Anda di halaman 1dari 29

Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Penyakit menular berbahaya yang dapat


Dengue (DBD) menyebabkan kematian dalam waktu
singkat dan sering menimbulkan wabah

Virus dengue
Vektor Penyakit

Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti


ETIOLOGI
• Demam dengue dan Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus
dengue, yang termasuk dalam group arboviruses (virus yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk asthropod) dan dalam genus flavivirus, keluarga
flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30nm terdiri dari
asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4 x 106.
• Penyakit demam berdarah dengue ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti
yang banyak ditemukan dan hampir selalu menggigit di dalam rumah pada
waktu siang hari (Sumarmo, 1998).
• Dalam laboratorium, virus dengue dapat bereplikasi pada hewan mamalia
seperti tikus, kelinci, anjing, kelelawar dan primate. Survey epidemologi
pada hewan ternak didapatkan antibody terhadap virus dengue pada hewan
kuda, sapi, dan babi. Penelitian pada antropoda menunjukan virus dengue
dapat bereplikasi pada nyamuk genus Aedes (Stegomyia) dan
Toxorhynchites. (Aru, dkk., 2009)
Cara Penularan

Nyamuk Aedes aegypti

Penderita

Virus dengue masuk lambung Aedes

Menyebar ke jaringan nyamuk termasuk liur

Menularkan ke orang lain.

Virus dengue berada dlm tubuh nyamuk sepanjang hidup


 
PATWAY/PATHOFISIOLOGI
PATWAY/PATHOFISIOLOGI
TANDA DAN GEJALA
Demam
• Demam akut dengan gejala yang tidak spesifik, anoreksi,
lemah, nyeri punggung, nyeri tulang sendi dan kepala.
Biasanya berlangsung 2-7 hari.
Perdarahan
• Manifestasi perdarahan pada umumnya muncul pada hari
ke 2-3 demam. Bentuk perdarahan dapat berupa : uji
torniquet positif. Ptekiae, purpura, ekimosis, epitaksis dan
perdarahan gusi, hematemesis melena. Uji torniquet
positif bila terdapat lebih dari 20 ptekiae dalam diameter
2,8 cm.
• -Hepatomegali
• Ditemukan pada permulaan demam, sifatnya
nyeri tekan dan tanpa disertai ikterus.
• - Renjatan ( Syok )
• Syok biasanya terjadi pada saat demam mulai
menurun pada hari ke-3 dan ke-7 sakit. Syok
yang terjadi lebih awal atau pada periode
demam biasanya mempunyai prognosa buruk.
Manifestasi Infeksi Dengue
Infeksi virus
Infeksi
denguevirus
dengue

Asimptomatik
Asimptomatik
Demam
Demam Tanpa
biasa Tanpa
biasa perdarahan
perdarahan
Demam
Demam
dengue
dengue Dgn. Perdarahan
Dgn.
LuarPerdarahan
biasa
Simptomatik Luar biasa
Simptomatik

Demam Tanpa syok


Demam Tanpa syok
Berdarah
Berdarah
dengue
dengue Sindrom syok
Sindrom
Dengue syok
(DSS)
Dengue (DSS)
PENEGAKAN DIAGNOSA DBD
(2 KRITERIA KLINIS + 2 KRITERIA LABORATORIS)

KLINIS 1. DEMAM TINGGI MENDADAK, TERUS MENERUS SELAMA 2-7 HARI


2. TERDAPAT MANIFESTASI PENDARAHAN SEPERTI TORNIQUET (+),
PETECHIAE, ECHIMOSIS, PURPURA, PERDARAHAN MUKOSA,
EPITAKSIS, PERDARAHAN GUSI, DAN HEMATEMESIS DAN ATAU
MELENA
3. PEMBESARAN HATI
4. SYOK DITANDAI DENGAN NADI LEMAH DAN CEPAT, TEKANAN NADI
TURUN, TEKANAN DARAH TURUN, KULIT DINGIN,
LABORATORIS 1. TROMBOSITOPENIA (100.000µL ATAU KURANG)
2. HEMOKONSENTRASI, PENINGKATAN HEMATOKRIT 20% ATAU LEBIH

SUMBER : (Sudarmo et al, 2002)


Klasifikasi Derajat Penyakit Infeksi Virus Dengue

DD/ DBD Derajat* Gejala Laboratorium


DD Demam disertai 2 atau lebih tanda :  Leukopenia
sakit kepala, nyeri retro-orbital,  Trombositopenia, tidak
myalgia, arthralgia ditemukan bukti kebocoran
plasma
 Serologi dengue positif

DBD I Gejala diatas ditambah uji bendung Trombositopenia, bukti ada


positif kebocoran plasma

DBD II Gejala diatas ditambah perdarahan Trombositopenia, bukti ada


spontan kebocoran plasma

DBD III Gejala diatas ditambah kegagalan Trombositopenia, bukti ada


sirkulasi (kulit dingin dan lembab kebocoran plasma
serta gelisah)

DBD IV Syok berat disertai dengan tekanan Trombositopenia, bukti ada


darah dan nadi tidak terukur kebocoran plasma

KETERANGAN: TROMBOSITOPENIA (<100.000µL) (Suhendro et al, 2009)


Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :
1.       Tirah baring atau istirahat baring.
2.       Diet makan lunak.
3.       Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu,
teh manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit,
pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi
penderita DHF.
4.       Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl
Faali) merupakan cairan yang paling sering digunakan.
5.       Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi,
pernafasan) jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat
tiap jam.
6.       Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.
7.       Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari
golongan asetaminopen.
8.       Monitor tanda-tanda perdarahan lebih
lanjut.
9.       Pemberian antibiotik bila terdapat
kekuatiran infeksi sekunder.
10. Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi
keadaan umum, perubahan tanda-tanda
vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang
memburuk.
11.   Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam.
• Pada kasus dengan renjatan pasien dirawat di
perawatan intensif dan segera dipasang infus
sebagai pengganti cairan yang hilang dan bila
tidak tampak perbaikan diberikan plasma atau
plasma ekspander atau dekstran sebanyak 20 –
30 ml/kg BB.
• Pemberian cairan intravena baik plasma
maupun elektrolit dipertahankan 12 – 48 jam
setelah renjatan teratasi. Apabila renjatan telah
teratasi nadi sudah teraba jelas, amplitudo nadi
cukup besar, tekanan sistolik 20 mmHg,
kecepatan plasma biasanya dikurangi menjadi
• Transfusi darah diberikan pada pasien
dengan perdarahan gastrointestinal yang
hebat. Indikasi pemberian transfusi pada
penderita DHF yaitu jika ada perdarahan
yang jelas secara klinis dan abdomen yang
makin tegang dengan penurunan Hb yang
mencolok.
Pada pasien renjatan :
·         Antibiotika
·         Kortikosteroid
·         Antikoagulasi
CARA PENCEGAHAN
Satu-satunya cara mencegah penyakit DHF dan Chikungunya adalah
dengan membasmi nyamuk pembawa virusnya, termasuk memusnahkan
sarangpembiakan larva untuk menghentikan rantai hidup dan
penularannya. Cara sederhana yang sering dilakukan masyarakat misalnya:
•- Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk
tersebut berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu 7-
10 hari.
•- Menutup tempat penyimpanan air
•- Mengubur sampah
•- Menaburkan larvasida.
•-Memelihara ikan pemakan jentik
•- Pengasapan
•- Pemakaian anti nyamuk
•-Pemasangan kawat kasa di rumah.
• Selain itu, nyamuk juga menyenangi tempat yang
gelap, lembab, dan pengap. Pintu dan jendela
rumah dibuka setiap hari mulai dari pagi hingga
sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat
masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan
pencahayaan yang sehat.
• Insektisida yang digunakan untuk membasmi
nyamuk ini adalah dari golongan malation,
sedangkan themopos untuk mematikan jentik-
jentiknya. Malation dipakai dengan cara
pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke
dinding. Hal ini dikarenakan nyamuk Aedes aegypti
tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada
benda-benda yang menggantung.
• Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari
benda-benda yang memungkinkan menampung air
bersih, terutama pada musim hujan seperti sekarang.
Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari,
mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar
matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran
udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian,
tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk
tersebut.
• Pencegahan individu dapat dilakukan dengan cara
khusus seperti penggunaan obat oles kulit (insect
repellent) yang mengandung DEET atau zat aktif EPA
lainnya. Penggunaan baju lengan panjang dan celana
panjang juga dianjurkan untuk dalam keadaan daerah
tertentu yang sedang terjadi peningkatan kasus.
CARA PENANGGULANGAN KASUS DBD
DI INDONESIA
Yang harus dilakukan jika terjadi KLB
• Pengobatan/perawatan penderita
• Penyelidikan epidemiologi
• Pemberantasan vektor
• Penyuluhan kepada masyarakat
• Evaluasi/penilaian penanggulangan KLB
PEMBERANTASAN VEKTOR
 Pemberantasan vektor stadium dewasa
Dilakukan fogging atau penyemprotan
lingkungan dengan insektisida malathion
 Pemberantasan vektor stadium jentik
 Dengan insektisida
Dengan larvasida yaitu Abate (temephos)  abatisasi
 Tanpa insektisida
Lebih dikenal dengan PSN
Dengan tindakan 3M (menguras, menutup,
mengubur)
Penampilan klinis
• Demam biasa

- Dapat terjadi pada bayi, anak2 dan orang dewasa


- Terinfeksi virus pertama kali (melalui infeksi
primer dengue)
- Mengalami demam biasa yg tidak bisa dibedakan
dengan demam akibat infeksi virus lain
- Dapat disertai ruam makulopapular yang menyertai
demam atau muncul pada fase defervesens
(fase penurunan suhu tubuh)
Demam dengue

- Paling sering menyerang anak dan dewasa


- merupakan demam bifase akut
- Ditandai dengan sakit kepala, mialgia
(nyeri otot), artralgia (nyeri
sendi), ruam kulit dan leukopenia.
- Pada dasarnya tidak berbahaya
- dapat menurunkan fungsi tubuh
- Terkadang disertai perdarahan yang
tidak biasa
• Demam berdarah dengue

- Paling sering menyerang anak dibawah 15 tahun


- Juga menyerang oarang dewasa
- Ditandai dengan munculnya awitan akut
demam yang tidak disertai gejala spesifik
- Terjadi diatesis hemorrhagi dan
kecenderungan menimbulkan syok
- Dapat berakibat fatal
- Hemostatis tidak normal dan kebocoran
plasma merupakan perubahan patofisiologi utama
- Terjadi trombositopeni dan hemokonsentrasi
- Biasanya merupakan gejala dari terdapat
nya serangan sekunder pada anak, tetapi
dapat merupakan serangan primer

Anda mungkin juga menyukai