esofageal dulu; mulai terapi ARV
kandidiasis esofageal segera setelah pasien mampu menelan dengan normal
Diare akut yang mungkin dapat Diagnosis dan terapi diare dulu; mulai terapi setelah diare
menghambat penyerapan ARV mereda atau terkendali
Anemia tidak berat (Hb <8g/dl) Mulai terapi ARV bila tidak ada penyebab lain dari anemia;
hindari AZT (Zidovudine)
Diduga MAC, kriptosporidiosis Mulai terapi ARV (terapi ARV dapat meredakan penyakit)
dan mikrosporidiosis
58
Berikan terapi pencegahan
terhadap beberapa infeksi
oportunistik
Pedoman Pencegahan beberapa
Infeksi Oportunistik
Pedoman Pencegahan Infeksi Oportunistik
59
Anjuran profilaksis untuk infeksi kriptokokus
52
Siklus Hidup Virus
4 Transcription: bila sel inang
menjadi aktif, provirus akan
menciptakan kopian materi
genetik RNA
53
Obat-obat Antiretroviral
Golongan Obat-obatan
• ART
Mengurangi Beban HIV pada
• CTXp Pasien TB
• ICF
• IPT Mengurangi Beban TB pada Pasien
HIV
• IC
Pengobatan Pencegahan INH (PP INH)
• Bila tegak tidak ada koinfeksi TB-HIV PP INH
• Diberikan pada:
Tidak ada TB saat terdiagnosis HIV
Pada pasien Koinfeksi Tb-HIV yang telah selesai terapi OAT
• PP INH adalah pemberian INH 300 mg/hari selama 6
bulan
• Untuk mengurangi efek samping INH maka perlu
diberikan Vitamin B6 dengan dosis 25 mg/ hari atau 50
mg/dua hari
• Efek proteksi PP INH adalah sampai dengan 3 tahun
sehingga diulang pemberian PP INH setelah 3 tahun
Pemantauan setelah memulai terapi ARV
• Gagal Klinis:
• Gagal imunologis
• Gagal virologis
Pada dewasa dan anak > 5 tahun Tanpa adanya infeksi lain yang menyebabkan
CD4 turun ke snilai awal atau lebih rendah penurunan jumlah CD4.
lagi Kriteria klinis dan imunologis memiliki
Atau sensitivitas rendah untuk mengedentifikasi
CD4 persisten dibawah 100 sel / mm3 gagal virologis, terlebih pada kaus yang
setelah satu tahun pengobatan memulai ARV dan mengalami gagal terapi
Atau pada jumleh CD4 yang tinggi.
CD4 turun > 50% dari jumlah CD4 tertinggi Namun saat ini belum ada alternatif yang
valid untuk mendefinisikan gagal imunologis
Anak usia dibawah 5 tahun selain kriteria ini.
CD4 persisten dibawah 200 sel/mm3 atau
<10%
Definisi Gagal Virologis
Definisi Keterangan
Pada ODHA dengan kepatuhan yang baik, Batasan untuk mendefinisikan kegagalan
viral load diatas 1000 kopi/mL virologis dan penggantian paduan ARV
berdasarkan 2x pemeriksaan HIV RNA belum dapat ditentukan
dengan jawak 3 – 6 bulan
Alur pemeriksaan HIV RNA untuk evaluasi terapi
ARV
Gagal terapi dan penggantian ARV
• Sebagai standar: 2 NRTI + 1 NNRTI
• Kalau NRTI memulai dengan:
Tenofovir (TDF) + 3TC (Lamivudin)
Maka bila gagal terapi kita ganti dengan:
Zidovudine (ZDV) + 3 TC (Lamivudin)
• NNRTI diganti dengan Protease Inhibitor
Paduan ARV lini kedua pada remaja dan
dewasa
Matur Nuwun