Anda di halaman 1dari 40

DEMAM BERDARAH DENGUE

• Dwi Sarwani Sri Rejeki


Demam Berdarah Dengue (DBD),
merupakan suatu penyakit yang
disebabkan oleh Flavivirus, yang
ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes
aegypti dari orang ke orang.
DEMAM BERDARAH DENGUE

• Vektor utama : Aedes aegypty


• Spesies lain : Ae.albopictus, Ae.polinesiensis
• Siklus penularan :
Nyamuk betina  menghisap darah seseorang dlm
demam akut (viremia)masa inkubasi ekstrinsik 8-
10 hrludah nyamuk mengandung
virusmenggigit org sehat masa inkubasi
manusia 3-14 hr timbul gejala awal
Gejala awal : demam, pusing, mual, muntah dan rash
Jg ada penularan vertikal dr nyamuk betina yg
terinfeksi ke generasi berikutnya
ETIOLOGI
• Demam berdarah dengue adalah suatu
peyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
Flavivirus dari family Flaviviridae
Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti..

• Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik


putih
• Hidup di dalam dan di sekitar rumah
• Menggigit/menghisap darah pada siang hari
• Senang hinggap pada pakaian yang bergantungan
dalam kamar
• Bersarang dan bertelur di genangan air jernih di
dalam dan di sekitar rumah bukan di
got/comberan
• Di dalam rumah: bak mandi, tampayan, vas
bungan, tempat minum burung, perangkap semut
dan lain-lain
• (Soegeng, 2004).
GEJALA
Setelah digigit oleh nyamuk yang
telah terinfeksi virus, kemudian terjadi
masa inkubasi selama 3-15 hari (pada
umumnya 5-8 hari).
Gejala awalnya berupa :
• Demam (fever), demam pada umumnya
secara tiba-tiba sampai 40oC.
• Sakit kepala
• Nyeri Konjungtiva
• Anoreksia
• Sakit Tenggorokan
• Ruam Malkopopular
• Nyeri otot
• Nyeri sendi
• Mual
• Nafsu makan berkurang
• DHF disebabkn 4 serotype virus dengue,
DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4
• Angka kesakitan DHF susah diturunkn :
- vaksin yg potensial (-)
- banyak tempat perindukan nyamuk
- vektor tersebar luas dlm masyarakat
• DHF mrpkn masalah kesh masyarakat
• Trombosit < 50.000/cc akan tjd
kemungkinan perdarahan
Pengendalian meliputi :
• Surveilans kasus dan vektor
• Pemberantasan vektor dan jentik
• Pengobatn sumber
• Peningkatan kemampuan fasilitas kesh
Pemberantasan vektor :
- Epidemiologi aspek
- Ekologik aspek
- Ekonomik aspek
- Sosiologik aspek
Cara pemberantasan vektor
• Fogging (asap panas & asap dingin)
• Larvaside dgn abate
• PSN
Faktor risiko DHF
• Kebiasaan tidur siang
• Obat nyamuk
• Keberadaan bak mandi (OR tinggi)
• Kebiasaan kerja bakti (OR rendah)
• Fogging (OR rendah)
• Cahaya dlm rmh (OR cahaya yg redup tinggi)
• Perindukan nyamuk
• TPA
Dari penelitian faktor risiko DBD di Bantul, yg
paling berperan :
• Pengetahuan & sikap yg tdk mndukung (OR=3,1)
• Kebiasaan menggantungkan pakaian di dlm rmh
(OR=4)
• Anjuran dr pelayanan kesh utk mencegah DBD
(OR=3,85)
• Pengurasan TPA lebih dari 1 mgg sekali (OR=6,4)
• Adanya TPA yg berjentik atau berlarva (OR=3,6)
• Halaman yg kotor & tdk terawat (OR=6)
• Umur berkisar 5-9 th (OR=3,58)
Yg tdk begitu berperan
• Sumber air yg digunakan
• Jenis TPA yg ada di dlm dan di luar rmh
• TPA yg ditutup atau tdk
• Jenis kelamin penderita
• Status anak sekolah atau tdk
Yg paling mempengaruhi DSS
- Severitas (beratnya penyakit)
- Keterlambatn mmbawa ke yan kes
- Keterlambatan diagnosis
SIKLUS HIDUP AEDES
GEJALA DAN DIAGNOSA
• Kriteria klinis
- Demam tinggi mendadak tanpa sebab jelas
berlangsung terus menerus 2-7 hari
- Terdapat manifestasi perdarahan ditandai uji
torniquet positif, perdarahan mukosa, gusi
- Pembesaran hati
- Syok ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan
tekanan nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit
lembab dan pasien tampak gelisah
GEJALA DAN DIAGNOSA
• Kriteria Laboratoris
- Trombositipenia (100.000/ul atau kurang)
- Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit
20% atau lebih)
Derajat penyakit DBD
• Derajat I :demam disertai gejala tidak khas dan satu-
satunya manifestasi perdarahan adalah uji torniquet
• Derajat II :seperti derajat I disertai perdarahan spontan di
kulit atau perdarahan lain
• Derajat III :didptkan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan
lembut, tekanan nadi menurun/hopitensi, sianosis di
sekitar mulut, kulit dingin dan lembab, anak tampak gelisah
• Derajat IV :syok berat, nadi tidak dpt diraba dan tekanan
darah tidak terukur
TRANSMITION
Cara Penularan
A. Daur Hidup Nyamuk
B. Habitat
Pencegahan
• Setiap keluarga harus melakukan upaya
pemberantasan sarang nyamuk DBD dengan
cara 3M yaitu menguras dan menyikat tempat
penampungan air atau membubuhkan abate
pd tempat yang tdk bisa dikuras; menutup
rapat2 tempat penampungan air; mengubur
barang bekas yg dpt menampung air hujan
PENCEGAHAN
• Pembersihan tempat-tempat penampungan air
• Memelihara kebersihan lingkungan
• Membakar kulit / batok kelapa untuk mengusir nyamuk
• Membakar rumput untuk mengurangi sarang nyamuk
disekitar rumah
• Menggunakan kelambu untuk melindungi bayi dan anak kecil
dari gigitan nyamuk sepanjang waktu tidur
• Mengumpulkan, mengubur, membakar kaleng-kaleng bekas
yang mungkin jadi tempat penampungan air
• Menghindari wilayah yang terjangkit DBD
PENGOBATAN

• Tidak ada perawatan khusus terhadap DBD, pasien


DBD diharuskan istirahat cukup dan banyak
mengkonsumsi cairan. Penderita harus di isolasi agar
tidak di gigit nyamuk sehingga tidak meneularkan
kepada orang lain. Perawatan terhadap DBD
dilakukan dengan mengganti cairan yang hilang
(dehidrasi). Beberapa penderita membutuhkan
transfuse darah sebagai Control Bleeding.
Penyebab DBD :
Golongan Flavivirus :
- Virus Den-1
- Virus Den-2
- Virus Den-3
- Virus Den-4

HETEROLOGOUS SECONDARY INFECTION, menyatakan bahwa secara


tdk langsung pasien yg mengalami infeksi kedua kalinya dengan serotype
virus yg heterolog , mempunyai risiko lebih besar menderita DBD/DSS

Penular :
Vector utama : Aedes aegypti, Indoor breeder
Proses terjadinya sakit Demam Berdarah Dengue
VIRUS
VIRUS

HOST
HOST

ENVIRONMENT
ENVIRONMENT
Berbagai tempat
perkembangbiakan
nyamuk Aedes sp
TEMPAT PERKEMBANGBIAKAN NYAMUK AEDES
PROGNOSIS
• Dengan pengobatan dan perawatan yang
segera, sebagian besar penderita DBD dapat
sembuh kembali, namun penderita DBD
dengan keadaan shock tidak dapat bertahan.
KLB DBD
• Peningkatan jumlah kasus DBD di suatu
desa/kelurahan atau wilayah lebih luas 2 kali
atau lebih dalam kurun waktu satu
minggu/bulan dibanding minggu/bulan
sebelumnya atau bulan yang sama tahun yang
lalu.
• Untuk mengetahui tjd KLB perlu dilakukan
penyelidikan epidemiologi dengan langkah sbb
:
• Petugas puskesmas/kord P2M menerima laporan
kasus/tersangka DBD segera mencatat dan
menyiapkan peralatan survei (tensimenter, senter,
form PE dan abate)
• Petugas melaporkan kpd lurah/ketua RT/RW
• Lurah mengkorrd kpd ketua RW/RT utk
mendampingi pelaksanaan PE
• Keluarga tersangka membantu kelancaran PE
• Petugas menanyakan ada tidaknya penderita dgn
gejala panas selama 1 minggu sebelumnya
• Melakukan pemeriksaan jentik ditandon baik di dlm
maupun luar rmh (kuranlebih 20 rmh sekitar kasus
atau radius 100m dari penderita)

Anda mungkin juga menyukai