Anda di halaman 1dari 32

DIAGNOSIS

DEMAM
BERDARAH
GRACIANO TAHIRA YANTO PUTRA
102021021

DENGUE
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia
graciano.102021021@civitas.ukrida.ac.id
SKENARIO

Seorang anak perempuan berusia 10 tahun dibawa ibunya ke


RS karena demam sejak 5 hari yang lalu
Hipotesis
Seorang anak perempuan berusia 10 tahun demam sejak 5
hari lalu diduga menderita demam dengue, demam berdara
dengue, malaria, Varicella zoster, tonsillitis, demam
tivoid
MIND
MAP
ANAMESIS
• Batuk, pilek, diare,
sakit kepala: - / tidak • Berpergian ke daerah
• Frekuensi demam:
ada endemis/ ke tempat lain
terus menerus
• Pendarahan gusi, dalam 1 bulan terakhir:
• Suhu: tinggi sekali
hidung: - / tidak ada - / tidak ada
• sejak 5 hari lalu
• Ruam bintik-bintik-> • Bertemu dengan orang
kedua tungkai -> pada sakit: + / ada
pagi hari sebelum
masuk RS (SMRS)
PEMERIKSAAN FISIK
• ·Keadaan umum:
• Tampak sakit: sedang
• Kesadaran: composmentis
• TTV: Suhu: 39°C, Frekuensi nadi: 100x/ menit,
Frekuensi nafas: 22x/ menit, Tekanan darah: 100/70
mmHg
• ·Pemeriksaan keseluruhan: :
• Mulut: coated tongue: +, faring tidak hiperemis, tonsil:
T2-T2
• Thorax: : Inspeksi: pergerakan nafas: simetris, tidak ada
retraksi sela iga, Auskultasi: vesikuler (normal), ronkhi:
-/-, wheezing: -/-
• Abdomen: : Inspeksi: Tampak datar, Hepatomegali: +
(2cm dibawah arcus costae dan 2 cm dibawah Proc.
xiphoideus) Tepi tajam Konsistensi kenyal, Limpa tidak
teraba, Ada nyeri tekan epigastrium,
• Ekstremitas: tes tourniquet -> terdapat rumple leed: +,
petechiae sebanyak 25, akral hangat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah lengkap: Hasil: HITUNG
JENIS
•Basofil : 1%
•Jumlahtrombosit •Pemeriksaan Darah Rutin: •Eosinofil : 2%
•Hematokrit •Hemoglobin : 11 g/dl •Batang : 2%
•Hapusandarahtepi •Hematokrit : 40 % •Netrofil segmen : 50%
•Leukosit : 3 ribu/ul •Limfosit : 40%
•Trombosit : 118 ribu/ul •Monosit : 5%
•Eritrosit : 5,5juta/ul •NS1 : Negatif
•MCV : 90 fL •Pemeriksaan Dengue IgM dan IgG, IgM
•MCH : 30 pg salmonella, Widal dan lain-lain :
•MCHC : 35 g/dl Menunggu hasil
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Demam Dengue Demam Berdarah Dengue
• •Demam akut selama 2-7 hari, ditandai • Demamakut, antara 2-7 hari.
dengan: Nyeri kepala; Nyeri retro-orbital; • Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan: (Uji
Mialgia; Artralgia; Ruamkulit. bendungpositif; Petekie, ekimosis, atau purpura;
• •Manifestasi perdarahan (petekieatau uji Perdarahan mukosa
bending positif); Leukopenia (< 5000); • Trombositopenia (jumlahtrombosit < 100.000/ul).
Trombosit (<150.000); Hematokrit naik 5- • Terdapat tanda-tanda plasma leakage (kebocoran
10% plasma).
• •Dan pemeriksaanserologi dengue positif. • Tanda kebocoran plasma seperti: efusi pleura, asites atau
hipoproteinemia.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Malaria Demam Tifoid
• Gigitan vector nyamuk Anopheles • demam yang disebabkan
betina yang sudah terinfeksi oleh oleh kuman patogen
Plasmodium sp. Gejala utama; Salmonella typhi.
demam paroksismal, anemia dan • Gejala; demam yang
splenomegaly (pembesaran berlangsung lama, adanya
limpa). bacteremia disertai
inflamasi yang dapat
merusak usus dan organ
hati.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Varicella zooster Tonsilitis
• Herpes zoster disebabkan oleh virus Varicella Zoster, • Tonsilitis (radang amandel)
yakni virus yang juga menjadi penyebab cacar air. biasanya disebabkan oleh infeksi
• intil muncul seperti cacar air di salah satu sisi tubuh,
virus tetapi bisa dari infeksi
bisa kanan atau kiri
bakteri.
• Bintil timbul hanya di satu area kulit
• Gejalanya antara lain sakit
• Jaringan kulit di sekitar bintil menjadi bengkak
• Selain bintil dan nyeri, gejala lain yang dialami oleh tenggorokan, sulit menelan, dan
penderita herpes zoster adalah: Demam, Menggigil, kelenjar getah bening sakit bila
Sakit kepala, Kelelahan, Sensitif terhadap cahaya, Sakit disentuh.
perut
DIAGNOSIS
KERJA
• •Diagnosis kerja yang tepat untuk kasus ini adalah
Dengue Hemorragic Fever (Demam Dengue Berdarah)
grade I.
• Dengan demam akut 2 – 7 hari, mendadak, terus
menerus,
• Manifestasi perdarahan minimal tes torniquet yang
positif. Perdarahan spontan dapat berupa: petekie,
ekimosis atau purpura, perdarahan selaput lendir
mukosa seperti epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis dan/atau melena, tempat suntikan atau
tempat lainnya.
DRAJAT DD/DBD
ETIOLOGI
•DD/ DBD disebabkan oleh virus dengue (genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae).
•Ditularkan oleh gigitannyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
•Flavivirus mempunyai diameter 30nm (terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal
dengan berat molekul 4x106).
•Terdiri 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 menyebabkandemam
dengue ataudemamberdarah dengue.
EPIDEMIOL
OGY
•Virus Dengue ditemukan di daerah tropik dan sub tropic kebanyakan di wilayah
perkotaan dan pinggiran kota.
•Peningkatan kasus setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan
tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih
(bak mandi, kalengbekas dan tempatpenampungan air lainnya).
•Spesies Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai vector primer

•Beberapa faktor diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisibiakan virus dengue


yaitu:
1). vektor
2). pejamu
• Berdasarkan data Kemenkes
hingga 4 April 2020, kasus DBD
terbanyak terjadi di Jawa Barat
dengan total 5.894 kasus
diikuti oleh NTT 4.493 kasus,
Lampung 3.682 kasus, Jawa
Timur 3.045 kasus, dan Bali
2.173 kasus.

• Jawa Barat dan NTT termasuk


dalam wilayah zona merah
DBD, sementara Lampung,
Jawa Timur, dan Bali masuk
dalam zona kuning. Total kasus
DBD di seluruh Indonesia sejak
Januari hingga 4 April 2020
sebanyak 39.876 kasus.

• Angka kematian akibat DBD


tertinggi berada di NTT yaitu
48 jiwa, Jawa Barat 30 jiwa,
Jawa Timur 24 jiwa, Jawa
Tengah 16 jiwa, dan Lampung
16 jiwa.
PATOGENESIS
Virus Setelah dirakit,
masukke virus akan
dalamsel dilepasdari
tubuh dalamsel
Membentuk komponen
yang menjadi perantara dan
komponen struktur virus

Infeksi pertama dari Virus Dengue turut dikarenakan oleh sel monosit dan
makrofag.
PROGNOSIS
• Infeksi dengue pada umumumnya mempunyai
prognosis yang baik.
• Kematian dijumpai pada waktu terdapat pendarahan
yang berat, syok yang tidak teratasi, efusipluura dan
asites yang berat dan kejang.
• Kematian terjadi pada kasus berat yaitu pada
muncul komplikasi pada sistem saraf,
kardiovaskuler, pernapasan, darah, dan organ lain.
VEKTOR DAN DAUR HIDUP
VEKTOR
• Vektor penyakit demam berdarah dengue yaitu
nyamuk genus Aedes sp. dewasa Nyamuk
Aedes aegypti jantan mengisap cairan tumbuh
anatan sari bunga. Betinamengisapdarah.
• Biasanya nyamuk betina mencari mangsanya
pada siang hari. Aktivitas menggigit biasanya
pagi (pukul 9.00-10.00) sampaipetanghari
(16.00-17.00).
CARA PENULARAN
• Nyamuk ini mendapat virus Dengue sewaktu mengigit mengisap darah orang yang sakit
DBD atau tidak sakit tetapi didalam darahnya terdapat virus dengue.
• Virus dengue berada dalam darah selama 4-7 hari.
• Bila penderita tersebut digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terisap
masuk kedalam lambung nyamuk.
• Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar diberbagai jaringan tubuh
nyamuk termasuk didalam kelenjar liurnya.
PENGENDALIAN
VEKTOR
PENCEGAHAN
Pengendalian secara Pengendalian secara
Biologis Kimiawi

• •Dilakukan dengan •Dengan menaburkan


memanfaatkan hewan atau bubuk abate ketempat
tumbuhan (memelihara penampungan air dan
ikan cupang yang dengan fogging
dimasukkan kedalam denganmenggunakan
kolam dan menambah malathion dan fenthion.
dengan bakteri Bacillus
thuringiensis (Bt H-14))
KOMPLIKASI
•Kegagalan sirkulasi DSS
•Hepatomegali Hati •Efusi Pleura terjadi karena
•Perdarahan disebabkan (Dengue Syock Syndrom)
umumnya membesar kebocoran plasma yang
oleh perubahan vaskuler, terjadi pada hari ke 2-7
dengan perlemakan yang mengakibatkan ekstrasi
penurunan jumlah yang disebabkan oleh
dihubungkan dengan cairan intravaskuler sel
trombosit dan koagulopati, peningkatan permeabilitas
nekrosis karena perdarahan (dibuktikan dengan adanya
dan trombositopeni vaskuler sehingga terjadi
yang terjadi pada lobulus cairan dalam rongga pleura
kebocoran plasma.
hati dan sel-sel kapiler. dan adanya dipsnea)
PENATALAKSANA
•Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue (DBD) Tanpa Syok: Pasien dengue haemorrhagic fever

AN
(DHF) sebaiknya dirawat inap untuk observasi ketat,

•Pada pasien DHF diberikan cairan isotonik secara


intravena, seperti salin normal (NaCl 0,9%), ringer laktat, Monitoring Berkala

atau cairan Hartmann dengan dosis pemberian: Pada pasien DHF, harus dilakukan monitoring untuk

• Berikan awal 5−7 mL/kgBB/jam selama 1−2 jam memantau perkembangan penyakit dan menentukan tata

• Kurangi menjadi 3−5 mL/kgBB/jam selama 2−4 jam laksana. Monitoring terdiri dari:

• Kurangi kembali menjadi 2−3 mL/kgBB/jam, kemudian • Urine output setiap 4−6 jam, dengan sasaran 0,5

cek hematokrit mL/kgBB/jam

• Jika hematokrit tetap atau membaikl, maka tetap berikan • Tanda-tanda vital dan perfusi perifer setiap 1−4 jam,

2−3 mL/kgBB/jam selama 2−4 jam sampai pasien keluar dari fase kritis

• Jika hematokrit meningkat atau pasien memburuk, maka • Hematokrit sebelum dan sesudah pemberian cairam, atau

berikan 5−10 mL/kgBB/jam selama 1−2 jam setiap 6−12 jam

• Lakukan pemeriksaan klinis pasien dan hematokrit secara • Gula darah dan fungsi organ, seperti ginjal, liver, dan

berulang setiap 1-4 jam untuk menentukan dosis terapi profil koagulasi (prothrombin time, activated partial

cairan thromboplastin time, fibrinogen, dan D dimer)

• Berikan dosis rumatan


PENATALAKSANAAN DENGUE
SHOCK SYNDROME
Pasien DSS umumnya memerlukan perawatan intensive care unit (ICU). Penatalaksanaannya dibagi menjadi terapi DSS dengan syok terkompensasi dan DSS

dengan syok hipotensi.

DSS dengan Syok Terkompensasi


• DSS dengan syok terkompensasi merupakan pasien dengan tekanan darah sistolik normal, tetapi memiliki tanda perfusi perifer menurun. Penanganan yang

dilakukan adalah resusitasi cairan kristaloid isotonik dengan dosis awal 5−10 mL/kgBB/jam selama 1 jam, kemudian periksa kondisi klinis pasien.

Apabila keadaan pasien membaik, maka cairan dikurangi dengan ketentuan:


• 5−7 mL/kgBB/jam selama 1−2 jam

• 3−5 mL/kgBB/jam selama 2−4 jam

• 2−3 mL/kgBB/jam dan dipantau selama 24−48 jam

Apabila keadaan pasien tidak membaik setelah monitoring 1 jam pertama dan hematokrit tetap tinggi (>50%), maka ketentuan resusitasi cairan:
• Bolus 10−20 mL/kgBB/jam dalam 1 jam,

• Apabila keadaan pasien membaik, maka cairan dikurangi menjadi 7−10 mL/kgBB/jam selama 1−2 jam

• Apabila, keadaan memburuk, maka pasien dapat dilakukan pemeriksaan hematokrit kembali dan diberikan. bolus 10-20 mL/kgBB/jam kembali apabila

hematokrit masih tinggi atau meningkat


• Kemudian dikurangi sesuai dengan keadaan membaik
PENATALAKSANAAN DSS DENGAN
SYOK HIPOTENSI
DSS dengan syok hipotensi adalah pasien dengan tanda-tanda nadi lemah, pulse pressure
sempit (<20 mmHg), hipotensi berdasarkan umur, akral dingin, lembab, dan gelisah.
Penanganan adalah resusitasi cairan isotonik seperti 0,9% salin dan ringer laktat, atau
cairan koloid seperti dextran atau haes-steril. Pemberian dosis awal 20 mL/kgBB, bolus
selama 15 menit, kemudian periksa kondisi klinis pasien.

Jika kondisi pasien membaik, maka cairan kristaloid atau koloid dapat diturunkan dengan
ketentuan:
• 10 mL/kgBB/jam selama 1 jam
• 5−7 mL/kgBB/jam selama 1−2 jam
• 3−5 mL/kgBB/jam selama 2−4 jam
• 2−3 mL/kgBB/jam[1-3]
Jika setelah bolus pertama kondisi pasien tidak membaik dan hematokrit tetap meningkat,
maka maka ketentuan resusitasi:
• Cairan koloid 10−20 mL/kg sebagai bolus kedua selama 0,5−1 jam
• Jika keadaan membaik, maka cairan dikurangi menjadi 7−10 mL/kg/jam selama 1−2
jam
• Ganti menjadi cairan kristaloid, kemudian dikurangi sesuai dengan keadaan membaik
• Apabila tanda vital tetap tidak stabil dan hematokrit rendah, maka kemungkinan
terdapat perdarahan yang membutuhkan transfusi darah segera. Jenis transfusi darah
Penatalaksanaan Fase Pemulihan

• Setelah keadaan pasien stabil, pemberian cairan intravena tetap dibutuhkan sampai 24─48
jam selanjutnya. Gejala dan tanda pemulihan di antaranya tanda vital stabil, suhu normal,
nafsu makan membaik, nyeri perut dan muntah tidak ada, dan tanda perdarahan seperti
petekie atau ruam kulit menghilang. Sedangkan hasil pemeriksaan urin output adekuat dan
hematokrit stabil.
• Pemberian cairan intravena dihentikan bila hematokrit di bawah 40%, dan volume
intravaskular adekuat. Keadaan ini menandakan bahwa tubuh pasien telah meresorpsi
cairan ekstravaskuler, sehingga menurunkan risiko komplikasi overload volume dalam
pembuluh darah.
Indikasi Pulang Rawat

• asien yang rawat inap dapat dipulangkan jika sudah tercapai keadaan sebagai berikut:

• Demam hilang selama 24 jam tanpa obat antipiretik


• Secara klinis membaik, seperti tanda vital stabil, tidak ada gangguan pernafasan, dan asupan
makan baik
• Urine output adekuat, yaitu 0,5 – 1,5 mL/kgBB/jam
• Minimal sudah 48 jam berlalu setelah lewat fase DSS
• Hasil laboratorium memperlihatkan hitung trombosit lebih dari 50000 sel/μL
• Hematokrit stabil
KESIMPULAN
Pasien didiagnosa menderita Demam Berdarah Dengue grade I.

- Anamnesis: dimana demam terjadi sepanjang hari dan muncul ruam pada tungkai bawah, tidak disertai diare,
perdarahan gusi, mimisan maupun BAB hitam.
pemeriksaan fisik: suhu sendiri sebesar 39C disertai test tourniquet/rumple leed dengan hasil positif (petechie:25).

-pemeriksaan penunjang: pemeriksaan darah lengkap (leukosit dan trombosit rendah, hitung jenis leukosit untuk sel
limfosit sebesar 40% dimana apabila jumlah sel limfosit diatas 35% maka terindikasi terinfeksi virus).
Any questions?
terima kasih
1.
DAFTAR PUSTAKA
Candra, A. (no date) Demam Berdarah dengue: Epidemiologi, Patogenesis, Dan Faktor Risiko Penularan, ASPIRATOR -
Journal of Vector-borne Disease Studies. Available at: https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/aspirator/article/view/
1787 (Accessed: December 2, 2022).
2. WHO. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Jakarta: WHO &
Departemen Kesehatan RI; 2003.
3. https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/demam-dengue/penatalaksanaan#:~:text=Penatalaksanaan%20Demam
%20Berdarah%20Dengue&text=Pada%20pasien%20DHF%20diberikan%20cairan,jam%20selama%202%E2%88%924%20jam
4. Lestari K. Epidemiologi Dan Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Indonesia. Farmaka. Desember 2007; Vol. 5
No.3: hal . 12-29.
5. Soegijanto S. Patogenesa dan Perubahan Patofisiologi Infeksi Virus Dengue. www.pediatrikcom/buletin/20060220-8ma2gi-
buletindoc; 2002
6. Hadinegoro, Rezeki S, Soegianto S, Soeroso T, Waryadi S. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta:Ditjen
PPM&PL Depkes&Kesos R.I; 2001.

Anda mungkin juga menyukai