Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS

DENGUE HAEMORHAGIC FEVER (DHF)

Oleh : dr. Alhoi Hendry Henderson


Dokter Pendamping : dr. Latifah Indriani
Identitas Pasien

• Nama : An. R
• No RM : 454483
• Tanggal lahir / usia : 9 Juni 2010/ 10 Tahun 10 Bulan
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Alamat : Plumbon
• Tanggal masuk : 10 April2021
• Penjaminan : BPJS
Anemnesis
Keluhan utama: Lemas setelah BAB
Awalnya pasien demam mendadak tinggi pada hari Rabu jam 20.00 malam. Suhu
tidak diukur dengan menggunakan termometer, hanya diukur dengan telapak tangan.
Orangtua lalu memberikan paracetamol 1/2 tab dan demam turun. Pada hari kamis pagi
pasien masih demam (diukur dengan tangan) dan diberikan paracetamol. Demam turun
tetapi suhu tidak di ukur. Setelah 4 jam diberikan PCT, pasien demam lagi. Pasien
dibawa ke klinik dokter dan diberikan PCT 3x1/2, antasida 3x 1/2 dan domperidon
3x1/2. Pada hari jumat pasien masih demam dan di bawa ke RS. Pada hari Sabtu pasien
tidak demam dan pada siang hari pasien BAB tetapi hanya sedikit. Lalu maghribnya
pasien BAB lagi jumlahnya banyak tapi tidam mencret. Warnaynya tidak tau. Setelah
BAB ke dua pasien mengeluhkan nyeri perut kanan bawah dan badan terasa lemas.
Pasien juga mengeluhkan mual, muntah dan sakit kepala. Hari ini muntah 2x, muntah
pertama jam 16.00, muntah makanan yang di makan, muntah kedua pd saat maghrib
muntah air dan ludah. BAK terakhir setelah maghrib.
Screening covid:
• Demam (-),
• Batuk, Sesak Nafas, Nyeri Tenggorokan (-),
• Riwayat berpergian Keluar kota 2 minggu ini (-)
• Riwayat Bertemu dengan pasien dari luar kota/sedang dalam pemeriksaan
covid 19/ konfirmasi covid 19 (-)
• Sedang menunggu hasil Swab (-)
RPO: -
RPD: -
RPK: -
Vital sign:

• KU: tampak sakit ringan


• Kesadaran: CM, GCS E4V5M6
• TD: mmHg
• HR: 100x/I t/v kurang, cepat
• RR: 24x/i
• T: 35.1oC
• SpO2: 99%
Pemeriksaan Sistem

Kepala : Normocephal
Mata : konjungtiva palpebral inferior pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor
3mm/3mm.
Telinga : deformitas (-/-), bleeding (-/-)
Hidung : deviasi (-) bleeding (-)
Mulut : sianosis (-), Mukosa mulut tampak kering (+)
Leher : pembesaran KGB (-), JVP R-2 cmH2O
Thorax
• Inspeksi : simetris, retraksi sub costae (-/-)
• Palpasi : benjolan (-), SF kanan = SF kiri
• Perkusi : sonor
• Auskultasi : vesikuler, ronkhi (-), wh (-/-)
Cor
• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : Tidak diperiksa
• Auskultasi : Bunyi jantung I > II, regular (+) cepat, bising (-)
Abdomen
• Inspeksi : simetris, distensi (-)
• Palpasi : soepel, Nyeri tekan perut kanan bawah (+)
• Perkusi : timpani
• Auskultasi : peristaltik (+)
Flank
• Inspeksi : simetris,
• Palpasi : Tidak teraba massa atau benjolan, Renal tidak teraba
Ekstremitas
• Ekstremitas superior: sianosis (-/-), edema (-/-), pucat (-/-), akral dingin (+/+), nadi
teraba lemah dan cepat, CRT < 2 detik
• Ekstremitas inferior: sianosis (-/-), edema (-/-), pucat (-/-), akral dingin (+/+) CRT
<2 detik, nadi dorsalis pedis teraba lemah dan cepat
Pemeriksaan Penunjang

Hematology (10 April 2021, 19:09)


Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
Hemoglobin 14.3 14.00 – 16.00 g/dL
Hematokrit 46.9 37.00 – 47.00 %
Leukosit 5.69 4.0 – 10.5 10^3/uL
Trombosit 213 150 - 450 10^3/uL
Eritrosit 5.72 3.90 – 5.50 10^6/uL
MCV 82.0 80.0 – 97.0 fL
MCH 25.1 27.0 – 32.0 pg
MCHC 30.6 32.0 – 38.0 g/dL
Neutrofil% 41.0 50.0 – 70.0 %
Limfosit% 51.8 25.0 – 40.0 %
Monosit% 4.9 3.0 – 9.0 %
Eosinofil% 1.9 0.5 – 5.0 %
Basofil% 0.4 0.0 – 1.0 %
NLR 0.79    
COVID
Antigen SARS-CoV- Non Reaktif Non Reaktif  
2
Dengue
NS1 Antidengue Positive Negative
Diagnosis

DHF
Dd: Dengue Shock Syndrome terkompensasi
Tatalaksana

Tx IGD:
- O2 2lpm NK
- IVFD Rl 20cc/kgbb
- Pasang Kateter
- Rawat inap
 
Konsul dr. Alfon, Sp.
- o2 nk 2 lpm
- loading RL 20 cc/kgbb
- evaluasi kondisi nya setelah masuk cairan 10 cc/kgbb
- inf RL 175 ml/jam
- Kita evaluasi kondisi nya, kalau urin nya keluar jernih, nanti segera infus RL diturunkan kecepatan nya
menjadi 125 ml/jam
- Evaluasi DR setelah resusitasi
DEFINISI
Infodatin pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI 2016

Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi


yang di sebabkan oleh satu dari empat virus dengue
berbeda.
ETIOLOGI
buku ajar infeksi & fediatri tropis edisi kedua 2015

Virus dengue

Group B arthropod borne virus (arboviruses)


Genus Flavivirus
Famili Flaviviridea
Serotipe Den-1, den-2, den-3, dan den-4
pedoman diagnosis dan tata laksana infeksi virus dengue pada anak IDAI 2014

Vektor nyamuk
1. Aedes aegypti
Pada saat ini nyamuk
aedes aegipty di sebut spesies
cosmopolitan yang banyak
ditemukan diberbagai belahan
dunia, dan merupakan
nyamuk domestic yang
mempunyai apinitas tinggi
untuk mengigit manusia lebih
dari satu individu
2. aedes albopictus
selain dapat
menularkan keempat
jenis virus dengue, juga
merupakan vektor
untuk 22 spesies
albovirus lain
Pejamu
Saat nyamuk menghisap darah manusi yang
sedang mengalami viremia, virus masuk kedalam
tubuh nyamuk, yaitu 2 hari sebelum timbul
demam 5-7 hari fase demam, nyamuk kemudian
menularkan virus ke manusia lain, kerentanan
untuk timbul penyakit pada individu antara lain
ditentukan oleh status imun dan faktor genetic
pejamu.
Faktor Abiotik
Suhu lingkungan, kelembaban, dan curah hujan,
berperan dalam penyebaran penyakit dengue,
perubahan iklim secara global membuat nyamuk
mengalami dehidrasi sehingga untuk
mempertahankan diri nyamuk akan lebih sering
menggigit manusi
EPIDEMIOLOGI
Infodatin pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI 2016

• Pada tahun 2015 tercatat terdapat sebanyak 126.675


penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia dan 1.229
orang di antarnya meninggal dunia.
• Pada tahun 2014 yakni sebanyak 100.347 penderita
DBD dan sebanyak 907 penderita meninggal dunia.
MANIFESTASI KLINIS
pedoman diagnosis dan tata laksana infeksi virus dengue pada anak IDAI 2014

 Demam mendadak tinggi, kontinua, kadang bifasik.


 Berlangsung antara 2-7 hari.
 Muka kemerahan (facial flushing), anoreksia, mialgia, dan
artlargia.
 Nyeri epigastrik, muntah, nyeri abdomen difus kadang di
sertai sakit tenggorok.
 Faring dan konjungtiva yang kemerahan.
 Dapat di sertai kejang demam.
FASE DBD
pedoman diagnosis dan tata laksana infeksi virus dengue pada anak IDAI 2014

• Dehidrasi
FASE DEMAM • Demam tinggi dapat menyebabkan gangguan
neurologi dan kejang demam

• Syok akibat perembesan plasma


FASE KRITIS • Perdarahan masif
• Gangguan organ

FASE • Hipervolemia (jika terapi intravena diberikan secara


berlebihan dan/ di lanjutkan sampai fase konvalesens)
KONVALESENS • Edema paru akut
PERJALANAN PENYAKIT DBD
pedoman diagnosis dan tata laksana infeksi virus dengue pada anak IDAI 2014
MANIFESTASI PERDARAHAN
pedoman diagnosis dan tata laksana infeksi virus dengue pada anak IDAI 2014

• Uji tourniquette
positif
• Petekie spontan
epitaksis
• Perdarahan ringan
saluran cerna,
hematuri jarang
KLASIFIKASI
pedoman diagnosis dan tata laksana infeksi virus dengue pada anak IDAI 2014

Infeksi virus dengue

asimtomatik simtomatik

Expandet dengue
Demam berdarah
Demam tidak khas syndrome, organopati
Demam dengue dengue(dengan
(syindrome virus) (manifestasi tidak
kebocoran plasma)
lazim)

DBD dengan syok =


Tanpa perdarahan Dengan perdarahan DBD non syok sindrom syok dengue
(SSD)
KRITERIA DIAGNOSIS
pedoman diagnosis dan tata laksana infeksi virus dengue pada anak IDAI 2014

Boks A diagnosis klinis demam dengue

• Demam 2-7 hari timbul mendadak , tinggi, terus menerus bifasik


• Manifestasi perdarahan baik spontan seperti petekie, purpura, ekimosis,
epitaksis, perdarahan gusi hematemesis dan atau melena, maupun berupa
uji torniquet positif.
• Nyeri kepala, mialgia, artlargia, nyeri retroorbital
• Dijumpai kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah atau disekitar rumah.
• Leukopeni <40.000/mm3
• Trombositopenia < 100.000/mm3

Apabila di temukan gejalah demam di tambah dengan adanya dua atau lebih
tanda dan gejalah lain, diagnosis klinis dengue dapat di tegakkan
Boks B Diagnosis klinis demam berdarah dengue
• Demam 2-7 hari timbul mendadak, tinggi, terus-menerus (kontinua)
• Manifestasi perdarahan spontan
• Nyeri kepala, mialgia, artlargia, nyeri retroorbital
• Dijumpai kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah atau disekitar rumah.
• Hepatomegali
• Terdapat kebocoran plasma yang ditanda dangan salah satu tanda/gejalah:
 peningkatan nilai hematokrit >20% dari pemeriksaan awal
 Ditemukan adanya efusi fleura,asites
 Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
• Trombositopenia <100.000/mm3
Demam di sertai dengan dua atau lebih menifestasi klinis, ditambah bukti
perembesan plasma dan trombositopenia cukup untuk menegakkan DBD tertera
pada boks C
Boks C Tanda bahaya ( warning sign)
Klinis • Demam turun tetapi keadaan anak memburuk
• Nyeri perut dan nyeri tekan abdomen.
• Letargi, gelisah.
• Perdarahan mukosa.
• Pembesaran hati.
• Akumulasi cairan.
• Oliguria.
Laboratorium • Peningkatan kadar hematokrit berssama dengan
• Penurunan cepat jumlah trombosit
• Hematokrit awal tinggi
Boks D Tanda dan gejalah syok terkompensasi

• Takikardi
• Takipneu
• Tekanan nadi <20 mmHg
• Waktu pengisian kapiler (CRT) >2 detik
• Kulit dingin
• Produksi urin (urine output) menurun,<1ml/kg BB/jam
• Anak gelisah
Boks E tanda dan gejalah syok dekompensasi

• Takikardi
• Hipotensi (sistolik dan diastolik turun)
• Nadi cepat dan kecil
• Pernapasan kusmaul atau hiperpne
• Sianosis
• Kulit lembab dan dingin
• Profound shok : nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur
Hemodinamik pada anak dengan sirkulasi stabil, syok terkompensasi, dan syok dekompensasi
Parameter Sirkulasi stabil Syok terkompensasi Syok dekompensasi
• Syok hipotensif
• Profound shock
Kesadaran Clear and lucid Clear and lucid (syok bisa Perubahan status mental
tidak terdeteksi apabila tidak (gelisah, combative)
memegang pasien)
Waktu pengisian kapiler Cepat (<2 detik) Memanjang (>2 detik) Sangat memanjang, kulit
(CRT) mottled
Ekstremitas Ekstermitas hangat dan Ekstremitas dingin Ekstremitas dingin dan
kemerahan lembab
Volume nadi perifer Volume baik Lemah dan halus Lemah atau menghilang
Frekuensi jantung Normal sesuai usia Takikardia Takikardia berat, bradikardia
pada syok lanjut
Tekanan darah Normal sesuai usia Tekanan sistolik normal tetapi Hipotensi (syok hipotensi)
tekanan diastolic meningkat, tekanan darah tiadk terukur
tekanan nadi menyempit (profound shock)
(≤20 mmHg pada anak)
Hipotensi postural

Frekuensi napas Normal sesuai usia Quite tachypnea Asidosis


metabolic/hyperpnea/pernap
asan Kusmaull
Diuresis Normal Cenderung menurun Oliguria/anuria
ALUR SKRINING

EMEGENCY
TINDAKAN SEGERA
RAWAT INAP
RAWAT 24 JAM:
PEMANTAUAN
TRIASE KETAT

PANTAU SELAMA
RAWAT JALAN
DEMAM
NASEHAT KEPADA ORANG TUA
1. Cukup minum : air putih, susu, jus buah, elektrolit,
air tajin. Frekuensi BAK baiksetiap 4-6 jam
2. Hindari pemberian aspirin, NSAID, ibuprofen
3. Paracetamol : 10 mg/kgBB/kali apabila suhu >380
interval 4-6 jam
4. Berikan kompres hangat
5. Istirahat
KAPAN ANAK HARUS DI BAWA KEMBALI KERUMAH SAKIT

1. saat suhu turun keadaan anak memburuk


2. nyeri perut hebat
3. muntah terus menerus
4. tangan dan kaki dingin dan lembab
5. letargi atau gelisah/rewel, tampak lemas
6. perdarahan, sesak nafas
7. Tidak BAK lebih dari 6 jam
8. kejang
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA PASIEN DBD RAWAT JALAN

Sangat penting
mendeteksi
Perembesan
perembesan
plasma terjadi
plasma untuk
saat tubuh turun
mencegah
terjadinya syok

Penerunan
trombosit Syok yang
merupakan berkempanjanga
indikator n tanda terjadi
interaksi Ag-Ab perdarahan
masih masif
berlangsung
Diagnosis laboratorium
pedoman diagnosis dan tata laksana infeksi virus dengue pada anak IDAI 2014

• Isolasi virus (6 hari pertama demam)


 Metode inokulasi pada nyamuk, kultur sel nyamuk atau pada
mamalia (vero cell LLCMK2 dan BHK21)
• Deteksi asam nukleat virus (6 hari pertama demam)
 Mendeteksi RNA melalui reverse transciptease polymerase chain
reaction (RT-PCR)
• Deteksi antigen virus (1-2 hari demam)
 Pemeriksaan NS-1 antigen virus dengue, dideteksi pada hari
pertama demam dan menghilang setelah 5 hari.
• Deteksi serum respon imun/uji serologi serum imun (hari ke 5, tidak terdeteksi setelah 90
hari)
Interpretasi hasil pemeriksaan IgM dan IgG
IgM IgG Interpretasi
+ - Infeksi primer
+ + Infeksi sekunder
- + Pernah terinfeksi
- - Tidak ada infeksi

• Analisis parameter hematologi


- Pada awal fase demam, leukosit(<5.000 sel/mm3) dan Neutrofil < limfosit
- Pada awal fase demam, trombosit normal, kemudian diikuti trombositopenia (<100.000/µL).
Trombositopenia ditemukan antara hari ke 3 sampai 8, didahului peningkatan hematocrit
- Pada awal demam, nilai hematocrit normal, peningkatan hematocrit >20% merupakan tanda
kebocoran plasma, trombositopeni (<100.000/µL)
DIAGNOSA BANDING
pedoman diagnosis dan tata laksana infeksi virus dengue pada anak IDAI 2014

• Influenza
Flu-like • Campak
syndrome • chikungunyah
• Kejang demam
• ensefalitis

Infeksi SSP DBD FASE Eksantema


DEMAM akut

• Rubella,campak
• Demam scarlatina
• Infeksi meningokokus
• Infeksi enteric Penyakit • Chikungunyah
• rotavirus diare • Reaksi obat (drug fever)
TATA LAKSANA DBD TANPA SYOK
pedoman diagnosis dan tata laksana infeksi virus dengue pada anak IDAI 2014

• Istirahat
• Pilihan cairan
 Cairan kristaloid isotonic ringer laktat atau ringer asetat
 Perembesan plasma hebat dengan cairan kristaloid tidak berhasil,berikan
koloid
• Jumlah cairan
 Volume rumatan
• Pasien obesitas
 Perhitungan cairan berdasarkan berat badan ideal
• Kecepatan cairan intravena
 Sesuai kondisi klinis dan laboraturium secara berkala untuk menghindarim
kelebihan cairan
PEMANTAUAN SELAMA PERAWATAN
pedoman diagnosis dan tata laksana infeksi virus dengue pada anak IDAI 2014

• Tanda-tanda vital
 Keadan umum, suhu, frekuensi nadi, frekuensi nafas, dan tekanan darah
dilakukan setiap 2-4 jam sekali
 Muntah, perdarahan dan ”warning sign”
 Perfusi perifer, harus sering diulang untuk mendeteksi awal gejalah syok

• Pemeriksaan hematocrit dan trombosit


 Awal dilakukan sebelum resusitasi atau pemberian cairan intravena
(sebagai data dasar),diupayakan dilakukan setiap 4-6 jam sekali

• Pemantauan volume urin


 Upayakan jumlah urin >1ml/kgBB/jam
Tatalaksana Dengue Shock Syndrome
dekompensasi

• Berikan oksigen 2-4 L/menit


• Bolus kristaloid dan/atau koloid 10-20 mL/kgBB dalam waktu 10-
20 menit
• Periksa ABCS: hematocrit, Analisa gas darah, gula darah, kalsium

Ya Syok teratasi Tidak

IVFD 10 mL/kgBB, 1-2 jam koreksi segera asidosis, hipoglisemia,


hipokalsemia, perhatikan nilai hematokrit

Tanda vital stabil, turunkan IVFD


bertahap 7, 5, 3, dan 1.5 Ht meningkat Ht menurun
mL/kgBB/jam

Bolus kedua kristaloid Perdaraha Klinis:


Stop IVFD mansimal 48 jam atau koloid 10-20 n tdak perdaraha
setelah syok teratasi mL/kgBB dalam waktu jelas n
10-20 menit
Transfusi
Bila tidak teratasi: koloid 10-20 mL/kgBB dalam 10-20 menit, jika darah
syok menetap pertimbangkan transfuse darah
Tatalaksana Dengue Shock Syndrome
terkompensasi

• Berikan oksigen 2-4 L/menit


• Cek darah hematokrit
• Kristaloid RL/10-20ml/kgBB bolus dalam 10-20 menit

Ya Syok teratasi Tidak

Periksa HT, AGD, gula darah, kalsium,


IVFD 10 mL/kgBB, 1-2 jam perdarahan (ABCS)
Koreksi asidosis, hipoglikemi,hipokalsemia

Tanda vital stabil, turunkan IVFD


bertahap 7, 5, 3, dan 1.5 Ht meningkat Ht menurun
mL/kgBB/jam

Bolus kedua kristaloid Perdaraha Klinis:


Stop IVFD mansimal 48 jam atau koloid 10-20 n tdak perdaraha
setelah syok teratasi mL/kgBB dalam waktu jelas n
10-20 menit

Bila tidak teratasi: koloid 10-20 mL/kgBB dalam 10-20 menit, jika Transfusi
syok menetap dianjurkan transfuse darah darah
KOMPLIKASI

• Gangguan elektrolit
• Kelebihan cairan (fluid overload)

KOMPLIKASI
INFEKSI DENGUE

EXPANDED
DENGUE
SYNDROME
MANIFESTASI
KLINIS YANG
TIDAK LAZIM
(UNUSUAL
MANIFESTATION) • Ensefalopati dengue
• Perdarahan hebat (dual infection)
• Kelainan ginjal
• miokarditis

Anda mungkin juga menyukai